Tugas Individu Agenda 2 Cermin Untegritas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Tugas Individu Agenda 2

Nilai-Nilai Dasar PNS

CERMIN INTEGRITAS

Oleh:

dr. Sintia Destiana

Angkatan LII, Kelompok 01

Tutor:
Dr. H. L Sajim Sastrawan, SH., MH

Peserta Latsar CPNS Kab. Sumbawa


Tahun 2021
Cermin Integritas

dr. Sintia Destiana

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari
tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang
dikatakan “mempunyai integritas” apabila ia bertindak secara konsisten antara apa yang
dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari
nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi) .

Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki kepribadian dan karakter berikut


yaitu jujur dan dapat dipercaya, memiliki komitmen, bertanggung jawab, menepati ucapannya,
setia, menghargai waktu, serta memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup. Integritas itu sendiri akan
memberikan banyak manfaat bagi sesorang yang memilikinya, manfaat tersebut adalah:
a. Manfaat secara fisik
Individu yang memiliki integritas cenderung merasakan manfaat pada fisiknya. Misalnya
merasa lebih sehat dan bugar dalam melakukan kegiatannya.
b. Manfaat secara intelektual
Individu yang berintegritas umumnya lebih mampu mengoptimalkan kemampuannya
ketimbang individu yang munafik.
c. Manfaat secara emosional
Umumnya seseorang yang memiliki integritas juga memiliki motivasi, sadar diri, solidaritas
tinggi, empati, simpati, dan emosi yang stabil.
d. Manfaat secara spiritual
Integritas menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam memaknai segala pengalaman
hidupnya.
e. Manfaat secara sosial
Integritas dalam diri seseorang membuatnya lebih mudah dalam menjalin hubungan baik
dengan orang lain dan dalam melakukan kerja sama di masyarakat
Sebagai seorang ASN, nilai integritas ini sangatlah penting untuk dimiliki dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat bertugas melayani publik. Integritas seorang ASN
diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja
sama serta pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Integritas ini dibangun dengan
mengelola tiga faktor, yaitu keyakinan, daya nalar, dan keberanian moral. Ketika seseorang
sudah memiliki keyakinan dasar, daya nalar, dan keberanian moral yang baik, maka individu
tersebut akan memiliki kepercayaan diri untuk menolak berbagai aspek yang terkait dengan
persoalan etika. Ketiga hal ini menjadi satu kesatuan yang saling menguatkan. Maka ketika ada
orang yang ingin menyuap atau melakukan gratifikasi dia akan menolak, karena ia memiliki
keberanian moral. Tindakan penolakan terhadap penyuapan ataupun gratifikasi ini adalah salah
satu implementasi nilai dasar seorang ASN yakni anti korupsi.

Membahas mengenai nila-nilai dasar ASN, kita ketahui ada 5 nilai dasar ASN yang wajib
dimiliki, nilai-nilai dasar ASN ini dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggung jawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap tindakan yang
telah dilakukan.
e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja
yang diharapkan organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki
pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya, setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa religius, bukan bangsa atheis.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala
sesuatu sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan
Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia.
d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.

4. Komitmen Mutu
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama mengingat visi dan arah
yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu
seperti :
a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih baik di
masa yang akan datang.
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan untuk
pencapaian standar mutu.
5. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat
diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi antara lain:
a. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan
maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat
dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan,
ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian
Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala
sesuatu pada tempatnya.

Sebagai seorang ASN, nilai-nilai integritas diri saya akan saya jabarkan melalui jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan berikut.
a) Apakah Anda memiliki nilai-nilai pribadi yang diyakini dan dianut yang berhubungan
dengan pemberantasan korupsi? Jika iya, tuliskan nilai nilai tersebut beserta kaitannya
dengan pemberantasan korupsi.
Nilai-nilai anti korupsi telah tertanam dalam diri saya sendiri sejak kecil. Nilai tersebut
saya dapatkan dari didikan orang tua serta keluarga besar, lingkungan sekolah dan juga
lingkungan tempat tinggal saya. Mulai dari nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian hingga keadilan. Kita
dapat ambil contoh dari hal kecil yang penerapannya menjadi hal yang besar yaitu selalu
datang tepat waktu untuk bekerja. Prinsip tepat waktu ini menurut saya adalah salah satu
sikap anti korupsi walaupun belum ada kebijakan yang tertulis mengenai nilai tepat waktu
ini. Korupsi waktu semisal sering datang terlambat untuk bekerja adalah salah satu hal yang
sangat saya hindari sejak dahulu sejak masa sekolah. Nilai tersebut saya tanamkan hingga
saat ini.
Tepat waktu ini juga menurut saya adalah salah satu pencerminan kedisiplinan serta
tanggung jawab terhadap pekerjaan. Contoh lain adalah nilai keadilan. Sebagai seorang
dokter, saya harus bekerja melayani pasien dengan memperlakukan pasien secara manusiawi
dan penuh hormat tanpa memandang status sosial ekonomi pasien, serta selalu membuka
diskusi dengan pasien maupun keluarganya tentang penyakit, penyebabnya, rencana terapi
yang akan saya lakukan, serta hal-hal edukasi untuk mencegah munculnya kembali penyakit
tersebut.
b) Bagaimana penerapan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas pribadi, pekerjaan, dan
organisasi?
Penerapan nilai-nilai anti korupsi dalam aktivitas saya sehari-hari baik secara pribadi,
pekerjaan maupun organisasi adalah hal yang sangat prinsipal. Nilai ini saya terapkan dalam
kegiatan sehari-hari untuk menunjukkan nilai integritas saya khususnya sebagai seorang
dokter. Seorang dokter dituntut untuk mampu bekerja secara manusiawi dengan
keilmuannya.
Nilai anti korupsi ini hampir semua aspeknya pasti akan diterapkan seorang dokter
selama bekerja melayani pasien. Mulai dari nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian hingga keadilan.
Sebagai seorang dokter, saya harus bekerja melayani pasien dengan memperlakukan pasien
secara manusiawi dan penuh hormat tanpa memandang status sosial ekonomi pasien, serta
selalu membuka diskusi dengan pasien maupun keluarganya tentang penyakit, penyebabnya,
rencana terapi yang akan saya lakukan, serta hal-hal edukasi untuk mencegah munculnya
kembali penyakit tersebut.
c) Apakah lembaga tempat Anda bekerja atau organisasi Anda memiliki kode etik?
Menurut Anda, apakah kode etik tersebut bertentangan dengan pemberantasan
korupsi atau sebaliknya?

Lembaga atau organisasi yang menaungi saya adalah IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Organisasi IDI memiliki kode etik yang dibuat dengan maksud untuk lebih nyata menjamin
dan mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran. Para dokter yang tergabung
dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia telah membakukan dan membukukan nilai-nilai
tanggung jawab profesional profesional profesi kedokteran dalam suatu Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang terdiri dari 21 pasal terbagi ke dalam kewajiban
umum, kewajiban dokter terhadap pasien, kewajiban dokter terhadap teman sejawat, dan
kewajiban dokter terhadap dirinya sendiri.

Kode etik ini sangat selaras dan sama sekali tidak bertentangan dengan nilai anti korupsi.
Dapat kita ambil salah satu contoh kode etiknya yang tertuang dalam kewajiban umum pasal
8 yang berbunyi “Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa
kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia”. Pasal ini
menunjukkan atau menjunjung tinggi nilai anti korupsi yakni keadilan, tanggung jawab, serta
kepedulian.

Contoh selanjutnya dapat kita lihat pada kewajiban umum pasal 9 yang berbunyi
“Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau
penggelapan". Pada contoh ini, sudah sangat terlihat nilai anti korupsi yang ditegakkan yakni
nilai kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, keberanian serta keadilan.
d) Pernahkah Anda melakukan pelanggaran atas nilai-nilai integritas yang diyakini dan
dianut dan/atau kode etik organisasi, lembaga? Ceritakan salah satu contohnya yang
paling Anda sesali hingga kini.

Salah satu pelanggaran nilai integritas yang pernah saya lakukan dan sesali terkait erat
selama proses saya melayani pasien. Contohnya adalah meresepkan pasien jenis obat-obatan
produksi dari salah satu perusahaan farmasi. Sebagai seorang dokter, lumrah rasanya jika
diberikan titipan untuk meresepkan obat produksi perusahaannya agar perusahaan tersebut
mendapat keuntungan. Terkadang saya meresepkan obat tersebut yang notabene harganya
lebih mahal dari obat generik karena label “obat paten” kepada pasien yang menurut saya ada
kelebihan ekonomi. Dari peresepan obat tersebut, sya pernah mendapatkan imbalan dari
perusahaan farmasi tersebut berupa transferan sejumlah uang ataupun beberapa fasilitas
misalnya difasilitasi untuk mengikuti beberapa seminar kedokteran. Hal ini yang saat ini
sudah tidak saya jalani lagi karena untuk mengakkan nilai integritas saya sebagai ASN dan
dokter. Saya akan meresepkan resep obat kepada pasien sesuai indikasi penyakitnya tanpa
melihat obat yang saya resepkan tersebut generik atau tidak, asalkan semuanya tepat indikasi.

e) Apakah Anda mengakui pelanggaran tersebut? Jika ya, mengapa dan kepada siapa
Anda menceritakan pengakuan tersebut?

Jika ditanya mengenai hal ini, tentu saja saya mengakuinya dan sangat menyesali
perbuatan yang telah saya lakukan yang terlihat seperti mencari keuntungan untuk diri sendiri
atau pribadi. Namun praktik kecurangan seperti ini masih lumrah dan sangat sering
dipraktekkan oleh sejawat dokter lainnya hingga saat ini karena tidak dianggap sebagai hal
yang salah karena tidak merugikan siapapun.

f) Upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut?

Upaya yang saya lakukan untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan berusaha tidak
mencari keuntungan dengan secara sengaja meresepkan obat paten tersebut padahal ada obat
lain atau obat generik yang efikasinya serupa dan dari segi harga lebih murah atau lebih
terjangkau oleh pasien. Sampai dengan saat ini, upaya saya untuk memperbaiki bentuk kecil
korupsi seperti itu adalah dengan tetap berusaha memegang teguh prinsip kejujuran dan taat
norma dan hukum, walaupun akan bertentangan dengan prinsip sosial di tempat kerja.

g) Apa yang Anda lakukan jika ada orang lain yang perilakunya tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang Anda yakini?

Jika ada teman sejawat dokter yang perilakunya tidak sesuai dengan norma yang saya
yakini, saya akan berusaha dengan cara sebaik mungkin untuk mengingatkan nya untuk tidak
kembali melanggar norma tersebut. Apalagi jika tindakan tersebut sudah sangat bertentangan
dengan kode etik kedokteran. Tujuannya agar teman sejawat tersebut bisa melayani pasien
atau bertindak sesuai norma hukum dan tidak akhirnya terjerat pada pelanggaran kode etik
kedokteran.

Selain itu, mungkin saya akan berusah menunjukkan contoh atau teladan yang patut ditiru
bagi teman sejawat tersebut. Agar sekaligus bisa menunjukkan integritas saya sebagai
seorang ASN dan juga dokter pelayan masyarakat.

h) Pernahkah Anda menegur orang lain karena yang bersangkutan melanggar nilai-nilai
dan norma yang Anda yakini? Ceritakan.

Saya pernah menegur rekan sejawat dokter saya, yang tentu saja dengan cara yang baik
dan tidak menyakiti ataupun menyinggung perasaan teman sejawat tersebut. Hal ini terjadi
saat teman sejawat dokter tersebut memberikan terapi kepada pasien yang menurut saya tidak
sesuai dengan indikasi. Dimana saat itu, pasien yang ditangani adalah pasien lanjut usia dan
rekan dokter tersebut memberikan resep obat terlalu banyak atau sering kami sebut
polifarmasi, yang menurut saya tidak baik jika semua dikonsumsi oleh pasien lanjut usia
tersebut. Karena kita ketahui bahwa pasien yang lanjut usia, tidak dibolehkan meminum obat
terlalu banyak apalgi tanpa indikasi yang jelas karena akan memperberat kerja organ di
dalam tubuhnya.

Lalu teguran juga pernah saya berikan kepada teman perawat, dimana teman perawat ini
memberikan surat rujukan kepada pasien yang diagnosisnya tidak sesuai dengan diagnosis
yang saya tuliskan di rekam medis. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap
terapi pasien tersebut nantinya di rumah sakit rujukan. Hal ini juga bisa menurunkan nilai
integritas saya sebagai seorang dokter yang tentu saja akan memberikan tanda tangan pada
surat rujukan tersebut. Saya mengarahkan rekan perawat tersebut untuk senantiasa bekerja
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) yang berlaku.

i) Pernahkah Anda menyatakan kepada atasan karena ia melanggar nilai nilai dan
norma yang Anda yakini? Jika ya, ceritakan alasan Anda melakukan hal tersebut.

Seorang atasan seharusnya dan dituntut dapat memberikan teladan atau contoh yang baik
bagi bawahan atau rekan kerjanya. Terkadang aturan-aturan internal yang ada di lingkungan
kerja, dilanggar oleh atasan yang bersangkutan. Sebagai bawahan terkadang terkesan tidak
bisa berbuat apa-apa dan tidak berdaya terhadap hal tersebut. Padahal secara aturan jelas ada
pelanggaran yang dilakukan atasan tersebut dan sangat tidak dibenarkan. Contoh pelanggaran
ini adalah kedatangan atasan yang tidak tepat waktu saat bekerja dan tidak berada di tempat
kerja padahal masih di dalam jam kerja. Ketidakhadiran di tempat kerjapun merupakan hal
yang tidak berkaitan dengan kegiatan pekerjaan namun untuk hal pribadi. Keluhan keluhan
seperti ini sering saya sampaikan saat rapat bulanan di tempat kerja sebagai bahan perbaikan
untuk semua rekan kerja.

j) Pernahkah Anda menentang atasan karena menegur hal-hal yang tidak benar? Jika ya,
ceritakan alasan Anda melakukan hal tersebut.

Atasan menegur hal-hal yang tidak benar adalah tindakan yang sangat terpuji dan dapat
diteladani atau dicontoh. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk menentang atasan tersebut
selama cara penyampaian teguran tersebut masih mengindahkan norma dan sopan santun
yang ada dalam masyarakat.

k) Pernahkah Anda menyampaikan kebenaran dalam situasi yang sulit? Jika iya,
ceritakan tindakan-tindakan Anda dalam mempraktikkan atau mempertahankan
kebenaran tersebut.

Saya pernah berada di posisi harus menyampaikan kebenaran di tengah situasi yang sulit
yakni saat melihat rekan dokter saya menangani pasien di IGD. Saat itu, rekan tersebut ingin
menggunakan jarum infus yang menurut saya ukurannya sangat besar dibandingkan ukuran
pembuluh darah pasien. Hal ini saya lakukan semata mata untuk melindungi pasien serta
rekan sejawat tersebut agar pelayanan terhadap pasien tetap berjalan dengan baik dan
hasilnya maksimal. Sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan. Tentu saja proses ini
saya lakukan dengan kaidah-kaidah yang ada, menjunjung adab dan sopan santun agar tidak
ada yang merasa tersakiti, tersinggung ataupun merasa diintervensi.

l) Pernahkah Anda mengalami kerugian-kerugian pribadi yang diakibatkan


menyampaikan suatu kebenaran? Bagaimana Anda menyikapi hal tersebut?

Menyampaikan suatu kebenaran adalah hal yang sangat terpuji. Menurut saya, jika kita
melakukan suatu hal yang benar dan ada mendapat kerugian dari hal tersebut, itu merupakan
risiko dari tindakan yang kita ambil. Namun, jika suatu kebenaran ditegakkan, saya yakin
bahwa kerugiannya tidak akan lebih besar dari manfaat yang akan kita dapatkan.

Memang jika kita melawan suatu arus yang biasa dilakukan di lingkungan masyarakat
pasti akan ada semacam sanksi sosial yang kita dapatkan semisal kita dikucilkan. Orang yang
berprinsip mempertahankan kebenaran akan terlihat kaku secara sosial, namun nilai integritas
dalam dirinya akan selalu dibutuhkan untuk kemajuan bangsa dan negara. Sementara itu,
orang yang sering mengabaikan aturan untuk memberikan manfaat secara sosial akan
dianggap fleksibel namun rentan mengalami disintegritas diri dan membuat potensi korupsi
meningkat tajam.

Saya memiliki moto hidup yang selalu saya junjung dalam kehidupan sehari-hari yakni
“Kita harus membiasakan yang benar, dan tidak membenarkan yang biasa”. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai