Konsep Negara Hukum Pkn.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

A.

Konsep Negara Hukum


a. Pengertian Konsep Negara Hukum
Negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau
dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang demikian akan mencerminkan keadilan bagi
pergaulan hidup warga nya.1
Pemikiran negara hukum dimulai sejak plato dengan konsepnya “bahwa penyelenggaraan
negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik yang disebut
dengan istilah nomoi”. Kemudian ide tentang negara hukum popular pada abad ke-17 sebagai
akibat dari situasi politik di eropa yang didominasi oleh absolutism. Dalam perkembangan
nya, paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan. Sebab pada
akhirnya, hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan
sebagai hukum yang di buat atas dasar kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai
hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan dan kedaulatan rakyat. Dalam kaitannya merupakan
unsur material negara hukum, disamping masalah kesejahteraan rakyat.2
Salah satu asas penting negara hukum adalah asas legalitas. Asas legalitas berkaitan erat
dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi menuntut agar
setiap bentuk undang-undang dan berbagai keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil
rakyat dan sebanyak mungkin memperhatikan kepentingan rakyat. Gagasan negara hukum
menuntut agar penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintah harus didasarkan pada undang-
undang dan memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat yang tertuang dalam
undang-undang. Menurut sjachran Basah, asas legalitas berarti upaya mewujudkan duet
integral secara harmonis antara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan rakyat
berdasarkan prinsip monodualitas selaku pilar-pilar, yang hakikatnya konstitutif. Penerapan
asas legalitas, menurut Indroharto, akan menunjang berlaku nya kepastian hukum dan
berlaku nya kesamaan perlakuan.3
Lembaga negara adalah alat perlengkapan negara sebagaimana dimaksudkan oleh
undnag-undang dasar 1945, yaitu :
1. Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR)

1
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan demokrasi, (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2011), hlm.8
2
Ni’matul huda, Negara Hukum dan Demokrasi & Judical Review, (Yogyakarta : UII Press, 2005), hlm. 19
3
Ibid.
2. Dewan Perwakilan rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden dan Wakil Presiden
5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Mahkamah Agung (MA)
7. Mahkamah Konstitusi (MK)
8. Komisi Yudisial (KY)

Pemikiran mengenai negara hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari usia
ilmu negara itu sendiri, gagasan itu merupakan gagasan modern yang multi perspektif dan
selalu actual. Apabila melihat sejarah, perkembangan pemikiran filsafat mengenai negara
hukum dimulai sejak tahun1800 S.M.4 Perkembangan terjadi sekitar abad ke- 19 sampai
dengan abad ke-20. Menurut jimly Ashiddiqie, gagasan pemikiran mengenai negara hukum
berkembang dari tradisi Yunani Kuno.

Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negara nya. Keadilan tersebut memiliki arti bahwa setiap
tindak tanduk negara serta penguasa baik dalam rangka melakukan fungsi-fungsi kenegaraan
ataupun menciptakan produk-produk hukum haruslah memperhatikan kondisi masyarakat
sekitar serta tidak boleh melenceng dari dimensi keadilan itu sendiri.

Senada dengan pendapat aristoteles, Negara hukum menurut Abdul Aziz Hakim adalah
negara berlandaskan atas hukum dan keadilan bagi warganya. Artinya adalah segala
kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa, semata-mata
berdasarkan hukum dengan kata lain diatur oleh hukum sehingga dapat mencerminkan
keadilan bagi pergaulan hidup warga nya.

Pengertian lain negara hukum secara umum ialah bahwasan nya kekuasaan negara
dibatasi oleh hukum yang berarti segala sikap, tingkah laku dan perbuatan baik dilakukan
oleh penguasa atau aparatur negara maupun dilakukan oleh para warga negara harus
berdasarkan atas hukum.

Unsur Negara Hukum yakni :


4
S.F. Marbun, 1997, Negara Hukum dan Kekuasaan Kehakiman, Jurnal Hukum Ius Quia Lustum, No. 9 Vol.4,h.9
a. Terdapat pembatasan kekuatan terhadap perorangan, maksudnya adalah negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang, tindakan negara dibatasi oleh hukum, individu
mempunyai hak terdapat negara atau rakyat mempunyai hak negara atau rakyat
mempunyai hak terhadap penguasa.
b. Asas legaloitas yang berarti bahwa setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang
telah diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparatnya
c. Pemisahan kekuasaan

Pendapat diatas berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh F.J. Stahl yang
mengemukakan bahwa elemen dari negara hukum antara lain : 1) Adanya jaminan atau hak
dasar manusia: 2) Adanya pembagian kekuasaan pemerintah berdasarkan peraturan hukum :
3) Adanya peradilan administrasi negara.

Ciri-Ciri Negara Hukum :

1. Adanya sistem ketatatanegaraan yang mengatur urusan kenegaraan secara sistematis.


Disetiap lembaga yang dibentuk, memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing untuk
membantu menjalankan pemerintahan negara tersebut, agar nantinya dapat sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa adanya
kelembagaan seperti dewan perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan rakyat
(MPR), komisi Yudisial (KY), Mahkamah Agung (MA), Komisi Yudisial (KY), dan
lembaga di daerah lain nya.
2. Ciri-ciri negara hukum yang kedua yaitu negara tersebut menjadikan hukum sebagai
patokan dalam berbagai bidang, atau biasa dikenal dengan istilah supremasi hukum. Ciri
hukum yang satu ini merupakan upaya untuk menempatkan hukum dalam tempat
tertinggi sebagai alat perlindungan bagi rakyatnya, serta tanpa adanya intervensi dan
penyalahgunaan hukum, termasuk dari para petinggi negara.
3. Adanya perlindungan dan pengakuan Ham. Ciripengakuan dan perlindungan terhadap
hak asasi manusia ini merupakan salah satu ciri yang utama. Hak asasi manusia sendiri
merupakan hak yang paling mendasar dan fundamental. Sedangkan bagi para pelanggar
HAM dapat dijatuhi hukum secara tegas.
4. Memiliki sistem peradilan yang tidak memihak. Sistem peradilan ini meliputi para hakim
dan jaksa serta para anggota administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan
hukum yang berlaku. Tak hanya diperadilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak
memihak juga berlaku diperadilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai
dengan hukum yang ditentyukan dan diterapkan sama sehingga tidak berat sebelah antara
rakyat dan para petinggi negara.
5. Adanya pembagian kekuasaan yang jelas. Pembagian kekuasaan ini menjunjung tinggi
nilai demokrasi. Dan setiap lembaga memiliki tugas dan fungsi nya masing-masing,
sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih. Jika muncul permasalahan atau
konflik, maka lembaga yang berwenang mampu menerapkan hukum yang tepat. Seperti
yang disampaikan tokoh terkenal, John locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga
yaitu legislative, eksekutif, dan yudikatif.
6. Ciri-ciri negara hukum yang berikutnya yaitu adanya peradilan pidana dan perdata.
Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurus tentang pelanggraan hukum yang
menyangkut banyak orang. Sedangkan perdata yang mengurusi pelanggaran hukum yang
melibatkan perseorangan saja.
7. Ciri ciri negara hukum yang terakhir yakni adalah adanya legalitas. Legalitas dalam
hukum merupakan asas yang fundamental untuk mempertahankan kepastian hukum. Asas
legalitas ini ditetapkan dan kemudian digunakan untuk melindungi semua kepentingan
individu. Legalitas ini juga akan memberikan batasan wewenang bagi pejabat negara
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka jika mereka melanggar hukum yang
berlaku.
B. Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia
Hak merupakan unsur normative yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapan nya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksi nya antara individu dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus
diperoleh.
Dalam (UU) Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha esa dan merupakan anugerahnya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintahan dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat
pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu kesesimbangan
antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara perseorangan dengan kepentingan
umum. Upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, menjadi
kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintahan (Aparatur pemerintah
baik sipil maupun militer) dan negara.
Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang
harus dilaksanakan. Begitu juga dslam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh
merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Karena itu, pemenuhan,
perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus di ikuti dnegan pemenuhan terhadap
KaM (Kewajiban Asasi Manusia) dan TAM (Tanggung jawab asasi manusia) dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat dari HAM adalah keterpaduan antara HaM, KaM
dan TAM yang berlangsung secara sinergis dan seimbang. Bila Ketiga unsur asasi manusia
(HAM, KAM dan TAM) yang melekat pada setiap individu manusia, baik dalam tatanan
kehidupan pribadi, kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan dan pergaulan global tidak
berjalan secara seimbang, dapat dipastikan akan menimbulkan kekacauan, anarkisme, dan
kesewenang-wenangan dalam tata kehidupan umat manusia.

Macam- Macam Hak Asasi Manusia


 Hak Asasi pribadi (Personal Human Rights)
Hak ini merupakan hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap orang.
Contoh dari personal human rights ini adalah kebebasan untuk menyampaikan pendapat,
kebebasan untuk berpergian, bergerak, berpindah keberbagai tempat dan lain sebagai nya.
 Hak Asasi Politik (Politic Rights)
Ini merupakan hak asasi dalam kehidupan politik seseorang. Contohnya hak dipilih dan
memilih, hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintah, hak dalam membuat petisi dan
sebagai nya.
 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)
Hak ini menyangkut hak individu dalam hal perekonomian. Contohnya kebebasan dalam
hal jual beli, perjanjian kontrak, penyelenggaraan sewa-menyewa, memiliki sesuatu dan
memiliki pekerjaan yang pantas.
 Hak Asasi Peradialan (Procedural Rights)
Hak dalam memperoleh perlakuan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya adalah
hak untuk mendapatkan pembelaan hukum, hak untuk mendapatkan perlakuan
pemeriksaan, penyidikan, penangkapan, penggeledahan dan penyidikan antar muka.
 Hak Asasi Sosial Budaya
Hak terkait dalam kehidupan masyarakat. Contohnya adalah hak untuk menentukan,
memilih dan melakukan pendidikan. Hak untuk pengajaran untuk mendapatkan budaya
sesuai dengan bakat dan minat.
 Hak Asasi manusia (Legal Equality Rights)
Hak untuk mendapatkan kependudukan yang sama dalam hal hukum dan pemerintahan.
Contohnya adalah mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum dan
pemerintahan, menjadi pegawai sipil, perlindungan dan pelayan hukum.

Anda mungkin juga menyukai