PLBJ Seni Batik Betawi Terogong

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

SENI BATIK BETAWI TEROGONG

Dosen Pengampu : Kasriman, Dr., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 1 (3C PGSD)

Daffa Abdul Fahriz (1901025139)

Siti Fatimah Azzahra (1901025027)

Ida Nafisah (1901025221)

Martha Evelin R (1901025233)

Nurul Husna (1901025341)

Melani Badri Trihapsari (1901025389)

Alian Dwi Seffian (1901025029)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
Jakarta 2020
ii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Batik Betawi
Terogong“ tepat waktu.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari Kasriman, Dr., M.Pd.
pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
Kasriman, Dr., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan dan
Budaya Jakarta. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga maklah ini bias memberikan manfaat bagi
kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 26 Januari 2021

Penulis,

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sejarah Batik Betawi Terogong.................................................................3
B. Motif Batik Betawi Terogong.....................................................................4
C. Proses Pembuatan Batik Betawi Terogong..............................................7
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terkenal akan kekayaan


alam dan beragam budaya yang ada di dalamnya. Bermacam-macam suku yang
terdapat di setiap daerah mewariskan hasil-hasil kesenian dan kebudayaan
tradisional yang luar biasa dan unik. Sebagai wilayah NKRI, nusantara memiliki
kekayaan budaya yang beragam dan memiliki ciri khas. Kondisi yang demikian
menyebabkan potensi kesenian menjadi bhinneka dalam berbagai bentuk dan
perwujudannya dipengaruhi oleh kebudayaan yang melingkupinya sekaligus
sebagai bentuk ekspresi budaya yang bersangkutan (Sunaryo, 2013:5-6). Adanya
percampuran budaya juga yang menciptakan kebudayaan baru yang semakin
bervariasi dan membuat Indonesia semakin kaya akan keragaman. Seni kerajinan
batik merupakan salah satu seni kerajinan khas Indonesia yang keberadaannya
sudah berabad-abad lamanya dan merupakan salah satu warisan seni budaya
bangsa yang bernilai tinggi. Di setiap daerah batik memiliki kekhasan masing-
masing yang sangat mempengaruhi oleh alam lingkungan, tradisi masyarakat,
budaya daerah, keagamaan, dan lapisan masyarakatnya. Perubahan sosial, politik
maupun agama yang terjadi pada periode abad XV Masehi telah membawa
dampak bagi perkembangan budaya sekaligus membawa peradaban baru bagi
masyarakat nusantara khususnya wilayah pesisir utara pulau Jawa, salah satunya
Kota Jakarta. Pada abad ke-19, Kota Jakarta yang pada saat itu dikenal dengan
nama Batavia memiliki seni kerajinan batik yang kemudian popular dengan
sebutan Batik Betawi. Batik-batik Betawi kala itu biasa dipakai di kalangan elite
Belanda, Cina, dan pribumi. Hal ini juga yang mempengaruhi motif-motif batik
Betawi memiliki kekhasan tersendiri. Namun seiring berjalannya waktu batik
kuno khas Betawi semakin sulit untuk dijumpai karena tidak adanya regenerasi
disertai penyimpanan yang buruk yang mengakibatkan generasi Betawi saat ini
tidak bisa menikmati motifmotif lawas. Hal ini pun terjadi hampir di setiap daerah
di Jakarta, salah satunya terjadi di Kampung Terogong.Kekhawatiran akan

1
2

kondisi batik Betawi yang mulai hilang menyebabkan Ibu Siti Laela berkeinginan
untuk mempertahankan kekayaan budaya Jakarta khususnya batik Betawi. Seni
Batik Betawi Terogong realtif popular di masyarakatnya sendiri tetapi di luar itu
sangat dimungkinkan kurang dikenal yang lebih luas. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik melakukan penelitian terhadap Batik Betawi Terogong terkait
dengan kajian motif dan proses pembuatan Batik Betawi Terogong. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan Batii terogong dan kemudian melestarikan batik
Terogong yang merupakan kesenian asli Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Sejarah Batik Betawi Terogong ?


2. Apa Saja Motif Batik Betawi Terogong ?
3. Bagaimana Proses Pembuatan Batik Betawi Terogong ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Sejarah Batik Betawi Terogong.


2. Mengetahui Macam-macam Motif Batik Betawi Terogong.
3. Mengetahui Proses Pembuatan Batik Betawi Terogong.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Batik Betawi Terogong

Batik Betawi Terogong berdiri pada tanggal 5 September 2012. Terogong


diambil dari nama suatu kampung di wilayah Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta
Selatan yang sampai saat ini masih dihuni oleh mayoritas masyarakat Betawi.
Batik Betawi Terogong didirikan oleh sekelompok keluarga Betawi yang peduli
terhadap survive-nya kebudayaan Betawi di tengahtengah Jakarta yang
cosmopolitan.
Pada tahun 1960-an, banyak warga Terogong yang menjadi pekerja di industri
batik, sebagian kemudian menjadi perajin batik. Boleh dikata, di sekitaran tahun
tersebut adalah masa keemasan batik Betawi, yang dikenal juga sebagai batik
Jakarta. Kemudian pada tahun 1970-an, semua surut dan vakum, termasuk
sanggar batik leluhur Ibu Siti Laela. Tahun 2012, ia merintis kembali dengan
mendirikan sanggar batik. Selain berbekal pengetahuan membatik dari leluhurnya,
ia juga menambah ilmu batiknya dengan belajar di Perajin Batik Betawi di
Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara, Kecamatan Tarumajaya, Bekasi, Jawa
Barat. Setelah tiga bulan berguru batik di sana, Ibu Siti Laela dan keluarganya
sepakat mengumpulkan modal untuk memproduksi batik Betawi di Terogong. Di
rumah keluarga Ibu Laela, yang terjepit diantara apartemen di kawasan Terogong,
Jakarta Selatan, batik Betawi Terogong didirikan atas dasar keinginan untuk
menghidupkan kembali batik yang pernah ada di Jakarta. Keberadaan batik
Betawi Terogong juga berkat bantuan dari Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB)
yang bekerja sama dengan Seraci Batik. Pada tahun 1970-an kawasan Kampung
Terogong masih kental dengan kebudayaan Betawi.
Pada masa itu masih cukup banyak orang yang menjadi perajin batik di
Terogong. Namun saat ini kebudayaan Betawi di Terogong perlahan terkikis oleh
kemajuan jaman, terlebih kawasan Kampung Terogong kini telah berubah
menjadi kawasan perumahan elit Pondok Indah. Sebagian penduduk asli yang
menyaksikan masa di mana banyak kaum ibu yang bekerja sebagai perajin batik

3
4

di Kampung Terogong dan sekitarnya. Merasa tertantang untuk bangkit kembali


dan hadir bersama dengan batik-batik dari daerah lainnya mewarnai khasanah
perajin batik di negeri ini.
Ibu Siti Laela selaku pendiri batik Betawi Terogong merasa miris dengan
kondisi bahwa sangat jarang warga Jakarta masa kini yang mengenal batik khas
Betawi. padahal batik Betawi sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Sayangnya, karena pendokumentasian yang buruk, hingga saat ini Ibu Laela
belum menemui dokumentasi tulisan atau foto otentik yang menjelaskan
keberadaan batik Betawi pada masa lampau. Ibu Laela meyakini bahwa
dokumentasi mengenai batik Betawi ada di salah satu museum di Belanda seperti
Museum Universitas Leiden.
Karena kecintaannya yang besar terhadap budaya Betawi, serta niat ingin
memberdayakan wanita Betawi di Kampung Terogong. Awalnya Ibu Laela cukup
sulit untuk mengajak sesame wanita warga Kampung Terogong untuk menjadi
perajin batik, dengan alasan bagi warga lokal setempat menjadi orang kantoran
jauh lebih keren dibandingkan menjadi perajin batik. Namun seiring berjalannya
waktu, berkat kegigihan untuk memberdayakan warga setempat, saat ini sudah
ada 15 orang yang aktif menjadi perajin batik Betawi Terogong.

B. Motif Batik Betawi Terogong

1. Motif Ondel-ondel dan Tanjidor

Motif Ondel-ondel dan Tanjidor merupakan motif yang sangat popular


dalam kehidupan masyarakat Betawi. Motif ini adalah perpaduan dari gambar
Ondelondel dan Tanjidor. Ondel-ondel memiliki makna sebagai penolak bala atau
gangguan roh halus yang gentayangan. Selain Ondel-ondel terdapat juga

4
5

perwujudan dari Tanjidor. Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang


berbentuk orkes. Dalam Tanjidor, alat-alat musik yang dimainkan kebanyakan
adalah alat music tiup, seperti trombone, klarinet, seksofon, dan piston selain alat
musik tiup, ada juga drum simbal dan tambur.
Nama motif Ondel-ondel dan Tanjidor adalah nama yang sangat mudah
dipahami masyarakatnya, yaitu motif batik ini menggambarkan Ondel-ondel yang
merupakan boneka dan kesenian orkes khas masyarakat Betawi yaitu Tanjidor.
Nama yang diberikan pada motif inipun mencerminkan karakterikstik masyarakat
Betawi yang jujur dan apa adanya.
Pada motif ini dapat terlihat representasi dari masyarakat Betawi yang
ekspresif. Hal ini dapat dilihat dari penggambaran Ondel-ondel sebagai motif
utama. Ondel-ondel digambarkan secara utuh baik Ondel-ondel pria maupun
wanita dari kepala, badan, dan kaki, lengkap dengan menggunakan hiasan kepala.
Terdapat pula garis lurus yang disusun dengan keseimbangan radial (memancar)
sehinga tercipta bentuk sebagai representasi kembang api yang menambah kesan
meriah. Warna yang digunakan pun menunjukkan kemeriahan, terlihat
menggunakan warna yang kontras seperti warna kuning, jingga, serta berlatar
gelap menggunakan warna hitam. Penggunaan warna yang kontras tersebut dapat
menjelaskan bahwa karakter Betawi memang terkesan ekspresif.
2. Motif Ondel-ondel Kombinasi Pucuk Rebung

Motif ini merepresentasikan masyarakat Betawi yang jujur dan apa


adanya, hal ini dibuktikan pada pemberian nama motif yaitu motif Ondel-ondel
kombinasi Pucuk Rebung. Dari segi warna motif ini menggunakan warna
analogus. Warna analogus merupakan kombinasi warna-warna terdekat dalam

5
6

lingkaran warna. Warna yang digunakan adalah warna biru-hijau, dan biru. Warna
biru digunakan sebagai warna latar, sehingga terlihat mendominasi jika dilihat
secara keseluruhan dan menambah kesan jelas pada penonjolan karakter
Ondelondel sebagai motif utama, dan didukung dengan motif pendukung berupa
motif pucuk rebung pada bagian tepi kain. Perpaduan warna yang digunakan pada
motif ini terlihat selaras dan harmonis.
Dari segi garis, menggunakan ketebalan garis yang bervariasi. Kesan garis
yang dibuat dengan lantang yang mewakili bahwa karakteristik orang betawi
memang apa adanya dan mempunyai sifat yang ekspresif.
3. Motif Penari Cokek

Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo
dulu. Kehadiran kreasi motif batik Penari Cokek menjadi perwujudan respon
perajin terhadap budaya Betawi yang satu ini. Motif ini termasuk ke dalam motif
figuratif dengan penggambaran seorang penari sebagai motif utamanya.
Sama seperti motif sebelumnya, nama motif batik ini mudah dipahami,
ikonik, karena bentuk motifnya merupakan penggambaran seorang penari Cokek.
Demikian pula pada motif pendukungnya, yang terdiri dari penggambaran bentuk
Tugu Monumen Nasional (Monas) dan hiasan kembang kelape. Penggambaran
unsur motif tersebut tampak sederhana, mudah diidentifikasi dan mudah dipahami
oleh masyarakat luas. Struktur motifnya terpola sederhana, dan menimbulkan
kesan bersifat kemeriahan. Motif Penari Cokek memiliki warna dasar merah yang
dikombinasikan dengan warna jingga di beberapa bagian motifnya. Bentuk penari
cokek, Monas dan kembang kelape ditampilkan dengan garis luar (outline) warna

6
7

putih. Kombinasi warna ini menimbulkan kesan cerah dan hangat. Hal ini
mewakili karakteristik masyarakat Betawi.

4. Motif Parang Ondel

Motif parang menggambarkan mulut buaya yang memperlihatkan gigi-


giginya yang tajam. Tubuh buaya tidak digambarkan seluruhnya, tetapi hanya
berupa garis-garis yang membentuk gambar rahang buaya yang panjang.
Buaya dijadikan sebagai lambang kesetiaan kepada pasangan. Motif parang
terdiri dari dua bagian, yakni gareng (lengkungan) dan mlinjon. Bentuk gareng
atau lengkungan diambil dari nama tokoh Gareng dalam perwayangan yang
melambangkan kebijaksanaan. Sesungguhnya harapan yang terkandung dalam
motif parang adalah hendaknya seorang manusia dapat memiliki keteguhan
seperti batu karang dan dapat memberikan serta menciptakan sumber
kehidupan untuk orang-orang di sekelilingnya.
Motif ini juga merupakan simbol kewibawaan, simbol raja, dan simbol
kekuatan absolut. Namun, makna dan harapan ini sudah bergeser
pengertiannya. Sekarang banyak yang mengira bahwa motif parang berasal
dari parang (senjata). Hal ini terjadi karena memang bentuknya yang mirip
parang sehingga diasosiasikan dengan senjata parang. Sekarang ini banyak
yang mengartikan parang sebagai pusaka dan sering juga diasosiasijan dengan
kesatria sehingga orang yang memakai motif ini diharapkan adalah orang yang
dapat memiliki jiwa kesatria.

C. Estetika Motif Ondel-ondel pada Batik Betawi Terogong

7
8

1. Motif Ondel-ondel Kombinasi Pucuk Rebung


a) Simbol
Simbol yang terdapat pada motif dapat dianalisis dengan aspek
nilai estetis, yaitu Kesatuan (Unity), Kerumitan (Complexity), dan
Kesungguhan (Internsity).
1) Kesatuan (Unity)
Bentuk, komposisi dan warna merupakan unsur yang menonjol
dalam keutuhan motif batik ini. Bentuk dari motif ini dapat dilihat
dari struktur motif yang menggunakan wujud Ondel-ondel dengan
gaya figuratif. Ondel-ondel digambarkan utuh dan lengkap dengan
Kembang Kelape (hiasan kepala Ondel-ondel) dan juga selendang
yang terlampir pada bagian bahu Ondel-ondel. Motif ini juga
dilengkapi dengan motif lung-lungan yaitu stilasi tumbuhan yang
tidak diketahui secara pasti tumbuhan apa, serta motif geometris
pada tumpalnya. Isen yang digunakan adalah cecek dan kembang
kelape. Motif-motif tersebut dikomposisikan dengan repetisi ½
langkah yang membuat motif ini terhihat sangat dinamis. Motif ini
juga ditambah dengan motif modifikasi pucuk rebung pada
pinggiran kain (tumpal). Modifikasi pucuk rebung dilakukan
dengan mengisi bagian segitiga dengan motif Ondel-ondel.
Komposisi warna yang digunakan dalam motif ini adalah
analogus. Warna analogus merupakan kombinasi warna-warna
terdekat dalam lingkaran warna. Warna yang digunakan adalah
warna biru dan biru-hijau. Warna biru digunakan sebagai warna
latar, sehingga terlihat mendominasi jika dilihat secara
keseluruhan. Value warna biru juga lebih kuat disbanding warna
biru-hijau, karena warna biru-hijau terlihat lebih berkarakter kalem
dan lembut. Maka, jika kedua warna tersebut dipadukan akan
terlihat selaras dan harmonis.
2) Kerumitan (Complexity)
Desain motif ini menggambarkan kerumitan yang dapat dilihat
pada rangkaian komposisi motif, pola repetisi yang digunakan,
serta detail melalui isen-isen. Kerumitan pada desain motif ini
tercermin dari warna yang digunakan. Meskipun hanya
menggunakan sedikit unsur warna, namun kerumitan tetap terlihat
dari bagaimana tata komposisi warna tersebut, warna terlihat
sengaja dibuat selang-seling membentuk irama sehingga
memunculkan kesan dinamis.
3) Kesungguhan (Internsity)
Adanya kesungguhan dalam motif ini dapat dilihat dari
timbulnya kesan ramai dan meriah dari susunan pola melalui
repetisi yang dilakukan dengan ½ langkah yang juga membuat
motif ini terhihat dinamis. Motif ini juga merupakan bentuk
kesungguhan dari perajin untuk menambah keragaman motif
Ondel-ondel. Motif ini bentuk kreasi dari perajin di mana perajin

8
9

memodifikasi pucuk rebung dengan mengisi bagiannya dengan


motif Ondel-ondel.

b) Makna
Ondel-ondel merupakan boneka yang sering ditampilkan dala
pesta-pesta rakyat, Ondel-ondel memerankan sebagai leluhur atau
nenek moyang yang senantiasa menjaga anak dan cucunya atau
penduduk suatu desa. Kemudian Ondel-ondel kini sudah dianggap
sebagai simbol dari budaya Betawi. Pada desain motif ini, Ondel-ondel
digambarkan berpasangan, pada dasarnya hal ini bermakna sebagai
keseimbangan. Selain itu, pada Ondel-ondel wanita, selendang yang
terlampir dari bahu kiri mengarah ke kanan bawah. Hal ini diartikan
sebagai manusia berbuat kesalahan (letak kiri), sehingga harus
memperbaiki ke arah yang lebih baik (mengarah ke kanan). Warna
yang terdapat pada desain motif ini didominasi oleh warna biru dan
kombinasi warna biru-hijau. Pada dasarnya biru membawa kesan
tenang dan menekan keinginan, warna biru juga merupakan warna
yang tidak mencolok, cenderung harmoni dan menggambarkan kasih
sayang, sedangkan dalam budaya Betawi warna biru melambangkan
sifat konservatif. Terdapat pula sedikit unsur warna biru-hijau yang
memiliki arti yaitu ketenangan dan kesabaran, dalam budaya Betawi
warna hijau sendiri memiliki makna keharmonisan.
D. Proses Pembuatan Batik Betawi Terogong

Pada proses pembuatan Batik Betawi Terogong dibutuhkan bahan dan alat.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan batik antara lain; (1) kain,
kain yang digunakan untuk pembuatan Batik Betawi Terogong ialah jenis kain
primisima; (2) malam, malam yang digunakan pada proses pembuatan Batik
Betawi Terogong merupaka malam jenis carik, hal ini dikarenakan malam jenis
carik cepat diserap dan mudah dilepas ketika pelorodan; (3) pewarna buatan,
pewarna batik yang digunakan jenis pewarna remasol.

9
10

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduart/article/view/35128/14525

12

Anda mungkin juga menyukai