Kebijakan Ppi Rs
Kebijakan Ppi Rs
Kebijakan Ppi Rs
01
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.02 SALAK
Tentang
Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di Rumah sakit TK
IV 03.07.02 salak, perlu dibentuk Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit yang berupaya menurunkan risiko infeksi di seluruh unit
pelayanan
2. Bahwa agar pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit TK IV
03.07.02 salak dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala
Rumah sakit TK IV 03.07.02 salak sebagai landasan bagi penyelenggaraan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit TK IV 03.07.02
salak
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah sakit TK IV 03.07.02
salak.
5. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Nomor Kep / 50 / XII / 2006
tanggal 29 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Rumah sakit TK IV
03.07.02 salak .
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di B o g o r
Pada tanggal : 1 - 6 - 2015
dr.Markus Wibowo,Sp.OT,MARS
Mayor CKM NRP: 11980006790469
Lampiran
Keputusan Kepala Rumkit TK IV 03.07.02 Salak
Nomor : 45 / VI / 2015
Tanggal : 01 Juni 2015
Kebijakan Umum
2. Dalam sistem pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit melibatkan Infection
Prevention Control Officer (IPCO), Infection Prevention Control Nurse (IPCN), dan Infection
Prevention Control Link Nurse (IPCLN) Anggota Tim PPIRS memiliki sertifikasi pelatihan dasar
dan dengan kualifikasi dokter spesialis, dokter umum, S1 Keperawatan, dan DIII
Keperawatan/Kebidanan.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap anggota PPI berpedoman pada uraian tugas,
SPO dan program kerja yang direncanakan.
7. Panitia PPIRS membuat laporan bulanan dan tahunan kejadian infeksi rumah sakit
disampaikan kepada Kepala Rumah sakit TK IV 03.07.02 salak, dan laporan triwulan
disampaikan ke Dinas Kesehatan.
Kebijakan Khusus
1. Setiap petugas kesehatan wajib melaksanakan kebersihan tangan menggunakan
handsrub dan handswash pada lima saat (sebelum kontak dengan pasien, sebelum
melaksanakan tindakan aseptik, sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien).
2. Panitia PPIRS (IPCO, IPCN, dan IPCLN) melaksanakan surveilans aktif setiap hari ke
seluruh unit pelayanan yang berisiko, melibatkan DPJP untuk mencegah dan mengendalian
kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO), Phlebitis, dan Infeksi Saluran Kemih (ISK).
3. Panitia PPIRS melaksanakan kegiatan audit fasilitas dan kebersihan tangan, limbah,
APD, dan audit lingkungan secara berkala dan terjadual.
5. Panitia PPIRS melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan terus-menerus
terhadap SPO dan pelaksanaan kewaspadaan strandar yang dilaksanakan di unit pelayanan
meliputi kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, dekontaminasi, pembersihan,
desinfeksi, sterilisasi, penanganan limbah, pengendalian lingkungan, penanganan linen,
penanganan peralatan pasien, penempatan pasien di ruang perawatan, etika batuk dan lumbal
pungsi.
6. Sosialisasi program PPI dilaksanakan ke seluruh staf rumah sakit dan bagian terkait
pelaksanaan kegiatan PPI.
7. Pengadaan bahan dan alat yang terkait PPI dikoordinasikan kepada Panitia PPIRS
disesuaikan dengan hasil pemantauan dan kebutuhan unit pelayanan untuk mengurangi risiko
terjadinya infeksi.
8. Penggunaan antibiotik yang rasional diterapkan oleh Tim medis dalam memberikan
pengobatan dan perawatan dipantau dari hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk menghindari
resistensi dan mengurangi risiko infeksi.
9. Pemeriharaan fisik dan sarana bangunan rumah sakit melibatkan Panitia PPIRS untuk
memantau standarisasi yang tepat dan mengurangi kontaminasi yang berisiko menimbulkan
infeksi rumah sakit.
10. Kesehatan karyawan dilaksanakan di tiap-tiap unit pelayanan yang berisiko tinggi
terkontaminasi infeksi rumah sakit secara berkala bekerjasama dengan Tim K3RS melalui
penapisan penyakit menular, pemberian immunisasi, pembatasan kerja karyawan terinfeksi
penyakit menular, tatalaksana kecelakaan kerja tertusuk benda tajam, profilaksis pasca pajanan
(diagnostik dan pengobatan), serta investigasi KLB
Tambahan
1. Apabila terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di satu unit perawatan ditangani secara
terpadu melibatkan Panitia PPI dan bagian terkait untuk ditangani secara cepat, tepat, serta
pelaporanannya terdokumentasi dengan baik.
2. Ketua Panitia PPI melaporkan KLB ke Kepala Rumah sakit TK IV 03.07.02 salak
kemudian rekomendasi dari pimpinan disosialisasikan ke bagian terkait.