Pengukuran Tubuh Pelanggan Sesuai Desain
Pengukuran Tubuh Pelanggan Sesuai Desain
Pengukuran Tubuh Pelanggan Sesuai Desain
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit kompetensi ini peserta diklat menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam mengukur tubuh pelanggan sesuai dengan desain di
lingkungan pembuatan busana wanita yang meliputi:
Elemen 1. Menganalisa Desain
Elemen 2. Menganalisa Bentuk Tubuh dan
Elemen 3. Mengukur
C. Aktivitas Pembelajaran
Elemen 1. Menganalisa Desain
a. Analisis Desain
Pengertian analisis sangat banyak kita temukan di berbagai literatur, beberapa
diantaranya adalah :
• usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara
menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun
komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
• aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan
maknanya.
Sedangkan pengertian desain adalah rancangan dari suatu produk atau benda
yang akan dibuat. Desain dapat berupa sketsa gambar atau model.
Mengacu pada pengertian di atas menganalisa desain (busana) dapat diartikan
sebagai usaha dalam menguraikan bagian-bagian model busana, bagaimana
style, detail dari busana, baik bentuk dari masing-masing bagian, motif, warna,
ukuran, pemakaian dan lainnya yang dapat memberikan informasi atau
penjelasan dari model yang ditampilkan
Di bawah ini ditampilkan contoh desain blus dan analisisnya
Contoh gambar desain/rancangan Blus
Bagian depan:
Bagian belakang :
b. Garis Desain/Siluet
Pengertian Siluet :
• Bentuk luar atau bayangan suatu benda, setiap benda memiliki siluet
yang berbeda (kamus);
• Garis dasar bagian luar yang membentuk pakaian ( Morton Grace
Margaret);
• Unsur terpenting yang membentuk pakaian / bayangan garis liar dari
suatu objek yang memberi jarak dengan penglihatan. (Pankowski);
• Bagian luar suatu garmen yang di pengaruhi oleh penggunaan tekstur (
Sharon Lee Tate);
• Garis luar / bentuk dasar pakaian yang membedakan satu model dengan
model lainya.
Penggolongan siluet
• Siluet lonceng
Disebut juga siluet penuh karena memperlihatkan bentuk yang berisi,
lebar dan melengkung menyerupai lonceng
Keterangan:
Sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya, bahwa tidak ada bentuk tubuh
manusia yang sama. Oleh sebab itu untuk mengetahui bentuk tubuh seseorang,
harus melakukan analisa bentuk tubuh. Seseorang yang menekuni ilmu di bidang
fashion, harus mampu dan terampil menganalisa bermacam macam bentuk tubuh.
Sebelum merancang desain dan pola haruslah diawali dengan menganalisa bentuk
tubuh, agar dapat di identifikasi lebih detail sehingga mendapatkan gambaran
bentuk tubuh yang akan memudahkan para perancang atau pembuat pola dalam
menciptakan pola yang sesuai dengan membentuk tubuh model. Pembuatan busana
yang tidak diawali dengan analisa bentuk tubuh, mungkin saja bisa dipakai tetapi
tidak akan nyaman dipakai, akibatnya sipemakai menjadi tidak percaya diri dan
pada akhirnya busana tersebut jarang bahkan mungkin juga tidak akan di pakai.
Bentuk tubuh kita dapat dianalisa oleh diri sendiri dan dapat juga dianalisa oleh
orang lain. Apabila menganalisis bentuk tubuh sendiri, dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu cermin yang dapat melihat keseluruhan tubuh kita dari kaki
sampai ke kepala, dengan cara berdiri di depan cermin. Sebaiknya cermin a
diletakkan pada bagian depan dan juga ada pada bagian belakang tubuh kita,
sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.
Keterangan:
Pada gambar di atas memperlihatkan bahwa apabila tubuh kita diberi sarung
dengan kain yang dibuat kaku dan berbentuk lurus, segi empat panjang dari atas
sampai pada betis, maka agar bahan tersebut rapi dan rata jatuhnya pada badan,
apabila ditarik garis lurus dari bagian leher muka, maka ada beberapa tempat yang
perlu dipatahkan atau dilipat sehingga membentuk kupnat. Sekarang fokuskan
pembahasan kita pada bagian punggung persisnya pada bagian bahu. Agar bahan
lengket pada bagian punggung maka kita harus melipat atau membuang daerah
yang berbentuk segitiga siku sebagaimana yang terlihat pada gambar yang ada
tanda panah berwarna merah (panah 1). Kelonggaran inilah nantinya yang bakal
menjadi kupnat pada bagian bahu belakang, sebagai mana terlihat pada gambar
pola disampingnya (panah 2)
Keterangan:
Bentuk pinggul dan perut akan berpengaruh pada garis pola yaitu pada letak
kupnat dan garis yang ada tanda panah warna merah. Semakin jauh jarak antara
garis tegak lurus (horizontal) dengan titik pertemuan garis lebar(fertikal) pada
bagian pinggang, semakain lebar kupnat yang dibutuhkan, sebagaimana terlihat
pada gambar pola yang ditunjuk oleh anak panah merah. Demikian juga
sebaliknya, semakin dekat jarak garisnya semakin kecil lebar kupnat yang
diperlukan.
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh pada model/pelanggan yang akan
di ukur, maka perlu diperhatikan :
1. Memahami macam-macam bentuk tubuh model/pelanggan;
2. Memahami titik point atau titik fokus garis batas ukuran untuk tiap-tiap
bagian tubuh;
3. Melakukan praktik pengukuran yang dibutuhkan sesuai desain dan ukuran
tubuh model/pelanggan;
4. Membuat catatan ukuran dan catatan lain yang dibutuhkan dalam
pengukuran;
5. Membuat catatan dari hasil analisa dari hasil pengukuran dengan bentuk
tubuh dan desain model/pelanggan.
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh berdasarkan kebiasaan berpakaian,
yang perlu diperhatikan adalah :
1. Menentukan teknik dan melakukan analisis sesuai letak titik dan garis
tubuh berdasarkan kebiasaan berpakaian;
2. Menyesuaikan ukuran dan model/desain dengan kebiasaan berpakaian
pada model/pelanggan
3. Kekurangan dari bentuk tubuh yang disebabkan karena kebiasaan
berpakaian hendaknya dapat ditutupi dengan pemilihan model busana
yang tepat.
Sikap kerja yang diperlukan dalam menganalisa bentuk tubuh
Harus bersikap:
1. Teliti dalam menganalisa bentuk tubuh
2. Memperlihatkan sikap sopan dan santun dalam menganalisa bentuk tubuh
model, baik bahasa, tutur kata maupun perlakuan
3. Percaya diri dan fokus pada saat menganalisa bentuk tubuh model
d. Anatomi dan Titik Tubuh
Menentukan titik tubuh adalah langkah awal untuk menentukan garis tubuh
dalam pengambilan ukuran. Sebelum melakukan pengukuran dan pembuatan
pola busana, kita perlu mempelajari dimana letak titik tubuh yang akan di ukur,
agar pada saat menganalisa bentuk tubuh dan pada saat mengukur tubuh, kita
akan tau dimana garis tubuh tersebut dimulai dan dimana garis tubuh itu
berakhir, disamping itu dengan mempelajari titik tubuh, kita akan mampu
mengidentifikasi tentang dimulai dari mana dan berakhir dimana suatu ukuran
yang kita ambil. Diawali dengan mengenal titik tubuh pada boneka, kemudian
kita akan lebih mudah mencoba menentukan titik-titik tubuh tersebut pada tubuh
manusia atau model yang akan kita buatkan pola busananya. Apabila kita akan
melakukan pemberian tanda titik tubuh pada model atau dummy, kita dapat
membubuhkan tanda dengan menggunakan alat bantu seperti spidol tekstil,
kertas berwarna yang ada perekat atau lemnya, atau alat bantu lain yang dapat
digunakan untuk memberi tanda yang dapat dilihat dengan jelas pada saat
memasang bodi line/garis tubuh. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 2.25 Anatomi dan titik tubuh
Sumber: Fundamentals of Garment Design
Keterangan:
a. Titik puncak kepala.
b. Titik dahi.
c. Titik Tulang punggung belakang.
d. Titik leher pada bahu.
e. Titik leher muka.
f. Titik bahu.
g. Titik bawah lengan bagian muka.
h. Titik bawah lengan bagian belakang.
i. Titik puncak(payudara).
j. Titik siku.
k. Titik pegelangan tangan.
l. Titik tinggi pinggul.
m. Titik lutut.
Dalam menentukan letak titik dan garis tubuh yang akan di ukur, maka
keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru adalah :
Cara menentukan letak titik dan garis tubuh sesuai dengan anatomi tubuh
1) Alat dan Bahan yang diperlukan untuk pembuatan garis tubuh pada
boneka jahit (dress form):
• Boneka jahit (dress form/dummy)
Gambar 2.28 Boneka jahit
• Kapur jahit
Digunakan untuk memberikan tanda/ menandai
• Body line type (pita dari bahan saten lebar 0,3 – 0,5 cm), yaitu pita
berperekat yang dapat digunakan langsung menempel, atau dapat
menggunakan pita biasa dan jarum pentul sebagai penyematnya.
Cara meletakan body line adalah dengan cara ditempelkan dengan
bantuan jarum pentul yang tidak berkepala dan pendek dengan ukuran
2 cm sampai 2,5 cm. Hindari penggunaan jarum pentul yang
berlebihan, karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada
body dummy. Urutan kerja pemasangan body line dapat diikuti materi
sebagaimana yang dipaparkan berikut ini.
Gambar 2.30 Pemasangan body line type pada boneka jahit
Cara meletakan pita pada body line adalah dengan cara ditempelkan
langsung (body line type) pada dress form yang menghubungkan titik
point yang telah dibuat. Sedangkan pita yang tidak berperekat dapat
ditempelkan dengan bantuan jarum pentul yang tidak berkepala (2 cm
sampai 2,5 cm) sebagai penyematnya. Hindari penggunaan jarum pentul
yang berlebihan, karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada
body dress form / dummy. Urutan kerja pemasangan body line dapat diikuti
materi sebagaimana yang dipaparkan di bawah ini.
2) Urutan Kerja Meletakkan Garis Tubuh (Body Line) pada boneka
jahit (Dummy)
1. Menentukan Titik (poin) pada tubuh yang akan di ukur dan di
pasang body line.
2. Garis tengah muka (TM) atau centre front line (CF).
3. Garis tengah belakang (TB) atau centre back line (CB).
4. Garis lingkar badan atau bust line.
5. Garis lingkar pinggang atau waist line.
6. Garis lingkar panggul atau hip line.
7. Garis lingkar leher atau neck line.
8. Garis kerung lengan atau arm hole.
9. Garis bahu dan garis sisi atau shoulder line and side line.
10. Garis prinses bagian muka atau front princes line.
11. Garis prinses bagian belakang back princes line.
Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik (poin) yang
akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar sebab tanda ini nantinya yang
akan dijadikan sebagai patokan dalam pemasangan body line. Untuk melihat
ketepatan letak garis atau titik yang telah di pasang, lihatlah dari jarak jauh
kira-kira 2 meter sampai 2,5 meter.
Elemen 3 : Pengukuran
a. Alat Ukur
Sebelum mengukur tubuh, kita perlu menyiapkan alat yang dibutuhkan, antara lain
:
1. Buku catatan ukuran
2. Alat-tulis (pulpen/pensil)
3. Peterban (pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda letak
pinggang, dan lainnya)
4. Pita ukuran (meteran)
5. Penggaris (kalau diperlukan)
6. Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang akan
diambil.
7. Model/orang yang akan diukur atau pakaian jadi, yang dijadikan
pedoman untuk ukuran.
8. Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat mengukur
lingkar pinggul.
f. Pengukuran Pelanggan
Pengertian Ukuran pada pembuatan pola busana, adalah bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau satuan suatu benda. Dalam
pembuatan busana ukuran sangat diperlukan, dengan tujuan untuk pembuatan pola
dan untuk melakukan penilaian hasil akhir dari busana yang di buat supaya dapat di
ketahui hubungan antara ukuran pola, bentuk badan dan bentuk pakaian. Fungsi
ukuran adalah:
➢ Sebagai data dalam pembuatan pola dasar, baik pola dasar flat pattern (pola
datar) maupun pola pulir (drapping)
➢ Sebagai dasar untuk pengembangan desain-desain baru
➢ Merupakan referensi didalam pengecekan pola
➢ Membantu didalam pengepasan
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengambil ukuran tubuh.
Lakukanlah persiapan sebelum melakukan pengukuran, jagalah etika dalam
mengukut pelanggan
1. Persiapan Mengukur
• Buku cacatan ukuran.
• Alat-tulis (pulpen/pensil).
• Peterban /pita kecil, untuk mengikat pinggang sebagai tanda letak
pinggang).
• Pita ukuran(meteran).
• Penggaris (kalau diperlukan).
• Daftar jenis ukuran atau daftar macam-macam ukuran yang akan di
ambil.
• Model/orang yang akan di ukur atau pakaian jadi, yang dijadikan
pedoman untuk ukuran.
• Kertas karton atau sejenisnya untuk alat bantu pada saat mengukur
lingkar pinggul.
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian, sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
1) Model atau peraga wati yang akan di ukur sebaiknya memakai busana
yang pas badan seperti baju senam atau baju renang atau memakai
kamisol.
2) Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang
benar yaitu:
• badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak
menundukkan kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak
membungkuk;
• garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata;
• kedua kaki rapat;
• tangan lurus pada sisi.
Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam bekerja, siapkan daftar
ukuran tubuh yang diperlukan.
2. Etika Mengukur
• Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur;
• Ujung pita ukuran yang ber angka kecil ada di tangan kiri
• bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher, maka pita ukuran
yang ber angka kecil, ada di tangan kanan;
• Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir;
• Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti;
• Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti
keinginan yang mengukur;
• Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga
menekan otot;
• Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata,
untuk mendapatkan ukuran yang benar;
• Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan model,
supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang seimbang
antara berat badan dengan tinggi badan;
Gambar 2.32 Posisi tubuh pada saat diukur
Sumber: Pattern Making For Fashion Design
Keterangan:
1. Lingkar Badan 1
2. Lingkar Badan 2
3. Lingkar Pinggang
4. Lingkar panggul 1
5. Lingkar panggul 2
Keterangan:
10. Lingkar
tangan
11. Lingkar
Kepala
12. Lingkar leher
Keterangan:
13. Lingkar paha
14. Lingkar betis (lingkar
bawah kaki)
Gambar 2.37 Ukuran Lingkar dan lebar
Sumber: Fundamentals Of Garment Design
Keterangan:
15. Lebar punggung dan lebar bahu belakang
16. Lebar punggung belakang di bawah titik lengan
belakang
17. Lebar muka dari titik lengan muka
18. Jarak antara titik puncak
19. Tinggi Tubuh
20. Panjang tubuh
Keterangan:
21. Panjang Punggung(dari tulang leher belakang)
22. Panjang punggung dari titik bahu pada leher belakang)
23. Panjang muka dari titik leher muka sampai titik puncak.
24. Panjang muka dari titik leher muka sampai garis pinggang
Ukuran Lingkar
Ukuran Lebar
Ukuran Panjang
Ukuran Tinggi
Ukuran Berat
D. Rangkuman
Mengukur merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan busana. Mengukur
dilakukan pada model/pelanggan, dapat pula dilakukan pengukuran pada contoh
busana. Pada saat melakukan pengukuran pada model atau pelanggan, jagalah dan
terapkan etika dalam mengukur. Berkomunikasilah dengan pelanggan dengan sopan,
ramah dan menghargai, buatlah suasana yang nyaman. Persiapkan alat ukur, gunakan
dengan tepat. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti! Hasil dari mengukur
itulah yang kemudian digunakan sebagai patokan dalam pembuatan pola. Periksa
kembali ukuran yang telah diambil, apakah sudah sesuai dengan desain? Adakah yang
perlu diperhatikan, bentuk tubuh pelanggan merupakan hal yang sangat diperhatikan
dalam pembuatan pola, karena salah atau kurang cermat dan teliti akan berakibat
fatal, pakaian menjadi kurang bahkan tidak nyaman dikenakan pelanggan. Demikian
pula pengukuran yang dilakukan pada contoh busana yang dipesan pelanggan, harus
memperhatikan kaidah-kaidah pengukuran, lakukan pengukuran dengan teliti, cermat
dan perhatikan pesan tambahan dari pelanggan, apakah ada penambahan ukuran,
perubahan desain dan lainnya. Sehingga kita tidak harus melakukan perbaikan. Oleh
karena itu cermat, dan teliti harus selalu diperhatikan dan diterapkan dalam
pengukuran. Terakhir yang diperhatikan adalah memastikan/mengecek hasil ukuran
apakah sesuai dengan batas kewajaran bentuk tubuh pelanggan.