CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
“FILSAFAT PENDIDIKAN”
DISUSUN OLEH:
KELAS : Reguler E
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan critical Book report. Tujuan saya menulis critical book report ini yang
utama untuk memenuhi tugas dosen Dra.Edizal Hatmi S.S M.Pd saya dalam mata
kuliah Filsafat Pendidikan .
Jika dalam penulisan CBR kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas ini.
Semoga dengan ada nya pembuatan tugas ini dapat di berikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca. Penulis telah
berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini, namun penulis sadar
bahwa ini sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
dosen pengampu semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUN
A. LatarBelakang
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophiayang
berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari ataphilos yang berarti cinta, senang dan
suka,serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan(Ali 1986: 7).
Hasan Shadily (1984: 9) mengatakan bahwa filsafat menurut adalah cinta akan
kebenaran. Muhammad Mufid (2009: 173) mengungkapkan bahwa filsafat adalah
sejumlah keyakinan, sikap,cita-cita, aspirasi dan tujuan, nilai, norma, aturan dan prinsip
etis.Dari uraian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul
didalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan mempelajari falsafat
sebagai medianya unuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan,
mengharmoniskan, dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Jadi,
terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman
manusia.
B. Tujuan
C. MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Pendidikan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku.
4. Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dan menganalisis isi
buku
5. Untuk membantu seorang mahasiswa mengkritik isi dari buku
D. Indentitas Buku
Buku Utama
Judul : Filsafat Pendidikan
Pengarang : Yusnadi
Ibrahim Gultom
Wildansyah Lubis
Arifin Siregar
Penerbit : Halamanmoeka
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2019
Cetakan : pertama
Hal : 145
ISBN : 978-602-269-343-7
Buku Pembanding
Untuk memahami arti filsafat dapat ditelusuri dari beberapa sudut pandang para
ahli filsafat. Secara umun dalam memaknai filsafat dapat dapat ditelusuri secara
etimologi dan terminologi. 1. Secara etimologis,filsafat dalam bahasa Indonesia diambil
dari bahasa Yunani; philosophia dan philoshophos. Philo artinya cinta, sedangkan
shopia atau shopos artinya kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Filsafat berarti
sejumlah gagasan yang penuh dengan kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dengan
mencermati asal kata tersebut, secara harafiah filsafat adalah "mencintai
kebijaksanaan,pengetahuan dan kebenaran". Dengan demikian, kata
majemuk"philosophia" berarti "daya upaya pemikiran dan renungan manusia untuk
mencari kebenaran". Orang yang berfilsafat (filsu) berarti adalah orang pencinta atau
pencari kebenaran yang hakiki atau kebijaksanaan.2.Secara terminologi sudah banyak
dikemukakan oleh ahli-ahli dalambidang filsafat tentang pengertian filsafat. Pengertian
terminologimaksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat itu sendiri.
Pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut
memiliki perbedaan sesuai dengan sudut pandang para ahli tersebut.
Filsafat Pendidikan sebagai Sistem, Secara umum terdapat empat sistem filsafat
umum yang menggunakan kerangka tiga bentuk pertanyaan tentang filsafat dasar, yaitu:
apa itu realitas, apa itu pengetahuan, dan apa itu nilai. Sedangkan empat sistem filsafat
umum tersebut adalah realisme, idealisme, experimentalisme, dan eksistensialisme.
Realisme dan idealisme dikenal sebagai filsafat tradisional,sedangkan experimentalisme
dan eksistensialisme dikenal sebagai filsafat modern.
Pada filsafat modern, seseorang punya hak untuk menentukan hasil akhir dan
makna. Idealismemerupakan salah satu filsafat tertua, yaitu di India Timurdan Plato di
belahan Barat. Mereka percaya terhadap unsur yang paling utama dalam hidup adalah
semangat manusia, dan semua kenyataan akan pupus terhadap substansi dasar tersebut
semangat. Bagi kaum idealis, bahwa kenyataan adalah merupakan khasanah fikiran,dan
tidak memperdulikan keadaan fisik, tidak mempertimbangkan materi sebagai
kenyataan.Kaumidealis mempercayai bahwa seseorang dapat mencapai suatu tingkat
mencerna pengetahuan melalui banyak cara selain dengan pendekatan metode ilmiah.
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik
dillihat dari proses, jalan, serta tujuannya. Fakta ini dapat dipahami karena pendidikan
pada hakikatnya merupakan spekulasi filsafat. Filsafat, jika dicermati dari fungsinya
secara praktis, adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai
problematika kehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam problematika pendidikan
secara luas. Karenanya bila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas,
dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau landasan dasar
bagi tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan. Dengan demikian, filsafat
pendidikan dapat dipahami sebagai illmu yang pada dasarnya merupakan jawaban dari
pertanyaan- pertanyaan dalam bidang pendidikan yang merupakan implementasianalisis
filosofis dalam lapangan pendidikan.
BAB III KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN
AKSIOLOGI
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno. Banyak filosof yang
membahas tentang ontologi ini seperti Plato, Aristoteles dan lainnya. Namun yang
pertama sekali melemparkan pandangan filsafat mengenai ontologi adalah Thales,
seorang tilosof berkebangsaan Yunani. Istilah ontoloig terdiri dari dua suku kata yakni
ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos bisa juga disebut studi
yang membahas keberadaan, realitas sesuatu yang tentang hakikat sesuatu yang
herwujud (yang ada) dengan berdasarkanberarti ilmu atau pengetahuan. Dengan kata
lain, ontologi adalah ilmu yang pada logika semata.
Banyak aliran yang mengkaji tentang ontologi, namun hanyasebagian kecil saja
dari aliran itu dapat dikemukakan di dalam buku ini. Aliran-aliran tersebut adalah aliran
Monisme, Dualisme, Materialisme,Idelalisme, Agnostisisme. Monisme, adalah aliran
yang meyakini bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah satu saja dan bukan
dua.Dualisme, kaum yang berpegang kepada paham ini menyatakan bahwa ada dua
substansi yang keduanya berdiri sendiri. Artinya kelompok ini meyakini sumber asal
segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi jasad) dan rohani (spiritual). Ada
juga yang berpandangan yang membedakan dua dunia, yaitu dunia indra (dunia
banyang-bayang) dan dunia yang terbuka bagi rasio, yang membedakan substansi
pikiran dan substansi keluasan. Yang membedakan antara dunia yang sesungguhnya dan
dunia yang mungkin dan yang membedakan antara dunia gejala(fenomena) dan dunia
hakiki (noumena) (Surajiyo, 2005: 119). Materialisme, aliran ini melampaui orang yang
berpaham naturalisakenyataan terdalam dari sesuatu yang dinamakan "materi"yang
sehingga paham ini disebut paham materialisme. Idealisme merupakan lawan dari
materialisme yang juga dinamakan spiritualisme. Aliran ini berpandangan bahwa
hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semuanya berasal dari roh. Aliran ini juga
menganggap bahwa materi dan zat itu hanyalah suatu jenis daripadla
penjelmaan rohani. Agnostisisme: Sesuai dengan sebutannya, agnotisisme berasal dari
kata
gnostein yang berarti tahu dan a berarti tidak. Makna harfiahnya adalah
"seseorang yang tidak mengetahui' nmeski tidak sinonim dengan ateisme.
Dalam konteks filsafat ilmu, ontologi merupakan ladang yang dikajiatau yang
ditelaah oleh ilmu. Menurut Suriasumantri, filsafat ilmu merupakan telaahan secara
filsafat yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti:Objek apa yang
ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan
antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan?Istilah Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua kata episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu, teori).
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan atau kajian tentang pembuktian
kebenaran dari sebuah pengetahuan atau kepercayaan.
Menurut Suriasumantri (1995: 33) pertanyaan filsafat yang ingin dijawab dalam
konteks. Istilah aksiologi (axiology) berasal dari kata axios yang berarti nilai dan logos
yang bermakna pengetahuan dan teori. Aksiologi berarti pengetahuan, teori yang
mempelajari tentang nilai dari segala sesuatu yang ada (realitas). Yang ingin dijawab
dari perspektif filsafat ilmu tentang aksiologi ini ialah: Untuk apa pengetahuan yang
berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut
dengan kaedah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik procedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/propesional?
Perenialisme merupakan satu aliran dalam pendidikan yang lahirpada abad ke-
20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikanprogresif. Perenialisme
menentang pandangan progresivisme yangmenekan perubahan dan suatu yang baru.
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian,
terutama
dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosikultural.
Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak
tertentu terhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat
tersebut. Kedua, filsafat berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan ahlinya dapat mempunyai relavansi dengan kehiaupa
nyata. Ketiga, Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan banyak istilah
yang bermakna hampir sama dengan karakter.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata
philosophiayang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari ataphilos yang berarti cinta,
senang dan suka,serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan(Ali
1986: 7). Hasan Shadily (1984: 9) mengatakan bahwa filsafat menurut adalah cinta akan
kebenaran. Muhammad Mufid (2009: 173) mengungkapkan bahwa filsafat adalah
sejumlah keyakinan, sikap,cita-cita, aspirasi dan tujuan, nilai, norma, aturan dan prinsip
etis.Dari uraian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul
didalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of science) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah
yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala
problematika dan kehidupannya. Namun karena banyak permasalahan yang tidak dapat
dijawab lagi oleh filsafa, lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu
menjawab segala macam permasalahan yang timbul. Seperti Filsafat Spritualisme kuno,
Spritualisme adalah suatu aliran filsafat yang mementingkan kerohanian. Spritualisme
Kuno berkembang di wilayah-wilayah Timur jauh disini berkembang filsafat
spiritualusme hinduisme dan budhisme, Timur tengah, romawi dan yunani:
antropolisme.
Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana
keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat di balik alam nyata ini. Epistemologi adalah
pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Aksiologi merupakan suatu suatu pendidikan yang menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia.
1. AliranProgresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas
progresivisme dalam semua realite kehidupan, agar manusia bisa survei menghadapi
semua tantangan hidup. Adapuntokoh-tokohaliranprogresivisme ini antara lain adalah
William James, John Dewe , dan Hans Vaihinger.
2. AliranEsensialisme.
3. Aliran Perenialisme
4. Aliran Rekonstruksionisme
Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi bangsa yang
dianut. Karenanya, sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila. Sementara cita dan karsa bangsa kita, tujuan nasional
dan hasrat luhur rakyat Indonesia, tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 sebagai
perwujudan jiwa dan nilai Pancasila.
1. Ontologi adalahbagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat yang ada.
2. Epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidikisumber, syarat, proses
terjadinya ilmu pengetahuan, batas validitas dan hakikat ilmu pengetahuan.
3. Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (volue)
BAB III
PEMBAHASAN
A Kelebihan Buku
Buku utama
Buku pembanding
B Kekurangan Buku
Buku Utama
1. Isi buku kurang menarik karena penulis tidak membubuhi beberapa contoh
gambar dalam buku.
2. Penulis buku banyak menempatkan kalimat asing, sehingga sulit untuk dipahami
oleh beberapa kalangan pembaca.
3. Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya contoh pada
bab 3 membahas ontologi, epistemologi dan aksiologi, pada bab 4 juga masi
membahas, namun dengan rana yang berbeda
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dillihat
dari proses, jalan, serta tujuannya. Fakta ini dapat dipahami karena pendidikan pada
hakikatnya merupakan spekulasi filsafat. Filsafat, jika dicermati dari fungsinya secara
praktis, adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai
problematika kehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam problematika pendidikan
secara luas. Karenanya bila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas,
dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau landasan dasar
bagi tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan.
B. Saran
Melalui buku ini pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang
dimiliki oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal
pentingnya belajar tentang filsafat pendidikan. Mungkin akan lebih baik apabila
menggunakan kata-kata yang sederhana guna mencapai pemahaman yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Prof. Dr. H. Jalaluddin, Prof.
Dr. H Abdullah Idi,M.Ed