Penelitian Daya Sedatif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

EFEK SEDASI DARI VARIASI DOSIS EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR

(Ipomoea batatas L) PADA MENCIT

EFFECT of SEDATION from DOSE of VARIATION LEAVES EXSTRACT


of SWEET POTATO in MICE

Inna Marfu’ah, Sudarso, Diniatik.


Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
[email protected]

Intisari
Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi gangguan tidur,
tumbuhan yang sering digunakan secara empiris oleh masyarakat dan berkhasiat
sebagai penenang adalah kangkung (Ipomoea aquatic Forsk) Tanaman dengan marga
Ipomoea mengandung suatu senyawa turunan Lisergic acid yang diketahui berkhasiat
sebagai halusinergik. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan tumbuhan yang satu
marga dengan kangkung, sehingga pada penelitian ini diuji efek sedasi dari daun ubi
jalar. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek sedasi ekstrak etanol daun ubi jalar
pada mencit jantan galur DDY. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu jenis
eksperimental dengan rancangan penelitian posttest only control group design dan
metode analisis data yang digunakan adalah one way anova. Pada penelitian ini dibuat 6
perlakuan yaitu kontrol positif fenobarbital 54,6 mg/KgBB, kontrol negatif Na CMC 1%,
kelompok perlakuan ekstrak etanol daun ubi jalar dosis 95,5 mg/KgBB; 191 mg/KgB;
mg/gBB; 382 mg/KgBB dan 573 mg/KgBB dengan menggunakan metode rotarod serta
mengamati daya cengkeram, perubahan diameter pupil mata dan reflek balik badan.
Hasil uji efek sedasi diketahui bahwa efek sedasi terbesar didapatkan pada dosis ekstrak
573 mg/KgBB. Hasil uji efek sedasi dianalisis dengan anava satu arah dengan taraf
kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji-t dengan menggunakan uji Tukey HSD.
Hasil uji anava menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan
masing-masing dosis dengan kontrol positif fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB. Hasil uji
anava satu arah diketahui bahwa efek sedasi ekstrak etanol daun ubi jalar pada dosis
382 mg/KgBB dan dosis 573 mg/KgBB tidak mempunyai perbedaan yang nyata dengan
kontrol positif fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB, sementara pada dosis ekstrak etanol
daun ubi jalar 95,5 mg/KgBB dan 191 mg/KgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna
tehadap kontrol positif. Hal ini menunjukan bahwa potensi ekstrak etanol daun ubi jalar
pada dosis 382 mg/KgBB dan dosis 573 mg/KgBB setara dengan kontrol positif
fenobarbital dosis 54,6 mg/KgB. Ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas L) dapat
memberikan efek sedasi pada mencit pada dosis 382 mg/KgBB dan 573 mg/KgBB
seperti pada kontrol positif fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB

Kata kunci: efek sedasi, fenobarbital, ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas L)
Abstrak

One is the use of traditional medicine in treating sleep, plants are often used empirically
by the public and efficacious as a sedative is spinach (Ipomoea aquatic Forsk) the genus
Ipomoea containing an derivative compounds Lisergic acid known efficacious as
halusinergik. Sweet potato (Ipomoea batatas L) is a genus of plants with kale, so this
study examined the effects of sedation of sweet potato leaves. This study had aims to
prove the sedation effect of ethanol extract of leaves of sweet potato in DDY. Type of
research method was experimental study with posttest only control group design and data
analysis,the methode used is the one way ANOVA. In this study made 6 positive controls
phenobarbital treatment are 54.6 mg/kgBW, negative control 1% Na CMC, the treatment
of ethanol extract of sweet potato leaves 95.5 mg/kgBW: 191 mg/kgBW; 382 mg/kgBW
and 573 mg/kgBW rotarod method and observing traction changes in pupil diameter and
reflexes behind the body. From the test results sedation are known that the largest
sedation effect is obtained at a dose of 573 mg/kgBW. The test results are analyzed with
ANOVA sedation in one direction with a 95% confidence level and followed by BNT using
Tukey HSD test. The test results show ANOVA there are significant differences between
treatment of each dosage with a positive control. Smallest Real Differences test results
are known that sedative effects of ethanol extract of sweet potato leaves at dosage of
382 mg/kgBW and the dose of 573 mg/kgBW have no significant difference with the
positive control, while the dose of ethanol extract of sweet potato leaves 95.5 mg/kgBW
and 191 mg/kgBW show a significant difference with positive control. It is shown that the
potential of ethanol extract of sweet potato leaves at dosage of 382 mg/kgBW and the
dosage of 573 mg/kgBW is equivalent to a positive control. Ethanol extract of leaves of
sweet potato (Ipomoea batatas L) gives sedation effect in mice at doses of 382 mg/kgBW
and 573 mg/kgBW as the positive control phenobarbital dose of dose 54.6 mg/kgBB.

Key words: the effects of sedation, phenobarbital, ethanol extract of leaves of sweet
potato (Ipomoea batatas L)
PENDAHULUAN Perumusan masalah yaitu apakah
ekstrak etanol daun ubi jalar
Penggunaan tanaman sebagai obat memberikan efek sedasi pada mencit
sudah dikenal luas baik di negara jantan galur DDY?
berkembang maupun negara maju. Di
Asia dan Afrika 70-80% populasi masih Penelitian ini bertujuan untuk
tergantung pada obat tradisional membuktikan efek sedasi ekstrak etanol
sebagai pengobatan primer. Meluasnya daun ubi jalar pada mencit jantan galur
penggunaan obat tradisional disebabkan DDY.
kepercayaan masyarakat bahwa obat
tradisional berbahan alami, lebih aman JENIS PENELITIAN DAN
dan tidak menimbulkan efek samping RANCANGAN PENELITIAN
(Jannah, M., 2009). Jenis penelitian yang dilakukan
Salah satu penggunaan obat adalah penelitian experimental dengan
tradisional adalah dalam mengatasi rancangan penelitian Post Test-Only
masalah gangguan tidur. Diperkirakan Controled Group Design (Arief, M.,
tiap tahun 20%-40% orang dewasa 2008).
mengalami kesukaran tidur dan 17%
diantaranya mengalami masalah serius. Bahan dan Alat
Prevalensi gangguan tidur setiap tahun Bahan sampel yang digunakan
cenderung meningkat, hal ini juga dalam penelitian ini adalah daun ubi
sesuai dengan peningkatan usia dan jalar, ekstrak daun ubi jalar, etanol 70%
berbagai penyebabnya. Kaplan dan pro analisis (p.a) (Merck), fenobarbital
Sadock melaporkan kurang lebih 40- (Merck), aquadest pro injeksi (Otsuka),
50% dari populasi usia lanjut menderita carboxymetilselulosa (Merck), selulosa
gangguan tidur (Anggara, R., 2009). pro analisis (p.a) (Merck), n-butanol
Salah satu tumbuhan yang sering (Merck), asam asetat (Merck), rutin
digunakan secara empiris oleh (Merck) dan metanol pro analisis (p.a)
masyarakat dan berkhasiat sebagai (Merck).
penenang adalah kangkung (Ipomoea Hewan uji yang digunakan
aquatica Forsk). Dalam marga Ipomoea adalah mencit jantan galur DDY dengan
mengandung suatu senyawa turunan berat badan 20-30 g dan umur antara
Lisergic acid yang diketahui berkhasiat 40-60 hari (1,5-2 bulan).
sebagai halusinogenik (Lumbantobing, Alat yang digunakan antara lain:
H., 2008). Ubi jalar (Ipomoea batatas L) alat-alat gelas laboratorium, maserator,
merupakan salah satu tumbuhan yang pengaduk kayu, kain saring, cawan
satu marga dengan kangkung (Ipomoea porselin, sudip, penangas air, corong
aquatica Forsk)., maka penulis pisah, blender, bejana KLT, alat
menganggap penting mengetahui penyemprot, lampu UV 366 nm,
pengaruh adanya penelitian daun ubi kandang mencit, sonde lambung,
jalar terhadap efek sedasi. Sehingga timbangan dan rotarod.
dapat menjadi bahan pertimbangan
mengenai penggunaan obat modern Cara Penelitian
dengan obat-obat tradisional atau Penyiapan Bahan Perlakuan
ramuan obat jamu tradisional Determinasi Tanaman
Berdasarkan hal-hal yang telah Determinasi sebagai bahan
diuraikan, masih perlu diadakan penelitian perlu dilakukan untuk
penelitian tentang manfaat dari daun ubi memastikan bahwa tanaman yang
jalar (Ipomoea batatas L) khususnya diperiksa dalam penelitian sesuai
sebagai obat sedasi dan didapatkan dengan tanaman yang dimaksud,
informasi yang obyektif, ilmiah, didukung sehingga menghindari kesalahan
dengan data-data yang kuat dan terkini pemilihan bahan tanaman tersebut.
tentang penggunaan, perkembangan Daun ubi diperoleh dari desa Mujur,
dan penelitian. kecamatan Kroya, kabupaten Cilacap.
Determinasi tanaman dilakukan di
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diaduk. Biarkan termaserasi 5 hari
Biologi Universitas Muhammadiyah dalam maserator tertutup dengan
Purwokerto. pengadukkan setiap hari. Setelah itu
saring maserat dari ampas dengan
Pengambilan Bahan dan Sampel corong pisah. Setelah itu dipisahkan
Tahap awal dalam pengambilan maserat dari enapan dengan hati-hati.
bahan adalah pemanenan dan Uapkan maserat dalam cawan porselin
pengumpulan daun ubi jalar yang dengan pemanasan diatas penangas air
diperoleh dari desa Mujur, kecamatan disertai pengurangan tekanan hingga
Kroya, kabupaten Cilacap yang diperoleh ekstrak kental.
digunakan sebagai bahan penelitian
adalah daun yang masih muda pada Identifikasi Kandungan Senyawa
ruas pertama. Pengumpulan daun ubi Kondisi KLT yang digunakan untuk
jalar pada bulan Januari 2012. Daun ubi identifikasi flavonoid adalah sebagai
jalar dipanen pada pagi hari antara berikut:
pukul 06.30 hingga 07.30. Daun ubi jalar Fase diam : selulosa
yang sudah diperoleh kemudian dicuci Fase Gerak : n- Butanol : asam
dengan air mengalir hingga bersih, asetat : air (4:1:5)
kemudian ditiriskan dan sebarkan diatas Pereaksi semprot: sitroborat
kertas hingga air meresap. Setelah itu Positif : warna kuning pada
dijemur dengan ditutupi kain warna sinar UV 366 nm.
hitam agar tidak terkena sinar matahari Larutan uji dari ekstrak 10 µL ditotolkan
secara langsung. Pengeringan bertujuan pada selulosa dikeringkan dan
untuk menghilangkan atau mengurangi dikembangkan dalam bejana
kandungan air yang dikandung dalam pengembang berisi n- Butanol : asam
tanaman sehingga kandungan bahan asetat : air dengan perbandingan 4:1:5.
aktif dapat terjaga dari kerusakan oleh Pengembangan dilakukan setinggi 10
hidrolisis air, untuk mencegah cm kemudian pelat diangkat dan
tumbuhnya jamur, bakteri, dan dikeringkan. Penampak bercak
menghentikan kerja enzim yang dilakukan dengan menyemprotkan
menyebabkan perubahan komposisi sitroborat. Jika terbentuk warna kuning
kimiawi tanaman tersebut. Selain itu maka positif mengandung flavonoid
dengan dikeringkan maka pengemasan (Anonim, 1987).
akan lebih mudah, dapat disimpan
cukup lama sehingga kualitas bahan Penyiapan Hewan Uji
tetap terjamin. Pengeringan tidak Pemilihan Galur dan Jenis Kelamin
dilakukan dibawah sinar matahari Hewan Uji
langsung untuk menghindari kerusakan Dipilih mencit dengan galur
bahan oleh sinar matahari. Setelah yang sama dan jenis kelamin yang
kering serbukan dengan menggunakan sama pula adalah untuk mengendalikan
blender. Ukuran ayakan untuk serbuk banyaknya faktor yang dapat
adalah mesh 20/40, artinya bahwa mempengaruhi hasil pengukuran karena
semua serbuk dapat melalui pengayak adanya pengaruh hormonal.
dengan nomor terendah (20) dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan Pengadaptasian Hewan Uji
nomor tertinggi (40) (DepKes RI, 1979). Hewan uji yang telah dipilih
berdasarkan kriteria, dipelihara dengan
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Ubi kondisi yang sama, meliputi kandang,
Jalar makanan, minuman, maupun perlakuan-
Pembuatan ekstrak etanol daun perlakuan yang lainnya.
ubi jalar menggunakan metode Pengadaptasian hewan uji dalam
maserasi, caranya yaitu Sebanyxak 250 pemeliharaan sekurang-kurangnya
gram serbuk kering dimasukkan ke selama 1 minggu sebelum hewan
dalam maserator, ditambahkan cairan mendapatkan perlakuan. Hewan uji
penyari sebanyak 7,5 kali bobot serbuk
sebelum diberi obat harus dipuasakan = 0,00382 g /20 g BB mencit
dahulu. = 0,000191 g/g BB mencit
= 0,191 g/Kg BB mencit
Penetapan Dosis Fenobarbital =191 mg/Kg BB
Dosis fenobarbital yang akan Dalam penelitian digunakan dosis
diberikan pada hewan coba dapat ekstrak dengan kelipatan 2 dan ½ dari
dilakukan dengan metode berdasarkan dosis hasil perhitungan, sehingga
tabel konversi perhitungan dosis untuk didapat tingkat dosis sebagai berikut :
berbagai macam hewan coba dan 95,5 mg/KgBb ; 191 mg/KgBb ; 382
manusia, sehingga dapat diperkirakan mg/KgBb ; 573 mg/KgBb
berapa dosis obat pada mencit yang
setara dengan dosis manusia. Pembuatan Na CMC1%
Dosis fenobarbital untuk orang dewasa Sebanyak 1 gram Na CMC
300 mg ditaburkan merata ke dalam mortir yang
Berat badan rata-rata orang Indonesia berisi aquadest panas sebanyak 10ml.
50 Kg Didiamkan selama 15 menit hingga
Berat badan rata-rata orang Eropa 70 diperoleh massa yang transparan,
Kg yaitu: digerus hingga terbentuk gel kemudian
70 Kg diencerkan dengan sedikit aquadest,
x 300 mg = 420 mg dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml,
50 Kg lalu ditambahkan aquadest sampai garis
Faktor konversi manusia 70 Kg ke tanda.
mencit 20 g = 0,0026
Dosis konversi fenobarbital untuk mencit Perlakuan Hewan Uji
dengan bobot 20 g yaitu: Pembagian Kelompok Hewan Uji
= 420 mg x 0,0026 = 1,092 mg Pada hari percobaan, semua
= 1,092 mg/20 g BB mencit hewan uji ditimbang dan masing-masing
= 0,0546 mg/g BB mencit diberi tanda pengenal, 30 ekor mencit
= 54,6 mg/Kg BB mencit dibagi menjadi 6 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor
Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol yaitu:
Daun Ubi Jalar K(+):Kontrol positif, mencit diberi
Dosis ekstrak etanol daun ubi fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB
jalar yang diberikan pada hewan uji mencit.
didasarkan pada pemakaian di K(-):Kontrol negatif, mencit diberi pelarut
masyarakat: (Na CMC 1% dalam aquadest).
Sediaan 7 g serbuk daun Ubi Jalar. P1:Perlakuan 1, mencit diberi ekstrak
etanol daun ubi jalar dengan dosis 95,5
Dari hasil ekstraksi daun Ubi Jalar
mg/KgBB mencit.
didapatkan rendemen sebesar 15,012%,
sehingga dosis ekstrak untuk 1 kali P2:Perlakuan 2, mencit diberi ekstrak
pemberian pada manusia adalah: etanol daun ubi jalar dengandosis 191
15,012% x 7 g serbuk = 1,05 g. mg/KgBB mencit.
Berat badan rata-rata orang Indonesia = P3:Perlakuan 3, mencit diberi ekstrak
50Kg etanol daun ubi jalar dengan dosis 382
Berat badan rata-rata orang Eropa = mg/KgBB mencit.
70Kg P4:Perlakuan 4, mencit diberi ekstrak
etanol daun ubi jalar dengan dosis 573
70 Kg mg/KgBB mencit.
x 1,05g = 1,47 g
50 Kg
Perlakuan Masing-masing Kelompok
Faktor konversi manusia 70 Kg ke
mencit 20 g = 0,0026 Hewan uji yang akan digunakan
Dosis konversi ekstrak etanol daun ubi (mencit) sebelumnya ditimbang terlebih
jalar untuk mencit dengan bobot 20g dahulu untuk menentukan dosis yang
yaitu: akan diberikan, kemudian diadaptasikan
= 1,47 g x 0,0026 = 0,00382 g diatas rotarod selama 5 menit dengan
tujuan untuk mengadaptasikan mencit Melemah :jika kaki mencit tidak mau
terhadap rotarod. Kelompok kontrol mencengkeram
positif, hewan uji diberi fenobarbital
secara oral dengan perhitungan dosis Diameter Pupil Mata
54,6 mg/KgBB. Kelompok kontrol Diameter pupil mata diamati dengan
negatif, hewan uji diberi Na CMC 1% melihat pupil mata menggunakan senter
dalam aquadest. Mencit diletakan di dan diukur menggunakan penggaris,
atas rotarod pada menit ke-15; 30; 60 nilai dari pupil mata mencit yaitu:
dan ke-120, dicatat berapa kali mencit Tetap: jika pupil mata berukuran 0,2cm
jatuh serta diamati daya cengkeram Sedikit miosis:jika pupil mata berukuran
mencit dengan mencengkeramkan pada 0,1cm
strimin, mengamati perubahan pupil Miosis:jika pupil mata berukuran kurang
mata yaitu mengecilnya pupil mata dari 0,1cm
(miosis) dan mengamati reflek balik
badan mencit dengan membalikkan Reflek Balik Badan
badan mencit. Reflek balik badan diamati dengan cara
Pada kelompok perlakuan I, II, III dan membalikan badan mencit agar mencit
kelompok IV sebagai kelompok uji, dapat membalikan badannya sendiri,
masing-masing diberi ekstrak etanol nilai dari reflek balik badan mencit yaitu:
daun ubi jalar dengan konsentrasi yang Kuat: jika dalam waktu 2 detik mencit
berbeda-beda. Perlakuan I dengan sudah membalikkan badannya
dosis 95,5 mg/KgBB, perlakuan II Sedikit melemah:jika dalam waktu 5
dengan dosis 191 mg/KgBB, perlakuan detik mencit sudah membalikkan
III dengan dosis 382 mg/KgBB dan badannya
perlakuan IV dengan dosis 573 Melemah: jika dalam waktu lebih dari 5
mg/KgBB. detik mencit belum membalikkan
badannya
Perhitungan Jumlah Jatuh
Perhitungan jumlah jatuh mencit Analisis Hasil
diperoleh berupa data kumulatif jatuh Data yang diperoleh dianalisis secara
mencit selama 2 jam terhitung saat statistik dengan metode ANAVA
mencit terjatuh diatas rotarod pertama (Analisis Varian) variable satu arah
pada interval waktu 15 menit. Jumlah dengan program SPSS dengan tingkat
jatuh mencit dari setiap kelompok kepercayaan 95%. Hal ini digunakan
dikumulatifkan sehingga diperoleh untuk mengetahui perbedaan yang
jumlah jatuh rata-rata mencit pada terjadi pada semua kelompok perlakuan
setiap perlakuan untuk dianaliasis lebih dilihat dari persentase efek sedasi
lanjut. masing-masing kelompok perlakuan.
Jika ada perbedaan yang bermakna
Daya Cengkeram maka dilanjutkan dengan uji HSD.
Daya cengkeram diamati Hipotesis yang digunakan dalam
dengan mencengkeramkan kaki mencit penelitian ini adalah:
ke strimin dengan cara di pegang Ho =Tidak ada perbedaan
bagian ekornya dan kakinya di pengaruh perlakuan ekstrak etanol daun
cengkeramkan ke strimin. Nilai dari ubi jalar(Ipomoea batatasL) terhadap
cengkeraman yaitu: efek sedatif fenobarbital pada mencit
Kuat :jika semua kaki mencit jantan galur DDY.
mencengkeram strimin dan tidak mau Ha =Ada perbedaan pengaruh
lepas. perlakuan ekstrak etanol daun ubi
Sedikit melemah: jika semua kaki mencit jalar(Ipomoea batatasL) terhadap efek
mencengkeram strimin dan lama sedatif fenobarbital pada mencit jantan
kelamaan galur DDY.
akan melepasnya sendiri
HASIL DAN PEMBAHASAN yang masih muda pada ruas pertama.
Penelitian tentang efek sedasi Tahap awal dalam pembuatan simplisia
dari variasi dosis ekstrak etanol daun yaitu pemanenan dan pengumpulan
ubi jalar (Ipomoea batatas L) pada daun ubi jalar pada bulan Januari 2012.
mencit bertujuan untuk membuktikan Pemanenan daun ubi jalar diperoleh
efek sedasi ekstrak etanol daun ubi jalar sebanyak 2 kg, kemudian dikumpulkan
pada mencit jantan galur DDY. dan dibersihkan dari kotoran berupa
tanahdan debu. Setelah itu di cuci
Hasil Determinasi Tanaman dengan air mengalir hingga bersih,
Langkah awal yang dilakukan dalam kemudian ditiriskan dan sebarkan di
penelitian ini adalah melakukan atas kertas hingga air meresap. Setelah
determinasi tanaman. Determinasi itu di jemur dengan ditutupi kain warna
tanaman dilakukan dengan tujuan untuk hitam agar tidak terkena sinar matahari
mengetahui kebenaran identitas secara langsung. Pengeringan bertujuan
tanaman yang akan diambil untuk menghilangkan atau mengurangi
berdasarkan karakteristik tanaman, kandungan air yang dikandung dalam
guna menghindari kesalahan dalam tanaman sehingga kandungan bahan
pengumpulan bahan serta mencegah aktif dapat terjaga dari kerusakan oleh
tercampurnya bahan. Determinasi hidrolisis air, untuk mencegah
tanaman dilakukan di Laboratorium tumbuhnya jamur, bakteri, dan
Botani dan Genetika Fakultas Keguruan menghentikan kerja enzim yang
Dan Ilmu Pendidikan Universitas menyebabkan perubahan komposisi
Muhammadiyah Purwokerto, dilakukan kimiawi tanaman tersebut. Selain itu
dengan panduan buku Flora of Java dengan dikeringkan maka pengemasan
(Backer, C.A., Van Den Brink, B.C.R., akan lebih mudah, dapat disimpan
Vol I, 1963 Vol II, 1965). cukup lama sehingga kualitas bahan
Hasil determinasi menyatakan tetap terjamin. Pengeringan tidak
bahwa tanaman yang diteliti adalah dilakukan dibawah sinar matahari
Ipomoea batatas L, dari family langsung untuk menghindari kerusakan
Convolvulaceae. Hasil determinasi bahan oleh sinar matahari.
tanaman daun ubi jalar adalah sebagai Daun ubi jalar yang sudah kering di
berikut: dapat sebanyak 512 gram,
1b – 2b – 3b – 4b – 12b – 13b – 14b kemudiandiserbukan dengan
– 17b – 18b – 19b – 20b – 21b – menggunakan blender tanpa
22b – 23b – 24b – 25b – 26b – 27a menggunakan air untuk mendapatkan
– 28b – 29b –30b – 31b – 403b – derajat halus serbuk yang seragam.
404b – 405b – 414a – 415b – 451b Penyerbukan sangat penting untuk
– 466b – 467b – 468b – 469b – mendapatkan ukuran partikel yang lebih
470d – 488a – 489a .................... kecil dan meningkatkan efektifitas
(180. Convolvulaceae) penyarian. Efektifitas penyarian ini dapat
180. Convolvulaceae dipengaruhi oleh ukuran partikel, karena
1b – 2b – 14b – 16b – 17b semakin kecil ukuran partikel maka
.................... (12. Ipomoea) semakin besar luas permukaannya dan
12. Ipomoea akan semakin luas pula permukaan
1b – 4b – 7a ........................ yang kontak dengan cairan penyari
Ipomoea batatas L sehingga penyarian akan lebih efektif.
Surat keterangan determinasi, hasil Ukuran partikel yang semakin kecil juga
determinasi dan foto daun ubi jalar akan mengurangi tebal lapisan batas
(Ipomoea batatasL) dapat dilihat pada dari cairan penyari. Semakin kecil tebal
lampiran. lapisan batas maka cairan penyari akan
mempunyai jarak yang lebih kecil untuk
Pembuatan Simplisia menarik senyawa aktif yang ada dalam
Tanaman ubi jalar yang di dapat dari sel keluar sel dan terlarut dalam cairan
desa Mujur, kecamatan Kroya, penyari. Keluarnya zat aktif dalam sel
kabupaten Cilacap yang digunakan
sebagai bahan penelitian adalah daun
tersebut karena perbedaan konsentrasi Langkah awal dari maserasi adalah
di dalam sel dan diluar sel. pembasahan serbuk sampai semua
Kemudian setelah diblender diayak serbuk terbasahi. Tujuan dari
dengan ukuran ayakan untuk serbuk pembasahan yaitu agar zat aktif mudah
adalah mesh 20/40 yaitu semua serbuk tersari. Pembasahan dilakukan selama
dapat melalui pengayak dengan nomor 1 jam kemudian dilakukan perendaman
terendah (20) dan tidak lebih dari 40% selama 5 hari dengan pengadukan
melalui pengayak dengan nomor sehari sekali pada jam yang sama
tertinggi (40). Dari daun ubi jalar yang selama 10 menit. Pada hari terakhir
telah dikeringkan dan diayak tersebut tidak dilakukan pengadukan karena
diperoleh serbuk sebanyak 261 gram. untuk mengendapkan ampas agar tidak
ikut tersaring pada saat penyaringan.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Ubi Pengadukan bertujuan untuk mencegah
Jalar terjadinya kejenuhan sedangkan 5 hari
Untuk pembuatan ekstrak etanol merupakan waktu yang cukup bagi zat
daun ubi jalar dibuat dengan aktif untuk larut dan keluar dari selnya,
menggunakan metode maserasi dengan sehingga zat aktif terdapat dalam cairan
menggunakan pelarut etanol 70% penyari. Digunakan larutan penyari
dengan perbandingan 1:7,5 yaitu 1 etanol 70% dengan pertimbangan
bagian serbuk simplisia dan 7,5 bagian bahwa etanol 70% yang merupakan
cairan penyari. Maserasi adalah metode pelarut serba guna yang baik untuk
ekstraksi paling sederhana yang ekstraksi pendahuluan (Harborne,
dilakukan dengan cara merendam 1987).Maserat yang diperoleh kemudian
serbuk simplisia dalam cairan penyari. disaring menggunakan kain dan
Cairan penyari akan menembus dinding kemudian filtrat diuapkan dalam cawan
sel dan masuk dalam rongga sel yang porselen di atas penangas air sampai
mangandung zat aktif. Zat aktif akan membentuk ekstrak dengan konsistensi
larut karena adanya perbedaan kental, lalu ditimbang.
konsentrasi antara larutan zat aktif di Perbandingan antara serbuk
dalam sel dengan yang ada di luar sel simplisia yang disari dengan larutan
maka larutan yang terpekat akan penyari adalah 1:7,5. Serbuk yang disari
didesak ke luar. Peristiwa ini berlanjut sebanyak 250 gram dan jumlah larutan
hingga tercapai kesetimbangan penyari etanol 70% sebanyak 1875 ml.
konsentrasi antara larutan di luar sel Menghasilkan ekstrak kental sebanyak
dengan di dalam sel (Anonim, 1986). 37,53 gram dengan rendemen 15,012%.
Metode ini dipilih karena alat yang Ekstrak kental yang diperoleh kemudian
digunakan sederhana, murah, dapat digunakan untuk bahan utama uji efek
digunakan pada skala besar dan skala sedasi dan uji KLT. Hasil organoleptis
kecil, baik untuk golongan senyawa ekstrak etanol daun ubi jalar yang
yang tidak tahan terhadap pemanasan, diperoleh sebagai berikut:
dan dapat diperoleh kandungan
golongan senyawa yang banyak.

Tabel 1 Hasil organoleptis ekstrak etanol daun ubi jalar


Bau Rasa Warna Bentuk
Khas Pahit Hijau kehitaman Ekstrak kental

Tabel 2 Hasil ekstraksi simplisia daun ubi jalar


Larutan penyari Serbuk Ekstrak kental yang dihasilkan (g) Rendemen
1875 ml 250 gram 37,53 gram 15,012 %
Hasil Identifikasi KLT siapkan fase diam berupa lempeng
Untuk mengidentifikasi kandungan kromatografi lapis tipis selulosa dengan
senyawa dilakukan uji kualitatif dengan ukuran 2x10 cm dengan ditandai batas
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), atas 0,5 cm dan batas bawah 1,5 cm
metode ini dipilih karena murah dan dengan jarak elusi 8 cm. Sebelum
dapat memisahkan dalam waktu yang digunakan, fase diam dimasukan ke
0
singkat dalam bentuk kromatogram dalam oven dengan suhu 110 C selama
yang spesifik serta dapat 30 menit untuk menghilangkan
didokumentasikan dan daya resolusi kandungan air yang ada di dalamnya.
(pisah) cukup tinggi. Setelah itu ditotolkan ekstrak etanol
Identifikasi dilakukan untuk senyawa daun ubi jalar pada lempeng
flavonoid dengan menggunakan: kromatografi lapis tipis dengan
Fase diam : selulosa menggunakan pipa kapiler. Lempeng
Fase gerak : n-butanol : kemudian dimasukkan dalam bejana
asam asetat : air (4:1:5) berisi fase gerak yang sebelumnya telah
Pereaksi semprot : sitroborat dijenuhkan dengan cara ditutup dengan
Pertama membuat fase gerak kaca, elusi dilakukan sampai tanda
sebanyak 50 ml yang berisi alkoholik 20 batas elusi. Kemudian dikeluarkan dari
ml, asam asetat 5 ml, dan air 25 ml. bejana dan dikering-anginkan. Hasilnya
Fase gerak dicampur dan dipisahkan diidentifikasi dengan menggunakan
menggunakan corong pisah. Di dalam pengamatan pada lampu UV 366 nm.
corong pisah terdapat dua fase, yaitu Dilakukan pengamatan warna dengan
fase atas dan fase bawah. Dari kedua disemprot sitroborat kemudian
fase tersebut yang diambil yaitu fase dimasukan kedalam oven selama 5
atas (fase alkoholik). Fase gerak menit dengan suhu 1100C dan dihitung
dijenuhkan didalam chamber dengan harga Rf dari masing-masing bercak.
cara ditutup dengan kaca. Kemudian Nilai Rf dalam range 0,00 sampai
disiapkan larutan uji dari ekstrak etanol 1.00 dan hanya dapat ditentukan dua
daun ubi jalar yang telah dilarutkan desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan
dengan pelarut yang sesuai, ekstrak faktor 100.
etanol sebanyak 2 mg di timbang
menggunakan timbangan analitik (2 mg
ekstrak + pelarut ad 10 ml). Kemudian
Berikut adalah hasil identifikasi flavonoid:

A A

B B

C C

D D

Gambar 2. (I) Deteksi bercak di bawah lampu UV λ 366 nm sebelum disemprot sitroborat dan
(II) sesudah disemprot sitroborat

Tabel 3 Deteksi bercak di bawah lampu UV λ 366 nm


Sebelum disemprot sitroborat Sesudah disemprot sitroborat Nilai Rf Nilai hRf
A Ungu Kuning 0,275 27,5
B Ungu Kuning 0,512 51,2
C Ungu Kuning 0,625 62,5
D Ungu Ungu 0,775 77,5
Hasil uji KLT menghasilkan warna digunakan dalam penelitian ini adalah 4
kuning terang dan bercak sampel variasi dosis yaitu ½ dari dosis awal
dengan nilai hRf 27,5; 51,2; 62,5; 77,5 (95,5 mg/KgBB), 191 mg/KgBB, 2 kali
sehingga diindikasikan dalam ekstrak dosis awal, (382 mg/KgBB) dan 3 kali
etanol daun ubi jalar positif mengandung dari dosis awal, (573 mg/KgBB). Adapun
senyawa flavonoid yang ditunjukkan data perhitungan dosis ekstrak etanol
oleh bercak warna kuning setelah daun ubi jalar dapat dilihat pada
disemprot dengan sitroborat dan lampiran.
dideteksi menggunakan sinar UV 366
nm. Hasil Uji Efek Sedatif
Efek sedatif dapat mempengaruhi
Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun kemampuan koordinasi motorik mencit.
Ubi Jalar Besar kecilnya pengaruh terhadap
Sebelum melakukan uji utama efek koordinasi motorik tersebut dapat
sedasi, perlu dilakukan pula orientasi menggambarkan besar kecilnya efek
dosis ekstrak yang akan diberikan sedasi. Parameter yang digunakan
karena belum ada data hasil penelitian untuk uji efek sedasi ini yaitu dengan
terdahulu yang menjelaskan penerapan mengamati banyaknya binatang
dosis ekstrak etanol daun ubi jalar. (mencit) terjatuh dari rotarod, daya
Berdasar pada orientasi dosis cengkram, diameter pupil mata dan
pemakaian daun ubi jalar, didapatkan reflek balik badan.
hasil perhitungan dosis konversi ke Banyaknya mencit terjatuh dari rotarod
mencit sebesar 191 mg/KgBB. dianalisis menggunakan SPSS 16.0 for
Selanjutnya dosis tersebut dijadikan windows, dari penelitian didapatkan data
dasar penetapan tingkat dosis yang sebagai berikut:
akan diberikan pada mencit. Dosis yang

Parameter efek sedasi banyaknya mencit terjatuh dari rotarod selama pengamatan
120 menit.
Tabel 4 Data jumlah jatuh mencit selama pengamatan 120 menit
Frekwensi jatuh masing-masing mencit
Kontrol Kontrol Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak
positiffenobarbital negatif Na dosis 95,5 dosis 191 dosis 382 dosis 573
Replikasi 54,6 mg/KgBB CMC 1% mg/KgBb mg/KgBb mg/KgBb mg/KgBb
I 6 0 1 2 3 4
II 5 0 1 2 4 4
III 4 0 1 3 4 4
IV 5 0 2 6 4 3
V 6 0 3 3 3 5
Keterangan:
Replikasi I,II,III,IV dan V: 1 mencit

Pada tabel menunjukan bahwa Hasil uji anava satu arah


efek sedasi dilihat dari jumlah jatuh menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hi
mencit dari rotarod paling banyak pada diterima, artinya terdapat perbedaan
kontrol positif fenobarbital dosis 54,6 yang bermakna dalam memberikan efek
mg/KgBB, diikuti pada dosis ekstrak 573 sedasi antar kelompok perlakuan,
mg/KgBb, 382 mg/KgBb, 191 mg/KgBb karena hasil perhitungan dengan uji
dan 95,5 mg/KgBb. anava satu arah menunjukan F hitung =
Selanjutnya untuk mengetahui 20,608 > F tabel = 4,52 dan nilai P <
ada tidaknya perbedaan signifikan antar nilai sig (0,00<0,05), maka perlu
efek sedasi masing-masing perlakuan, dilanjutkan dengan uji-t menggunakan
maka dilakukan uji statistik dengan metode Tukey test untuk melihat
menggunakan anava satu arah. perbedaan antar kelompok.
Hasil dari uji-t menunjukan bahwa 54,6 mg/KgBB dan kontrol
kelompok kontrol negatif, dosis ekstrak negatif(P<0.05). ekstrak dosis 382
95,5 mg/KgBB dan dosis ekstrak 191 mg/KgBB berbeda makna dengan
mg/KgBB menunjukan perbedaan yang kontrol negatif dan ekstrak dosis 95,5
bermakna dengan kontrol positif mg/KgBB(P<0.05). Ekstrak dosis 573
(P<0.05), data juga menunjukan mg/KgBB berbeda makna dengan
perbedaan yang bermakna antar kontrol negatifdan ekstrak dosis 95,5
masing-masing kelompok perlakuan, mg/KgBB(P<0.05) Namun tidak terdapat
kontrol negatif berbeda bermakna perbedaan yang bermakna antara
dengan kontrol positif fenobarbital dosis kelompok kontrol positif fenobarbital
54,6 mg/KgBB, ekstrak dosis 191 dosis 54,6 mg/KgBB dengan ekstrak
mg/KgBB, 382 mg/KgBB dan 573 dosis 382 mg/KgBB dan 573 mg/KgBB
mg/KgBB(P<0.05). ekstrak dosis 95,5 (P>0.05). Hal ini menunjukan bahwa
mg/KgBB berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun ubi jalar memiliki
kontrol positif fenobarbital dosis 54,6 efek sedasi pada mencit, seperti halnya
mg/KgBB, ekstrak dosis 382 mg/KgBB kontrol positif fenobarbital dosis 54,6
dan 573 mg/KgBB(P<0.05). ekstrak mg/KgBB.
dosis 191 mg/KgBB berbeda makna
dengan kontrol positif fenobarbital dosis

Parameter efek sedasi daya cengkeram pada mencit selama pengamatan 120 menit.
Tabel 5 Pengamatan daya cengkeram pada mencit selama 120 menit
Daya Cengkeram
Kontrol positif Kontrol
Replika fenobarbital negatif Na Ekstrak dosis Ekstrak dosis Ekstrak dosis Ekstrak dosis
si Menit 54,6 mg/KgBB CMC 1% 95,5 mg/KgBb 191 mg/KgBb 382 mg/KgBb 573 mg/KgBb
15’ Kuat Sedikit
30’ Sedikit melemah
60’ melemah Kuat Kuat Kuat Kuat Sedikit
120’ Sedikit Kuat Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah melemah
melemah Kuat Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah
I Melemah Kuat Kuat Sedikit melemah Melemah Melemah
15’ Kuat Kuat Sedikit
30’ Sedikit Kuat Kuat Kuat Kuat melemah
60’ melemah Sedikit Kuat Kuat Sedikit melemah Melemah
120’ Melemah melemah Sedikit melemah Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah
II Melemah Kuat Sedikit melemah Melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit Sedikit
30’ melemah melemah
60’ Sedikit Kuat Kuat Kuat Kuat Sedikit
120’ melemah Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah Sedikit melemah melemah
Melemah Kuat Sedikit melemah Melemah Melemah Melemah
III Melemah Kuat Sedikit melemah Melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit
30’ melemah Kuat Sedikit
60’ Sedikit Kuat Kuat Kuat Sedikit melemah melemah
120’ melemah Kuat Kuat Kuat Sedikit melemah Melemah
Melemah Sedikit Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah Melemah
IV Melemah melemah Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit Sedikit
30’ melemah melemah
60’ Melemah Kuat Kuat Kuat Sedikit melemah Sedikit
120’ Melemah Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah Sedikit melemah melemah
Melemah Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah
V Kuat Sedikit melemah Sedikit melemah Sedikit melemah Melemah
Keterangan:
Kuat : jika semua kaki mencit mencengkeram strimin dan tidak mau
lepas.
Sedikit melemah : jika semua kaki mencit mencengkeram strimin dan lama
kelamaan akan melepasnya sendiri
Melemah : jika kaki mencit tidak mau mencengkeram strimin
Dapat dilihat pada tabel 5 mg/KgBB dan 573 mg/KgBB) maka
bahwa pengamatan daya cengkeram daya cengkeram mencit semakin
pada mencit selama pengamatan 120 melemah, seperti pada kontrol positif
menit yaitu semakin tinggi dosis ekstrak fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB.
(95,5 mg/KgBB; 191 mg/KgBB; 382
Parameter efek sedasi diameter pupil mata pada mencit selama pengamatan 120
menit
Tabel 6 Pengamatan diameter pupil mata pada mencit selama 120 menit
Diameter pupil mata
Kontrol positif Ekstrak
fenobarbital Kontrol Ekstrak dosis
Menit 54,6 mg/KgBB negatif dosis 95,5 Ekstrak dosis Ekstrak dosis 573
Replikasi Na CMC 1% mg/KgBb 191 mg/KgBb 382 mg/KgBb mg/KgBb
15’ Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Sedikit miosis
30’ Sedikitmiosis Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis
60’ Sedikit miosis Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis
I 120’ Miosis Tetap Tetap Sedikit miosis Miosis Miosis
15’ Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Sedikit miosis
30’ Sedikit miosis Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Sedikit miosis
60’ Miosis Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis
II 120’ Miosis Tetap Sedikit miosis Miosis Miosis Miosis
15’ Sedikit miosis Tetap Tetap Tetap Tetap Sdkt miosis
30’ Sedikit miosis Tetap Tetap Sedikit miosis Sdkt miosis Sdkt miosis
60’ Miosis Tetap Sedikit miosis Miosis Miosis Miosis
III 120’ Miosis Tetap Sedikit miosis Miosis Miosis Miosis
15’ Sedikit miosis Tetap Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis
30’ Sedikit miosis Tetap Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis
60’ Miosis Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis Sedikit miosis
IV 120’ Miosis Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis Miosis
15’ Sedikit miosis Tetap Tetap Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis
30’ Miosis Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Sedikit miosis Sedikit miosis
60’ Miosis Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Sedikit miosis Sedikit miosis
V 120’ Miosis Tetap Sedikit miosis Sedikit miosis Miosis Miosis
keterangan
Tetap : jika pupil mata berukuran 0,2cm
Sedikit miosis : jika pupil mata berukuran 0,1cm
Miosis : jika pupil mata berukuran kurang dari 0,1cm

Dapat dilihat pada tabel 6 bahwa mg/KgBB) maka pupil mata mencit
pengamatan diameter pupil mata pada semakin miosis (penyempitan pupil
mencit selama 120 menit yaitu semakin mata), seperti pada kontrol positif
tinggi dosis ekstrak (95,5 mg/KgBB; 191 fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB.
mg/KgBB; 382 mg/KgBB dan 573
Parameter efek sedasi reflek balik badan pada mencit selama pengamatan 120
menit
Tabel 7 Pengamatan reflek balik badan pada mencit selama 120 menit
Reflek balik badan
Kontrol positif
fenobarbital Kontrol negatif Ekstrak dosis Ekstrak dosis Ekstrak dosis Ekstrak dosis
Replikasi Menit 54,6 mg/KgBB Na CMC 1% 95,5 mg/KgBb 191 mg/KgBb 382 mg/KgBb 573 mg/KgBb
15’ Kuat
30’ Sedikit Kuat Kuat
60’ melemah Kuat Kuat Kuat Kuat Sedikit
120’ Sedikit Kuat Kuat Kuat Sedikit melemah
melemah Kuat Kuat Sedikit melemah melemah Melemah
I Melemah Kuat Kuat Sedikit melemah Melemah Melemah
15’ Kuat Kuat Kuat Sedikit
30’ Sedikit Kuat Sedikit melemah
60’ melemah Kuat Sedikit Kuat melemah Sedikit
120’ Melemah Kuat melemah Kuat Sedikit melemah
Melemah Kuat Sedikit Sedikit melemah melemah Melemah
II Kuat melemah Melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit Kuat
30’ melemah Sedikit Sedikit
60’ Sedikit melemah Kuat melemah
120’ melemah Kuat Sedikit Kuat Sedikit Sedikit
Melemah Kuat melemah Kuat melemah melemah
Melemah Kuat Sedikit Sedikit melemah Melemah Melemah
III Kuat melemah Melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit Kuat Kuat
30’ melemah Kuat Sedikit Sedikit
60’ Sedikit Kuat Sedikit Kuat melemah melemah
120’ melemah Kuat melemah Kuat Sedikit Melemah
Melemah Kuat Sedikit Sedikit melemah melemah Melemah
IV Melemah Sedikit melemah melemah Sedikit melemah Melemah Melemah
15’ Sedikit Kuat Sedikit
30’ melemah Sedikit melemah
60’ Melemah melemah Sedikit Sedikit
120’ Melemah Kuat Sedikit Kuat melemah melemah
Melemah Kuat melemah Sedikit melemah Sedikit Melemah
Kuat Sedikit Sedikit melemah melemah Melemah
V Kuat melemah Sedikit melemah Melemah Melemah
keterangan
Kuat : jika dalam waktu 2 detik mencit sudah
membalikkan badannya
Sedikit melemah :jika dalam waktu 5 detik mencit sudah membalikkan
badannya
Melemah : jika dalam waktu lebih dari 5 detik mencit belum
membalikkan badannya
Dapat dilihat pada tabel 7 mencit, daya cengkeram, diameter pupil
bahwa pengamatan reflek balik badan mata dan reflek balik badan ternyata
pada mencit selama 120 menit yaitu dosis ekstrak etanol daun ubi jalar
semakin tinggi dosis ekstrak (95,5 (Ipomoea batatasL) yang membarikan
mg/KgBB; 191 mg/KgBB; 382 mg/KgBB efek yang sama dengan fenobarbital
dan 573 mg/KgBB) maka reflek balik dosis 54,6 mg/KgBB yaitu pada dosis
badan mencit semakin melemah, seperti ekstrak 382 mg/KgBB dan dosis 573
pada kontrol positif fenobarbital dosis mg/KgBB.
54,6 mg/KgBB.

Dari keempat parameter efek sedasi


yang telah diuji yaitu jumlah jatuh
A. Mekanisme Efek Sedasi

Gambar 3 Mekanisme efek sedasi

Terapi medikamentosa untuk (kanan bawah). Kompleks kanal Cl-


gangguan tidur (hipnotik) dan keadaan GABAA juga mempunyai tempat reseptor
ansietas akut (ansiolitlk) didominasi oleh yang memodulasi BDZ. Pendudukan
benzodiazepin (BDZ). Secara umum, tempat BDZ oleh agonis reseptor BDZ.
obat-obat ini akan menginduksi tidur bila menyebabkan perubahan konformasi
diberikan dalam dosis tinggi pada pada reseptor GABA yaitu
malam hari dan akan memberikan membukanya kanal klorida, jika kanal
sedasi serta mengurangi ansietas bila klorida terbuka maka terjadi
diberikan dalamdosis rendah yang hiperpolarisasi, hiperpolarisasi yaitu
terbagi pada siang hari. meningkatnya polaritas di dalam sel,
BDZ mempunyai efek ansiolitik, hiperpolarisasi menyebabkan
hipnotik, relaksan otot, antikonvulsan, penghambatan penurunanpotensial aksi
dan amnesik, yang diduga disebabkan maka akan menyebabkan sedasi.
terutama oleh penguatan inhibisi yang Barbiturat berperan pada tempat ikatan
diperantarai asam aminobutirat (GABA) lain dan dengan cara yang sama
pada sistem saraf pusat. GABA yang memperkuat aksi GABA Dalam keadaan
dilepaskan dari terminal saraf (tengah tidak ada GABA, BDZ dan barbiturat
atas, berarsir) terikat pada reseptor dosis rendah tidak mempengaruhi
GABAA, aktivasi reseptor ini konduktansi CL-. (Neal, M.J., 2006).
meningkatkan konduktansi Cl- neuron

Kesimpulan
Ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas L) dapat memberikan efek sedasi
pada mencit pada dosis 382 mg/KgBB dan 573 mg/KgBB sama dengan kontrol positif
fenobarbital dosis 54,6 mg/KgBB

DAFTAR PUSTAKA
Anggara, R., 2009, Pengaruh Ekstrak Poir) Terhadap Efek Sedasi Pada
Kangkung Darat (Ipomea reptans Mencit Balb/c [skripsi], Semarang,
Fakultas Kedokteran, Universitas penerjemah; Jakarta: Salemba
Diponegoro. Medika. Terjemahan dari: Basic &
Cinical Pharmacologi Eight Edition.
Anonim, 1987, Analisis Obat
Tradisional, jilid I, Jakarta: Depkes
RI.
Lumbantobing, H., 2008, Efek Ekstrak
Arief, M., 2008, Pengantar Metodologi Etanol Kangkung Air
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, (Ipomeaaquatic Forks) Terhadap
Solo: Sebelas Maret University Lamanya Tidur (Sleeping Time)
Press. Mencit Jantan Dibandingkan
Dengan Fenobarbital [skripsi],
Backer, C.A., Van Den Brink, B.C.R., Sumatra, Fakultas Kedokteran,
1963, Flora of Java, Vol I, Universitas Sumatra Utara.
Groningan : P. Noordhoff.
Mardisiswojo, S., Mangunsudarso, H.,
Backer, C.A., Van Den Brink, B.C.R., 1987, Cabe Puyung Warisan
1965, Flora of Java, Vol II, Nenek Moyang, Jilid II, Jakarta:
Groningan : P. Noordhoff. Balai Pustaka.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat,


DepKes RI, 1979, Farmakope Edisi V, Bandung: ITB Press.
Indonesia, Edisi III, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Neal, M.J., 2006, Farmakologi Medis,
. Edisi kelima, penerjemah;
DepKes RI, 2000, Parameter Standar Surapsari, J., Jakarta, Erlangga.
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan Robinson, T., 1995, Kandungan Kimia
Republik Indonesia. Organik Tumbuhan Tingkat
Tinggi,penerjemah; Padmawinata,
Ganiswara, S., 1995, Farmakologi dan BandungITB.
Terapi, Edisi IV, Jakarta:
FakultasKedokteran, Universitas Saifudin, 2003, Bagaimana Obat Alam
Indonesia. Ditemukan, Majalah Natural, Vol. II,
No. 2, Fakultas Farmasi,
Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Universitas Muhammadiyah
Nafrialdi., Elysabeth., editor, 2007, Surakarta, Edisi Kedua, Jakarta:
Farmakologi dan Terapi. edisi 5, Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Syamsu, H., Hutapea, 1991, Inventaris
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Tanaman Obat indonesia, Jakarta:
penerjemah; Padmawinata, K. Departemen Kesehatan Republik
Sudiro, I., Bandung, ITB. Indonesia.

Jannah, M., 2009, Pengaruh Ekstrak Tjay, T.H., Rahardja, K., 2002, Obat-
Valerian Terhadap Efek Sedasi Obat Penting, Edisi V, Jakarta;
Pada Mencit Balb/c [skripsi], DepartemenKesehatan Republik
Semarang, Fakultas Kedokteran, Indonesia.
Universitas Diponegoro.
Voigh, R., 1995, Buku Pelajaran
Katzung, B.G., 2004, Farmakologi Dasar Teknologi Farmasi, Yogyakarta:
dan Klinik, Edisi kedelapan, Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai