Askep Anak Autis
Askep Anak Autis
Askep Anak Autis
OLEH :
1. ADE WINDIDIA
2. FERY HIDAYAH
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.3 PATOFISIOLOGI
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk
mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls
listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu
(korteks). Akson dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada
trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan
akson, dendrit, dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua
tahun. Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak
berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps.
Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang
dikenal sebagai brain growth factors dan proses belajar anak.
Pembesaran otak secara abnormal juga terjadi pada otak besar bagian
depan yang dikenal sebagai lobus frontalis. Kemper dan Bauman
menemukan berkurangnya ukuran sel neuron di hipokampus (bagian depan
otak besar yang berperan dalam fungsi luhur dan proses memori) dan
amigdala (bagian samping depan otak besar yang berperan dalam proses
memori).
1. Interaksi sosial.
2. Bahasa yang digunakan sebagai komunikasi sosial.
3. Bermain simbolik atau imajinatif.
Diagnosis harus memenuhi kriteria DSM IV (Diagnostic And Statistical Of
Manual Disorders 1992 Fourth Edition). Diagnosis autisme bisa ditegakkan
apabila terdapat enam atau lebih gejala dari (1), (2) dan (3) dengan paling
sedikit 2 dari (1) dan 1 dari masing-masing (2) dan (3).
ASUHAN KEPERAWATAN
4. Deprivasi ibu
5. Deprivasi ibu
4. Deprivasi ibu
2. Tugas-tugas tidak terselesaikan dari rasa percaya versus rasa tidak percaya
3. Deprivasi ihu
2. Pasien memulai interaksi antara diri dan perawat apabila merasa cemas
Intervensi
3.4 IMPLEMENTASI
3.5 EVALUASI
Perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditujukan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. (potter, 2005)
DAFTAR PUSTAKA