Laporan Pendahuluan Ibu Akseptor KB 2021

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB

Dosen Pembimbing : Lola Meyasa, SST.M.Kes

Oleh :
Nama : Neneng Liestyani
NIM : PO.62.24.2.19.177
Kelas : Reguler XXI-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul Laporan
Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Akseptor KB tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk untuk memenuhi tugas Praktik Klinik
Kebidanan I (PKK I), diharapkan mahasiswa mampu memperoleh pengalaman dalam asuhan
akseptor KB. Selain itu, laporan pendahuluan ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang konsep KB bagi penulis dan para pembaca.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lola
Meyasa,SST.M.Kes selaku dosen pembimbing Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I) yang
telah sabar membimbing saya dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Penulis mengharapkan agar laporan pendahuluan ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca dan dapat menjadi acuan untuk kesempurnaan dalam mengerjakan tugas-tugas
mendatang. Penyusun menyadari, laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun atas isi laporan
ini. Masukan tersebut akan penulis terima dengan senang hati guna perbaikan dikemudian
hari.

Palangka Raya, 21 April 2021


Penyusun,

Neneng Liestyani

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................................4


2.1 Pengertian Akseptor KB.....................................................................................................4
2.2 Tujuan Keluarga Berencana................................................................................................4
2.3 Manfaat Keluarga Berencana..............................................................................................4
2.4 Jenis-Jenis Akseptor KB.....................................................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................................14


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................14
3.2 Saran .................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

BAB I
2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun
2016. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan
metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6%
menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6 % sedangkan di Amerika
latin dan Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%. Diperkirakan 225 juta perempuan di
negara-negara berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih
terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan populasi.
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk mengantisipasi
kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu
kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas.
Indonesia merupakan sebuah Negara berkembang dengan jumlah penduduk sebanyak
262.000.000 jiwa (Depkes RI, 2016). Masalah yang terdapat di Indonesia adalah laju
pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi yaitu 1,48%. Menekan jumlah penduduk
dengan meggalakkan program Keluarga Berencana.

1.2 Rumusan Masalah


1. Agar Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari Akseptor KB?
2. Agar Mahasiswa dapat menjelaskan Tujuan Keluarga Berencana?
3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui Manfaat Keluarga Berencana?
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Jenis-Jenis Akseptor KB?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari Akseptor KB
2. Untuk mengetahui Tujuan Keluarga Berencana
3. Untuk mengetahui Manfaat Keluarga Berencana
4. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Akseptor KB

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
1. Pengertian KB
KB adalah suatu upaya untuk mengatur jumlah dan jarak kelahiran dalam
mewujudkan kesehatan ibu dan anak serat kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017).
KB merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan, usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera
(Kurniawati,2015:23).
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015: 182), KB adalah suatu usaha pasangan
suami-istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak yangdiinginkan. Usaha yang dimaksud
adalah kontrasepsi atau pencegahankehamilan dan perencanaan keluarga, prinsip dasar
metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur
wanita. Selain itu, KB juga merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yangpaling
dasar dan utama bagi wanita (Tresnawati, 2013).
KB merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Keluarga kecil, bahagia dan sejahtera adalah yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual, material yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras,seimbang antar
anggota dan antar keluarga dengan masyarakat serta lingkungan (Sari, 2014).

2. Tujuan Keluarga Berencana


Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di antaranya:
 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga
tersebut.
 Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
 Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini.
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau
terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
 Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah
penduduk di Indonesia.

3. Manfaat Keluarga Berencana


Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
a.Manfaat Untuk Ibu:
1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3) Menjaga kesehatan ibu
4) Merencanakan kehamilan lebih terprogram
b.Manfaat Untuk Anak:
1) Mengurangi risiko kematian bayi
2) Meningkatkan kesehatan bayi

4
3) Mencegah bayi kekurangan gizi
4) Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
5) Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
6) Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

c.Manfaat Untuk Keluarga:


1) Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2) Harmonisasi keluarga lebih terjaga

4. Jenis-jenis KB
a. Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.Pil telah diperkenalkan
sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan
cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau
pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang
ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah
kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.
Adapun jenis-jenis pil KB :
a) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang
mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
b) Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma.Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

 Kelebihan
Beberapa Pil KB memiliki kandungan progesteron sehingga memiliki anti-
androgen (cyproterone acetate, drospirenone). Kedua zat tidak hanya mencegah
kehamilan, namun juga dapat mengurangi jerawat dan rambut halus di wajah
cantik wanita. Adapun kelebihan PIL KB yang lain adalah:
a. Penggunaan Pil KB mudah, karena hanya dibutuhkan kepatuhan wanita
untuk meminumnya.
b. Kehamilan bisa segera terjadi setelah anda berhenti minum Pil KB
tersebut.
c. Kandungan hormonal Pil KB membuat lapisan endometrium
mengalami penebalan dan peluruhan sesuai dengan siklus 28 hari
sehingga dapat mengurangi beberapa keluhan haid.
d.Menurunkan risiko kanker endometrium dan tumor ovarium.
Sehingga menghindarkan dari resiko kanker serviks.
e. Bisa digunakan sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan
5
suami istri yang tidak terlindung oleh alat kontrasepsi.
f.Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi pada darah.

 Kekurangan
Namun memang tidak semua Ibu dengan program KB cocok dengan penggunaan
pil KB. Bahkan pada beberapa kasus sangat tidak disarankan penggunaan PIL KB.
Kondisi tersebut adalah bagi Ibu yang menderita penyumbatan pembuluh darah
(trombosis), gangguan fungsi hati, migrain, penyakit darah tinggi, diabetes
mellitus, perokok dan wanita dengan usia di atas 35 tahun. Adapun Kekurangan
penggunaan Pil KB yang lain adalah:
a) Terasa mual, biasanya dirasakan selama 3 bulan pertama,
b) Terjadi pendarahan di antara masa haid terutama bila lupa atau
terlambat minum Pil KB tersebut,
c) Mengalami sakit kepala ringan,
d) Terjadi nyeri payudara,
e) Beberapa wanita yang mengkonsumsi Pil KB dosis rendah, mengeluh
nyeri saat berhubungan badan,
f) Anda harus mempunyai stok lebih sebagai persediaan.

 Kontra indikasi Pemakaian Pil


Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang
pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan
jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran
kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala
yang berat pada sebelah kepala).

 Efek Samping Pemakaian Pil


Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid,
rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang
vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

 Cara Pemakaian Pil KB :


a.Untuk mereka yang baru pertama kali menggunakan pil KB, mulai minum
pil saat haid yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari
pertama haid. Bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, jika hendak
melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari pertama
menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan.
b.Untuk mencegah lupa minum pil, minumlah pil KB secara teratur setiap
harinya pada jam yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam
hari (sebelum tidur atau setelah makan malam).
c.Jikalupa minum satu pil KB( aktif bukan placebonya ) minum segera saat
teringat dan minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin biasanya. Jika lupa 1 hari
(24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet langsung pada saatnya minum pil.
Namun jika lupa lebih dari 1 hari, buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil

6
sesuai harinya, namun karena efektifitas berkurang, perlu dikombinasikan
dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim. (Hanafi Hartanto,2002)

Contoh : Biasa minum pil KBsetiap jam 9 malam


a.Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 10 pagi di tanggal 2,
maka segera minum pil KB yang terlupa. Jam 9 malam tanggal 2,
minum pil KB seperti biasa.
b.Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 9 malam tanggal 2,
maka minum ke dua pil sekaligus.
c.Tanggal 1 dan tanggal 2 lupa minum pil KB, baru teringat di tanggal 3 maka buang
ke dua pil, dan jam 9 malam tanggal 3 tetap minum pil KB sesuai harinya,
dan bila hendak melakukan hubungan intim 7 hari ke depan gunakan kondom agar
tidak terjadi kehamilan.
d.Untuk pil KB dengan isi 21 pil, setelah pil terakhir dimakan, maka 7 hari
kedepan libur/ tidak makan pil. Saat libur inilah diperkirakan akan terjadi haid, yang
biasanya timbul 2-3 hari setelah pil habis. Setelah libur 7 hari, baik haid sudah
selesai ataupun belum, minum kembali pil KB dari blister yang baru. Jika lupa tidak
berhenti minum pil dan langsung melanjutkan blister yang baru maka haid tidak
akan terjadi. Hal ini karena efek lanjutan hormon estrogen dan progesteron
pada pil KB. Hentikan pil KB maka dalam beberapa hari akan terjadi haid.
e.Untuk pil KBdengan isi 28 pil, 7 buah pil yang beda ukuran dan warnanya dari 21
pil lainnya, sebenarnya tidak mengandung hormon melainkan hanya tepung saja
( plasebo ) sehingga tidak memiliki efek pengobatan. Saat minum pil plasebo
inilah haid diperkirakan akan terjadi. Tujuan disediakan pil plasebo hanyalah
sebagai pengingat saja supaya tidak lupa, tinggal menyambung dengan pil
berikutnya.
f.Untuk ibu menyusui tersedia minipil ( hanya mengandung progesteron, tidak
mengandung estrogen). Pil ini mempunyai efek seperti suntikan KB karena
tidak mengendung estrogen, sehingga tidak mengganggu kualitas maupun
kuantitas ASI, contohnya : Excluton.
g.Untuk ibu pasca melahirkan, maka pemakaian pil KB dimulai saat :
1) Ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan (mana
yang lebih dulu)
2) 3 - 6 minggu pasca salin untuk ibu yang tidak menyusui
3) Bila telah lebih dari 42 hari (6 minggu) pasca salin dan tidak
menyusui, yakinkan dulu bahwa tidak hamil, baru mulai minum pil
KB
h.Untuk pemakaian pil KB setelah keguguran :
1) Mulai pada 7 hari pertama keguguran
2) Setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom
atau spermisida) selama 7 hari pertama.

b. Jenis-jenis KB suntik
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
7
a) Suntik 1 bulan adalah suntikan kombinasi yang dilakukan setiap 1 bulan
sekali dengan dosis 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol
cyplonate.
Komposisi : tiap ml suspensi dalam air mengandung :Medroxy
progesterone acetate 50 mg, Estradiol cypionate 10 mg.
- Waktu pemberian dan dosis Disuntikkan dalam dosis 50 mg
norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui
I.M sebulan sekali .
- Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan
- Keuntungan :
Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh padahubungan
sex, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek
samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
- Efek samping :
Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit, sakit kepala, sakit pada
dada, peningkatan berat badan, perdarahan berkepanjangan, anoreksia, rasa lalah,
depresi, payudara lembek dan galaktorea, penyakit troboembolik, tromboflebitis,
perdarahan tidak teratur
- Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi : Suntikan pertama
dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, bila disuntikan pertama
diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh berhubungan sex selama
7 hari / menggunakan, kontrasepsi lain untuk 7 hari, bila klien pasca persalinan 6
bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi, pasca keguguran ; suntikan kombinasi dapat segera diberikan /
dalam waktu 7 hari, bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti
suntikanpertama
dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan pemberiannya
tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7
siklus haid, metode kontrsepsi lain tidak diperlukan, ibu sebelumnya
menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut
segera AKDR (Harnawati, 2008).
b) Suntik 3 bulan (Depo Provera) Adalah medroxy progesterone yang di gunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif.
- Komposisi : Suspensi steril depo medroxy progesterone acetat (DPPA)
dalm air, tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone
acetate), tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone
acetate)
- Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan harus lama pada otot
bokong musculus gluteus agak dalam.
- Efektifitas
8
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan
asal penyuntikannya dilakukan secara teratur.
- Keuntungan :
Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil, tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah, sangat efektif, tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai pre menopause, membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik, tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri
dan haid, tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen.
- Efek samping : reaksi anafilaktis dan anafiliatik, penyakit tromboem balik
tromboplebitis, system syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa
tidur, selaput kulit dan lendir bercak merah / jerawat, gastro intestinal mual,
payudara lembek dan galaktorea, perubahan warna kulit di tempat suntikan
- Cara pemberian : waktu pasca persalinan (pp) ; berikan pada hari 3-5 pp / sesudah
asi berproduksi ibu sebelum pulang dari rs / 6-8 minggu pasca beraslin asal ibu
tidak hamil / belum melakukan koifus, pasca keguguran ; segera setelah
kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari rs hari pasca abortus, asal ibu belum
hamil lagi. dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
- Mekanisme Kerja : primer ; masalah ovulasi (kadar fsh dan lh menurun dan tidak
terjadi setakan lh (lh surge) respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin
releasing hormone eksogenneus tidak berubah, sehingga memberi kesan
proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar hipofise, (menghalangi
pengeluaran fsh dan lh sehingga tidak terjadi ovulasi), sekunder ; mengentalkan
lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,
menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi, menghambat trasportasi gamet
dan tuba, mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi
hasil konsepsi.

c. Implan
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam
berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada batang
korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat
mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
 Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg


levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

 Mekanisme Kerja
9
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg
levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep
mekanisme kerjanya menurut Manuaba (1998) adalah :
a. Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
c. Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.

 Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :


a. Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20–30 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

 Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah
sebagai berikut :
a) Perempuan hamil atau diduga hamil.
b) Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyababnya.
c) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi.
d) Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
e) Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.

 Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :Keuntungan kontrasepsi
yaitu:
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

Keuntungan non kontrasepsi yaitu :


a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
10
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.

 Kerugian
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
c. Lebih mahal.
d. Sering timbul perubahan pola haid.
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.
g. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.

d. IUD
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah
spiral.
 Jenis-jenis IUD di Indonesia
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik.IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil
penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi .
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal
dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T.

 Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
 Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper
T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun .
11
Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama
pemakaian.

 Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga
rahim (cavum uteri).Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut
peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.Misalnya, 40 hari setelah
bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
a) Usia reproduktif
b) Keadaan nulipara
c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d) Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g) Risiko rendah dari IMS
h) Tidak menghendaki metoda hormonal
i) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k) Perokok
l) Gemuk ataupun kurus

 Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
a) 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
b) 40 hari setelah melahirkan
c) Setelah terjadinya keguguran
d) Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
e) Menggantikan metode KB lainnya

 Waktu pemeriksaan Diri


a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

 Keluhan-keluhan pemakai IUD


Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan,
bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari.
Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak,
pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai
haid.Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit
daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2
hari.Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang
terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut
bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap
IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat
analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi
juga dapat timbul selama pemakaian IUD.

12
e. Kontrasepsi Mantap
Tubektomi adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi
yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk
menjadi hamil kecil sekali.
Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari
akseptor. Dengan demikian, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan
yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima
sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk
sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun,
jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
KB adalah suatu upaya untuk mengatur jumlah dan jarak kelahiran dalam
mewujudkan kesehatan ibu dan anak serat kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017).
KB merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan, usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera
(Kurniawati,2015:23).

13
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015: 182), KB adalah suatu usaha pasangan
suami-istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak yangdiinginkan. Usaha yang dimaksud
adalah kontrasepsi atau pencegahankehamilan dan perencanaan keluarga, prinsip dasar
metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur
wanita. Selain itu, KB juga merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yangpaling
dasar dan utama bagi wanita (Tresnawati, 2013).
Tujuan Program Keluarga Berencana
Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di antaranya:
 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga
tersebut.
 Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
 Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini.
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau
terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
 Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah
penduduk di Indonesia.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB secara
optimal dan memberikan konseling untuk membantu konseling tentang akseptor KB dan
menambah ilmu tentang KB.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kenali-tujuan-dan-manfaat-program-keluarga-berencana

https://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-kb/

http://repository.unimus.ac.id/1444/3/BAB%20ll.pdf

https://skata.info/article/detail/235/7-metode-kontrasepsi-yang-aman-untuk-ibu-menyusui

14
15

Anda mungkin juga menyukai