Laporan Pendahuluan CA Mamae

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE

Dosen Pembimbing :
Ns. Mareta Dea Rosaline, M.Kep

Disusun Oleh :
Indah Fitri Amelia
2110721103

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2021
A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi
Jaringan payudara di bentuk oleh gladula yang sifatnya yaitu memproduksi
sebuah air susu atau disebut juga dengan (lobulus) yaitu yang biasanya dialirkan ke
arah putting atau disebut (nipple) yaitu melalui duktus. Struktur lainnya yaitu adalah
sebuah jaringan lemak yang juga merupakan sebuah komponen yang terbesar, dan
connective tissue, dengan pembuluh darah dan juga saluran yang beserta kelenjar
limfatik. Maka Setiap dari payudara itu akan mengandung kira-kira 15-20 lobus yang
dapat tersusun sirkuler. Pada Jaringan lemak (subcutaneous adipose tissue) yaitu
yang membungkus satu lobus dapat memberikan sebuah bentuk dan ukuran dari
payudara.
Pada Tiap lobus itu juga terdiri dari beberapa lobules yang juga merupakan
tempat untuk produksi air susu yang berfungsi sebagai respon dari suatu signal dan
hormonal. Terdapat 3 macam jenis hormon yang bisa mempengaruhi dari payudara
yaitu yakni estrogen, progesterone, dan prolactin., yang menyebabkan jaringan
grandula payudara dan di uterus terus mengalami banyak perubahan selama dalam
menjalani siklus menstruasi. dan Areola adalah hiperpigmentasi di sekitar nipple.
Jaringan pada payudara juga dapat didukung oleh sebuah ligamentum
suspensorim cooper. Dan sebuah Ligament ini akan terus berjalan sepanjang jalur
parengkim dan juga dari fasia bagian dalam atau (deep fasia) dan akan melekat ke
bagian dermis. Jika ligamentum inimemendek oleh karena infiltrasi sel kanker, akan
menarik dermis yang memberikan gambaran skin dampling. Tidak ada otot dalam
payudara, tapi otot terletak dibawah payudara dan menutup iga. Aliran darah ke arah
kulit payudara itu tergantung juga pada pleksus subdermal,juga beserta yang
terhubung dengan pembuluh darah yang sangat dalam atau bisa juga disebut dengan
(deeper vessel) fingsinya yang akan mensuplai aliran darah ke parengkim payudara.
Suplai darah berasal dari:
1. Perforator dari arteri mamaria interna.
2. Arteri torakalis lateralis.
3. Arteri torakodorsalis.
4. Perforator arteri interkostalis.
5. Arteri torakoakromialis.
Innervasi sensori berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial nervus
interkostalis T3-T5. Nervus supraklavikula atau yaitu yang berasal juga dari pleksus
servikalis dan akan juga mensarafi bagian paling atas dan pada bagian lateral
payudara. Para peneliti meyakini sensasi daerah nipple berasal dari cabang cutaneous
lateral T4. Pembuluh darah dari limfatik dan dari kelenjar getah bening (kgb) dari
glandula payudara dalah sangat penting. Pembuluh limfatik ini akan berjalanjalan di
tepi bagian lateral di muskulus pektoralis mayor dan akan bersatu dengan kgb
pectoral, yang akan selalu mengiringi pembuluh darah torakalis lateralis. Kelenjar
getah bening menyebar ke muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik
kemudian ke kgb aksila (mesenterika superior dan interpektoral). Jalur limfatik
drainage lainnya adalah melalu pektoralis mayor dekat garis parasternal dan melalui
intercostal space menuju kgb parasternal yang terletak sepanjang pembuluh darah
mammaria interna.

Drainase limfatik dapat juga menuju kgb supraklavikula melalui kgb


mesenterika superior dan melalui kgb infra klavikula. Terdapat juga jalur drainase
intramuscular yang melewati pektoralis mayor langsung ke kgb. Disini termasuk kgb
interpektoral (roternode) yang terletak diantara dua otot dada yang mengalirkan ke
deep kgb (aksila) atau langsung ke apical axillary lymp nodes. Surgical level (berg’s
level) dari kelenjar getah bening payudara dikelompokkan ke dalam tiga macam
level. Level 1 adalah sebuah kelompok besar kgb yang akan selalu berada di leteral
otot pektoralis atau minor yang akan terus meliputi sekelompok kgb dari mammaria
eksterna dan juga kgb dari vena aksilaris. Pada Level II dari kgb yang berada di
dalam posterior pektoralis minor yaitu yakni kgb sentral. Dan pada Level III kgb
yang berada di sebelah pektoralis minor hingga sampai dengan pada ligamentum
Halsted yaitu sebuah kelompok dari kgb subklavikula.

2. Pengertian
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam

pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,

2015).

Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari sel-

sel di payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang
memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang

menghubungkan lobulus ke puting susu. Kanker payudara tumbuh dan berkembang

dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan menyebar ke pembuluh

darah (Putra, 2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak

normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali

serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.

3. Etiologi
Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker

payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker

payudara memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus

atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan

perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu

dan sel menjadi massa. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan

dalam pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesteron mengalami

perubahan dalam lingkungan seluler). Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat

menyebabkan kanker payudra terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko

yang dapat diubah dan faktor resiko tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut

sebagai berikut :

a. Faktor risiko yang dapat diubah

1) Obesitas

Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak dalam

tubuh.

2) Pecandu alkohol

Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin darah,

seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen. Oleh
karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

3) Perokok berat

Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada perempuan,

rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi organ – organ tubuh.

4) Stres

Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres pisikologi yang

berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan penyakit fisik dapat

mudah menyerang.

5) Terpapar zat karsinogen

Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran asap

tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes,

2015).

6) Obesitas

Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak dalam

tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama estrogen, jadi jika

memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang

meningkatkan risiko kanker payudara.

7) Pecandu alkohol

Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin darah,

seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen. Oleh

karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.


4. Patofisiologi + Patoflow

Sel-sel dri kanker itu dibentuk dari sebuah sel-sel yang normal di dalam

suatu proses yang sangat rumit yang bisa disebut juga dengan transformasi, yang juga

terdapat dari setiap insiasi dan promosi :

1. Fase insiasi

Pada tahap pertama yaitu insiasi akan terjadi sebuah perubahan di dalam bahan

yang genetic sel yang sering memancing sel itu menjadi sangat ganas.

2. Fase promosi

Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah mengalamifase

insiasi akan bisa berubah unutk menjadi ganas. (wijaya, 2013)

Menurut (anomae 2, 2012) proses dalam jangka panjang untuk

terjadinya kanker yaitu ada 4 fase yaintu :

1. Fase induksi : 15-30 tahun

Sampai saat ini belum bisa di pastikan apa penyebab terjadinya

kanker, akan tetapi factor lingkungan mugkin memegang juga peranan

yang besar didalam penyebab terjadinya kanker pada seorang manusia.

2. Fase insitu : 1hingga5 tahun

Pada fase ini perubahan jaringanyang muncul akan menjadi sebuah

lesiatau pre-cancerous yang juga bisa kita temukan di bagian serviks

uteri, bisa juga ditemukan di rongga mulut, dan juga paru-paru, pada

saluran cerna, didalam kandung kemih, di bagian kulit dan pada

akhirnya akan ditemukan di bagian payudara itu sendiri.

3. Fase invasi :

Sel-sel yang akan menjadi ganas, dan terus berkembang biak untuk
menginfiltrasi dengan melalui membrane sel dan menuju ke jaringan

sekitarnya lalu ke pembuluh darah setelah itu kr limfe.

4. Fase deseminasi : 1sampai5 tahun

Bila tumor itu akan makin membesar maka bisa juga kemungkinan

dalam penyebaran ketempat-tempat yang lain untuk bertambah.


Patoflow

Gen (Kembar monozygote yang Hormon Makanan Radiasi


terdapat kanker payudara, ibu (penggunaan obat (Makanan yang (merangsang
yang mempunyai riwayat kanker anti konseptiva mengandung pertumbuhan sel
payudara oral/hormon lemak) abnormal kanker)
estrogen, jangka

Hiperplasia Sel

Carsinoma in Situ

Stroma jaringan ikat disekitar


sel diinvasi oleh sel

Carcinoma Mammae

Mendesak jaringan di sekitar Mendesak pembuluh


darah
Mendesak ke suatu sel saraf
Menekan pada jaringan pada
Aliran darah terhambat
mammae Mengalami interup pada si sel

Mammae bengkak MK : Nyeri yang kronik Hipoksia

Massa tumor mendesak Metastasis pada tulang Necrose jaringan

Perfusi pada jaringan Aktivitas terganggu Bakteri patogen


terganggu

MK : Gangguan Mobilitas MK : Resiko Infeksi


Mengalami Ulkus Fisik

MK : Gangguan Integritas Kulit


5. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa tunggal,

massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit atau jaringan yang

berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan

lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting, edema atau

cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Pasien

yang menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang

tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya metastase (Nurarif,

2015).

6. Komplikasi
a. Gangguan neurovaskuler

b. Metastasis : otak, di hati, pada tulang tengkorak, di vertebra, di iga, dan

juga tulang panjang

c. Terjadi fraktur patologi

d. Akan mengalami fibrosis payudara

e. Juga akan mengalami mkematian

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Mamografi
Adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis keberadaan kanker payudara, baik
pada wanita yang memiliki atau tanpa gejala.
2. USG (ultrasonografi) payudara
Merupakan tes pemeriksaan kanker dengan bantuan gelombang suara yang
menampilkan gambar di layar komputer.
3. Magnetic resonance imaging (MRI) payudara
Adalah tes kanker payudara dengan menggunakan magnet dan gelombang
radio. Kombinasi keduanya akan menghasilkan gambar di seluruh bagian
payudara dan menunjukkan jaringan lunak dengan sangat jelas.Pemeriksaan MRI
umumnya dilakukan setelah seseorang didiagnosis memiliki kanker payudara.
Tujuannya untuk mengetahui ukuran kanker dan mencari kemungkinan tumor lain
di payudara.
4. Biopsi
Prosedur tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang
dicurigai terdapat sel kanker di dalamnya. Sampel ini nantinya akan diperiksa di
laboratorium, di bawah mikroskop, untuk dilihat karakteristiknya. Dari
pemeriksaan di bawah mikroskop inilah keberadaan jaringan sel kanker bisa
diketahui.

8. Pemeriksaan laboratorium
 Apusan gram bakteri
 Tes resistensi terhadap anti mikroba
 Tes antibody
 Tes antigen
 Kultur mikroba
 Tes antigenetik mikroba
 PC

9. Penatalaksanaan Medis
Penangan pada pasien kanker payudara meliputi:

1. Mastektomi

Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat

payudara. Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014)

terbagi menjadi 7 yaitu:

1) Mastektomi radikal luas

2) Mastektommi radikal (haisted klasik)

3) Mastektomi radikal modifikasi

4) Mastektomi sederhana (total)


5) Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)

6) Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal

7) Mastektomi subkutan
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Terapi hormonal
5. Lintas metabolisme

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan upaya untuk mengumpulkan data pasien secara lengkap dan

sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas pasien, dan validasi status

kesehatan pasien. Pengkajian bertujuan untuk menegaskan drajat kesehatan

atau kesakitan pasien dan untuk mendiagnosa kemungkinan masalah

(Martin dan Griffin, 2014).

Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama

muncul massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah

mengalami perubahan payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari

puting, adanya ruam, atau eksem pada puting, riwayat trauma pada

payudara, dan riwayat keluarga memiliki penyakit kanker (Martin dan

Griffin, 2014).

Pengkajian dalam proses keperawatan meliputi:

1. Anamnesis

Anamnesis atau wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung


antara perawat dan pasien.

Data yang mencakup wawancara meliputi:

1) Identitas pasien

2) Keluhan utama

3) Riwayat penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang


(2) Riwayat penyakit terdahulu

(3) Riwayat penyakit keluarga


(4) Data pisikososial

4) Personal hygine

5) Pengkajian spiritual

2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat
kondisi pasien maupun lingkungan sekitar pasien atau respon pasien dengan
penyakit kanker, biasanya terdapat nyeri sehingga respon pasien terlihat
meringis menahan nyeri.
3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan

menggunakan metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga ujung

kaki untuk menemukan tanda tanda klinis atau kelainan pada suatu

sistem. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik inspeksi,

palpasi, auskutasi dan perkusi

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah sebuah gambarkan respon manusia mengenai

keadaan kesehatan pada individu atau klompok (Martin dan Griffin, 2014).

Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien

kanker payudara yaitu:

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada,

hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas).

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:

pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan.

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi

nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi dan cairan

4. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik

(penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan, subkategori:

keamanan dan proteksi,

5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi,

subkategori: aktivitas dan istirahat

6. Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.

Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteks


3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah berbagai perawatan yang berdasarkan

penilaian klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk

meningkatkan hasil klien/pasien (NANDA, 2015)


Intervensi keperawatan pada pasien kanker payudara

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


(SDKI) (NOC) (SIKI)
1. Kategori : fisiologi  Respiratory status Manajemen pernafasan
Subkategori : respirasi : ventilasi dan pemantauan respirasi
Kode : D.0005  Respiratory status 1.1 Monitor pola nafas
Pola nafas tidak efektif : airway patency (frekuensi,
berhubungan dengan  Vital sign status kedalaman, usaha
deformitas dinidng dada, hambatan Tujuan : pola nafas nafas)
upaya nafas (misalny nyeri saat menjadi efektif 1.2 Monitor saturasi
bernafas) Kriteria hasil : oksigen
RR dalam batas normal 1.3 Posisikan semi
Dibuktikan dengan : (16 – 24x/menit), jalan fowler atau fowler
Mayor nafas paten, suara nafas Berikan oksigen
DS: vasikuler, pola nafas
- Pasien mengatakan sesak nafas normal, irama nafas
DO: reguler, tidak ada suara
- Penggunaan otot bantu nafas tambahan
pernafasan
- Fase ekspirasi terlihat
memanjang
- Pola nafas
abnormal
(hiperventilasi)
Minor
DS:
- Pasien mengatakan sesak pada
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
posisi tidur saja
DO:
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter toraks anterior dan
posterior meningkat

2. Kategori : pisikologi  Pain level Manajemen nyeri


Subkategori : nyeri dan  Pain kontrol 2.1 Identifikasi lokasi,
kenyamanan Tujuan : nyeri hilang atau karakteristik, durasi,
Kode : D.0077 nyeri berkurang frekuensi, kualitas,
Nyeri akut berhubungan dengan Kriteria hasil : intensitas nyeri
agen cedera fisiologi - Skala nyeri berkurang 2.2 Identifikasi respon
(skala nyeri 2-3) nyeri non verbal
Dibuktikan dengan: - Klien mampu 2.3 Berikan analgesik
Mayor mengontrol nyeri dengan sesuai terapi
DS: manajemen nyeri non 2.4 Ajarkan teknik
- Pasien mengeluh nyeri farmakologi nonfarmakologis
- Pasien mengatakan sulit tidur - Klien mampu untuk mengurangi
DO: menyatakan nyaman nyeri
- Terlihat meringis setelah nyeri berkurang
- Bersikap protektif (mis.
waspada, posisi menghindari
nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat

Minor
DO:
- Tekanan darah meningkat
- Pola nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri

3. Kategori : fisiologi  Nutrition status : food Manajemen nutrisi


Subkategori : Nutrisi dan cairan and fluid intake 3.1 Identifikasi status
Kode : D.0019  Weiht control nutrisi
Defisit nutrisi berhubungan dengan Tujuan : nutrisi terpenuhi 3.2 Monitor asupan
ketidakmampuan mengabsorbsi Kriteria hasil : makanan
nutrien ke jaringan - Tidak terjadi penurunan 3.3 Monitor berat badan
berat badan 3.4 Monitor hasil
Dibuktikan dengan: - Adanya peningkatan pemeriksaan
Mayor berat badan laboratorium
DS: - Tidak ada mual dan 3.5 Berikan medikasi
- Pasien mengatakan BB turun muntah sebelum atau sesudah
DO: - Mampu menghabiskan makan
- Berat badan turun minimal porsi makannya
- 10% dibawah rentang normal
Minor
DS:
- Pasien mengatakan cepat
kenyang
- Pssien mengatakan nafsu makan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
menurun
- Pasien mengatakan mual
muntah
DO:
- Membran mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare

4. Kategori : lingkungan  Tissue integrity : skin Perawatan luka


Subkategori : keamanan dan and musous 4.1 Monnitor
proteksi Tujuan: Integritas kulit karakteristik luka
Kode : D.0139 membaik (mis. drainase,
Gangguan integritas kulit/jaringan Kriteria hasil: warna, ukuran, bau)
berhubungan dengan faktor - Menunjukan proses 4.2 Monitor tanda-tanda
mekanik (penekanan massa kanker) penyembuhan luka infeksi
- Kebersihan dan 4.3 Pertahankan teknik
Dibuktikan dengan : kelembapan kulit terjaga steril saat melakukan
Mayor - Kehangatan kulit merata perawatan luka
DS: 4.4 Ajarkan prosedur
- Pasien mengatakan nyeri perawatan luka
- Pasien mengatakan gatal secara mandiri
DO:
- Kerusakan jaringan dan lapisan
kulit
- Adanya ulkus
kanker Minor
DO:
- Perdarahan
- Kemerahan
- Hematoma

5. Kategori : fisiologi  Join movement : active Dukungan mobilisasi


Subkategori : aktivitas dan istirahat  Self care : ADLs 5.1 Monitor TTV
Kode : D.0054 Tujuan: Pergerakan sebelum meulai
Gangguan mobilitas fisik aktifitas fisik mobilisasi
berhubungan dengan nyeri meningkat Kriteria 5.2 Fasilitasi melakukan
hasil: mobilisasi fisikd
Dibuktikan dengan : - Klien meningkat dalam 5.3 Libatkan keluarga
Mayor aktifitas fisik untuk membantu
DS: - Memverbalisasi pasien dalam
- Pasien mengatakan sulit perasaan dalam meningkatkan
- menggerakan meningkatkan kekuatan pergerakan
. esktremitas DO: dan kemampuan 5.4 Jelaskan tujuan dan
- Kekuatan otot menurun berpindah. prosdur mobilisasi
Minor - Mengerti tujuan dari
DS: mobilisasi
- Pasien mengatakn nyeri saat
bergerak
DO:
- Fisik terlihat lemah
- Gerakan terbatas
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)

10. Kategori : lingkungan  Immune status Pencegahan infeksi


Subkategori : keamanan dan  Knowledge : infection 10.1 Monitor tanda dan
proteksi control gejala infeksi lokal
Kode : D.0142 Tujuan : tidak terjadi dan sistemik
Resiko infeksi berhubugan dengan infeksi 10.2 Berikan perawatan
faktor resiko tindakan invasif Kriteria hasil : luka
Dibuktikan dengan : - Pasien terbebas dari 10.3 Berikan antibiotik
DO: tanda dan gejala sesuai terapi
- Pasien telah melakukan infeksi 10.4 Cuci tang an sesudah
tindakan mastektomi - Menunjukan proses dan sebelum kontak
- Terihat luka insisi panjang.. penyembuhan luka pasien dan
lebar... - Menunjukan Lingkungan
kemampuan untuk 10.5 Jelaskan tanda dan
gejala infeksi

Implementasi keperawatan

Implementasi adalah tahap tindakan dalam proses keperawatan dimana

harus membutuhkan penerapan intelektual, interpersonal, dan teknis (Martin dan

Griffin, 2014).

Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan yang meliputi evaluasi

proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif) dan mencakup penilaian hasil

tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan (Martin dan Griffin, 2014).

Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan mencatat seluruh tindakan yang telah


dilakukan, dokumentasi keperawatan sangat penting untuk dilakukan karena berguna untuk
menghindari kesalahan, menhindari kejadian tumpang tindih, memebrikan informasi
ketidaklengkapan asuhan keperawatan, dan terbinanya koordinasi antara teman sejawat atau pihak
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik indonesia. (2015). Buletin Jendela Data


dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker.
Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 1.
Jakarta:EGC.
Nurarif, Amin H., Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta:Medication.
Putra., S., R. (2015). Kanker Payudara Lengkap. Yogyakarta:Laksana.

Anda mungkin juga menyukai