Herbal Anti Hipertermi
Herbal Anti Hipertermi
Herbal Anti Hipertermi
Oleh :
Kelompok 3 Tingkat 2A
PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DI SUMEDANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat Allah
Subhanahuwata’ala yang mana penulis masih diberikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
ini. Adapaun penulis mengangkat judul makalah dengan judul “ HERBAL ANTI HIPERTERMI”.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah selain memenuhi tugas mata kuliah
KeperawatanTerapi Komplementer juga agar lebih memahami terkait materi Hipertermi. Sebelumnya
penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat masih banyak kesalahan serta kekurangan
yang dibuat oleh penulis, untuk itu penulis memohon maaf sebesar besarnya. Penulis mengucapkan
terimah kasih serta mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ ii
BAB I...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penulisan............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................................................ 2
1.4 Studi Literatur............................................................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
KONSEP DASAR TERAPI HERBAL...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hipertermi................................................................................................................... 3
2.2 Pengertian terapi herbal.............................................................................................................. 3
2.3 Sejarah herbal............................................................................................................................. 4
2.4 Taksonomi bawang merah.......................................................................................................... 4
2.5 Manfaat herbal bawang merah..................................................................................................... 4
2.6 Cara pembuatan........................................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................................... 7
STUDI KASUS DI MASYARAKAT.......................................................................................................... 7
BAB IV.................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai poduk herbal merupakan hasil olahan dan pengetahuan tradisional masyarakat
Indonesia. Produk obat herbal dan jenis obat-obatan tradisional lainnya dibuat dengan menggunakan
pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Pengetahuan tradisional
tersebut merupakan suatu pengetahuan yang digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat
Indonesia di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam yaitu adalah
dengan menggunakan bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum). Bawang merah mengandung
senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan
melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan
senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi untuk menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013).
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga
peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu
tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).
1) Pengertian Hipertermi
1
2) Pengertian Terapi Herbal
3) Sejarah Herbal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
2
BAB II
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan
merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana
suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37 0C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi
tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh
tubuh (Wong, 2008). Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah
keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun
jamur. Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi
atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, 2009). Kondisi ini
terjadi akibat ketidak mampuan tubuh untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Menurukan atau
mengendalikan dan mengontrol dengan berbagai cara, salahsatunya dapat dilakukan dengan
pemberian obat herbal.
Obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat
herbal murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada
campuran bahan kimia buatan (sintetis) Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya
jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain.
Pada zaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat
dan banyaknya riset penelitian berkaitan dengan obat-obatan, maka semakin membuka mata kita
bahwa ternyata alam secara alami telah menyediakan obat yang berkhasiat untuk berbagai penyakit
(sesuai dengan khasiat tanaman obat yang dikenal secara empiris atau secara penelitian). Di
Indonesia yang kekayaan hayatinya berlimpah ruah, obat-obatan herbal tidaklah sulit dicari. Walaupun
umumnya obat berbahan dasar herbal tidak menimbulkan efek samping negatif, tetapi ada beberapa
bahan yang menimbulkan efek samping negatif. Pengobatan herbal lebih dipercaya oleh kebanyakan
orang Indonesia karena penggunaan obat kimia sintetis, lambat laun dapat menimbulkan efek
samping pada tubuh manusia.
3
2.3 Sejarah herbal
Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli
Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa diwilayah nusantara dari abad ke 5-19, tanaman obat
merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan.
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Liliopsida
- Bangsa : Asparagales
- Suku : Alliacceae
- Marga : Allium
Disamping penelitian tentang bawang merah, penelitian tentang kulit bawang merah pernah
dikaji juga dengan hasil penelitian dijelaskan bahwa pertumbuhan bakteri S. epidermidis, S. aureus, S.
thypi, E. coli dan jamur Trichophyton mentagrophytes dapat dihambat dengan ekstrak etanol kulit
bawang merah. Hal ini berarti bahwa kulit bawang merah dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada bakteri yang ada dalam tubuh manusia (Oktaviani 2019).
Bawang merah sebagai tanaman herbal sebenarnya berasal dari negeri syam yang sekarang
dikenal sebagai negara Syria, tanaman ini sudah dikenal masyarakat sebagai tanaman herbal dan
bumbu pada masakan sudah sekitar seribu tahun lalu yang akhirnya sampai juga ke Indonesia. Baik
di Indonesia maupun di negara lainnya bahwa tanaman bawang merah sudah dikenal sebagai
tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat dan khasiat terutama untuk kesehatan hal ini dapat
dibuktikan dari adanya kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi bawang merah sebagai
obat penghilang demam, pusing dan lain-lain. Semenjak masuk abad ke 8 masehi produktivitas
4
tanaman bawang merah sudah mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia mulai dari benua eropa,
amerika, asia timur dan asia tenggara. Hal ini menunjukan bahwa bawang merah merupakan salah
satu tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk berbagai masyarakat di seluruh dunia sesuai
dengan kebutuhannya.
Potensi bawang merah yang tumbuh di Indonesia memiliki ciri khas dan manfaat tersendiri
khususnya sebagai tanaman herbal yang berfungsi sebagai obat tradisional pada kalangan
masyarakat Indonesia yang terkenal dengan pengobatan herbal dan rempah-rempahnya sebagai
bagian dari warisan budaya leluhur masyarakat yang mencintai produk herbal dalam negeri. Bawang
merah sebagai tanaman herbal tentu memiliki kandungan gizi dan senyawa kimia aktif yang alami
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia khususnya sebagai pengobatan herbal dari
tanaman. Bawang merah dalam kandungan gizinya memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat
bermanfaat bagi tubuh manusia. Kandungan gizi pada tanaman herbal bawang merah tergambarkan
dalam Tabel berikut.
Berdasarkan tabel tersebut menjelaskan bahwa kandungan mineral kalium yang ada pada
bawang merah cukup besar. Fungsi dari kalium sendiri sangat baik untuk metabolisme dalam tubuh
sehingga dapat menurunkan tekanan suhu tubuh tinggi, disamping itu bawang merah juga memiliki
kandungan mineral yang dapat menyeimbangkan tekanan darah, mengantisipasi pengentalan
5
pembuluh darah, mensterilkan pembuluh darah dari unsur kolesterol jahat, dan mengatur proses
kontraksi otot syaraf dan otak pada manusia.
Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa potensi bawang merah sebagai tanaman herbal
sudah dapat dirasakan menfaatnya oleh masyarakat Indonesia karena kandungan gizi yang ada
dalam bawang merah memiliki pengaruh terhadap sistem imun dan kekebalan tubuh bagi manusia
yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki khasiat tinggi dalam menjaga kesehatan.
6
BAB III
Dalam suatu masyarakat di daerah lingkungan ciilipung masih terdapat pegobatan Kompres
bawang merah, merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami peningkatan suhu
tubuh yang tinggi yang memerlukan bantuan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang demam .
Hal ini disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa sulfur oerganik yaitu allycystein
sulfoxide (Aliin) yang berfungsi menhancurkan pembekuan darah. Cara yang dilakukan dalam
pembuatan bawang merah untuk menurunkan demam pada anak yaitu kupas 5 butir bawang merah,
parut kemudian tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu baurkan ke ubun-ubun. kompres
bawang merah dilakukan selama 15 menit dilakukan 1 kali sehari dengan pengukuran suhu tubuh
pasien, intervensi dilakukan selama 3 hari, pengukuran dilakukan sebelum, dan sesudah di kompres
dengan bawang merah.
Penggunaan bawang merah sebagai obat bisa sangat menolong dan menguntungkan,
mengingat tanaman ini banyak tersedia di hampir setiap keluarga. Demikian juga, harganya relatif
terjangkau oleh kamampuan keluarga, walaupun kadang-kadang melambung tinggi. Manfaat bawang
merah ini semakin terasa terutama pada saat biaya pengobatan semakin tinggi akibat krisis ekonomi,
bawang merah juga dapat memberikan banyak manfaat sebagai bahan baku alternative dalam
pengobatan keluarga. Penyembuhan dengan bawang merah tergolong sangat efektif, efisien, dan
relative aman.
Tetapi makin kesini seiringnya zaman tidak semua masyarakat lingkungan Cilipung yang
masih menggunakan Herbal Bawang merah tersebut karena dengan kondisi zaman sekarang
masyarakat lebih ingin menggobati dengan cara praktis.
7
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwasannya herbal yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
Hipertermi ialah dengan menggunakan herbal bawang merah yang sudah dihaluskan lalu dibaurkan
pada area tubuh seperti pada telapak kaki, dada, punggung, leher, dan pada aksila.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
pengobatan herbal penyakit hipertermia untuk digunakan sebagaimana mestinya dan terapi
komplementer ini dapat dilakukan secara mandiri dengan tetap memperhatikan keamanan dalam
penggunaannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Astri, W. J. (2020). KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N) ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.E
DENGAN HIPERTERMI (PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DENGAN CAMPURAN IRISAN
BAWANG MERAH SEBAGAI UPAYA PENURUNAN SUHU TUBUH) DI PUSKESMAS
RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2020 Diajukan Disusun oleh : WIWIK JUNI ASTRI , S
. Kep STIKes PERINTIS PADANG.
BD, faridah, yusefni, elda, & myzed, ingges dahlia. (2018). Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang
Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota
Padang Tahun 2018. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 136–142.
https://doi.org/10.33757/jik.v2i2.128
Cahyaningrum, E. D. (2017). Pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam.
Seminar Nasional Dan Presentasi Hasil-Hasil Penelitian Pengabdian Masyarakat, ISBN 978-6,
80–89.
Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). PERBEDAAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM SEBELUM
DAN SETELAH KOMPRES BAWANG MERAH Etika Dewi Cahyaningrum 1 , Diannike Putri 1 1.
Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum Dan Setelah Kompres Bawang Merah, 15(2),
66–74.
Della, P., Caroline, O., Sari, R. M., Verawati, M., & Di, B. (2020). STUDI LITERATUR : KOMPRES
HANGAT UNTUK MENGATASI HIPERTERMIA PADA PENDERITA TB PARU RSUD Harjono
Ponorogo pada tahun 2018 sampai bulan September 2019. 4(2).
Mardiatun, Dewi, P., & Elly, M. (2020). Vol. 2 No. 1 April 2020. Peningkatan Pemberdayaan Keluarga
Melalui PINKESGA (Paket Informasi Keluarga) Kehamilan Dalam Mengambil Keputusan
Merawat Ibu Hamil, 2(1).
Marwati, M., & Amidi, A. (2019). Pengaruh Budaya, Persepsi, Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan
Pembelian Obat Herbal. Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2), 168.
https://doi.org/10.32502/jimn.v7i2.1567
Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger Di
Kabupaten Lumajang Dan Malang, Jawa Timur. Pharmachy, 13(01), 10.
iii
iv