Karakteristik Generator Dan Sinkronisasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PRAKTIKUM POWER SYSTEM

SEMESTER GANJIL 2020/2021


UJI KARAKTERISTIK GENERATOR DAN SINKRONISASI

DIBUAT OLEH :
KELOMPOK III B
SUSANTO BADENG
321 18 098
3D D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2020
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik generator tanpa beban
2. Mahasiswa dapat menentukan karakteristik generator berbeban R, L dan C
3. Mahasiswa dapat mengetahui persyaratan dan proses sinkronisasi.

II. Teori Dasar


Ketika suatu generator tiga fase mendapatkan energy mekanik (atau diputar oleh
penggerak mula/ prime mover) dan rangkaian eksitasinya diberian suplai tegangan dc, maka
sesuai hukum induksi akan terjadi proses induksi tegangan tiga fase ke belitan stator.
Tegangan output dari generator ini sangat tergantung dari flux magnet, namun flux magnet
tidak selalu proporsional terhadap arus magnetisasi dc karena adanya saturasi pada inti besi.

Gambar 1. Pembangkitan tegangan tiga fase pada generator


Hubungan antara tegangan output generator terhadap arus eksitasi tersebut seperti
terlihat pada gambar 2 di bawah ini, yang selanjutnya disebut sebagai karakteristik generator
tanpa beban.

Gambar 2. Karakteristik generator tanpa beban.


Dalam aplikasinya pembangkit dalam suatu sistem akan menyuplai energy listrik untuk
berbagai variasi beban pada konsumen. Jenis-jenis beban listrik tersebut antara lain:
- Beban resistif – resistif load (R).
- Beban Reaktif – reactive load yang terdiri atas:
 beban kapasitif – capacitive load
 beban induktif – inductive load

Beban resistif
Beban resistif mengubah energy, dibagi menjadi:
 Beban resistif murni, dimana energy diubah menjadi panas saja. Contohnya
o Tahanan saluran
o Pemanas
o Rugi panas pada mesin listrik dan peralatan elektronika.
 Beban lainnya. Hampit semua jenis beban ini adalah kombinasi antara beban resistif
dan reaktif. Energi litrik dikonversi menjadi berbagai bentuk energy yang umumnya
tidak linier. Contoh beban:
o Motor-motor
o Lampu T
o Peralatan elektronik

Beban reaktif
Beban ini menyimpan energy dalam suatu periode tertentu dan selanjutnya melepaskannya.
Sifat ini dicerminkan dalam nilai reaktansinya x. Beban reaktif terdiri dari:
 Beban Kapasitif
Beban kapasitif menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban kapasitif
adalah:
o Kapasitansi saluran
o Kapasitor untuk kompensasi
o Kapasitor sebagai filter
o Kapasitor untuk penyimpan energy
 Beban Induktif
Induktif load menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban induktif antara
lain:
o Induktansi saluran
o Belitan mesin yang memiliki rangkaian medan
o Reaktor pembatas arus – current limiting current
o Pemanas induktif

Hampir semua beban merukan gabungan dari R dan x, baik itu motor, lampu TL dan
reactor. Gabungan jenis beban ini membentuk impedansi (Z) yang dinyatakan sebagai
berikut:

Z=√ R 2+ X 2

Jika ketiga beban tersebut dihubungkan ke genarator secara terpisah, maka akan
diperoleh karakteristik sebagai berikut

:
Gambar 3.
Karekteristik tegangan output generator untuk berbagai jenis beban R, L dan C

Beban C cenderung meningkatkan tegangan output generator sebaliknya beban R dan L


menurunkan tegangan output generator.

Sinkronisasi

Sinkronisasi dilakukan bilamana pembangkit yang beroperasi sudah mendekati batas


kapasitas suplainya serta untuk meningkatkan keandalan suatu sistem. Ketika dua
pembangkit atau dua saluran dalam suatu sistem akan dihubungkan atau disinkronkan maka
ada tiga kondisi yang harus terpenuhi yakni tegangan di kedua saluran harus memiliki
amplituo, fase dan frekuensi yang (hampir) sama. Jika ada salah satu parameter yang
berbeda maka akan menghasilkan pengaliran arus dari generator ke sistem/ grid/ PLN
ataupun sebaliknya.

Gambar 1.
Bentuk gelombang tegangan dari dua sumber berbeda yang akan diparalelkan

III. Alat dan Bahan


1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan


A. Karakteristik generator tanpa beban
B. Karakteristik generator berbeban

C. Sinkronisasi
V. Prosedur Percobaan
A. Karakteristik generator tanpa beban
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
4. Posisi pengatura motor Auto Mode
5. On-kan motor
6. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
7. Posisi pengaturan generator Manual
8. On-kan generator
9. Mencatat hasil pengukuran pada sisi output generator (terutama tegangan output)

B. Karakteristik generator berbeban


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
4. Posisi pengaturan motor Mode Auto
5. On-kan motor
6. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
7. Posisi pengaturan generator Manual
8. On-kan generator
9. Naikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai output tegangan generator mencapai
220 Volt.
10. Menambahkan beban R satu step dan mencatat tegangan output generator.
11. Mengulangi langkah 10 untuk R step 2, 3, 4, 5 dan 6.
12. Menurunkan perlahan step beban R sehingga kembali ke 0.
13. Mengulangi langkah 10 – 12 untuk beban L dan C.

C. Sinkronisasi.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
4. Posisi synchron di No 2 (CB No. 2)
5. Posisi pengaturan motor Manual Mode
6. On-kan motor
7. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
8. Posisi pengaturan generator Manual Mode
9. On-kan generator
10. Naikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai out tegangan mencapai 220 Volt dan
tegangan sekunder generator telah mencapai 400V.
11. Close switch grid pada bus A dan On kan CB grid.
12. Close switch generator pada bus B lalu on-kan CB-1.
13. Close kedua switch pada bus sinkron.
14. Memperhatikan synchronouscope meter. Atur eksitasi dan putaran untuk memenuhi
persyaratan sinkron.
15. Perhatikan synchronouscope, jika puritan lampu sudah melambat, persiapkan CB2
untuk close.
16. Setelah Synchron, berikan beban pada sistem (bisa disesuaikan)

VI. Data Hasil Percobaan


1. Karakteristik Generator tanpa beban Kecepatan konstan 1500 rpm

Tegangan Generator
Arus Eksitasi [A]
(UG Line - Netral) [V]
0 0
0.15 56.7
0.20 76.7
0.30 114.3
0.40 148.3
0.50 176.4
0.60 203.9
0.70 214.4
0.71 226.0

2. Karakteristik Generator tanpa beban (Arus Eksitasi Konstan = 0,71 A)

Kecepatan Penggerak (rpm) Tegangan Generator


(UG Line - Netral) [V]
0 -
250 -
500 76.0
750 115.7
1000 152.5
1250 187.7
1500 226.4

3. Karakteristik Generator Berbeban (5.4)

Resistive Load Capacitive Load Inductive Load


R
C L
ste IG [A] UG L-N IG [A] UG L-N IG [A] UG L-N
step step
p
1 0.133 227.4 1 0.162 237.2 1 0.175 222.5
2 0.136 225.3 2 0.360 244.7 2 0.325 215.2
- 3 0.561 252.4 3 0.467 208.0
- 4 0.767 260.2 4 0.603 200.8

4. Pengujian Sinkronisasi Genset & PLN

Beban Sumber PLN Sumber Generator


R L C IL (A) VL-N (V) P3phasa IL (A) VL-N (V) P3phasa
(w) (w)
0 0 0 0.087 390.4 100 0.254 217.6 24
1 0 0 0.193 390.2 234 0.280 217.5 20
0 1 0 0.228 390.5 84 0.239 217.6 43
0 0 1 0.357 390.5 77 0.223 217.5 16

VII. Analisa dan pembahasan.


1. Karakteristik Generator tanpa beban Kecepatan Konstan (1500 rpm)

Pada percobaan pertama ini, praktikan akan mengamati pengaruh perubahan arus
eksitasi dengan tegangan output generator. Tujuannya agar praktikan dapat memahami
karakteristik dari generator tanpa beban, Karakteristik generator tanpa beban adalah
ketika arus jangkar (Ia) tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat pengaruh
reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). berikut ini adalah grafik
hubungan arus eksitasi dengan tegangan output generator :
250
226
214.4
200 203.9
Gambar
Tegangan Generator (V)

176.4
150 148.3 7.1
114.3 Grafik
100
76.7
50 56.7

00
0 0.15 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.71
Arus Eksitasi (A)

Karakteristik tanpa beban saat kecepatan tetap

Dapat dilihat pada grafik diatas, apabila arus eksitasi 0,5 A, besar tegangan output
yaitu 176.4 V, dan saat arus eksitasi dinaikkan menjadi 0.6 A, tegangan output juga
menjadi 203.9 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika besarnya arus eksitasi dinaikkan,
maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh), begitupun
sebaliknya. Begitupun dengan pengaruh kecepatan , semakin besar kecepatan maka
semakin besar tegangan outputnya. Kenaikan tegangan output ini akan terus meningkat
sampai pada pengaturan arus eksitasi tertentu. Setelah arus eksitasi mencapai titik
tertentu, tegangan output akan mengalami penurunan akibat terjadinya saturasi (titik
jenuh).

2. Karakteristik Generator tanpa beban Arus Eksitasi Konstan (0.71 A)


Pada percobaan kedua ini, praktikan mengamati perubahan kecepatan penggerak
dengan tegangan output generator. Tujuannya agar praktikan dapat memahami hubungan
antara kecepatan motor dengan tegangan output generator. Karakteristik generator dapat
dilihat pada grafik hubungan kecepatan motor dengan tegangan output generator :
250
226.4
200
187.7
Tegangan Generator (V)

150 152.5

115.7
100
76
50

00
0 500 750 1000 1250 1500
Kecepatan Penggerak (rpm)

Gambar 7.2 Grafik Karakteristik tanpa beban saat arus eksitasi tetap tetap

Dapat dilihat pada grafik diatas, apabila kecepatan penggerak 1000 rpm, maka besar
tegangan output yaitu 152.5 V, dan saat kecepatan penggerak dinaikkan menjadi 1250
rpm, tegangan output juga menjadi 187.7 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika
besarnya kecepatan penggerak dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai
titik saturasi (jenuh), begitupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena arus jangkar tidak
mengalir pada stator saat generator tidak berbeban sehingga tidak ada pengaruh arus
jangkar.

3. Karakteristik Generator Berbeban (RLC)


Pada percobaan ini, Praktikan akan mengamati karakteristik generator apabila
dibebani dengan beban RLC. Tujuannya agar praktikan dapat memahami hubungan
tegangan generator pada beban RLC. Pembebanan ini terdiri dari empat step untuk setiap
beban. Berikut ini grafik hubungan tegangan generator untuk setiap beban :
228

227.5
227.4
227
Tegangan Generator (V)

226.5

226

225.5
225.3
225

224.5

224
0.13 0.26
Arus Generator (A)

265

260 260.2

255
Tegangan Generator (V)

252.4
250

245 244.7

240
237.2
235

230

225
0.16 0.36 0.56 0.76
Arus Generator (A)

Gambar 7.3 Grafik karakteristik generator dengan beban R


Gambar 7.4 Grafik karakteristik generator dengan beban C
225
222.5
220

215 215.2
Tegangan Generator (V)

210
208
205

200 200.8

195

190

185
0.18 0.33 0.47 0.6
Arus Generator (A)

Gambar 7.5 Grafik karakteristik generator dengan beban L

Berdasarkan ke-tiga grafik diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai dari
beban R dan L, maka tegangan yang dihasilkan juga akan semakin menurun. Pada beban
R (resistif), hal tersebut sesuai dengan sifat beban yang menghalangi terjadinya
perubahan arus listrik, selain itu pemakaian arus yang semakin besar pada kapasitor akan
memberikan factor daya yang besar pula pada generator.
Dapat dilihat pada data karakteristik generator dengan beban R, apabila beban R=1
maka arus generator 0.133 A dan besar tegangan outputnya yaitu 227.4 V, dan saat beban
R dinaikkan menjadi 2 maka arus generator naik menjadi 0.136 A, dan tegangan
outputnya turun menjadi 225.3 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika bebannya
dinaikkan maka arus generator akan naik, dan tegangan outputnya akan turun, begitupun
sebaliknya.
Kemudian pada data karakteristik generator dengan beban C, apabila beban C=1
maka arus generator 0.162 A dan besar tegangan outputnya yaitu 237.2 V, dan saat beban
C dinaikkan menjadi 2 maka arus generatornya naik menjadi 0.360 A dan tegangan
outputnya juga naik menjadi 244.7 V. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa tegangan
yang dihasilkan berbanding lurus dengan arus yang diberikan, jika beban dinaikkan maka
arus generator naik dan tegangan outputnya juga akan naik, begitupun sebaliknya.. Hal
ini terjadi karena sifat beban kapasitif yang memperbaiki factor daya, sehingga tegangan
yang dihasilkan cenderung naik seiring naiknya beban kapasitif pada generator, dimana
beban kapasitif bersifat menyerap day aktif dan mengeluarkan daya reaktif karena
kemampuannya dalam menyimpan energy listrik dalam waktu sesaat.
Dan pada data karakteristik generator dengan beban L, apabila beban L=1 maka arus
generator 0.175 A dan besar tegangan outputnya yaitu 222.5 V, dan saat beban L
dinaikkan menjadi 2 maka arus generatornya naik menjadi 0.325 A dan tegangan
outputnya juga naik menjadi 215.2 V. Dari data tersebut dapat dianalisa jika beban
dinaikkan maka arus generator naik dan tegangan outputnya akan turun, begitupun
sebaliknya. Penurunan tegangan pada beban L disebabkan oleh beban induktif yang
menyerap daya aktif sekaligus menyerap reduktif. Beban induksi ini juga menyalurkan
daya harmonic yang mengakibatkan penurunan nilai factor daya menjadi lebih kecil
sehingga berdampak pada turunnya tegangan pada generator .

4. Pengujian Sinkronisasi PLN dan Generator


Pada percobaan ini, praktikan melakukan sinkronisasi antara generator dengan
sumber daya dari PLN menggunakan Synchronouscope pada terco. Adapun syarat yang
harus diperhatikan dalam sinkronisasi adalah urutan phasa, tegangan, dan frekuensi kerja
harus sama.
Adapun proses sinkronisasi dilakukan pada saat tegangan pada generator dengan
PLN masing-masing 392 Volt dan frekuensinya masing-masing 49,9 Hz yang dimana hal
tersebut telah memenuhi persyaratan dilakukannya sinkronisasi. Setelah proses
sinkronisasi, jaringan di beri beban. Dimana didapatkan bahwa generator dapat mensuplai
beban PLN yang ditandai dengan bernilai postifnya daya pada alat ukur generator yaitu
56 Watt dengan arus 0,099 Ampere dan bernilai minusnya daya pada PLN yaitu – 43
Watt dengan arus 0,081 Ampere.
Adapun proses sinkronisasi pada percobaan ini yaitu pada sumbu PLN dengan
sumbu generator. Setelah proses sinkronisasi jaringan diberi beban secara bertahap.
Dimana arus mengalir dari sumber daya PLN ke beban lebih besar dibandingkan arus
dari generator ke beban. Adapun aliran arus terhadap penambahan beban yaitu meningkat
seiring laju pertambahan beban R untuk sumber pasokan daya dari PLN. Hal tersebut
berkebalikan dengan aliran arus listrik dari generator ke beban, dimana yang mengalir ke
beban menurun seiring laju pertambahan beban R.

VIII. Kesimpulan

5. Kesimpulan yang dapat diambil


dari penelitian ini adalah:
6. 1. Pada generator baban nol
kapasitor berfungsi sebagai
penguat arus medan.
7. 2. Besarnya Tegangan
Terminal pada beban nol (Ea) di
pengaruhi oleh arus medan (If)
8. 3. Semakin Besar kapasitansi
kapasitor maka semakin besar
pula arus medan generator
Setelah melakukan praktikum, maka praktikum dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Karakteristik generator tanpa beban yaitu, semakin besar arus eksitasi dan kecepatan
motor, semakin besar pula tegangan output generator. Hal ini, dapat dilihat dari hubungan
antara arus eksitasi dengan tegangan output generator.
2. Karakteristik generator dengan beban R dan L cenderung menurunkan tegangan output
generator, sedangkan generator dengan beban C tegangan output generator naik, dan arus
pada generator R,L, dan C naik seiring dinaikkannya beban.
3. Sinkronisasi antar dua perangkai generator harus memenuhi syarat-syarat yaitu, tegangan,
frekuensi, dan urutan yang sama.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai