Kepemimpinan Final 08
Kepemimpinan Final 08
Kepemimpinan Final 08
KODE MA : 2.170
KEPEMIMPINAN
2007
EDISI KEEMPAT
Kepemimpinan
ISBN 979-3873-10-8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I : PENDAHULUAN 1
A. Pengertian Kepemimpinan 1
B. Peran Kepemimpinan dalam Manajemen 2
C. Gaya Kepemimpinan 6
D. Latihan 11
Bab II : TIM DAN PENGEMBANGANNYA 13
A. Pengertian Tim 13
B. Pengembangan Tim 13
C. Latihan 25
Bab III : KEPEMIMPINAN KETUA TIM 27
A. Tugas, Tanggung Jawab, dan Kewenangan Ketua Tim 27
B. Pihak-pihak Terkait dan Perannya 32
C. Praktik-praktik Kepemimpinan Ketua Tim 33
D. Kompetensi Ketua Tim 37
E. Kendala Kepemimpinan Ketua Tim 37
F. Latihan 40
Bab IV : TIPS-TIPS DALAM KEPEMIMPINAN 44
A. Keterampilan Dasar Kepemimpinan 44
B. Membangun Kreativitas 45
C. Membangun Visi Tim 47
D. Membangun Partisipasi Tim 49
E. Memahami Hakikat Perbedaan Manusia 50
F. Pemimpin Yang Memotivasi 51
G. Latihan 53
DAFTAR PUSTAKA 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Kepemimpinan
6262
4
Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2000), h. 8.
6262
5
Winardi, Ibid., h. 5.
sejak awal” (“doing the right thing right the first time”).8 Domingo juga
mengatakan bahwa “menghendaki kualitas berarti berbuat baik untuk
melayani konsumen”.9 Domingo mengemukakan tiga hal dari tujuh belas
dasar kepemimpinan yang diterapkan di General Douglas McArthur, yaitu
selalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut dalam setiap
tindakannya, sebagai berikut:
Apakah seluruh kekuatan yang ada pada saya telah saya arahkan untuk
mendorong, memberikan insentif, dan membebaskan dari kelemahan
dan kesalahan?
Dari tiga hal yang dikemukakan Domingo tersebut dapat diketahui bahwa
seorang pemimpin harus selalu berorientasi pada keberhasilan
kepemimpinannya. Seluruh kekuatannya difokuskan pada upaya mendorong
dan memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tiujuan organisasi dan setiap langkah serta penampilannya
diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya. Dengan demikian
pemimpin yang baik selalu memberikan pelayanan terbaik kepada
bawahannya, bukan sebaliknya, meminta dilayani oleh para bawahannya.
Seorang pemimpin juga rela mengorbankan kepentingan pribadinya untuk
kemajuan para bawahannya, yang sebenarnya hal ini juga untuk
keberhasilan organisasinya.
6262
8
Ibid., h. 73.
9
Op.Cit., h. 314.
10
Loc.Cit., h. 184.
C. Gaya Kepemimpinan
Ketiga gaya kepemimpinan tersebut dapat digunakan oleh seorang ketua tim
sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Situasi di sini meliputi waktu,
tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, pimpinan, teman sekerja,
kemampuan dan harapan-harapan bawahan, serta kematangan bawahan.
S3 S2
Support S4 S1
6262
12
John D.W. Beck and Neil M. Yeager, The Leader’s Window, John Wiley & Son, 1994
Notasi Deskripsi
S1 Telling (Directing/Structuring)
S2 Selling (Problem Solving/Coaching)
S3 Participating (Developing/Encouraging)
S4 Delegating
Kekuatan dari gaya kepemimpinan ini adalah dalam kejelasan tentang apa
yang diinginkan, kapan keinginan itu harus dilaksanakan, dan bagaimana
caranya.
b. Orang yang tidak memiliki motivasi dan kemauan untuk mengerjakan apa
yang diharapkan.
c. Orang yang merasa tidak yakin dan kurang percaya diri.
d. Orang yang bekerja di bawah standar yang telah ditentukan.
S4. Delegating
D. Latihan
5. Latihan kasus:
12.00, saat para pegawai akan beristirahat siang, (3) pada jam 13.00
ketika para pegawai selesai beristirahat, dan (4) jam 17.00 saat
berakhirnya jam kerja pada hari itu. Dengan ketentuan seperti itu,
banyak pegawai yang merasa tidak nyaman namun pada umumnya
mematuhi ketentuan yang ada. Dari pembicaraan para pegawai di sela-
sela kesibukannya, para pegawai sebenarnya merasa keberatan dengan
ketentuan tersebut, namun karena posisinya sebagai bawahan, mereka
tidak bisa berbuat lain kecuali mengikutinya.
BAB II
TIM DAN PENGEMBANGANNYA
A. Pengertian Tim
Sekalipun secara rinci tim tidak sama dengan kelompok (group), namun
secara garis besar keduanya dapat diberikan pengertian yang sama.
Menurut Hughes, Ginnett, dan Curphy, tim (group) adalah sekumpulan orang
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling melakukan interaksi
sedemikian rupa sehingga seorang anggota dapat mempengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh anggota tim yang lain.13 Dari pengertian tersebut diketahui
ada dua aspek yang sangat erat kaitannya dengan studi tentang
kepemimpinan, yaitu: (1) terdapat konsep hubungan timbal balik antar
anggotanya, yang dengan demikian arah komunikasi bercorak
multidimensional, dan (2) para anggota tim saling melakukan interaksi dan
saling mempengaruhi. Hughes, Ginnett, dan Curphy menambahkan bahwa
seseorang tidak hanya terbatas ikut serta dalam satu tim, melainkan dapat
mengikuti beberapa tim dalam waktu yang bersamaan.
B. Pengembangan Tim
Tim dapat dikembangkan jika para anggota di dalam tim (termasuk
ketuanya) merasa puas bekerja dan ada motivasi untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang dapat
dijadikan acuan dalam upaya mengembangkan produktivitas tim audit. Griffin
6262
13
Hughes Richard L., Ginnett Robert C., dan Curphy Gordon J., Leadership, third edition
(Singapore: Irwin/McGraw-Hill, 1999), h. 353.
1. Hubungan Kemanusiaan
6262
15
Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, Motivation And Work Behavior (New York:
McGraw-Hill International Edition, fifth edition. 1991), pp. 5-6.
6262
16
Soekamto dan Winataputra, Ibid., p. 39.
17
John E. Barbuto dan Lance L. Brown, Motivating Your Employees (http://www.ianr.unl.edu
/pubs /consumered/g1397.htm), pp. 1-2
Griffin dan Ebert mengatakan bahwa ada atau tidaknya motivasi para
pelaksana dapat ditinjau dari tiga sudut teori, yaitu: (1) teori klasik dan
saintifik manajemen (classical theory and scientific management), (2)
teori perilaku (behavior theory), dan (3) teori motivasi kontemporer
(contemporary motivational theories).
6262
18
Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, Loc.Cit., h. 214.
b. Teori Perilaku
Teori ini disebut juga dengan Hawthorne Effect karena diperoleh dari
hasil penelitian atas perusahaan listrik Hawthorne Works di luar kota
Chicago yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari Harvard pada
tahun 1925. Teori ini mengatakan bahwa para pegawai akan
meningkatkan produktivitasnya jika mereka mendapatkan perhatian
khusus dari manajemen.
Gambar-1
Teori-X dan Teori-Y
Teori-X Teori-Y
Gambar-2
Hierarki Kebutuhan Maslow
Satisfaction No Satisfaction
Motivation Factors
Achievement
Recognition
The work itself
Responsibility
Advancement and
growth
Dissatisfaction No Dissatisfaction
Hygiene Factors
Supervisors
Working conditions
Interpersonal relations
Pay and security
Company policies and
administration
C. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan tim dan bagaimana tim dapat dikembangkan?
6. Latihan kasus
BAB III
KEPEMIMPINAN KETUA TIM
Mengingat cukup strategisnya peran ketua tim dalam penugasan audit, ketua
tim harus memiliki berbagai keahlian yang lebih dibandingkan dengan
keahlian para anggota tim. Kecuali tugas-tugas teknis di bidang audit, ketua
tim juga bertanggung jawab untuk dapat melatih dan mengembangkan tim.
Untuk itu ketua tim harus mampu memotivasi dan melatih para anggotanya.
Cocheu berpendapat bahwa agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik, ketua tim perlu memperoleh pelatihan dari konsultan luar yang
mempunyai spesialisasi di bidang pengembangan dan pelatihan tim.20
6262
20
Cocheu Ted, Making Quality Happen: How Training Can Turn Strategy into Real Improvement
(San Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1993), h.122.
6262
21
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Himpunan Peraturaan Jabatan Fungsional
Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (-,-),
hh.35-37.
6262
22
Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, hh. 138-139.
Pihak-pihak yang terkait dengan bidang tugas ketua tim pada umumnya
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu pihak auditan
atau mitra kerja, pihak internal tim, dan pihak atasan. Secara normatif,
seluruh pihak tersebut seharusnya mempunyai visi dan misi yang sama,
yakni melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Pihak auditan atau mitra kerja
berkepentingan atas keberhasilan kerja tim audit karena audit dimaksudkan
untuk membantu peningkatan kinerja instansi atau organisasi tempat mereka
bekerja. Pihak internal tim dan para atasan juga sangat berkepentingan akan
berhasilnya tugas-tugas tim karena audit dan atau tugas lain yang
dijalaninya adalah tugas yang mau atau tidak harus dilaksanakannya dengan
baik. Jika semua pihak tersebut telah menempatkan audit sebagai
kepentingan bersama, maka masing-masing pihak tersebut akan berperan
membantu kelancaran tugas-tugas tim.
Namun dalam perjalanan kerjanya, banyak hal dapat terjadi karena pada
dasarnya semua pihak tersebut adalah manusia yang masing-masing
mempunyai kepentingan pribadi yang berbeda-beda. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, antara lain adanya
keperluan pribadi dan keluarganya, kepentingan sosial, bahkan tidak aneh
jika terdapat kepentingan politik di dalamnya. Berhubung dengan banyaknya
kepentingan lain yang sangat mungkin bertolak belakang dengan tujuan
audit, maka semua pihak tersebut berperan sebagai kendala dalam
pelaksanaan tugas. Jika kondisi seperti ini yang terjadi, maka seorang ketua
tim harus mampu mengarahkan kembali semua pihak tersebut agar tugas-
tugas yang diembannya dapat diselesaikan dengan baik. Untuk inilah
seorang ketua tim perlu memiliki kepemimpinan yang baik yang mampu
menggerakkan, mengarahkan, dan memotivasi pihak-pihak tersebut,
terutama pada pihak internal.
Pihak auditan, mitra kerja, dan para atasan pada dasarnya merupakan pihak
eksternal bagi ketua tim sehingga keberadaannya di luar kendali ketua tim.
Namun pihak internal, yakni para anggota tim merupakan pihak yang berada
dalam batas kendalinya sehingga ketua tim mempunyai peran sangat
menentukan keberhasilan tim.
Dengan kekompakan suatu tim, beban yang ada terasa ringan karena
setiap persoalan dapat dipecahkan bersama. Masing-masing anggota
dalam tim dapat memberikan andilnya untuk menyelesaikan masalah
yang ada. Jika dalam tim tersebut terdapat satu atau dua orang yang
Dalam hal telah terjadi kekompakan seperti ini, ketua tim menjadi sangat
terbantu dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada. Jika terdapat
kekurangan pada salah satu di antaranya, anggota yang lain siap untuk
melengkapinya tanpa melakukan berbagai pertimbangan, seperti merasa
dirugikan. Hal demikian dapat terjadi karena pada tim yang kompak
seperti ini para anggota yang ada menyadari bahwa setiap
orang/anggota pasti mempunyai masalah/kekurangan, yang untuk itu
mereka bersedia saling membantu. Mereka berpikir pada kesempatan
lain dirinya akan mengalami hal yang sama, maka anggota lain juga akan
menolongnya.
Pada kondisi demikian peran ketua tim dalam upaya untuk mengarahkan
timnya menjadi sangat besar. Namun peran yang besar tersebut belum
tentu dapat dimanfaatkan dengan baik. Para anggota yang telah berbeda
pendapat, berbeda cara penanganan masalah, dan perbedaan-
perbedaan lainnya sampai pada tingkat perbedaan yang prinsip akan
menurunkan kepercayaan antar mereka. Dengan telah menurunnya
kepercayaan di antara mereka, apa pun yang dikerjakan oleh temannya
akan menjadi bahan sorotan dan bahan celaan. Jika ini terjadi,
perbedaan yang ada akan menjadi semakin meruncing dan menjadikan
tim terpecah belah. Satu-satunya ikatan yang ada dalam tim tersebut
hanya penugasan secara formal dari instansi tempat mereka bekerja.
Pada tim seperti ini ketua tim kurang dapat berfungsi sebagai pemimpin
yang disegani oleh para anggotanya. Ketua tim kurang mampu menjadi
perekat atas berbagai perbedaan yang ada.
Seperti halnya telah diuaraikan pada tim yang kurang kompak, tim yang
tidak kompak pada dasarnya disebabkan oleh adanya berbagai
Tim yang tidak kompak cenderung tidak dapat dipertahankan lagi dan
masing-masing anggota merasa lebih baik jika tim segera diakhiri. Atasan
dari tim yang tidak kompak harus segera mengetahuinya dan segera
mengambil langkah-langkah perbaikan.
sang pemimpin, maka tim tidak akan memperoleh apa-apa karena data
tersebut tersebar di tangan orang-orang kepercayaannya.
Ketua tim yang tidak mampu menggerakkan para anggotanya untuk mau
menyelesaikan tugas-tugas audit disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
Jika ketua tim tidak memiliki kemampuan manajerial, para anggota akan
bekerja menurut keyakinannya masing-masing tanpa adanya satu tujuan
sebagaimana telah ditetapkan dalam program kerja audit. Jika hasil kerja
tim tersebut (kertas kerja audit) dituangkan dalam laporan hasil audit
akan banyak mengalami kekurangan dan pada akhirnya akan
dikembalikan oleh pengawas dan atau penanggung jawab audit
(pengendali teknis/mutu). Kejadian seperti ini akan memicu perselisihan
dan saling menyalahkan di antara para anggota tim dan ketua timnya.
Akibat selanjutnya tim akan pecah, tugas-tugas menjadi terbengkalai.
F. Latihan
2. Apa yang dimaksud dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenang ketua
tim serta apa saja yang menjadi kendala bagi seorang ketua audit dalam
menjalankan fungsi kepemimpinannya?
3. Latihan kasus
Saudara ditugasi untuk menjadi ketua tim dalam tugas audit operasional
atas proyek pembangunan gedung Kantor Gubernur Propinsi PQR.
Gedung proyek tersebut dibangun di atas tanah seluas 1,5 Ha, bertingkat
delapan, dengan luas lantai seluruhnya sebanyak 5.000 M2. Harga
kontrak gedung termasuk pembuatan taman dan tempat parkir mencapai
Rp 10 milyar.
Setelah surat tugas diserahkan dan audit dimulai, tim menerima berbagai
informasi tentang ketidakberesan dalam pelaksanaan prosedur
pelelangan. Informasi tersebut antara lain mengatakan bahwa rekanan
proyek adalah pengusaha daerah yang direkomendasi oleh gubernur
karena telah berhasil menjadi sponsor dalam pemilihan gubernur 3 tahun
sebelumnya. Informasi lain juga menyebutkan bahwa tanah lokasi
pembangunan gedung tersebut pengadaannya juga melibatkan
pengusaha itu yang harganya telah dilipatduakan hingga mencapai Rp 13
milyar.
Tim audit terdiri dari tiga orang termasuk Saudara. Dua orang anggota
timnya adalah Sdr. Matmuka dan Sdr. Tardulu. Matmuka adalah seorang
auditor baru yang belum pernah mengikuti diklat sebagai auditor, sarjana
muda bidang pertamanan dari sebuah perguruan tinggi yang kurang
dikenal masyarakat. Matmuka telah diperankan sebagai anggota tim
dalam empat kali audit. Empat auditan yang pernah diaudit oleh Matmuka
sangat bervariasi, yaitu bergerak di bidang bantuan sosial, pengadaan
buku-buku wajib bagi sekolah-sekolah negeri, bidang penelitian sosial,
dan bidang pertanian tanaman pangan.
Tardulu adalah auditor ahli yang telah lulus diklat sertifikasi auditor
tingkat auditor ahli, berpengalaman sebagai auditor selama 10 tahun di
berbagai bidang auditan, dan di kalangan para auditor di instansi
Sedangkan Saudara sendiri adalah seorang ketua tim yang telah memiliki
masa kerja selama 12 tahun, baru dua kali ini ditunjuk sebagai ketua tim,
telah beberapa kali mengikuti diklat di bidang audit, dikenal sebagai
auditor yang cerdas, jujur, teliti, berwawasan luas, supel dalam bergaul,
dan disiplin. Dengan Matmuka dan Tardulu, baru pada audit ini bekerja
sama dalam satu tim audit.
BAB IV
TIPS-TIPS DALAM KEPEMIMPINAN
Griffin dan Ebert mengemukakan bahwa manajer yang efektif perlu memiliki
keterampilan dasar kepemimpinan, setidaknya dalam 5 (lima) hal sebagai
berikut:
1. mendemonstrasikan kepemimpinan,
B. Membangun Kreativitas
6262
25
Cocheu Ted, Op.Cit., hh.123-124.
26
West A. Michael, Developing Creativity in Organizations, terjemah Bambang Shakuntala
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000), hh. 14-15.
27
Ibid., hh. 36-39.
4. Tekun
5. Berpikir Mandiri
Pada umumnya orang akan merasa tidak enak dalam situasi yang tidak
menentu, membingungkan, dan mendua. Misalnya, ketika seseorang
berada di suatu kelompok orang yang masih asing baginya yang belum
diketahui aturan-aturannya serta norma-norma perilakunya, orang
7. Otonom
8. Percaya Diri
Pada sesi sebelum ini telah dikemukakan bahwa kreativitas setiap anggota
tim diperlukan untuk dapat meraih kinerja yang lebih baik dalam
melaksanakan tugas. Namun kreativitas tim yang tidak terarah dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai yang bersifat positif malah akan menjadi sarana
penghancuran massal dan mengeksploitasi orang lain sehingga potensi
yang ada akan menjadi sia-sia, bahkan merusak. Dengan demikian
organisasi tempat tim berada tidak membawa berkah, sebaliknya malah
menjadi ancaman bagi masyarakat.
6262
28
West A. Michael, Op.cit., hh. 89-93.
2. Berbagi Informasi
3. Frekuensi Interaksi
6262
30
Kusnadi, Masalah, Kerjasama, Konflik, dan Kinerja (Kontemporer & Islam), (Malang: Taroda,
2002), hh. 42-44
sendirinya respon yang diberikan oleh setiap orang akan selalu berubah
sesuai dengan latar belakang masing-masing.
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan cara berpikir, emosi, dan atau
perasaan. Dalam menghadapi sesuatu, ada orang yang langsung stress,
ada yang langsung menyadari kekeliruannya, ada yang langsung
berteriak, ada yang langsung ingat dan mendekatkan diri kepada Tuhan,
dan sebagainya.
2. Pilih orang yang bermotivasi tinggi. Karena sulit memotivasi orang lain,
masuk akal bila kita memilih orang yang sudah termotivasi.
G. Latihan
3. Agar tim bisa kreatif, tim harus mempunyai visi untuk memberikan fokus
dan pengarahan pada energi yang ada. Visi bagi tim harus jelas, dianut
bersama, dirundingkan, bisa dicapai, dan memberikan harapan di masa
depan. Harap diperjelas apa yang dimaksud pernyataan tersebut!
6. Jelaskan apa hakikat perbedaan manusia dan apa perlunya ketua tim
memahami hakikat perbedaan tersebut?
7. Latihan kasus
Sdri. Etya, ketua tim audit di suatu lembaga audit pemerintah mengeluh,
merasa jengkel menghadapi seorang anggota timnya ketika
melaksanakan audit di suatu proyek di instansi X. Etya mengatakan
bahwa anggota tim tersebut, Sdr. Dogol, sering tidak masuk kerja dan
kalau masuk pun tidak bekerja secara baik. Dogol tidak melaksanakan
pekerjaan seperti yang telah ditetapkan di dalam program kerja audit.
Untuk didiskusikan:
Membangun kreativitas
DAFTAR PUSTAKA
Cocheu Ted, Making Quality Happen: How Trainig Can Turn Strategy into Real
Improvement. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. 1993.
Domingo, Rene T, Quality means Survival: Caveat Vendidor Let The Seller
Beware. Singapore:Prentice Hall. 1997.
Griffin W. Ricky dan Ebert J. Ronald, Business, edisi-5. New Jersey: Prentice
Hall International Inc. 1999.
Hughes Richard L., Ginnett Robert C., dan Curphy Gordon J., Leadership, third
edition. Singapore: Irwin/McGraw-Hill. 1999.
Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, Motivation And Work Behavior. New
York: McGraw-Hill International Edition. 1991.
Soekamto, Toeti dan Drs. Udin Saripudin Winataputra, MA. Teori Belajar dan
Model-Model Pembelajaran - Bahan Ajar Program pengembangan
Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) Untuk Dosen Muda.
Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Krbudayaan. 1994.