Revisi
Revisi
Revisi
Berdasarkan data diatas bahwa pada tabung 1 diisi dengan campuran antara
1 ml larutan albumin 1% dengan 5 tetes asam sulfosalisilat 20% menghasilkan
endapan berwarna keruh. Tabung 2 diisi 2 ml larutan albumin 1% ditambahkan 2 ml
larutan Esbach terbentuk endapan berwarna kuning pekat. Tabung 3 diisi 2 ml
larutan albumin ditambahkan 2 ml kalium ferosianida dan 5 tetes asam asetat glasial
menghasilkan larutan berwarna kuning pucat. Tabung 4, 2 ml larutan albumin 1%
ditambahkan 20% asam Wolframat menghasilkan endapan putih.
Reagen yang bersifat alkaloid ketika direaksikan dengan protein maka akan
membentuk endapan. Zat alkaloid menghasilkan ion negatif saat bereaksi dengan
protein dan akan bereaksi dengan gugus amin positif dari protein sehingga terbentuk
endapan. Hasil praktikum sudah sesuai dengan pernyataan Sumardjo (2009) yang
menyatakan bahwa pereaksi alkaloid adalah pereaksi yang biasa dipakai untuk
menggumpalkan larutan protein. + Hasil uji reaksi pengendapan protein dengan
logam berat telah sesuai dengan literatur.
Pengendapan protein menggunakan garam netral dan alkohol.Uji
pengendapan protein menggunakan garam netral dan alkohol Bertujuan untuk
mengetahui pengendapan protein dengan penambahan garam netral dan alkohol.
Prinsip kerja dari pengujian ini adalah albumin mengendap pada garam pekat dan
alkohol pekat tetapi larut dalam garam encer dan alkohol encer. Sumardjo (2009)
menyatakan penambahan garam netral berfungsi mengendapkan protein.
Percobaan ini dilakukan pada 2 buah tabung yang berbeda. Berdasarkan praktikum
yang dilakukan, diperoleh hasil pada tabel berikut.
Tabel Hasil Uji dengan menggunakan garam netral dan alkohol
Tabung Perlakuan Hasil
1 5 ml albumin 1% + 1 sendok Endapan larut setelah
pengaduk (NH OH)SO padat lalu
4 4 diencerkan
digojok dan diencerkan
2 1 – 2 albumin 1% + 2 ml alkohol lalu Endapan larut setelah
diencerkan diencerkan
Pada uji pengendapan, tabung 1 diisi dengan 2,5 ml larutan gelatin cair
kemudian ditambahkan dengan 1 sendok pengaduk amonium sulfat padat.
Ammonium sulfat memiliki sifat sangat larut dalam air dan dapat membuat larutan
sangat pekat, serta dapat membuat protein mengalami “salt out” yang menyebabkan
pengendapan pada konsentrasi tertentu. Pada tabung 2, sebanyak 2,5 ml larutan
gelatin cair ditambahkan dengan 2 ml kalium ferrosianida kemudian ditambahkan
lagi 3 sampai 5 tetes asam asetat glasial. Penambahan kalium ferosianida
menyebabkan timbulnya sedikit endapan yang ketika penambahan asam asetat
akan menjadi kembali larut. Hal tersebut disebabkan adanya reaksi antara protein
dan kalium ferosianida (alkaloid) (Suharno et al. 2019).Hasil percobaan
menunjukkan pada tabung 1 terjadi endapan, sedangkan tabung 2 tidak terjadi
endapan. Hal ini sesuai dengan kajian Suharno et al. (2019) yang menyatakan
bahwa protein dapat mengalami “salting out” karena sifat dari ammonium sulfat yang
ditambahkan sehingga mengakibatkan pengendapan. Tabung 2 juga tidak memiliki
endapan karena penambahan kalium ferosianida yang merupakan alkaloid, dimana
alkaloid memiliki gugus amin positif (+), sedangkan pada gelatin memiliki gugus
negatif (-). Alkaloid tersebut ditambahkan asam asetat sehingga tidak terbentuk
endapan.Hasil sesuai dengan literatur.