Skripsi (NuningEpita)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021

PENELITIAN PRE EKSPERIMEN

NUNING EPITA
NIM. 17618519

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021

PENELITIAN PRE EKSPERIMENT

NUNING EPITA
NIM. 17618519

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021

ii
LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021

PENELITIAN PRE EKSPERIMENT

SKRIPSI

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan


dalam Program Studi Kebidanan
pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Oleh:

NUNING EPITA
NIM. 17618519

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021

iii
ORISINALITAS PENELITIAN

Saya bersumpah bahwa Skripsi ini adalah hasil sendiri dan

belum pernah diteliti orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, SEPTEMBER 2021

Yang Menyatakan

Nuning Epita

iv
LEMBER PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh:

NUNING EPITA
NIM. 17618519

Disetujui Tanggal

Pembimbing I

Putri Wahyu Wigati, SST.,MPH


NIDN. 07280603

Pembimbing II

Sri Haryuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0701058301

v
LEMBAR PENETAPAN PANITIAN PENGUJI SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh

NUNING EPITA
NIM. 17618519

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disahkan

Pada tanggal :

Tanda Tangan

Ketua : Dewi Kartika Sari, SST.,M.Gizi (..................................)


NIDN. 0723119101

Anggota : 1. Putri Wahyu Wigati, SST.,MPH (.................................)


NIDN. 07280603

2. Sri Haryuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep (.................................)


NIDN. 0701058301

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Alhamdulillahi Robbil alamin, Segala puji hanyalah bagi ALLAH S.W.T.


Rabb semesta alam, yang Maha Tunggal. Puji syukur Peneliti haturkan ke hadirat
ALLAH S.W.T. atas kesempatan dan kekuatan yang diberikan sehingga Peneliti
dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui
Media Sosial Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada
Masa Pandemi Covid-19 Dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 “.

Pada penyusunan Skripsi ini, Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:

1. Ir. Djoko Rahardjo, MP. selaku Rektor Universitas Kadiri


2. Sri Haryuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
3. Halimatus Saidah, SST.,M.H.Kes, selaku Ketua program Studi Kebidanan
(D.IV)
4. Dewi Kartika Sari.,SST.,M.Keb.,M.Gz selaku penguji 1
5. Putri Wahyu Wigati, SST.,MPH, selaku dosen pembimbing pertama.
6. Sri Haryuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing kedua.
7. Seluruh dosen-dosen kebidanan yang pernah mengajar saya memberikan
saya ilmu, wejangan serta semangat menyelesaikan studi.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua ku tercinta dan kakak yang selalu
memberi dukungan, semangat, motivasi, moril maupun material, dan doa
restu yang selalu mengiringi perjalanan saya sampai pada titik ini.
9. Seluruh staf di Puskesmas Sukorame dan staf dikelurahan Pojok serta ibu
kader yang sudah membantu jalannya penelitian saya.

vii
10. Untuk orang-orang sayang dengan ku, sahabat-sahabatku dan semua
rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri pada
umumnya, Program Studi Kebidanan (D.IV) pada khususnya.
11. Last but no least, i wanna thank me, i wanna thank me for believing in
me, i wanna thank me for doing all this hard work, i wanna thank me for
having no days off, i wanna thank me for never quitting, i wanna thank
me for always being a giver and tryna give more than i receive, i wanna
thank me for tryna do more right than wrong, i wanna thank me for just
being me at all times. BUKAN AKU YANG HEBAT, TAPI DOA
KEDUA ORANG TUA KU YANG KUAT.
Peneliti menyadari bahwa Penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Peneliti membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Kediri, September 2021

Peneliti

viii
RINGKASAN

Preeklamsi ialah penyulit kehamilan yang sangat dihindari, baik pada saat
kehamilan, persalinan, maupun nifas. Preeklamsi adalah peningkatan tekanan darah
yang baru timbul setelah usia kehamilan mencampai 20 minggu dan terdapat
proteinuria. Berdasarkan survey pendahuluan di kelurahan pojok kota kediri terdapat
10 ibu hamil yang belum mengetahui tentang preeklamsi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial
terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada masa pandemi
covid-19 dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021.
Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu hamil primigravida dikelurahan Pojok Kota Kediri. Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primi dikelurahan Pojok Kota Kediri.
Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan instrument
pengumpulan data menggunakan google formulir. Tabulasi digambarkan dalam
bentuk distribusi frekuensi dengan menggunakan tehnik analisa presentase dan
hasilnya menggunakan tabulasi silang.
Hasil penelitian dari 20 sampel sebagian besar ibu hamil sebelum diberikan
pendidikan kesehatan sebanyak 12 (60%) termasuk dalam kategori sedang, sesudah
diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar ibu hamil dalam kategori baik yaitu
sebanyak 15 (75%). Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon
didapatkan hasil p-value sebesar 0,000, karena p-value < α(0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp terhadap pengetahuan ibu
hamil tentang preeklamsi dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021. Saran peneliti
diharapkan dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk
melakukan upaya peningkatan pengetahuan tentang preeklamsi.
Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Preeklamsi, Media sosial

ix
ABSTRACT

Preeclampsia is a very avoidable pregnancy extension, both during pregnancy,


childbirth, and postpartum. Preeclampsia is an increase in blood pressure that only
arises after the gestational age of 20 weeks and there is proteinuria. Based on a
preliminary survey in the corner village of kediri city there are 10 pregnant women
who do not know about preeclampsia. The purpose of this study is to find out whether
there is an influence of health education through social media on the knowledge of
pregnant women in early detection of preeclampsia during the covid-19 pandemic in
the corner of Kediri City in 2021.

This study is a pre-experimental study. The population in this study is all


pregnant women primigravida in the corner of Kediri City. The sample in this study
is all pregnant women primi in the corner of Kediri City. The sampling technique
used is total sampling with data collection instruments using Google forms.
Tabulation is described in the form of frequency distribution using percentage
analysis techniques and the results use cross tabulation.

The results of the study of 20 samples of most pregnant women before being
given health education as much as 12 (60%) fall into the moderate category, after
being given health education most pregnant women in the good category of 15 (75%).
The results of statistical test analysis using Wilcoxon obtained p-value of 0.000,
because p-value < (0.05).

The conclusion of this study shows that there is an influence on the provision
of health education using whatsapp social media on pregnant women's knowledge
about preeclampsia in the corner of Kediri City in 2021. The advice researchers
expect from this study can add knowledge and insight to make efforts to increase
knowledge about preeclampsia.

Keywords: Health Education, Preeclampsia, Social media

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM.......................................................................................................ii
LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA...........................................................iii
ORISINALITAS PENELITIAN..................................................................................iv
LEMBER PERSETUJUAN..........................................................................................v
LEMBAR PENETAPAN PANITIAN PENGUJI SKRIPSI........................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................................vii
RINGKASAN...............................................................................................................ix
ABSTRAK.....................................................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7
2.1 Konsep Kehamilan......................................................................................7
2.2 Konsep Preeklamsi....................................................................................21
2.3 Konsep Pendidikan Kesehatan..................................................................25
2.4 Konsep Pengetahuan.................................................................................37
2.5 Promosi kesehatan menggunakan media sosial whatsapp........................41
2.6 Konsep Pandemi Covid-19........................................................................45
2.7 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada Masa Pandemi
Covid-19..............................................................................................................51
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS...................................54

xi
3.1 Kerangka Konseptual................................................................................54
3.2 Hipotesis....................................................................................................55
BAB 4 METODE PENELITIAN...........................................................................56
4.1 Rancangan Penelitian................................................................................56
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel.........56
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional.............................................57
4.4 Bahan Penelitian........................................................................................57
4.5 Instrumen Penelitian..................................................................................58
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................58
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data........................................58
4.8 Analisis Data.............................................................................................61
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................63
5.1 Data Umum...............................................................................................63
5.2 Data Khusus..............................................................................................66
5.3 Pembahasan...............................................................................................69
BAB 6 PENUTUP...................................................................................................74
6.1 Kesimpulan................................................................................................74
6.2 Saran..........................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................76
LAMPIRAN................................................................................................................77

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur


ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021…………………. 63

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021………………… 63

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


pendidikan ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021……... 64

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia


kehamilan ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021……….64

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


informasi yang pernah didapat ibu hamil dikelurahan pojok
kota kediri tahun 2021………………………………………………….65

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


sumber informasi yang pernah didapat ibu hamil dikelurahan
pojok kota kediri tahun 2021…………………………………………..65

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan


pendidikan kesehatan tentang preeklamsi melalui media sosial
dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021……………………………..66

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan


pendidikan kesehatan tentang preeklamsi melalui media sosial
dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021……………………………..67

Tabel 5.9 Tabulasi silang pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian


pendidikan kesehatan melalui media sosial terhadap pengetahuan
ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada masa pandemi
covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021…………………...67

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ……………………………………………….. 54

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari fertilisasi, nidasi,

implantasi, dan perkembangan janin. Kehamilan yang normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester 1: 1-12

minggu, trimester 2: 13-27 minggu, trimester 3: 28-40 minggu (Prawirohardjo,

2014). WHO menyatakan bahwa hampir setiap hari terjadi kematian ibu sekitar

810 ibu di dunia di tahun 2017, sedangkan di Indonesia sekitar 305 per tahun di

tahun 2017 yang diakibatkan penyakit/komplikasi selama kehamilan persalinan

dan masa nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi merupakan permasalahan

Kesehatan di Indonesia yang belum terselesaikan sampai saat ini, Menurut WHO

(World Health Organization) Angka Kematian ibu di dunia pada tahun 2017

sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan.

Mayoritas (94%) kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan

menengah (WHO,2020). Didalam Rakerkesnas tahun 2020 Angka kematian ibu

di Indonesia sampai dengan 2019 masih pada angka 305 per 100.000 kelahiran

hidup (Kemenkes RI,2020) angka tersebut masih tinggi jika dikaitkan dengan

target Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia tahun 2030 yaitu

menurunkan AKI hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup (Pusdatin, 2019

1
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan

tiga tahun terakhir, tetapi mengalami kenaikan lagi pada tahun 2016. Angka

Kematian Ibu di Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang

mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2016). Laporan

tahunan/Profil kesehatan dari Dinkes kabupaten Kediri menyatakan bahwa

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kediri pada tahun 2014 sebanyak 17

ibu dan pada tahun 2017 menurun menjadi 15 ibu. Sedangkan penyebab Angka

Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 yaitu 53% karena perdarahan, Preeklamsia

33%, kemudian dengan penyakit jantung sebanyak 7%, dan lain-lain sebanyak

7% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 2017).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 19 April 2021 di

kelurahan pojok yang dilakukan pada 10 ibu hamil didapatkan hasil, diketahui

dari 10 ibu hamil tersebut belum pernah mendapatkan informasi atau pendidikan

kesehatan tentang preeklamsi, dan disituasi pandemi seperti saat ini para ibu

hamil ada kekhawatiran untuk memeriksakan kehamilannya karna tahut tertular

virus covid-19. Maka dari hasil survey tersebut, perlu adanya intervensi

pendidikan kesehatan tentang preeklamsi pada ibu hamil.

Preeklamsi ialah penyulit kehamilan yang sangat dihindari, baik pada saat

kehamilan, persalinan, maupun nifas. Preeklamsi adalah peningkatan tekanan

darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencampai 20 minggu, disertai

2
penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh yang membengkak dan

pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam urin (proteinuria)

(Feryanto, Adan Faldlun 2014). Klasifikasi preeklamsi dapat dibagi menjadi dua

yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat (Marni, dkk 2014).

Penyebab dari preeklamsi sampai sekarang belum diketahui, tetapi ada

teori yang mengatakan tentang penyebab preeklamsia yaitu: bertambahnya

frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola

hidatidosa. Bertambahnya frekuensi kehamilan tua dapat terjadinya perbaikan

keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi,

edema, proteinuria dan koma. Bebrapa teori yang memperkirakan etiologi dan

kelainan tersebut sehingga sering dikenal dengan the diseases of theory. Teori-

terori tersebut antara lain: peran prostasiklin dan tromboksan (Nugroho, 2010).

Faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dalam

kehamilan yaitu primigravida, primipaternitas, mola hidatidosa, diabetes melitus,

kehamilan multipel, hidrops fetalis, bayi besar, umur yang ekstrim, riwayat

keluarga ada yang pernah mengalami preeklamsia atau eklamsia, penyakit ginjal

atau memang sudah mengalami hipertensi sebelum hamil, dan obesitas

(Prawirohardjo, 2014).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari preeklamsi yaitu kelahiran prematur,

oliguria, dan kemtian. Sedangkan pada bayi yaitu pertumbuhan janin terhambat,

oligohidramnion, dapat pula meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Manuaba,

2008).

3
Tanpa disadari, dalam waktu singkat preeklamsi ringan dapat menjadi

preeklamsi berat, bahkan eklamsi. Agar tidak terjadi hal tersebut ibu hamil

sebaiknya dianjurkan periksa ke bidan atau dokter sedini mungkin sejak

mengetahui dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal

(Prawihardjo, 2009). Tenaga kesehatan dapat memberika konseling atau

pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang nutrisi, istirahat cukup, serta

pengawasan antenatal dengan cara memeriksakan kehamilannya secara teratur.

Hal tersebut berguna untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

pentingnya pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan yang profesional,

sehingga setiap kehamilan beresiko dapat ditangani dengan tepat dan tidak terjadi

keterlambatan penanganan serta untuk menurunkan angka kematian maternal dan

perinatal.

Upaya pemerintah dalam rangka pencegahan preeklampsia saat ini

mendapatkan tantangan baru dengan adanya Pandemi Covid-19. Pemerintah

Indonesia melakukan upaya untuk mencegah penularan Covid-19 yang semakin

meluas dengan mensosialisasikan kebijakan social Distancing yaitu upaya untuk

menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan masal, dan menjaga jarak antar

manusia sekitar 2 meter (CDC,2020). Konsep new normal, larangan berkumpul

dalam jumlah banyak dan waktu yang lama serta masih meningkatnya kejadian

Covid-19 mengakibatkan salah satu strategi dalam program eradikasi

preeklampsi yaitu kelas ibu hamil berjalan kurang optimal karena ibu hamil

masih takut untuk berkumpul dan tidak semua pelayanan kesehatan berani

mengambil keputusan untuk mengadakan kembali kelas ibu hamil di masa

4
pandemi saat ini, berdasarkan pedoman bagi ibu hamil yang dikeluarkan oleh

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa kelas ibu hamil

ditunda pelaksanaannya di masa pandemi Covid-19 atau dapat mengikuti kelas

ibu secara online, menunda pemeriksaan kehamilan atau pemeriksaan dilakukan

melalui tele-konsultasi kecuali dijumpai keluhan atau tanda bahaya. konsultasi

kehamilan, KIE dan konseling dapat dilakukan secara online (Kemenkes RI,

2020).

Bersadarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial

Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada Masa

Pandemi Covid-19 Dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial

Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada Masa

Pandemi Covid-19 Dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial

terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada masa

pandemi covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

1.3.2 Tujuan Khusus

5
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi

sebelum diberi pendidikan kesehatan.

2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi

setelah diberi pendidikan kesehatan melalui media sosial.

3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial

terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada

masa pandemi covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai sumbangan pemikiran atau bahan masukan terhadap

pengembangan konsep teori tentang pendidikan kesehatan melalui

media sosial terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini

preeklamsi pada masa pandemi covid-19 dan sebagai sumber bahan

bacaan dan referensi.

2. Sebagai masukan data dan memberikan sumbangan pemikiran

perkembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau

pengetahuan tentang kejadian preeklamsi dan bahaya-bahayanya.

2. Bagi Tempat Penelitian

6
Dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

serta dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal terutama

kejadian preeklamsi.

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama

hamil normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir (Prawihadjo, 2014).

Kehamilan merupakan impin setiap wanita dan merupakan salah

satu cara untuk mencapai kesempurnaan seorang ibu. Proses ini diawali

dengan adanya pembuahan (konsepsi) masa pembentukan bayi dalam

rahim dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2012).

2.1.2 Diagnosa Kehamilan

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah

sekitar 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan dibagi atas 3

trimester: trimester 1 antara 0-12 minggu, trimester 2 antara 12-28 minggu,

trimester 3 antara 28-40 minggu (Mochtar, 2012).

2.1.3 Tanda-tanda Kehamilan

Menurut (Mochtar, 2012) tanda dan gejala pada kehamilan yaitu:

1. Tanda dugaan kehamilan

Berikut adalah tanda-tanda adanya kehamilan

a. Amenorea (terlambat haid).

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan

folikel de graff dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid

8
terakhir dengan perhitungan rumus naegle, dapat ditemukan

perkiraan persalinan.

b. Mual-muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Mual-muntah terutama pada pagi hari

disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini

dapat diatasi. Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.

c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut dengan ngidam.

d. Pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau

pingsan. Keadaan ini menghitung setelah usia kehamilan 16

minggu.

e. Tidan selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada trimester 1 kehamilan, kemudian nafsu

makan timbul kembali.

f. Lelah (fatigue)

g. Payudara tegang

Pengaruh estrogen progesteron dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

9
Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan

rasa sakit, terutama pada hamil pertama.

h. Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan sering miksi. Pada trimester ke 2 gejala ini sudah mulai

hilang.

i. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

j. Pigmentasi kulit

Keluarnya melanophore stimulating hormon hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum)

pada dinding perut (striae livude, sriae nigra, linea alba makin

hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae,

putting susu makin menonjol).

k. Varises atau penampakan pembulu darah vena

l. Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembulu darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembulu darah itu terjadi disekitar genetalia eksternal,

kaki, betis. Penampakan pembulu darah ini dapat hilang setelah

persalinan.

2. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

10
Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda hegar, tanda chadwicks,

tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks dan teraba ballottement.

b. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian

kemunginan positif palsu.

3. Tanda pasti kehamilan

a. Gerakan janin dalan rahim

b. Terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin

c. Denyut jantung janin terdengar dengan stetoskop lonec alat

kardiografi, alat doppler.

d. Terlihat kerangka janin pada saat pemeriksaan rontgen dan USG.

2.1.4 Konsep Dasar Perubahan Fisik Pada Kehamilan

1. Perubahan fisik

Masa kehamilan ibu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya kehamilan yang normal adalah 280 hari atau 40 minggu,

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirihadjo, 2014).

A. Trimester I

Tanda fisik pertama yang bisa dilihat pada ibu adalah

perdarahan sediit sekitar 11 hari setelah konsepsi pasa saat embrio

melekat pada lapisan uterus. Perdarahan implantasi ini biasanya

kurang dari lamanya menstruasi yang normal. Setelah terlambat

atau periode menstruasi, perubahan fisik berikutnya biasanya adalah

nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang

11
kronis atau menetap dan sering BAK. Ibu biasanya mengalami 2

gejala yang terkhir selama 3 bulan berikutnya. Morning sickness

atau mual muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin

berakhir sampai 12 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu,

pertumbuhan uterus diatas simpisis pubis dapat dirasakan. Ibu

biasanya mengalami kenaikan berat badan 1-2 kg selama trimester 1

(Nanny, 2011).

Adapun perubahan dari bulan ke bulan sebagai berikut:

a. Minggu ke 4 atau bulan ke 1

Ibu terlambat mentruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar.

Kelelahan yang kronis (menetap) dan sering BAK mulai terjadi.

Keadaan ini berlangsung selama 3 bulan berikutnya.

b. Minggu ke 8 atau bulan ke 2

Mual muntah mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12

minggu. Uterus dari bentuk pil menjadi slobural

c. Minggu ke 12 atau bulan ke 3

Tanda chadwick muncul dan uterus naik diatas simfisis.

Kontraksi braxton hicks mulai dan terus berlangsung selama

kehamilan. Potensial untuk menderita saluran kemih meningkat

dan ada selama kehamilan. Kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg

selama trimester 1. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan

memproduksi hormon.

B. Trimerter II

12
Uterus akan tumbuh pada usia kehamilan 16 minggu, terus

biasanya berapa pada pertengahan simfisis pubis dan pusat.

Penambahan berat badan sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu mungkin

akan merasa banyak energi. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus

berada dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan

kolostrum. Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan juga

mengalami perubahan yang normal pada kulitnya, meliputi adanya

cloasma gravidarum, linea nigra, dan sriae gravidarum (Nanny,

2011).

Adapun perubahan dari bulan ke bu lan yaitu:

a. Minggu ke 16 atau bulan ke 4

Fundus berada ditengah antara simfisis dan pusat. Berat ibu

bertambah 0,4-0,5 kg/minggu selama sisa kehamilan dan

mungkin mempunyai banyak energi. Sekresi vagina meningkat,

tekanan pada kangdung kemih berkurang sehingga frekuensi

BAK berkurang.

b. Minggu ke 20 atau bulan ke 5

Fundus mencapai pusat, payudara memulai sekresi kolostrum,

kantong ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa sakit akan

pinggang dan pusing mungkin terjadi, terutama jika posisi

berubah secara mendadak. Varises pembulu darah mungin

terjadi, ibu merasakan gerakan janin, aerola bertambah gelap,

13
hidung tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin

ada, dan konstipasi mungkin dialami.

c. Minggu ke 24 atau bulan ke 6

Fundus diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki

mungkin terjadi. Perubahan pada kulit berupa striae gravidarum,

cloasma, linea nigra dan jerawat. Misalnya dapat terjadi dan

mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus

membesar dan kulit meregang (Nanny, 2011).

C. Trimester III

Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada

pertengahan antara pusat dan sifoideus. Pada usia kehamilan 32-36

minggu, fundus mencapai sifoideus, payudara penuh dan nyeri

tekan. Sering BAK kembali terjadi, sekitarusia 38 minggu. Bayi

masuk atau turun ke dalam panggul. Sakit punggung dan sering

BAK meninggkat, ibu mungkin megalami sulit tidur, kontraksi

braxton hicks meningkat (Nanny, 2011).

Adapun perubahan dari bulan ke bulan yaitu:

a. Minggu ke 28 atau bulan ke 7

Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoideus.

Hemoroid mungin terjadi. Pernafasan dada menggantikan

pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas

dalam perut mungkin mulai terasa.

b. Minggu ke 32 atau bulan ke 8

14
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri

tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungin

juga mengalami dispnea.

c. Minggu ke 38 atau bulan ke 9

Penurunan bayi ke dalam pelvis atau panggu ibu. Plasenta

hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya

0,5-0,6 kg. sait punggung dan sering BAK meninggkat karena

serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.

2. Perubahan anatomi fisiologis selama kehamilan

A. Sistem reproduksi

1. Uterus

a. Ukuran

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar,

akibat hipertrofi otot polos rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higroskopi, endometrium menjadi

desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan adalah 30 x

25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc.

b. Berat

Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi

1.000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).

c. Bentuk dan konsistensi

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti

buah alpukat. Pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat,

15
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk seperti bujur

telur. Ukuran rahim kira-kira sebsar telur ayam, pada

kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3

bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus

rahim hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba

terasa lebih panjang dan terasa lebih lunak, keadaan ini

disebut tanda hegar. Pada kehamilan 5 bulan seperti berisi

cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Hal itu

dikarenakan bagian-bagian janin dapat diraba melalui

dinding perut dan dinding rahim.

2. Posisi Rahim

a. Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau retro

fleksi.

b. Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada didalam rongga

pelvic.

c. Setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati.

d. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya lebih mengisi

rongga abdomen kanan atau kiri.

3. Pembesaran uterus

Tafsiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus

adalah:

16
a. Tidak hamil/normal: sebesar telurayam (lebih kurang 30

gram)

b. Kehamilan 8 minggu: telur bebek

c. Kehamilan 12 minggu: telur angsa

d. Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis-pusat

e. Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat

f. Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat

g. Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xiphoid

h. Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid

i. Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari bawah xypoid

4. Vaskularisasi uterus

Arteri uterine dan arteri ovarika bertambah dalam diameter

panjang dan anak-anak cabangnya. Pembulu darah balik (vena)

mengembang dan bertambah.

a. Serviks uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak

yang disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal

membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh

karena pertambahan dan pelebaran pembulu darah,

warnanya menjadi livid yang disebut tanda chadwick.

Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi

kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina dan serviks.

Tanda goodel adalah perubahan konsistensi (yang

17
dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dibandingkan

dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung

hidung) pada saat tidak hamil. Tanda hegar adalah

perlunakan dan kompresibilitas isthmus serviks, sehingga

ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila isthmus

ditekan dari arah yang berlawanan.

b. Ovarium

Saat ovulasi berhenti masih terdapat korpus leteum

graviditas sampai bentuknya plasenta yang mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesteron (kira-kira pada

kehamilan 16 minggu dan relaksi disirkulasi maternal dapat

ditentukan dengan meningkatkan dalam trimester pertama.

1. Perubahan payudara

Perubahan payudara pada ibu hamil:

a. Payudara menjadi lebih besar

b. Aerola payudara semakin hitam karena

hiperpigmentasi

c. Glandula montgomery makin tampak menonjol

dipermukaan aerola mamae

d. Pada kehamilan 12 minngu keatas dari putting susu

akan keluar cairan putuh jernih (kolostrum) yang

berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.

2. Perubahan berat badan

18
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan

menandakan adanya adaptasi ibu terhadap pertumbuhan

janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukan

bahwa berat badan yang bertambah berhubungan

dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada

kehamilan dan lebih dirasakan pada ibu primigravida

untuk menambah berat badan pada masa kehamilan.

Perkiraan peningkatan berat badan :

1. 4 kg dalam kehamilan 20 minggu

2. 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4kg/minggu

dalam trimester akhir)

3. Totalnya sekitar 12,5 kg

B. Sistem Pencernaan

1. Rongga Mulut

Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan

kesukaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi

hiperemesis dan melunak, kadang berdarah apabila terkena

cidera ringan, misalnya pada saat menggosok gigi.

Pembengkakan gusi sangat vaskuler disebut epulsi kehamilan

yang terkadang dapat timbul. Tetapi secara khas mengecil secara

spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh

pengaruh hormon estrogen yang meningkat.

2. Motilitas saluran gastruintestinal

19
Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran

gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu

pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin

merupakan akibat jumlah progesteron yang besar selama proses

kehamilan, hormon estrogen membuat pengeluaran asam

lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air

liur yang berlebihan (hiperrsalivasi), daerah lambung terasa

panas, terjadi mual dan sakit atau pusing kepala terutama pagi

hari yang disebut morning sickness.

C. Sistem Kardiovaskuler

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kehamilan terjadi

proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi

sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan

auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan pisisi jantung.

Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan

perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama hamil. Antara

minggu ke 14 dan ke 20, denyut meningkat perlahan-lahan

mencapai 10-15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm

(Kumiati, 2010).

D. Sistem Pernafasan

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas pendek. Hal ini

disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diagrafma akibat

pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama

20
hamil. Seorang wanita hamil selalu menggunakan nafas dada

(troracic breathing) (Mochtar, 2012)

E. Sistem Integumen

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore strimulating hormon

lobus hipofisi annterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,

aerola mamae, papilla mamae, linea nigra, choasma gravidarum.

Setelah persalinan. Hiperpigmentasi akan menghilang (Nanny,

2011).

F. Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih cepat. Ginjal

menyaring darah yang volumenya meningkat (30-50% atau lebih)

yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai

sesaat sebelum persalinan.

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika

berbaring dan menurun ketika berdiri, keadaan ini semakin menguat

pada saat kehamilan karena waktu hamil sering merasa ingin

berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring atau tidur. Pada

akhir krhamilan peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi

saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring engurangi

21
tekanan rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai hingga

terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkat

aktivitas ginjal dan curah jantung (Sulistyawati, 2011).

2.2 Konsep Preeklamsi

2.2.1 Pengertian

Preeklamsi adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul

setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai penambahan berat

badan ibu yang cepat akibat tubuh yang membengkak dan pada

pemeriksaan laboratorium dijumpai protein urine (proteinuria) (Feryanto,

A dan Fadlun, 2014).

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema,

dan proteinurea yang timbul karena kehamilan (Marni dkk, 2014).

2.2.2 Klasifikasi

Menurut (Marni dkk, 2014) klasifikasi preeklamsi dibagi menjadi 2

golongan yaitu:

1. Preeklamsi ringan

a. Tekanan darah 140/90 mmHg dengan kenaikan diastolic 15

mmHg atau lebih dan sistolik 30 mmHg atau lebih dengan cara

pemeriksaan sekurang-kurangnya 2x pemeriksaan dengan jarak

b. Proteinuria +1 atau +2

c. Oedema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik > 1kg/minggu

22
2. Preeklamsi berat

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

b. Proteinuria > +2

c. Oliguria (jumlah urin <500 cc/2 jam

d. Oedema paru dan sianosis

e. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan nyeri epigastrum

2.2.3 Etiologi

Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum diketahui, tetapi ada

teori yang menjelaskan tentang penyebab preeklasi yaitu:

a. Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas

b. Kehamilan ganda

c. Hidramnion

d. Mola hidatidosa

Bertambahnya frekuensi yang makin tua kehamilanya dapat terjadinya

perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.

Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, dan koma.

Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dan

kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the

diseases of theory. Adapun teori tersebut antara lain: peran prostasiklin

dan tromboksan (Nugroho, 2011).

2.2.4 Patofisiologis

23
Pada preeklamsi terdapat penurunan darah, perubahan ini

menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan

iskemia uterus, keadaan iskemia pada uterus merangsang pelepasan bahan

tropoblastik yaitu akibat hiporeksidase lemak dan pelepasan renin uterus.

Bahan tropoblastik menyebabakan terjadinya endhoteliosis dan

menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin yang dilepas

mengakibatkan pelepasan tromboksan dan aktivitas agregasi trombosit

deposit fibrin. Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya

vasosvasme sedangkan aktivitas/agregasi trombosit deposisi fibrin akan

menyebabkan koagulasi intravaskuler yang mengakibatkan perfusi darah

menurun dan konsumtif koagulapati (Manuaba, 2010).

2.2.5 Gejala klinis

1. Edema

Pada kehamilan normal dapat ditemukan edema yang bebas,

tetapi jika terdapat edema yang tidak bebas, terdapat ditangan

dan wajah yang menigkat di pagi hari dapat di fikirkan

merupakan edema yang patologis. Peningkatan berat badan

yang sangat banyak / secara tiba-tiba dapat meningkatkan

kemungkinan preeklamsi, preeklamsi dapat juga terjadi tanpa

adanya edema (mansjoer, 2000).

2. Hipertensi

24
Hipertensi merupakan tekanan darah sekurang kurangnya 140

mmhg sistolik/ 90 mmhg diastorik pada 2 x pemeriksaan

berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumya normotensi.

3. Proteinuria

Proteinuria merupakan gejala yang palig terakhir timbul,proteinuria

berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 gr/liter dalam

urin 24 jam/ pemeriksakaan kualitatif menunjukkan 1+/2+/1 gr/liter /

lebih dalam urin yang di keluarkan kateter yang di ambil minimal 2x

dengan jarak waktu 6 jam (winkjosastro, 2009).

4. Penemuan laboratorium

Hemoglobin dan hematokrit akan menigkat akibat hemokosentrasi,

trombokhositopenia biasanya terjadi penurunan produksi benang

fibrin dan faktor koagulasi bisa terdekteksi .asamurat biasanya

meningkat diatas 6 mg/gl . kreatin serum biasanya normal tetapi bisa

meningkat pada preklamsi berat ,alkalin fosfatase meningkat di

karenakan hemolisis.glukosa darah dan elektrolit pada pasien

preeklamsi biasaanya dalam batas normal, urinalisis dapat di temukan

proteinuria dan beberapa kasus ditemukan hyaline cast (mansjoer,

2000)s

2.2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksaan preeklamsi menurut (Feryanto, A dan Fadlun, 2014)

adalah:

25
1. Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak terdapat perbaikan, lakukan

penilaian 2x seminggu secara rawat jalan.

a. Lakukan pemantauan tekana darah, protein urine, reflek, kondisi

janin setiap minggu.

b. Lebih banyak istirahat

c. Diet (cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam)

d. Jika protein urine meningkat kelola sebagai preeklamsi berat

2. Jika umur kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

kehamilan dengan kolaborasi dokter ahli

a. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam

500 ml RL/dektrose 5% IV 10 tpm atau dengan prostaglandin

b. Jika serviks belum matang, berikan protasglandin, misoprostol

atau kateter foley atau lakukan terminasi (bedah SC).

2.3 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.3.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah penerapan konsep pendidikan dalam

bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan kesehatan adalah suatu

pedagogik praktik atau pendidikan (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, bukan hanya proses pemidahan materi dari individu ke orang

lain dan buka seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan ataupun hasil

yang akan dicapai (Nyawande dan Maulana, 2012).

26
Pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya rencana untuk

mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. Hal

tersebut juga menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan

pemahaman mendalam, karena melibatkan istilah atau konsep seperti

perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana,2012).

2.3.2 Tujuan pendidikan

Menurut maulana (2012), tujuan pendidikan kesehatan yaitu:

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat

oleh sebab itu, pendidikan kesehatan bertanggung jawab

mengarahkan cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup

masyarakat sehari-hari.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat secara

peyalanan kesehatan yang ada.

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat

mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu:

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

27
b. Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat istiadat

Masyarakat kita masih sangan menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan

masyarakat dengan penyampaian informasi.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan.

2.3.4 Metode pendidikan

Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan pendekatan sasaran

yang ingin dicapai, penggilongan metode pendidikan ada 2 yatu:

a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk

membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik

pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya

pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah

28
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau

perilaku baru tersebut.

Ada 2 bentuk pendekatannya yaitu:

1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance dan Counceling)

2. Wawancara

b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Dalam

penyampaian promosi kesehatan dengan metode ini kita perlu

mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat

pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya

kelompok, yaitu: kelompok besar dan kelompok kecil.

c. Metode berdasarkan pendekatan massa

Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sehingga

sasaran dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan

golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sisial ekonomi,

tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan

yang ingin disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat ditangkap oleh massa.

Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan

didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Ada beberapa metode dalam

memberikan pendidikan kesehatan, yaitu (Windasari, 2014):

1. Metode ceramah

29
Caramah adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara

didepan sekelompok pengunjung. Ada beberapa keunggulan metode

ceramah:

a. Dapat digunakan pada orang dewasa

b. Penggunaan waktu yang efisien

c. Dapat dipakai pada kelompok besar

d. Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran

e. Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pembelajaran atau

suatu kegiatan.

2. Metode diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu

dengan seseorang pemimpin. Ada beberapa keunggulan metode

kelompok:

a. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat

b. Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa

kesatuan.

c. Dapat memperluas pandangan atau wawasan.

d. Problem kesehatan yang dihadapi akan lebih menarik untuk

dibahas karena proses diskusi melibatkan semua anggota

termasuk orang-orang yang tidak suka berbicara.

3. Metode panel

30
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan

pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau

lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Beberpa keunggulan

metode panel:

a. Dapat membangkitkan pemikiran

b. Dapat mengemukakan pandangan yang berbeda-beda

c. Mendorong para anggota untuk melakukan analisis

d. Memberdayakan orang yang berpotensi

4. Metode forum panel

Forum panel adalah panel yang didalamnya individu ikut

berpartisipasi dalam dikusi. Ada beberapa keunggulan metode forum

panel:

a. Memungkinkan setiap anggota berpartisipasi

b. Memungkinkan peserta menyatakan reaksinya terhadap materi

yang sedang didiskusikan

c. Membuat peserta mendengar dengan penuh perhatian

d. Memungkinkan tenggapan terhadap pendapat panelis

5. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan

prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi.

Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan

media seperti radio dan film. Keunggulan metode demonstrasi ini

adalah:

31
a. Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan

lebih konkret

b. Lebih mudah memahami sesuatu karena proses pembelajaran

menggunakan prosedur atau tugas dengan dibantu dengan alat

peraga

c. Peserta didik dirangsang untuk mengamati

d. Menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan

sendiri (rekomendasi).

Setelah melakukan pendidikan kesehatan, untuk menilai apakah

pendidikan kesehatan yang diberikan berhasil atau tidak maka dilakukan

evaluasi. Menurut Rankin dan Stalling (2001) dalam Aisyah (2010)

manyatakan beberapa metode evaluasi, yaitu:

1. Observasi langsung

Melihat atau mengobservasi tindakan yang dilakukan oleh sasaran

terkait dengan promosi kesehatan yang diberikan.

2. Catatn pasien atau observasi

Setiap kemajuan yang dialami oleh sasaran dicatat sehingga perawat

dapat menilai apakah promosi kesehatan yang diberikan berhasil

atau tidak

3. Laporan pasien

Laporan pasien dan keluarganya dapat digunakan sebagai sumber

data meskipun objektifitasnya dipertanyakan.

4. Test

32
Test dilakukan sebelum dan sesudah promosi kesehatan dilakukan

untuk mengetahui kemajuan sasaran secara kognitif.

5. Wawancara dan pembagian kuisioner

Pasien atau keluarganya diwawancarai atau diberikan kuisioner

untuk mengkaji harapan, opini, dan tingkat pengetahuanmya.

2.3.5 Media pendidikan

Media sebagai alta bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Alat-alat bantu tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut (Notoamodjo,

2012):

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2. Mencapai sasaran yang lebih banyak

3. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman

4. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan

yang ditema orang lain

5. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan

6. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/masyarakat

7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik

8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh dengan kata lain

media ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

a. Tujuan yang akan dicapai

1) Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-

konsep

33
2) Mengubah sikap dan persepsi

3) Menanamkan perilaku/kebiasaan yang baru

4) Tujuan penggunaan alat bantu

a) Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan

b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah

c) Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi

d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan

Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmojo, 2012):

1. Berdasarkan stimulasi indra

a. Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indra penglihatan

b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alay yang dapat membantu

untuk menstimulasi indra pendengar pada waktu penyampaian

bahan pendidikan/pengajaran

c. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids)

2. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya

a. Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide,

dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor

b. Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-

bahan setempat

3. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan

a. Media cetak

1. Leaflet

34
Leaflet merupakan bentuk penyimpanan informasi kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Keuntungan menggunakan

media ini antara lain: sasaran dapat menyesuaikan dan belajar

mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat,

sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat

ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh

anggota kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat

memberi informasi yang detail yang mana tidak diberikan

secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta

mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran.

Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu: tidak

cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama

dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sarana

tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses

penggandaan

2. Booklet

Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet berbagai

saluran, alat bantu, sarana dan sumberdaya pendukungnya

untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan isi materi

yang akan disampaikan.

Menurut Kemm dan Close dalam Aini (2010) booklet

memiliki beberapa kelebihan yaitu:

35
a. Dapat dipelajari setiap saat, karena desain bentuk buku.

b. Memuat informasi relatif lebih banyak dibandikan dengan

poster. Menurut Ewles dalam Aini (2010), media booklet

memiliki keunggulan sebagai berikut:

1) Klien dapat menyusuaikan dari belajar mandiri.

2) Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.

3) Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.

4) Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta

mudah disesuaikan.

5) Mengurangi kebutuhan mencatat.

6) Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif

murah.

7) Awet atau tahan lama

8) Daya tampung lebih luas

9) Dapat diarahkan pada segmen tertentu.

Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan

kesehatan adalah:

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2. Membantu didalam mengatasi banyak hambatan

3. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak

dan cepat

4. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-

pesan yang diterima kepada orang lain

36
5. Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan

6. Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran

pendidikan

7. Mendorong keingingnan orang untuk mengetahui lalu

mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang

lebih baik

8. Membantu menegakkan pengertian yang peroleh.

2.3.6 Media Pendidikan Kesehatan

Banyak dari kita yang sudah diajarkan pentingnya kesehatan sejak

menginjak pendidikan sekolah dasar hingga bangku sekolah menengah

atas. Sehingga kita dewasa, kita bisa mengetahui mana yang berguna bagi

kesehatan dan mana yang bisa menurunkan kesehatan. Jika kita maknai

lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa alasan mengapa pendidikan

kesehatan itu penting dan perlu diberikan antara lain:

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat,

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat,

serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat

yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial

sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3. Agar orang mampu memecahkan masalah dan kebutuhan mereka

sendiri, manpu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap

37
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah

dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang

tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan

masyarakat.

2.4 Konsep Pengetahuan

2.4.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung

maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan adalah merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya seperti mata,

hidung, telinga, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

2.4.2 Tingkatan Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007), tingkatan pengetahuan didalam domain

kognitif terdiri dari 6 tingkatan:

1. Tahu (Know)

Merupakan kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari dan diterima sebelumnya.

2. Memahami (Comprehension)

Merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.

38
3. Aplikasi (Aplication)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang nyata, yaitu menggunakan hukum, rumus,

prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek atau

komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada

kaitanya satu sama yang lain

5. Sintesis (Syntesis)

Merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari

formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau objek.

2.4.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2010) berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dikelompokkan menjadi 2:

1. Cara tradisional

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Cara coba salah

b. Cara kekuasaan atau otoritas

39
c. Berdasarkan pengalaman pribadi

d. Melalui jalan pikiran

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara modern atau baru dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau

lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology).

2.4.4 Faktor yang mempengaruhi mengetahuan

1. Umur

Umur adalah umur idividu yang terhitung saat mulai dilahirkan sampai

saat berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja

(Notoatmodjo, 2010).

2. Pendidikan

Merupakan penuntun manuasia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya

dan dapat untuk mendapatkan informasi yang dapat meningkatkan

kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

menerima informasi dan maikin bagus pengetahuan yang dimilikinya

(Hidayat, 2007).

3. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada

seseorang yang tidak bekerja, karena bekerja seseorang akan mempunyai

banyak informasi dan pengalaman (Notoatmodjo. 2010).

4. Informasi

40
Dengan memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara

pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan

sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran yang

berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2005).

5. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap pengetahuan, jika orang hidup dalam

lingkungan yang berpikiran luas maka tingkat pengetahuan akan lebih baik

dari pada orang yang tinggal dilingkuan orang yang berpikiran sempit.

Lingkuang merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang

mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku

seseorang atau kelompok (Nursalam, 2008).

2.4.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut (Nursalam, 2008) dalam sebuah pengukuran peneliti lebih

besar atau lebih kecil dari. Misalnya sebagai berikut:

1. Pengetahuan baik: 76-100%

2. Pengetahuan cukup: 56-75%

3. Pengetahuan kurang: <56%

2.5 Promosi kesehatan menggunakan media sosial whatsapp

2.5.1 Pengertian

1. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

41
individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut maka

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya

diharapkan dapat berpengaruh pada perilaku. Dengan kata lain dengan

adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat

terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran (Notoatmodjo, 2013).

2. Menuru Notoatmodjo (2013) yang mengutip pendapat Lawrence Green

(2004) merumuskan definisi sebagai berikut: “promosi kesehatan adalah

sebagai bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait

dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan

perilaku dan lingkungan kondusif bagi kesehatan”.

3. Promosi kesehatan memiliki pengertian sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri

dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat

dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes,

2015).

4. Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari

proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya terjadi

perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan

sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Didalam kegiatan belajar

terdapat 3 unsur pokok yang saling berkaitan, yaitu masukan (input), proses,

42
dan keluaran (output). Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal balik

antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator

belajar, metode yang digunakan dan materi atau bahan yang dipelajari.

Sedangkang keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari

kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar

(Notoatmodjo, 2013).

2.5.2 Tujuan

Tujuan umum promosi kesehatan individu adalah membantu klien

menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style serta

mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri serta perasaan-

perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dalam mengoreksi

presepsinya terhadap lingkungan, agar klien dapat mengarahkan tingkah

laku serta mengembangkan kembali pengetahuan sosialnya. Lebih lanjut

prayitno mengemukakan tujuan khusus promosi kesehatan individu dalam

5 hal yaitu: fungsi pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi

pengembangan atau pemeliharaan, fungsi pencegahan, dan fungsi

advokasi.

Menurut Gibson, Mitchell dan Basile (2012) ada 9 tujuan dari

promosi kesehatan perorangan yaitu:

1. Tujuan perkembangan yaitu klien dibantu dalam proses pertumbuhan

dan perkembangannya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi

pada proses tersebut (seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi,

emosional, kognitif, fisik, dan sebagainya).

43
2. Tujuan pencegahan yaitu konselor membantu klien menghindari

hasil-hasil yang tidak diinginkan

3. Tujuan perbaikan yaitu konseling dibantu mengatasi dan

menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan

4. Tujuan penyelidikan yaitu menguji kelayakan tujuan untuk

memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba

aktivitas baru dan sebagainya

5. Tujuan penguatan yaitu membantu konseng untuk menyadari apa

yang dilakukan, difikirkan, dan dirasakan sudah baik

6. Tujuan kognitif yaitu menghasilkan pondasi dasar pembelajaran dan

keterampilan kognitif

7. Tujuan fisiologis yaitu menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan

untuk hidup sehat

8. Tujuan psikologis yaitu membantu mengembangkan keterampilan

sosial yang baik, belajar mengontril emosi, dan mengembangkan

konsep diri positif dan sebagainya.

2.5.3 Proses layanan promosi kesehatan individu

1. Tahapan awal promosi kesehatan

a. Membangun hubungan promosi kesehatan yang melibatkan

klien

b. Memperjelas dan mengidentifikasi masalah

c. Membuat penafsiran dan penjajakan

d. Menegosiasi kontrak

44
2. Tahap pertengahan (tahap kerja)

a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian

klien lebih jauh

b. Menjaga agar hubungan promosi kesehatan selalu terpelihara

c. Proses promosi kesehatan agar berjalan sesuai kontrak

3. Tahap akhir promosi kesehatan (tahap tindakan)

a. Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai

b. Terjadi transfer of learning pada diri klien

c. Melaksanakan perubahan perilaku

d. Mengakhiri hubungan promosi kesehatan

2.6 Konsep Pandemi Covid-19

2.6.1 Pengertian

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular

yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan

munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan,

China pada akhir Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan hasil

penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar

Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian

mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru

yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan

virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama,

45
namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan

MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang cepat membuat

WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30

Januari 2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan

tergantung pada populasi yang terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu

negara, dan ketersediaan pemeriksaan laboratorium.

Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan

adanya kasus COVID-19. Setelah Thailand, negara berikutnya yang

melaporkan kasus pertama COVID-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang

kemudian berkembang ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30 Juni

2020, WHO melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862

kematian di seluruh dunia (CFR 4,9%). Negara yang paling banyak

melaporkan kasus konfirmasi adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India,

dan United Kingdom. Sementara, negara dengan angka kematian paling tinggi

adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol.

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret

2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal

30 Juni 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi

COVID-19 dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang tersebar di 34

provinsi. Sebanyak 51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak

terjadi pada rentang usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5

tahun. Angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64

tahun.

46
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CDC China, diketahui

bahwa kasus paling banyak terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-

79 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia <10 tahun (1%). Sebanyak 81%

kasus merupakan kasus yang ringan, 14% parah, dan 5% kritis (Wu Z dan

McGoogan JM, 2020). Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit

bawaan diketahui lebih berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah.

Usia lanjut juga diduga berhubungan dengan tingkat kematian. CDC China

melaporkan bahwa CFR pada pasien dengan usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%,

sementara CFR keseluruhan hanya 2,3%. Hal yang sama juga ditemukan pada

penelitian di Italia, di mana CFR pada usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%,

sementara CFR keseluruhan adalah 7,2% (Onder G, Rezza G, Brusaferro S,

2020). Tingkat kematian juga dipengaruhi oleh adanya penyakit bawaan pada

pasien. Tingkat 10,5% ditemukan pada pasien dengan penyakit

kardiovaskular, 7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien dengan

penyakit pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6% pada

pasien dengan

2.6.2 Etiologi

Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family

coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,

berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada

Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),

glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo

Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan

47
penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus,

betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya

COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu

HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63

(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV

(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik,

dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa

virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang

menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas

dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)

memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2.

Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di

atas permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus

lainnya. Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi

yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan).

Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat

bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang

dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus

corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas.

Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter,

48
etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat,

dan khloroform (kecuali khlorheksidin).

2.6.3 Penularan

Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan

manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing

luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun,

hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14

hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di

hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang

tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan

48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari

setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa

12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui

periode presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui

droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Sebagai tambahan,

bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik),

meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan

kecil untuk terjadi penularan.

Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan

bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala

(simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet.

49
Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm. Penularan

droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter)

dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau

bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau

konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan

permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh

karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung

dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan

atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop

atau termometer). Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat

dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan

suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi,

suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum

intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator,

ventilasi tekanan positif noninvasif, trakeostomi, dan resusitasi

kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi

melalui udara.

2.6.4 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara

bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun

dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,

rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri

50
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit

tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi,

40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit

sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan

5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan

dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute

Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal

multiorgan, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat

kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang

sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan

paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.

2.6.5 Diagnosa

WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh

pasien yang terduga terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkan adalah

metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti

pemeriksaan RTPCR

2.6.6 Tata Laksana

Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk

mencegah atau mengobati COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi

simptomatis dan suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu

yang masih diteliti melalui uji klinis.

51
2.7 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada Masa

Pandemi Covid-19

Pendidikan kesehatan adalah penerapan konsep pendidikan dalam bidang

kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktik

atau pendidikan (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan adalah proses

perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemidahan materi dari

individu ke orang lain dan buka seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan

ataupun hasil yang akan dicapai (Nyawande dan Maulana, 2012).

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan menurut WHO yang

dikutip oleh Notoadmojo adalah dengan memberi informasi untuk meningkatkan

pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan

pemberian pendidikan kesehatan. Dimana pengetahuan adalah hasil tahu dari

manusia yang terdiri dari sejumlah faktor dan teori yang memungkinkan seseorang

untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik

dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu hamil antara lain adalah

pengetahuan tentang preeklamsi karena data kematian menurut laporan

tahunan/Profil kesehatan dari Dinkes kabupaten Kediri menyatakan bahwa

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kediri pada tahun 2014 sebanyak 17

ibu dan pada tahun 2017 menurun menjadi 15 ibu. Sedangkan penyebab Angka

Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 yaitu 53% karena perdarahan, Preeklamsia

52
33%, kemudian dengan penyakit jantung sebanyak 7%, dan lain-lain sebanyak

7% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian Sri Handayani dan Prais Milie (2020) dengan

judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Group Terhadap

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsia Pada Masa

Pandemi Covid-19” dengan hasil terdapat pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan preeklampsia dengan nilai P value 0,000 (p<0,05).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sinta Nuryati dan Risna Dewi Yanti

tahun 2017 dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Sosial Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Perawatan Nifas Dan Kepatuhan Kunjungan Ulang

Pada Ibu Nifas Dikota Bogor” dengan hasil i penelitian bahwa media sosial

effektif untuk meningkatkan pengetahuan perawatan masa nifas dan kurang

effektif dalam meningkatkan kepatuhan kunjungan ulang. Sarannya adalah

mengembangkan media sosial sebagai sarana edukasi bagi masyarakat yang

mudah dan terjangkau seperti membuat aplikasi dan mengarahkan masyarakat

untuk menggunakan media sosial agar lebih bijak, sehingga mampu merubah

perilaku.

Dalam penelitian ini, pendidikan kesehatan dilakukan melalui penyuluhan

dengan metode whatsapp yaitu dengan menjelaskan materi dan membagikan

liflet kepada ibu hamil dengan disertai diskusi dan tanya jawab, sehingga

responden memahami apa yang disampaikan.

53
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Meningkatkan Menurunkan
Pengetahuan pengetahuan ibu angka kesakitan
Ibu ibu hamil dan kematian
hamil tentang
Hamil tentang ibu hamil akibat
deteksi dini
preeklamsi preeklamsi kejadian
preeklamsi

Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:

1. Pengalaman
2. Kepercayaan
3. Penyuluhan
4. Pendidikan

Pendidikan kesehatan Dilakukan penyuluhan


menggunakan media: melalui WhatsApp
1. Ceramah
2. Audio visual
3. Konseling
4. Media sosial
(WhatsApp)

Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti

Gambar 3.1 kerangka konseptual


Berdasarkan gambar diatas merupakan kerangka konseptual dapat

dijelaskan bahwa input dari penelitian ini adalah ibu hamil. Prosesnya yaotu

dengan melakukan penyuluhan. Adapun faktor yang mempengaruhi pengetahuan

54
ibu hamil tentang preeklamsi diantaranya melalui: pengalaman, kepercayaan,

penyuluhan, pendidikan. Output dalam penelitian ini adalah meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang deteksi dini preeklamsi. Outcome yang

diharapkan yaitu dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil

akibat kejadian preeklamsi.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu

penelitian. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis nol dan

alternative. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbadaan atau

hubungan antara parameter dengan statistik, atau tidak ada perbedaan maupun

hubungan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Hipotesis alternative

adalah adanya perbedaan atau hubungan antara data populasi dengan data

sampel.

Berdasarkan pembahasan kerangka konsep diatas maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial

(WhatsApp) terhadap pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi

H1: Ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial (WhatsApp)

terhadap pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi

55
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan ruang lingkup penelitian merupakan penelitian Pre Experiment

2. Penelitian ini menggunakan desain one group pre test-post test design.

3. Pada responden sebelum dan sesudah intervensi diberikan kuisioner yang

telah ditetapkan yang disebut pretest dan posttest

4. Design ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

melalui media sosial WhatsApp tentang preeklamsi terhapat ibu hamil.

5. Berdasarkan cara pengumpulan data, rancangan penelitian termasuk jenis

survey.

6. Berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis lapangan.

7. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk jenis pre eksperimen

8. Berdasarkan sumber data penelitian termasuk data primer

4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primi yang ada

dikelurahan pojok 20 orang

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primi yang ada

dikelurahan pojok.

4.2.3 Besar Sampel

56
Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang

4.2.4 Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik


total sampling yaitu pengambilan sampel secara acak untuk dijadikan
sebagai sampel.

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

4.3.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel dependent

yaitu pendidikan kesehatan melalui media sosial WhatsApp sedangakn

variabel independent adalah pengetahuan tentang preeklamsi.

4.3.2 Definisi Oprasional

Variabel Definisi oprasional Parameter Skala Alat ukur Kategori


Pendidikan Pemberian informasi Menggunakan - - -
kesehatan pada ibu hamil tentang media sosial
preeklamsi untuk Whatsapp
meningkatkan
pengetahuan ibu hamil
tentang preeklamsi
Pengetahuan Sesuatu yang dirasaan  Pengertian Ordinal Kuisioner Kriteria
dan kemauan pengetahuan pengetahuan
responden dapat  Cara 1. Baik (67-
memengaruhi memperoleh 100%)
responden untuk pengetahuan 2. Sedang (34-
melakukan tindakan  Faktor yang 66%)
kesehatan salah mempengaruhi 3. Rendah (0-
satunya yaitu tentang pengetahuan 33%)
preeklamsi  Pengukuran
tingkat
pengetahuan

4.4 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu data ibu hamil, handphone, ATK.

57
4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner sebelum dan

sesudah melalui whatsapp.

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah masin-masing pada bulan 2021

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

4.7.1 Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengurus perizinan studi pendahuluan dari Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri.

2. Mengurus perizinan penelitian ke DINKES

3. Peneliti menyerahkan surat ijin peneliti ke PKM sukorame dan

kelurahan pojok

4. Menyosialisasikan maksud dan tujuan penelitian kepada ibu hamil

5. Menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi sesuai dengan

teknik pengambilan sample

6. Memberikan inform consent kepada responden

7. Peneliti membagikan kuisioner pretest pada responden melalui

whatsapp

8. Setelah semua pertanyaan diisi, kuisioner diminta untuk mengirimkan

kembali.

9. Kemudian diberikan pendidikan kesehatan melalui whatsapp

58
10. Setelah selesai, peneliti melakukan post-test kepada responden dengan

mengisi kuisioner

11. Setelah selesai, diminta mengirimkan kembali.

12. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dan

analisa data

4.7.2 Pengumpulan Data

1. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali data yang telah

dikumpulkan kemudian mengecek apakah semua pengisian sudah

lengkap atau belum.

2. Coding

A. Data umum

1. Umur

a. Kode 1: <20 tahun

b. Kode 2: 21-35 tahun

c. Kode 3: >35 tahun

2. Pekerjaan

a. Kode 1: IRT

b. Kode 2: swasta

c. Kode 3: PNS

3. Usia kehamilan

a. Kode 1: Trimester 1 (1-14 minggu)

b. Kode 2: Trimester 2 (14-27 minggu)

59
c. Kode 3: Trimester 3 (27-40 minggu)

4. Pendidikan

a. Kode 1: Dasar (SD-SMP)

b. Kode 2: Menengah (SMA)

c. Kode 3: Tinggi (D3, S1, S2, S3)

B. Data khusus

1. Pengetahuan

a. Kode 1: Baik (67-100%)

b. Kode 2: Sedang (34-66%)

c. Kode 3: Rendah (0-33%)

3. Skoring

Memberika skor pada setiap responden dengan melakukan pemberian

nilai terhadap jawaban. Bila jawaban benar maka nilai 1 dan jika

jawaban salah maka nilai 0.

a. Baik (67-100%)

b. Sedang (34-66%)

c. Rendah (0-33%)

4. Tabulating

Penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu

menuliskan seluruh pernyataan responden dalam sebuah tabel terhadap

sejumlah pernyataan responden.

60
4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Univariat

Variabel yang dianalisis pengetahuan ibu hamil sebelum dan

sesudah diberikan konseling melalui pendidikan kesehatan whatsapp

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

SP
N= ×100 %
SM

Keterangan:

N : nilai

Sp : skor yang didapat

Sm : skor maksimal

Hasil analisis diatas diinterpetasikan dengan menggunkan kriteria

sebagai berikut:

100% : Seluruhnya

76-99% : Hampir seluruhnya

51-75% : Sebagian besar

50% : Setengahnya

26-49% : Hampir setengahnya

1%-25% : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun

4.8.2 Analisis Bivariat

61
Pada analisis bivariat yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan melalui media sosial Whatsapp terhadap pengetahuan

tentang preeklamsi pada ibu hamil. Dalam penelitian ini menggunakan

uji hipotesis wilcoxon dengan alasan :

1. Merupakan komparasi

2. Skala data ordinal-ordinal

Sehingga uji statistik menggunakan uji wilcoxon. Maka dapat

diinterpretasikan

a. H0 Ditolak dan H1 Diterima jika p≤ 0,05, yang berarti ada

pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial Whatsapp

terhadap pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi di

kelurahan pojok tahun 2021

b. H0 Diterima dan H1 Ditolak jika p≥ 0,05, yang berarti tidak

ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial

Whatsapp terhadap pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi

di kelurahan pojok tahun 2021.

62
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur

Karakteristik responden bedasarkan umur ibu hamil dikelurahan

Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur


ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

No Umur f %
1. <20 Tahun - -
2. 21-35 Tahun 20 100
3. >35 Tahun - -
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diinterpretasikan bahwa seluruh

responden (100%) berumur 21-35 tahun.

5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden bedasarkan pekerjaan ibu hamil

dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


pekerjaan ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

No Pekerjaan f %
1. IRT 13 65
2. Swasta 5 25
3. PNS 2 10
  Total 20 100
Sumber: Data perimer penelitian 2021

63
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

pekerjaan responden (65%) bekerja sebagai IRT.

5.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Karakteristik responden bedasarkan pendidikan ibu hamil

dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


pendidikan ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

No Pendidikan f %
1. Dasar (SD-SMP) 3 15
2. Menengah (SMA/SMK) 15 75
3. Tinggi (D3, S1, S2, S3) 2 10
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden (75%) berpendidikan Menengah ( SMA/SMK).

5.1.4 Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan

Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan ibu hamil

dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia


kehamilan ibu hamil dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

N0 Usia Kehamilan f %
1. TM 1 (1-14 minggu) 4 20
2. TM 2 (14-27 minggu) 8 40
3. TM 3 (27-40 minggu) 8 40
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

64
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengahnya

usia kehamilan responden (40%) pada trimester 2 dan trimester 3.

5.1.5 Karakteristik responden berdasarkan informasi yang pernah didapat

Karakteristik responden bedasarkan informasi yang pernah didapat

oleh ibu hamil dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


informasi yang pernah didapat ibu hamil dikelurahan pojok
kota kediri tahun 2021

No Kreteria f %
1. Pernah 6 30
2. Tidak Pernah 14 70
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden (70%) tidak pernah mendapatkan informasi tentang

preeklamsi.

5.1.6 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi tentang


preeklamsi

Karakteristik responden bedasarkan sumber informasi yang pernah

didapat oleh ibu hamil dikelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


sumber informasi yang pernah didapat ibu hamil dikelurahan
pojok kota kediri tahun 2021

No Kreteria f %
1. Media Sosial 4 20
2. Tenaga Kesehatan 2 10

65
3. Teman, saudara, dll - -
4. Tidak ada 14 70
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar responden (70%) tidak pernah mendapatkan sumber informasi

tentang preeklamsi.

5.2 Data Khusus

5.2.1 Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang


preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan

tentang preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri

tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan


pendidikan kesehatan tentang preeklamsi melalui media sosial
dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

No Kreteria f %
1. Rendah 6 30
2. Sedang 12 60
3. Baik 2 10
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden (60%) memiliki pengetahuan sedang tentang preeklamsi

sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media sosial

whatsapp.

66
5.2.2 Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang
preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan

tentang preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri

tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan


pendidikan kesehatan tentang preeklamsi melalui media sosial
dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

No Kreteria f %
1. Rendah - -
2. Sedang 5 25
3. Baik 15 75
  Total 20 100
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden (75%) memiliki pengetahuan baik tentang preeklamsi sesudah

diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp.

5.2.3 Tabulasi silang pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial


terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada masa
pandemi covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Tabulasi silang pengaruh pendidikan kesehatan melalui media

sosial terhadap pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada

masa pandemi covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021 sebagai

berikut:

67
Tabel 5.9 Tabulasi silang pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan kesehatan melalui media sosial terhadap
pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada
masa pandemi covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun
2021.

Pengetahuan sebelum Pengetahuan setelah


N perlakuan perlakuan
Kategori    
o
f % f %
1. Rendah (0-33%) 6 30  -  -
2. Sedang (34-66%) 12 60 5 25
3. Baik (67-100%) 2 10 15 75
  Total 20 100 20 100
 Negative rank: 0        
Positive rank: 18        
p-value
Ties: 2 α: 0,05    
0,000
Sumber: Data primer penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diinterpretasikan bahwa pengetahuan ibu

hamil sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan

media sosial whatsapp tentang preeklamsi terjadi peningkatan pengetahuan,

dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan

menggunakan Media sosial Whatsapp tentang preeklamsi sebagian besar

responden memiliki pengetahuan yang sedang akan tetapi setelah diberikan

pendidikan kesehatan menggunakan Media sosial Whatsapp memiliki

pengetahuan yang baik yaitu (75%). Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan hasil

p-value sebesar 0,000, karena p-value < α(0,05) maka H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang

preeklamsi menggunakan Media sosial Whatsapp terhadap pengetahuan ibu

hamil, didapatkan bahwa hasil ujinya yaitu positive rank sebanyak 18 ibu

68
hamil, yang artinya pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi setelah diberikan

pendidikan kesehatan menggunakan Media sosial Whatsapp lebih besar

dibandingkan dengan sebelum pemberian pendidikan kesehatan menggunakan

Media sosial Whatsapp, nilai ties dalam penelitian ini sebesar 2 responden,

yang artinya pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan

menggunakan media sosial whatsapp.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang


preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsi sebelum diberikan

pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp tentang

preeklamsi di kelurahan pojok kota kediri tahun 2021 dapat

diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (60%) memiliki

pengetahuan sedang tentang preeklamsi sebelum diberikan pendidikan

kesehatan menggunakan media sosial whatsapp.

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut

WHO yang dikutip oleh Notoadmojo (2012) adalah dengan pemnerian

informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan

kesadaran dan dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan.

Dimana pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terdiri dari

faktor dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan

69
masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman

langsung maupun dari pengalaman orang lain.

Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat

menyebabkan pengetahuan sedang pada ibu hamil tentang preeklamsi

yaitu sebagian besar ibu hamil belum pernah mendapatkan informasi

tentang preeklamsi. Oleh karena itu pengetahuan ibu hamil tentang

preeklamsi juga kurang.

5.3.2 Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang


preeklamsi melalui media sosial dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Pengetahuan responden tentang preeklamsi sesudah diberikan

pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp tentang

preeklamsi dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021 dapat

diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (75%) memiliki

pengetahuan baik tentang preeklamsi sesudah diberikan pendidikan

kesehatan menggunakan media sosial whatsapp.

Analisis data menunjukan bahwa terjadinya perubahan

pengetahuan dari responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan

menggunakan media sosial whatsapp tentang preeklamsi dimana terlihat

adanya peningkatan pengetahuan responden sesudah diberikan

pendidikan kesehatan. Berdasarkan jurnal Caecilia (2016) menyebutkan

bahwa promosi kesehatan menurut WHO adalah proses mengupayakan

individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga

70
dapat meningkatkan kesehatannya. Hal ini sudah dibuktikan oleh peneliti

dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang preeklamsi dan telah

membawa hasil pada peningkatan pengetahuan ibu hamil.

Dilihat dari data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

dapat menyebabkan pengetahuan menjadi baik pada responden tentang

preeklamsi setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan

media sosial whatsapp yaitu pendidikan kesehatan tersebut berpengaruh

terhadap pengetahuan, hal ini dikarenakan responden yang memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi tentang preeklamsi.

5.3.3 Pengaruh pendidikan kesehatan melalui media sosial terhadap


pengetahuan ibu hamil dalam deteksi dini preeklamsi pada masa pandemi
covid-19 dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021

Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media

sosial whatsapp tentang preeklamsi terhadap pengetahuan responden

tentang preeklamsi di kelurahan pojok kota kediri tahun 2021 dapat

diinterpretasikan bahwa pengetahuan responden sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp

tentang preeklamsi terjadi peningkatan pengetahuan, dapat dilihat dari

tabel 5.9 bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan

media sosial whatsapp tentang preeklamsi sebagian besar responden

memiliki pengetahuan sedang akan tetapi setelan diberikan pendidikan

kesehatan menggunakan media sosial whatsapp memiliki pengetahuan

yang baik yaitu (75%).

71
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut

WHO yang dikutip oleh Notoadmojo (2012) adalan dengan pemberian

informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan

kesadaran dan dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan.

Dimana pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terdiri dari

sejumlah faktor dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari

pengalaman langsung ataupun dari prngalan orang lain.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh responden antara lain yaitu

pengetahuan tentang preeklamsi karena data statistik dunia komplikasi

utama yang menjelaskan hampir 75% kematian ibu dikarenakan

perdarahan 27%, preeklamsi dan eklamsi 14%, infeksi 11%, partus macet

9%, dan komplikasi abortus 8%. Data di Asia Tenggara kematian ibu

yang diakibatkan oleh preeklampsia sebesar 17% dan di Indonesia sebesar

25% (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan hasil p-value sebesar 0,000,

karena p-value < α(0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang preeklamsi

menggunakan Media sosial Whatsapp terhadap pengetahuan ibu hamil

tantang preeklamsi, didapatkan bahwa hasil ujinya yaitu positive rank

sebanyak 18 ibu hamil, yang artinya pengetahuan ibu hamil tentang

preeklamsi setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan Media

sosial Whatsapp lebih besar dibandingkan dengan sebelum pemberian

72
pendidikan kesehatan menggunakan Media sosial Whatsapp. Ties dalam

penelitian ini sebesar 2 responden. Faktor yang dapat mempengaruhi Ties

atau pengetahuan tetap pada ibu hamil adalan dari faktor ibu hamilnya itu

sendiri, dilihat dari data pernah mendapat infomasi atau belum.

Dalam penelitian ini, pendidikan kesehatan dilakukan melalui

media sosial whatsapp yaitu salah satu cara menerangkan atau

menjelaskan suatu ide, pengertian atau peran secara group di whatsapp

kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi tanya jawab,

sehingga responden memahami apa yang diberikan dan disampaikan.

selain itu, materi juga disampaikan melalui group whatsapp yang berisi

informasi penting mengenai preeklamsi dan disertai gambar yang menarik

sehingga mudah difahami. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi yang

dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah pendidikan

kesehatan, ternyata hasilnya sangat berpengaruh terhadap jawaban

kuisioner. Jadi dengan pemberian pendidikan kesehatan yang efektif

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sri Handayani

dan Prais Milie (2020) dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Melalui Whatsapp Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil

Dalam Deteksi Dini Preeklamsia Pada Masa Pandemi Covid-19” dengan

hasil terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan preeklampsia dengan nilai P value 0,000 (p<0,05).

73
Berdasarkan penenlitian yang dilakukan oleh Sinta Nuryati dan

Risna Dewi Yanti tahun 2017 dengan judul “Efektifitas Penggunaan

Media Sosial Terhadap Peningkatan Pengetahuan Perawatan Nifas Dan

Kepatuhan Kunjungan Ulang Pada Ibu Nifas Di Kota Bogor” dengan

hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan media sosial terhadap

peningkatan pengetahuan perawatan masa nifas dengan nilai P 0.000

(P<0.005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hamzah B dan St.

Rahmawati Hamzah tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Penyuluhan

Kesehatan Dengan Media Sosial Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa

Tentang Kesehatan Reproduksi” dengan hasil penelitian diperoleh rata-

rata (mean) pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi pada

saat pre-test adalah 11,72 dan pada post-test meningkat menjadi 20,22.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan

bahwa ada perbedaan rata-rata skor (mean) pengetahuan responden pada

saat pre-test dan post-test sebesar 8,5.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Handayani F,

dkk tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Edukasi Media Whatsapp Group

Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Dan Gejala Preeklampsia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Bataraguru Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau

Sulawesi Tenggara” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan pengetahuan yang signifikan melalui edukasi media

whatsapp group, dengan Delta Mean sebesar 8,24, Delta Mean

74
merupakan nilai selisih rata-rata sebelum diberikan edukasi (10,55±SD

2,06) dan nilai rerata sesudah diberikan edukasi didapatkan (18,79±SD

1,11) dengan nilai p=0,001 terdapat pengaruh media whatsapp group

(p<0,005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gazai Gafar dan

Dianita Sugiyo tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Pemberian Promosi

Kesehatan Melalui Media Sosial Facebook Terhadap Pengetahuan

Tentang Bahaya Merokok Pada Mahasiswa Psik Semester 8 Di

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” dengan hasil penelitian Hasil

analisis uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p

value= 0,000 (p= ≤ 0,05). Dapat disimpulakan bahwa hasil penelitian ini

menunjukan ada pengaruh pemberian promosi kesehatanmelaluifacebook

terhadap pengetahuan tentang bahaya merokok pada mahasiswa PSIK

semester 8 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan tingkat

pengetahuan leih tinggi.

75
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang tentang

preeklamsi sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media

sosial whatsapp di kelurahan pojok kota kediri tahun 2021.

2. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang

preeklamsi setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media

sosial whatsapp di kelurahan pojok kota kediri tahun 2021.

3. Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media

sosial whatsapp tentang preeklamsi terhadap pengetahuan ibu hamil

tentang preeklamsi dikelurahan pojok kota kediri tahun 2021.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan responden dalam

melakukan pencegahan preeklamsi untuk meningkatkan pengetahuan

tentang preeklamsi pada ibu hamil, sehingga kejadian preeklamsi dapat

dicegah secara dini dan AKI akibat preeklamsi dapat menurun.

2. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media sosial

76
whatsapp tentang preeklamsi terhadap pengetahuan ibu hamil tentang

preeklamsi di kelurahan pojok kota kediri tahun 2021.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan dalam meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan

menggunakan media sosial whatsapp tentang preeklamsi pada ibu hamil

untuk meningkatkan pengetahuan tentang preeklamsi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menambah wawasan dan sumber informasi serta dapat

digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian dengan topik yang sama terutama yang berhubungan dengan

pendidikan kesehatan menggunakan media sosial whatsapp tentang

preeklamsi terhadap pengetahuan ibu hamil.

77
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Handayani, S. d. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Group


Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsia
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kebidanan, 14.

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. (2009). Preeklamsia (Keracunan Kehamilan). Jakarta: EGC.

Monika, D. (2012). Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Bhuana


Ilmu Populer.

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi


Mahasatya.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Renika
Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.


Renika Cipta.

Nuryati, S. d. (2017). Efektifitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Perawatan Nifas Dan Kepatuhan Kunjungan Ulang Pada Ibu
Nifas Dikota Bogor. Midwife Journal, 8.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

RI, D. (2009). Pencegahan dan Penatalaksanaan Preeklamsia. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

Sukarni, I. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko


Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Winknjosastro, H. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


YBPSP.

78
LAMPIRAN

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

79
NO
Bulan Feb Ma Ap Me Jun Juli Agu

ru re ril i i stu
Kegiatan
ari t s

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survey
tempat
penelitian

2 Penyusun
an
proposal
penelitian

3 Ujian
proposal
penelitian

4 Revisi
proposal
penelitian

5 Pengambi
lan data

6 Penyusun
an hasil
penelitian
dan
analisa
data

7 Penyusun
an
pembahas
an

8 Ujian
Karya
Tulis
Ilmiah

80
81
Lampiran 2
Lembar Permohonan Menjadi Responden

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI

Kepada, Yth.:
Di
TEMPAT

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Pengaruh


Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial Terhadap Pengetahuan
Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Kelurahan Pojok Kota Kediri Tahun 2021”, saya mohon
dengan hormat Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berkenan memberikan
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tersebut di atas.
Apabila Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terlibat dalam penelitian dimohon
menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan (informed
consent).

Kediri, Juni 2021


Hormat saya,

NUNING EPITA
NIM. 17618519

82
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Usia :

Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan


penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media
Sosial Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklamsi
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Pojok Kota Kediri Tahun
2021”, menyatakan setuju/tidak setuju*) diikutsertakan dalam penelitian
dengan catatan apabila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun
berhak membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang saya
informasikan dijamin kerahasiaannya.

Kediri, Juni
2021
Responden

(
)

83
*) coret yang tidak perlu

84
Lampiran 4
Kuisioner Penelitian

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SOSIAL


TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM DETEKSI
DINI PREEKLAMSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2021
Peneliti : Nuning Epita
NIM : 17618519

Petunjuk Pengisian:

1. Berilah jawaban pada setiap pertanyaan/pernyataan (jangan dikosongkan)

2. Berilah tanda (√) pada kolom dibawah ini sesuai dengan jawaban anda

A. Data Umum

1. Identitas Responden

Nama Responden:

Umur

 <20 tahun

 21-35 tahun

 >35 tahun

Pekerjaan

 IRT

 Swasta

 PNS

Pendidikan

 Dasar (SD-SMP)

85
 Menengah (SMA/SMK)

 Tinggi (D3, S1, S2, S3)

Usia Kehamilan

 Trimester 1 (1-13 minggu)

 Trimester 2 (14-26 minggu)

 Trimester 3 (27-40 minggu)

Apakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang preeklamsi?

 Pernah

 Tidak Pernah

Jika sudah pernah dari mana sumber informasi tersebut?

 Media sosial

 Tenaga kesehatan

 Teman, saudara, dll

 Tidak ada

B. Data Khusus

Pernyataan mengenai preeklamsi

N Pernyataan B S
o e a
n l
a a
r h

1 Keracunan kehamilan atau preeklampsia


. adalah timbulnya darah tinggi disertai

86
protein dalam urine dan pembengkakan
yang terjadi pada kehamilan setelah 20
minggu atau setelah persalinan.

2 Kontrol tekanan darah dan cek protein


. urine tidak penting saat hamil.

3 Klasifikasi keracunan kehamilan terbagi


. menjadi 2 yaitu preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat.

4 Salah satu penyebab keracunan


. kehamilan adalah umur ibu hamil > 35
tahun

5 Primigravida/kehamilan pertama bukan


. merupakan penyebab dari keracunan
kehamilan.

6 Gemeli/kehamilan ganda bukan


. penyebab dari keracunan kehamilan.

7 Keracunan kehamilan pada ibu hamil


. tidak menyebabkan kematian

8 Pemeriksaan laboratorium yang


. dilakukan bidan dengan hasil protein
urine positif 3 sampai positif 4
merupakan gejala keracunan kehamilan
berat.

9 Tekanan darah >160 mmHg dan kadar


. air kencing banyak bukan gejala
keracunan kehamilan.

1 Lebih banyak istirahat merupakan


0 pencegahan keracunan kehamilan.
.

87
Kunci jawaban:

No Jawaban No Jawaban
. .
1. Benar 6. Salah
2. Salah 7. Salah
3. Benar 8. Benar
4. Benar 9. Salah
5. Salah 10. Benar

88
Lampiran 5

Statistics
Usia Sesudah
Umur ibu Pekerjaan Kehamila Inform Sumber Sebelum diinterven
hamil ibu hamil n Pendidikan asi informasi diintervensi si
N Valid 20 20 20 20 20 20 20 20
Missi 0 0 0 0 0 0 0 0
ng

Umur ibu hamil


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21-35 tahun 20 100,0 100,0 100,0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar(SD-SMP) 3 15,0 15,0 15,0
Menengah (SMA/SMK) 15 75,0 75,0 90,0
Tinggi (D3, S1, S2, S3) 2 10,0 10,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Pekerjaan ibu hamil


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 13 65,0 65,0 65,0
Swasta 5 25,0 25,0 90,0
PNS 2 10,0 10,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

89
Usia Kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TM 1 (1-14 minggu) 4 20,0 20,0 20,0
TM 2 (14-27 minggu) 8 40,0 40,0 60,0
TM 3 (27-40 minggu) 8 40,0 40,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 6 30,0 30,0 30,0
Tidak pernah 14 70,0 70,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Media sosial 4 20,0 20,0 20,0
Tenaga kesehatan 2 10,0 10,0 30,0
Tidak ada 14 70,0 70,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Sebelum diintervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 30.0 30.0 30.0
Sedang 12 60.0 60.0 90.0
Baik 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

90
Sesudah diintervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 5 25.0 25.0 25.0
Baik 15 75.0 75.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sesudah diintervensi - Sebelum Negative Ranks 0a .00 .00
diintervensi Positive Ranks 18b 9.50 171.00
c
Ties 2
Total 20
a. Sesudah diintervensi < Sebelum diintervensi
b. Sesudah diintervensi > Sebelum diintervensi
c. Sesudah diintervensi = Sebelum diintervensi

Test Statisticsa
Sesudah
diintervensi -
Sebelum
diintervensi
Z -4.146b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

91
Data Umum Data Khusus

Usia
N Umu Pekerjaa Pendidika Pernah/Belu Sumbe
Kehamila Sebelu Sesuda
0 r n n m r
n m h
1 2 1 2 1 2 4 2 3
2 2 1 2 2 2 4 2 3
3 2 2 2 2 2 4 2 3
4 2 1 1 3 2 4 1 2
5 2 1 2 2 1 1 3 3
6 2 2 2 3 1 2 2 3
7 2 1 2 3 2 4 1 2
8 2 3 3 2 1 1 3 3
9 2 2 2 2 2 4 1 2
10 2 1 2 3 2 4 2 3
11 2 1 2 2 2 4 2 3
12 2 2 1 3 2 4 1 2
13 2 1 2 1 1 1 2 3
14 2 1 3 3 1 2 2 3
15 2 1 2 2 2 4 1 3
16 2 1 2 3 2 4 2 3
17 2 3 1 1 2 4 1 2
18 2 2 2 1 2 4 2 3
19 2 1 2 2 2 4 2 3
20 2 1 2 3 1 1 2 3
Lampiran 6
Tabulasi Data

92
Lampiran 7

93
Lampiran 8

94
Lampiran 9

95
Lampiran 10

96
97

Anda mungkin juga menyukai