Karakteristik Generator Dan Sinkronisasi
Karakteristik Generator Dan Sinkronisasi
Karakteristik Generator Dan Sinkronisasi
DIBUAT OLEH :
KELOMPOK III B
SUSANTO BADENG
321 18 098
3D D3 TEKNIK LISTRIK
Beban resistif
Beban resistif mengubah energy, dibagi menjadi:
Beban resistif murni, dimana energy diubah menjadi panas saja. Contohnya
o Tahanan saluran
o Pemanas
o Rugi panas pada mesin listrik dan peralatan elektronika.
Beban lainnya. Hampit semua jenis beban ini adalah kombinasi antara beban resistif
dan reaktif. Energi litrik dikonversi menjadi berbagai bentuk energy yang umumnya
tidak linier. Contoh beban:
o Motor-motor
o Lampu T
o Peralatan elektronik
Beban reaktif
Beban ini menyimpan energy dalam suatu periode tertentu dan selanjutnya melepaskannya.
Sifat ini dicerminkan dalam nilai reaktansinya x. Beban reaktif terdiri dari:
Beban Kapasitif
Beban kapasitif menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban kapasitif
adalah:
o Kapasitansi saluran
o Kapasitor untuk kompensasi
o Kapasitor sebagai filter
o Kapasitor untuk penyimpan energy
Beban Induktif
Induktif load menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban induktif antara
lain:
o Induktansi saluran
o Belitan mesin yang memiliki rangkaian medan
o Reaktor pembatas arus – current limiting current
o Pemanas induktif
Hampir semua beban merukan gabungan dari R dan x, baik itu motor, lampu TL dan
reactor. Gabungan jenis beban ini membentuk impedansi (Z) yang dinyatakan sebagai
berikut:
Z=√ R 2+ X 2
Jika ketiga beban tersebut dihubungkan ke genarator secara terpisah, maka akan
diperoleh karakteristik sebagai berikut
:
Gambar 3.
Karekteristik tegangan output generator untuk berbagai jenis beban R, L dan C
Sinkronisasi
Gambar 1.
Bentuk gelombang tegangan dari dua sumber berbeda yang akan diparalelkan
C. Sinkronisasi
V. Prosedur Percobaan
A. Karakteristik generator tanpa beban
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
4. Posisi pengatura motor Auto Mode
5. On-kan motor
6. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
7. Posisi pengaturan generator Manual
8. On-kan generator
9. Mencatat hasil pengukuran pada sisi output generator (terutama tegangan output)
C. Sinkronisasi.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
4. Posisi synchron di No 2 (CB No. 2)
5. Posisi pengaturan motor Manual Mode
6. On-kan motor
7. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
8. Posisi pengaturan generator Manual Mode
9. On-kan generator
10. Naikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai out tegangan mencapai 220 Volt dan
tegangan sekunder generator telah mencapai 400V.
11. Close switch grid pada bus A dan On kan CB grid.
12. Close switch generator pada bus B lalu on-kan CB-1.
13. Close kedua switch pada bus sinkron.
14. Memperhatikan synchronouscope meter. Atur eksitasi dan putaran untuk memenuhi
persyaratan sinkron.
15. Perhatikan synchronouscope, jika puritan lampu sudah melambat, persiapkan CB2
untuk close.
16. Setelah Synchron, berikan beban pada sistem (bisa disesuaikan)
Tegangan Generator
Arus Eksitasi [A]
(UG Line - Netral) [V]
0 0
0.15 56.7
0.20 76.7
0.30 114.3
0.40 148.3
0.50 176.4
0.60 203.9
0.70 214.4
0.71 226.0
Pada percobaan pertama ini, praktikan akan mengamati pengaruh perubahan arus
eksitasi dengan tegangan output generator. Tujuannya agar praktikan dapat memahami
karakteristik dari generator tanpa beban, Karakteristik generator tanpa beban adalah
ketika arus jangkar (Ia) tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat pengaruh
reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). berikut ini adalah grafik
hubungan arus eksitasi dengan tegangan output generator :
250
226
214.4
200 203.9
Gambar
Tegangan Generator (V)
176.4
150 148.3 7.1
114.3 Grafik
100
76.7
50 56.7
00
0 0.15 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.71
Arus Eksitasi (A)
Dapat dilihat pada grafik diatas, apabila arus eksitasi 0,5 A, besar tegangan output
yaitu 176.4 V, dan saat arus eksitasi dinaikkan menjadi 0.6 A, tegangan output juga
menjadi 203.9 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika besarnya arus eksitasi dinaikkan,
maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh), begitupun
sebaliknya. Begitupun dengan pengaruh kecepatan , semakin besar kecepatan maka
semakin besar tegangan outputnya. Kenaikan tegangan output ini akan terus meningkat
sampai pada pengaturan arus eksitasi tertentu. Setelah arus eksitasi mencapai titik
tertentu, tegangan output akan mengalami penurunan akibat terjadinya saturasi (titik
jenuh).
150 152.5
115.7
100
76
50
00
0 500 750 1000 1250 1500
Kecepatan Penggerak (rpm)
Gambar 7.2 Grafik Karakteristik tanpa beban saat arus eksitasi tetap tetap
Dapat dilihat pada grafik diatas, apabila kecepatan penggerak 1000 rpm, maka besar
tegangan output yaitu 152.5 V, dan saat kecepatan penggerak dinaikkan menjadi 1250
rpm, tegangan output juga menjadi 187.7 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika
besarnya kecepatan penggerak dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai
titik saturasi (jenuh), begitupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena arus jangkar tidak
mengalir pada stator saat generator tidak berbeban sehingga tidak ada pengaruh arus
jangkar.
227.5
227.4
227
Tegangan Generator (V)
226.5
226
225.5
225.3
225
224.5
224
0.13 0.26
Arus Generator (A)
265
260 260.2
255
Tegangan Generator (V)
252.4
250
245 244.7
240
237.2
235
230
225
0.16 0.36 0.56 0.76
Arus Generator (A)
215 215.2
Tegangan Generator (V)
210
208
205
200 200.8
195
190
185
0.18 0.33 0.47 0.6
Arus Generator (A)
Berdasarkan ke-tiga grafik diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai dari
beban R dan L, maka tegangan yang dihasilkan juga akan semakin menurun. Pada beban
R (resistif), hal tersebut sesuai dengan sifat beban yang menghalangi terjadinya
perubahan arus listrik, selain itu pemakaian arus yang semakin besar pada kapasitor akan
memberikan factor daya yang besar pula pada generator.
Dapat dilihat pada data karakteristik generator dengan beban R, apabila beban R=1
maka arus generator 0.133 A dan besar tegangan outputnya yaitu 227.4 V, dan saat beban
R dinaikkan menjadi 2 maka arus generator naik menjadi 0.136 A, dan tegangan
outputnya turun menjadi 225.3 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika bebannya
dinaikkan maka arus generator akan naik, dan tegangan outputnya akan turun, begitupun
sebaliknya.
Kemudian pada data karakteristik generator dengan beban C, apabila beban C=1
maka arus generator 0.162 A dan besar tegangan outputnya yaitu 237.2 V, dan saat beban
C dinaikkan menjadi 2 maka arus generatornya naik menjadi 0.360 A dan tegangan
outputnya juga naik menjadi 244.7 V. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa tegangan
yang dihasilkan berbanding lurus dengan arus yang diberikan, jika beban dinaikkan maka
arus generator naik dan tegangan outputnya juga akan naik, begitupun sebaliknya.. Hal
ini terjadi karena sifat beban kapasitif yang memperbaiki factor daya, sehingga tegangan
yang dihasilkan cenderung naik seiring naiknya beban kapasitif pada generator, dimana
beban kapasitif bersifat menyerap day aktif dan mengeluarkan daya reaktif karena
kemampuannya dalam menyimpan energy listrik dalam waktu sesaat.
Dan pada data karakteristik generator dengan beban L, apabila beban L=1 maka arus
generator 0.175 A dan besar tegangan outputnya yaitu 222.5 V, dan saat beban L
dinaikkan menjadi 2 maka arus generatornya naik menjadi 0.325 A dan tegangan
outputnya juga naik menjadi 215.2 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika beban
dinaikkan maka arus generator naik dan tegangan outputnya akan turun, begitupun
sebaliknya. Penurunan tegangan pada beban L disebabkan oleh beban induktif yang
menyerap daya aktif sekaligus menyerap reduktif. Beban induksi ini juga menyalurkan
daya harmonic yang mengakibatkan penurunan nilai factor daya menjadi lebih kecil
sehingga berdampak pada turunnya tegangan pada generator .
VIII. Kesimpulan
LAMPIRAN