2791-Article Text-7030-1-10-20210822
2791-Article Text-7030-1-10-20210822
2791-Article Text-7030-1-10-20210822
ABSTRAK
Crusher merupakan unit pertama dalam tahapan pembuatan semen. Pada unit crusher, penggunaan sistem konveyor
sabuk adalah salah satu bagian penting karena dibutuhkan untuk pendistribusian bahan baku semen. Konveyor sabuk
sendiri didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengangkut atau memindahkan material dari satu tempat
ke tempat lain secara terus menerus. Konveyor sabuk dirancang untuk mengangkut batu kapur dengan kapasitas 2200
ton/jam, kecepatan sabuk 1,43 m/s dan panjang 398 m. Rancangan sistem konveyor sabuk ditentukan oleh dimensi
kecepatan sabuk, perhitungan kapasitas batu kapur, karakteristik batu kapur, luas permukaan batu kapur dan kondisi
lingkungan area crusher. Standar acuan yang digunakan pada perancangan yaitu CEMA edisi 5 dan hasil perhitungan
divalidasi menggunakan aplikasi sidewinder. Hasil rancangan yang diperoleh menyatakan bahwa kecepatan 1,43 m/s
dapat memenuhi kapasitas 2200 ton/jam dan didapatkan lebar sabuk 2000 mm. Daya motor yang dibutuhkan untuk
menggerakkan konveyor sebesar 246 kW, dan tegangan efektif untuk sabuk yang didapatkan adalah sebesar 49520,94
lbs. Jumlah ply sabuk yang dipilih adalah 9 ply sesuai rekomendasi CEMA untuk lebar sabuk 2000 mm. Semakin besar
kapasitas yang diangkut, maka lebar konveyor yang digunakan akan semakin lebar.
Kata Kunci
Crusher, Konveyor Sabuk, CEMA
pemasangannya, perawatan konveyor sabuk itu sendiri, ukuran dan sifat material angkut, serta sudut inklinasi
dan peralatan pendukung yang terpasang pada sistem konveyor. Konversi satuan kapasitas angkut ton/jam
konveyor tersebut [15]. menjadi ft3/jam diformulasikan pada persamaan (1)
sebagai berikut [7]:
2. METODE 𝑓𝑡³
=
𝑄×2000
(1)
𝑗𝑎𝑚 𝛾
Dalam merancang suatu sistem belt conveyor diperlukan
data awal untuk menentukan dimensi sabuk dan Q : Kapasitas angkut (ton/jam)
kebutuhan daya motor diantaranya adalah material 𝛾 : Densitas material (lb/ft³)
angkut, kapasitas puncak material yang akan diangkut, Berikut adalah persamaan (2) untuk mengkonversi
geometri konveyor, dan kondisi operasi di lapangan kapasitas agar diketahui kapasitas ekuivalen pada 100
yang tergambar pada Gambar 1. Diagram alir fpm [3] :
rancangan. 𝑓𝑡³ 100
𝑄𝑒𝑘𝑢 = ×( ) (2)
𝑗𝑎𝑚 𝑣
𝑄𝑒𝑘𝑢 : Kapasitas ekuivalen pada 100 fpm (ft³/jam)
𝑣 : Actual belt speed (fpm)
Untuk kecepatan belt conveyor dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (3) kapasitas awal dari sistem
belt conveyor sebagai berikut [7]:
Q = 60. A. V. γ (3)
Q : Kapasitas sistem konveyor (ton/jam)
A : Total cross-secional area yang terbentuk
pada belt akibat penopang idler dan angle of
surcharge (m²)
V : Kecepatan belt (m/min)
𝛾 : Densitas material (t/m³)
Tabel 1. Rekomendasi Maksimum Kecepatan Sabuk [3] 2.2 Load Cross Section Area
Di dalam load cross section area terdapat dua bagian
Belt
Material Being Belt Speeds utama yaitu troughed belt area dan flat belt area. Pada
Width
Conveyed (fpm)
(inches) troughed belt area terbagi kembali menjadi dua area
yaitu area trapezoid (Ab) dan area circular atau
lingkaran (As), di mana kedua area ini akan ditotalkan
Grain or other free- 500 18 dan disebut sebagai total cross-sectional area yang
flowing, nonabrasive 700 24-30 dilambangkan dengan At).
material 800 36-42
1000 48-96 2.2.1 Troughed Belt Area
Coal, damp clay, soft Berikut adalah bagian pertama pada load cross section
400 18 area.[3]
ores, overburden and
earth, fine-crushed 600 24-36
stone 800 42-60
1.000 72-95
748
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 4-5 Agustus 2021
(Sumber: Conveyor Equipment Manufacturers Association tahanan plows (Tpl) berdasarkan type plow yang
Fifth Edition, July 2002)
Tabel 2. merupakan nilai faktor koreksi Ky yang digunakan [3].
bekerja untuk gaya sabuk dan beban flexure pada idler. Tabel 4. Discharge Plow Allowance
Additional Belt Pull
2.3.4 Komponen Tegangan Efektif (Te) Type of Plow per Plow, at Belt Line
(lbs/in belt width)
Nilai tegangan efektif (Te) dapat diketahui dengan cara
Full V or single slant plow, removing 5.0
mengidentifikasi dan mengevaluasi masing-masing gaya all material from belt
yang bekerja di dalam konveyor sabuk. Partial V or single slant plow, 3.0
Persamaan (19) untuk menghitung tegangan efektif (Te) removing half material from belt
adalah sebagai berikut [10]: (Sumber: Conveyor Equipment Manufacturers Association
𝑇𝑒 = 𝑇𝑥 + 𝑇𝑦𝑐 + 𝑇𝑦𝑟 + 𝑇𝑦𝑚 + 𝑇𝑚 + 𝑇𝑝 + 𝑇𝑎𝑚 + 𝑇𝑎𝑐 (19) Fifth Edition, July 2002)
Berikut rumus tegangan efektif konveyor sabuk: B. Scraper (Belt Cleaning Equipment)
Tx = Tahanan akibat gesekan pada idler (lbs) Tahanan dari peralatan scraper dilambangkan
= L × Kx × Kt dengan (Tbc ). Umumnya terdapat lebih dari satu
Tyc = Tahanan belt flexure pada carrying idler tahanan dibutuhkan (sekitar 2 sampai 3 lbs/inch dari
(lbs) lebar belt) yang bekerja menekan belt. Tahanan belt
= L × K 𝑦 × W𝑏 × K 𝑡 cleaning ini dapat diketahui melalui persamaan (20)
Tyr = Tahanan belt flexure pada return idler (lbs) berikut [3]:
= L × 0,015 × Wb × K 𝑡 𝑇𝑏𝑐 = 𝑛 × 3 × 𝐵 (lbs) (20)
Tym = Tahanan material flexure (lbs) Dimana, B = Lebar belt (inch)
= L × K 𝑦 × W𝑚 C. Skirtboard
𝑇𝑚 = Tahanan material lift (+) atau lower (-) (lbs) Skirtboard ini nilainya lebih baik dipersempit untuk
= ± H × W𝑚 menghindari gesekan pada ujung-ujung rubber.
Tp = Tahanan pulley (lbs) Tegangan pada skirtboard ini dapat dicari melalui
= Lihat sub-bab 2.3.5 persamaan (21) [3]
Tac = Tahanan dari aksesoris (lbs) 𝑇𝑠𝑏 = (2 × 𝐶𝑠 × 𝐿𝑏 × ℎ𝑠 ) + (6 × 𝐿𝑏 ) (lbs) (21)
= Lihat sub-bab 2.3.6. Dimana,
Tpl = Tahanan percepatan material (lbs) C𝑠 = Faktor dari beberapa material pada Gambar 5
= 2,8755 × 10−4 × Q × (V ± V0 ) Lb = Panjang skirtboard (ft)
Dimana: hs = Kedalaman material mengenai skirtboard
L = Panjang konveyor (ft) = 0,1 x lebar belt (inc)
H = Ketinggian vertikal (m)
Kx = Faktor gesekan idler (lbs/ft)
Kt = Faktor koreksi temperatur lingkungan
Ky = Faktor perhitungan gaya sabuk dan beban
flexure pada idler
749
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 4-5 Agustus 2021
2.4 Idler
Gambar 6. Penampang Pulley dan Sabuk dengan Wrap
dan Posisi Nilai T1 dan T2 2.4.1 Jarak Spasi Idler dan Roll Diameter
(Sumber: Conveyor Equipment Manufacturers Association
Dalam memilih jarak spasi idler, terdapat beberapa
Fifth Edition, July 2002)
faktor yang menjadi pertimbangan yaitu berat sabuk,
Pada Gambar 6. diperlihatkan penampang pulley pada
berat material angkut, jarak sabuk, rating sabuk,
sabuk dengan nilai faktor wrap.
𝑇 1 tegangan sabuk, idler life, idler load rating, dan jarak
𝐶𝑤 = 2 = 𝑓𝜃 (24) pada kurva vertikal. Untuk sabuk yang memiliki lebar
𝑇1 𝑒 −1
Dimana, diatas 48 inch atau setara dengan 1219 mm, maka
𝑇𝑒 = 𝑇1 − 𝑇2 = Tegangan efektif (lbs) direkomendasikan spasi untuk return idler dengan
𝑇1 = Tegangan tight-side pada pulley (lbs) memerhatikan dua faktor yaitu nilai idler load ratings
𝑇2 = Tension slack-side pada pulley (lbs) dan jarak belt [3].
e = basis naperian logarithms = 2.718
f = koefisien gesekan antara permukaan pulley 2.4.2 Calculated Idler Load
dan
Nilai calculated idler load (CIL dan CILR) dibutuhkan
permukaan belt (0,25 karet permukaan belt untuk memilih kelas idler pada konveyor sabuk. Untuk
uncover baja atau besi cor katrol; 0,35
mengetahui kelas idler ini yaitu dengan membandingkan
permukaan karet sabuk penggerak karet
nilai calculated idler load (CIL dan CILR) dengan idler
permukaan pulley yang tertinggal).
load ratings. Berikut adalah persamaan (27) dan (28)
θ = wrap of belt disekitar pulley, radians (one
degree = 0.0174 radian)
750
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 4-5 Agustus 2021
untuk mencari nilai calculated idler load (CIL dan Tabel 6. di atas merupakan tabel rata-rata berat sabuk
CILR) [3]: untuk melihat besaran sabuk yang direncanakan.
𝐶𝐼𝐿 = ((𝑊𝐵 + (𝑊𝑀 × 𝐾1) × 𝑆𝐼)) + 𝐼𝑀𝐿 (27) Tabel 7. K1-lump Adjusment Factor
Maximum Material Weight, lbs/cu ft
𝐶𝐼𝐿𝑅 = (𝑊𝐵 × 𝑆𝐼) + 𝐼𝑀𝐿 (28) Lump
Dimana, Size 50 75 100 125 150 175 200
CIL = Calculated Idler Load (lbs) (inches)
CILR = Calculated Idler Load Ratings (lbs) 4 1.0 1.0 1.0 1.0 1.1 1.1 1.1
WB = Berat belt (lbs/ft) menggunakan taksiran dari 6 1.0 1.0 1.0 1.1 1.1 1.1 1.1
Tabel 6. 8 1.0 1.0 1.1 1.1 1.2 1.2 1.2
WM = Berat material (lbs/ft) = (𝑄 × 2000)/ 1.0 1.1 1.1 1.1 1.2 1.2 1.2
10
(60 × 𝑉𝑒𝑒 )
12 1.0 1.1 1.1 1.2 1.2 1.2 1.3
Q = Jumlah material yang disalurkan
(ton/jam) 14 1.1 1.1 1.1 1.2 1.2 1.3 1.3
𝑉𝑒𝑒 = Desain kecepatan belt (fpm) 16 1.1 1.1 1.2 1.2 1.2 1.3 1.4
SI = Spasi idler (ft) 18 1.1 1.1 1.2 1.2 1.2 1.3 1.4
Kl = Lump adjustment factor (tabel K1-lump
(Sumber: Conveyor Equipment Manufacturers Association
adjustment factor) Fifth Edition, July 2002)
IML = Idler misalignment load (lbs) karena deviasi Sedangkan untuk maksimum lump size dapat dilihat
(𝐷×𝑇)
ketinggian idler dan tegangan belt = pada Tabel 7. untuk melihat faktor penambahan pada
6 𝑥 𝑆𝐼
D = Misalignment (in) maksimum lump size.
T = Ketegangan sabuk (lbs)
SI = Spasi idler (ft) 2.4.3 Faktor Koreksi pada Umur Idler
Nilai IML pada konveyor sabuk ini dapat dilihat dari Faktor-faktor yang digunakan untuk mengetahui umur
Gambar 7. di bawah ini. idler dilambangkan dengan faktor K2, K3, dan K4. Oleh
CEMA, penting untuk mengetahui bearing L10 life atau
umur idler tersebut karena akan digunakan sebagai
penunjuk untuk menentukan idler ratings.
751
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 4-5 Agustus 2021
Dimana,
V = Kecepatan konveyor (m/s)
D = Diameter drive pulley (mm)
Diameter pulley yang dipilih pada perancangan ini
diambil dari katalog perusahaan PT. Kharisma Mitra (Sumber: Katalog PT. Kharisma Mitra Mandiri)
Mandiri yang dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9
berikut [9]. Tabel 9. di atas menampilkan dimensi pulley untuk
bagian non-drive pulley.
turunan berat tegangan efektif (Te ), yang akan selama proses pemindahan muatan atau material
dibutuhkan pada drive pulley untuk bekerja mendorong berlangsung. Namun kekuatan konveyor sabuk bukan
atau mengendalikan konveyor yang sedang bermuatan artinya harus dilihat dari tebalnya setiap lapisan,
pada kecepatan desain sabuk V dalam fpm. Persamaan melainkan tergantung pada jumlah lapisan penguat (ply)
yang digunakan untuk mencari daya tersebut sama dan tegangan tarik per ply (tensile strength).
seperti persamaan (19) [3].
Spesifikasi di lapangan untuk jumlah ply ini belum
2.7 Sistem Transmisi Daya sesuai dengan standar CEMA. Untuk belt yang memiliki
lebar 2000 mm direkomendasikan untuk menggunalan
Untuk melakukan perancanaan sistem transmisi daya, 9-14 ply. Namun, jumlah ply yang terpasang di
maka dibutuhkan motor listrik sebagai penggeraknya. lapangan adalah sebanyak 5 ply. Sehingga akan lebih
Daya dari motor listrik yang dihasilkan kemudian baik jika digunakan 9 ply, karena akan membuat belt
ditransmisikan ke pulley oleh transmission gear. Sistem lebih tahan lama (tidak mudah aus).
konveyor sabuk yang dirancang saat ini terdiri atas
sebuah konveyor horizontal [3]. Tabel 11. Belt Properties
Parameter Hasil Satuan
3. HASIL DAN ANALISIS Width 2000 mm
Speed 1,43 m/s
Weight (Wb) 56,7 kg/m
3.1 Rancangan Belt Conveyor
Konveyor sabuk yang drancang adalah untuk Crusher Tabel 11. di atas merupakan ringkasan nilai sabuk hasil
Tuban 1 yang mengangkut bahan baku semen yaitu batu rancangan untuk konveyor yang di desain.
kapur (limestone) dan tanah liat (clay). Kapasitas angkut
konveyor sabuk ini sebesar 2200 ton/jam dengan Nilai luas load cross sectional area pada troughed belt
kecepatan desain konveyor yaitu 1,43 m/s dan memiliki dan flat belt perlu diketahui untuk mengukur kelayakan
panjang 398 m yang memanjang dari bawah permukaan dari perancangan konveyor sabuk (belt conveyor)
tanah hingga menuju stockpile/storage yang berada di tersebut, apakah rancangannya sudah sesuai dengan
pemukaan tanah. Dasar dan panduan dalam proses kriteria dan parameter yang ditetapkan oleh standar
perancangan konveyor sabuk ini adalah standar CEMA CEMA atau belum.
edisi 5. Tabel 12. Cross Sectional Loading
Parameter Hasil Satuan
Tabel 10. Material Properties Material Mass (Wm) 427,4 kg/m
Parameter Hasil Satuan Combiened Mass (Wb + Wm) 484,1 kg/m
Kapasitas 2200 Ton/Jam Cross Sectional Area 0,324 m2
Massa Jenis 1318 kg/m3
Max. Lump Size 100 mm
Tabel 12. merupakan ringkasan load cross sectional
Surcharge Angle 25 deg
untuk sabuk yang berkaitan dengan permukaan material
dari hasil rancangan untuk konveyor yang di desain.
Tabel 10. di atas merupakan ringkasan dimensi sabuk
untuk material angkut dari hasil rancangan untuk Tabel 13. Idler Set Data
konveyor yang di desain. Idler Location and Function
Parameter
Carry Return
Untuk merancang suatu sistem konveyor sabuk, maka Series Name E7 E7
fokus utama rancangan adalah pada bagian belt atau Trough Angle 35º 10º
sabuk. Sabuk merupakan komponen yang lebih mudah Idler Spacing 1,10 m 3,30 m
aus disbanding komponen lainnya, hal ini karena sabuk Calc Idler Load 6815 N 1977 N
akan bergesekan langsung dengan material yang L10 life (1000 hours) 276,0 350,0
diangkut. Oleh kare itu, sabuk harus di desain dengan
sangat baik karena desain yang tidak baik akan Pada Tabel 13. ditampilkan ringkasan nilai parameter
mengakibatkan sabuk cepat aus dan mudah sobek. pada idler. Menurut CEMA untuk idler pada konveyor
Akibatnya, akan timbul kerugian karena harus sabuk ini termasuk ke dalam klasifikasi E7 yang artinya
mengeluarkan biaya lebih yang cukup tinggi untuk diameter rol untuk idler ini adalah 7 inch atau 178/194
perawatan (maintenance) atau penggantian sabuk mm. Idler kelas E7 ini memiliki uraian penggunaan
tersebut. yang termasuk berat. Untuk kecepatan maksimum pada
idler kelas E7 yaitu sebesar 7,5 m/s dan jangkauan lebar
Umumnya, sabuk (belt) terdiri dari beberapa bagian sabuk (belt width) yaitu antara 900 – 2400 mm.
utama yang meliputi lapisan atas (top cover), carcase,
dan lapisan bagian bawah (bottom cover). Lapisan atas
dan lapisan bawah sabuk berfungsi untuk melindungi
carcase yang berada ditengah lapisan dari keausan dan
kerusakan selama operasi. Carcase sendiri berfungsi
untuk meneruskan tegangan pada sabuk start dan
753
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 4-5 Agustus 2021
2300
(Ton/Jam)
1800
1300
800
100.00 200.00 300.00 400.00
Daya Motor (kW)
daya motor terbesar disalurkan untuk material lift 27B KAPASITAS 244 TON/JAM. Jom
(mengangkut material) yaitu sebesar 161,8 kW. FTEKNIK Volume 4 No. 2, 1-6.
[6] Deodalkar, S.P. (2016). Designing Green
4. KESIMPULAN Cement Plants. USA: Oxford, Butterworth-
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat Heinemann, Elsevier.
disimpulkan bahwa: [7] E. Fayed, Muhammad, S. Skocir, Thomas.
1) Hasil rancangan didapatkan untuk sistem konveyor Mechanical Conveyors Selection and Operation.
sabuk dengan kapasitas 2200 ton/jam dibutuhkan First Edition. Taylor & Francis Group: CRC
kecepatan 1,43 m/s dengan daya motor sebesar 246 Press.
kW dan maksimum sebesar 280 kW. Dan tegangan
[8] Erinofiardi. (2012). Analisa Kerja Belt Conveyor
efektif yang didapatkan adalah sebesar 49520,94 lbs
5857-V Kapasitas 600 Ton/Jam. ISSN 0216-
dengan lebar sabuk 2000 mm.
468X, 9.
2) Jumlah ply yang direkomendasikan adalah sebanyak
9-14 ply. Sedangkan di lapangan ply yang ada hanya [9] James, D. (2008). Perancangan Sistem Konveyor
sebanyak 5 ply. Maka akan lebih baik jika Kapasitas 1500 TPH dan Analisa Kekuatan Pin
digunakan 9 ply sesuai rekomendasi untuk lebar pada Rantai Reclaim Feeder. Depok: UI.
sabuk 2000 mm.
3) Dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa [10] Junkovsky, N. (1966). Conveying Crushing
desain yang kurang tepat dapat menyebabkan Washing and Screening Machinary. Moscow:
gangguan pada sistem konveyor sabuk yang MIR Publishers.
mengakibatkan kerugian karena memerlukan biaya
tambahan yang cukup mahal untuk perawatan sistem [11] McGuire M., Patrick. (2010). Conveyors
konveyor sabuk itu sendiri. Application, Selection, and Integration. Taylor &
Francis Group: CRC Press.
DAFTAR PUSTAKA [12] OPERATION & MAINTENANCE MANUAL
FOR CRUSHER UNIT. (n.d.). PT. Semen
[1] Alspaugh, Mark. (2008). Bulk Material Handling Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban.
by Conveyor Belt 7. USA: Colorado, Society for
[13] Soetjipto, Dwi. (2013). Road to Semen
Mining, Metallurgy, and Exploration Inc. (SME).
Indonesia. Transformasi Korporasi Mengubah
[2} Arinaldo, D., & Adiatma, J. C. (2019). Dinamika Konflik Menjadi Kekuatan. Jakarta: PT. Kompas
Batu Bara Indonesia: Menuju Transisi Energi Media Nusantara.
yang Adil. Jakarta, Indonesia: Institute for
[14] Spivakovsky, A., & V, D. (n.d.). Conveyors and
Essential Services Reform (IESR).
Related Equipment. Moscow: Peace Publishers.
[3] Belt Conveyors for Bulk Materials. (2002).
[15] Toha, J. (2002). Perancangan, Pemasangan, dan
United States of America: Conveyor Equipment
Perawatan Konveyor Sabuk dan Peralatan
Manufacturers Association.
Pendukung. Bandung: PT. Junto Engineering.
[4] Cahyadi, D., & Azis, G. F. (n.d.).
[16] Youssef, G. S., Taha, I., Shihata, L. A., Abdel-
PERANCANGAN BELT CONVEYOR
ghany, W. E., & Ebeid, S. J. (2015). Improved
KAPASITAS 30 TON/JAM UNTUK ALAT
energy efficiency in troughed belt conveyors:
ANGKUT KERTAS. SINTEK VOL 9 NO 1, 13-
Selected factors and effects. International
17.
Journal of Engineering and Technical Research
[5] Chrise, A. Y., & Syarif. (2017). (IJETR), 7.
PERANCANGAN BARK BELT CONVEYOR
755