PENGARUH MEDIA-WPS Office

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DALAM

MENILAI CITRA PARTAI POLITIK

(Studi kasus : Desa batutegi,kec.Air naningan kab.Tanggamus)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun guna memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial
jurusan pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan studi agama UIN Raden Intan
Lampung

Oleh :

AGUS PRASETYO
1831040030

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UI N RADEN INTAN LAMPUNG

2020

DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3

A. Penegasan Judul..................................................................... .......... 3


B. Latar Belakang Masalah................................................................... 4-7
C. Identifikasi dan Batasan Masalah..................................................... 8
D. Rumusan Masalah............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 8
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan...................................... 9
H. Metode Penelitian............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 11

BAB I

PENDAHUULUAN

2
A. Penegasan Judul

Dalam tahap ini peneliti ingin menjelaskan terkait judul penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran jelas serta menghindari agar tidak terjadi kekeliruan pemahaman
dalam mengambil arti dan maksud istilah yang penulis gunakan, maka disini akan penulis
jelaskan beberapa istilah yang ada dalam judul di atas yaitu “PENGARUH MEDIA MASSA
TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MENILAI CITRA PARTAI
POLITIK"

Pengaruh media massa adalah perubahan pola perilaku seseorang usai diterpa oleh pesan
media massa seperti,film,berita,surat kabar,ataupun radio. Selain itu pengaruh media juga
dapat diartikan sebagai akibat dari kehadiran sosial oleh media itu sendiri yang merubah pola
perilaku manusia akibat dari terpaan media tersebut.semakin maju dan berkembangnya media
massa dalam penyampaian informasi serta hiburan membuat manusia tidak akan pernah bisa
lepas dari terpaan media tersebut, setiap saat otak manusia selalu di pengaruhi oleh informasi
yang diberikan oleh media.1

Persepsi merupakan sebuah proses yang di picu oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang
diterima oleh seseorang melalui indera. Alat indera adalah sebuah penghubung antara
individu kepada dunia luar, persepsi merupakan stimulus yg di organisasi kan lalu kemudian
di interpretasi sehingga kemudian individu dapat mengerti tentang apa yang di indera
olehnya.2

Menurut KBBI citra merupakan kesan yang muncul akibat pemahaman dari suatu kenyataan.
Citra merupakan tujuan pokok bagi sebuah organisasi atau kelompok, pengertian citra itu
sendiri abstrak, namun dapat dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa
hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan
tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang profesional.

Secara umum Partai Politik adalah suatu kelompok teroganisir yang anggota-anggotanya
mempunai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konsitusional 3.
Pengaruh media massa terhadap persepsi masyarakat tentunya sangat lah besar tidak terlepas
dalam pandangan mengenai partai politik, hal ini dapat kita lihat bagaimana media dapat
memberikan informasi-informasi yang terbaru bahkan yang sulit didapatkan secara langsung
dapat dengan mudah kita dapatkan dari media massa.

1
Sr. Maria Assumpta Rumanti. Dasar-Dasar Public Relations Teori & Praktik (Jakarta:
Grasindo. 2005), h. 118
2
https://www.kompasiana.com/amp/hasminee/persepsi-pengertian-definisi-dan-factor-yang-
mempengaruhi_552999136ea8349a1f552d01
3
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar ilmu politik, ( Jakarta: Jakarta 2017), h. 404
3
B. Latar Belakang Masalah

Pekon Batu Tegi awalnya adalah salah satu kantong wilayah pekon Way
Harong Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus, dimana pada awalnya pekon Batu
Tegi dibuka oleh pendatang dari pulau Jawa yang kemudian berkembang menjadi
pemukiman dan tempat perkebunan. Berdasarkan keinginan dan hasil musyawarah dari tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan para Kepala dusun di Batu Tegi untuk
membentuk wilayah Batu Tegi untuk membentuk kepekonan dan memudahkan operasional
pemerintahan serta meningkatkan laju pembangunan, maka pada hari Jumat, 20 november
2005  pekon Batu Tegi mengadakan pemekaran dari pekon Way Harong. Sekarang pekon
Batu Tegi di pimpin Oleh Pak Rahmat ditetapkan pada 30 November 2015 oleh Bupati
Tanggamus Bapak Bambang Kurniawan. Pak Rahmat lahir di Way Harong 2 Agustus
1967, masa jabatan kepala pekon selama 6 tahun terhitung pada tanggal pelantikan. Dengan
Hasil itu ditentukan juga batas wilayah Batu Tegi sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Way Sekampung


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Way Sigerning 
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Way Harong
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Way Ilahan
Pekon Batu Tegi dengan luas sekitar 1500 Hektar dan jumlah penduduk 1760 jiwa (448
KK) merupakan gabungan dari beberapa dusun yaitu:

1. Dusun Tambah Rejo


2. Dusun Totomargo
3. Dusun Tangkit Kemuning 
4. Dusun Sinar Petung 
5. Dusun Sinar Maju dan,
6. Dusun Talang Muara
Setelah pemekaran pekon, maka pekon Batu Tegi memiliki pemerintahan sendiri yang
dipimpin oleh Kepala Pekon yang otomatis memiliki kebijakan pemerintahan sesuai dengan
rangka pelaksanaan otonomi daerah Kabupaten Tanggamus yang menitik beratkan :

1. Pemekaran pekon yang potensial


2. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya dan potensi yang ada sebagai
upaya menggali pendapatan daerahi

Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Di
Era saat ini informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat di cari oleh publik dan

4
media massa merupakan wadah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebagaian besar masyarakat mengahabiskan waktunya dengan memanfatkan media masa
untuk menggali informasi baik informasi di bidang hiburan, sosial masyarakat, budaya
terlebih di bidang politik. Berkembangnya teknologi di era saat ini, maka berkembanglah
pula bentuk-bentuk media massa. Media massa berkembang menjadi berbagai macam bentuk
tidak hanya berupa media cetak seperti koran, majalah, atau media elektronik seperti berita di
televisi namun, dengan berkembangnya Internet maka dewasa ini berkembang sangat pesat
portal-portal berita online, akun- akun berita yang ada di jejaring sosial seperti twitter dan
facebook. Hal ini sangat memudahkan bagi masyarakat yang haus akan berita, masyarakat
kini bisa mengakses kebutuhan berita yang mereka ingin hanya dengan menggunakan
handphone dan gadget mereka.4

Dewasa ini media massa sangat mendominasi sebagai sarana penyampaian informasi dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali dalam urusan politik, media
massa sangat berperan besar dalam dunia politik sebagai sarana sosialisasi maupun sarana
kampanye serta sebagai penyampai kebijakan-kebijakan publik yang di buat dan disah kan
oleh pemerintah.

Kampanye politik tersebut tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh media massa, baik media
cetak maupun elektronik. Konsekuensinya, pendekatan analisis yang digunakannyapun pada
gilirannya lebih banyak menggunakan analisis media massa, terutama berkaitan dengan teori-
teori hubungan antara media dan masyarakat, seperti teori tentang pesan, mekanisme
penyebaran informasi yang terjadi, serta efek-efek psikologis dan sosiologis yang
ditimbulkannya. Terkait dengan hal ini, Kraus dan Davis dalam bukunya The Effects of Mass
Communication on Political Behaviour menegaskan tema komunikasi politik telah dilakukan
dan dipublikasikan sejak 1959, memberikan informasi bahwa media juga melakukan
konstruksi realitas politik dalam masyarakat. Di samping itu, juga mengungkap masalah-
masalah posisi komunikasi politik dalam kasus-kasus kegiatan politik praktis dalam proses
transformasi dan pembentukan komunikasi politik masyarakat.5

Di desa batutegi sndiri hampir dari semua kalangan usia sudah akrab denngan media apapun
itu jrnisnya, penulis sempat sedikit mewawancarai riki yang merupakan salah satu pemuda
karang taruna desa batutegi tentang bagaimana pengaruh iklan-iklan kampanye partaai politik
ataupun kandidat politik terhadap keputusan nya dalam memilih partai politik dalam pemilu
yang di tampilkan di media massa mauppun media ccetak, dan hasilnya beliau mengatakan
bahwa iklan-iklan di televisi sedikit banyak berpengaruh kepada pilihan nya dalam memilih
dalam pemilu, karena menurutnya iklan di media massa dapat membuat nya lebih tau tentang
partai-partai yang akan dia pilih sehingga hal itu dapat menjadi pertimbangan nya dalam
menentukan pilihan.

Namun ketika penulis mewawancarai warga lain yang merupakan seorang petani yang
keseharian nya berkebun dan bercocok tanam, maka hasilnya warga tersebut mengatakan
bahwa dia tidak terlalu peduli dengan iklan-iklan kapanye di televise karena memang beliau
4
Norman Fairdough, Media Discourse, (New York: Edward Arnold, 1995), h. 54
5
Kraus dan Davis, The Effects of Mass Communication on Political Behaviour. New York: Hasting House
Publiahers, 1975. h, 19-59.
5
juga jarang mengakses informasi di media, dan warga tersebut cendurung setiap pemilu
memilih partai yang sudah menjadi pilihan atau tradisi keluarga yang turun temurun, tanpa
memperdulikan siapa tokoh yang di ajukan dari partai tersebut.

Hal tersebut tentunya tidak lepas dari kebebasan pers yang kini sudah di terapkan di
Indonesia,
Secara konseptual kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan yang cerdas,bersih, dan
bijaksana. Logikanya, melalui kebebasan pers masyarakat akan dapat mengetahui berbagai
peristiwa seperti kinerja pemerintah, sehingga muncul mekanisme check and balance, kontrol
terhadap kekuasaan, maupun masyarakat sendiri. Oleh sebab itu media massa sering kali
disebut the fourth estate of democracy, pilar keempat demokrasi, melengkapi
eksekutif,legislatif dan yudikatif. Melalui penyampaian berita dan opini, dengan sendirinya
media melakukan fungsi kontrol dan kritik terhadap pilar kekuasaan yang lain.6

Fungsi kontrol dan kritik ini merupakan karakteristik utama institusi media, sekaligus
karakteristik kerja profesi wartawan. Justru salah besar bila media atau wartawan
bekerjasama dengan penguasa, apalagi menjadi penguasa. Karena masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda. Kebebasan pers pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
demokrasi. Dengan kebebasan pers, media massa dimungkinkan untuk menyampaikan
beragam informasi, sehingga memperkuat dan mendukung warga negara untuk berperan di
dalam demokrasi atau disebut civic empowerment.7

Media massa memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan opini
publik, karena media massa mampu mempengaruhi sikap masyarakat terhadap suatu
peristiwa tertentu. Bahkan terkadang membuat audience tidak sadar akan peristiwa yang
sesungguhnya terjadi. Menurut McQuail (2002) peranan media massa memiliki kemampuan
sebagai alat ideologi karena mampu menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk
pendapat dan anggapan, mempengaruhi sikap, memberikan status dan mendefinisikan
legitimasi serta mendefinisikan realitas. Dalam hal ini sering kali media massa dijadikan
sebagai alat berbagai macam kepentingan dalam kehidupan masyarakat sehingga ia menjadi
perpanjangan tangan dari berbagai elemen masyarakat. Senada pula menurut McLuhan
sebagaimana dikutip oleh Littlejohn (2002), media merupakan perpanjangan dari pikiran
manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan utama dalam periode sejarah manapun
adalah merupakan suatu pengaruh dari media yang berkuasa pada saat itu.8

Dalam konteks politik modern, media massa bukan hanya sebagai bagian integral politik,
namun lebih dari itu mempunyai posisi yang central dalam politik. politik kini mnejelma
menjadi politik pencitraan, yang merayakan citra ketimbang kompetensi politik the politics of
image. sebagian besar aktivitas kampanye politik di media massa telah menggeser pentingnya
pemaparan pendidikan politik yang mendalam seprti visi,misi dan program partai. Rancangan
kebijakan wajib diinformasikan agar masyarakat mengetahui serta ikut mendiskusikannya
6
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003) hal.67
7
http://batutegiairnaningan.blogspot.com/2016/02/sejarah-pekon-batu-tegi.html

8
McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Buku 1, Edisi 6, Penerjemah Putri Iva Izzati, Salemba Humanika,
(Jakarta : 2011) hal. 87
6
melalui bermacam bentuk forum diskusi- diskusi publik. Tuntutan atau aspirasi rakyat yang
majemuk harus diartikulasikan.Semua itu memerlukan saluran atau media guna
menyampaikannya. Media massa dalam hal ini adalah saluran komunikasi politik yang sering
digunakan untuk kepentingan-kepentingan seperti ini. Hal Itu disebabkan sifat media massa
yang dapat mengangkat pesanpesan (informasi dan pencitraan) secara massif dan menjangkau
khalayak ramai atau publik yang majemuk, jauh, dan terpencar luas. Pesan politik melalui
media massa akan sangat kuat mempengaruhi perilaku politik masyarakat.

Pentingnya perilaku politik dalam menunjang keberhasilan pembangunan politik terlihat dari
perhatian ilmuwan politik yang tetap besar terhadap masalah ini. Asumsi umum
menunjukkan bahwa demokrasi dapat dipelihara dan dipertahankan karena terdapat
partisipasi warga negara yang aktif dalam urusan kewarganegaraan. Partisipasi aktif rakyat
dalam kehidupan politik tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan informasi, serta media
massa menjadi saluran atau media yang paling efektif untuk penyebaran informasi.9

Dalam hal ini partai politik pun tidak luput dari kontribusi media massa dalam
memperkenalkan diri,progja,serta kader-kadernya kepada masyarakat luas,sehingga sedikit
banyak masyarakat dapat menilai bagaimana kondisi objektif dari suatu partai politik, maka
dari itu disini penulis mengangkat judul di atas yaitu "PENGARUH MEDIA MASSA
TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MENILAI CITRA PARTAI
POLITIK"

Dengan tujuan untuk mencari tahu sejauh apa peran media massa dalam pembentukan
persepsi serta penilaian masyarakat terhadap citra suatu partai politik,harapannya dengan
penelitian ini kita dapat menilai apakah media massa memiliki peran vital dalam sosialisasi
partai politik serta seperti apa respon masyarakat terhadapnya.

C. Identifikasi dan batasan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai


berikut
1. media massa kini banyak di motori oleh partai politik tertentu guna mwmbuat
citra baik di mata masyarakat
2. masih ada masyarakat yang tidak terpengaruh oleh media massa namun di sisi lain
ada juga yang merasa terinduksi oleh media massa
Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula
direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data informasi yang di perlukan, maka
penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Tingkat pengaruh media massa pada perilaku masyarakat dalam menilai citra partai
politik.
9
Hj.Sy.nurul syobah,"peranan media massa dalam komunikasi politik",Vol: XV, No. 1, Juni 2012,hal.22

7
D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:

Apakah pemberitaan di media massa berpenngaruh dalam persepsi masyarakat di desa


Batu tegi?

8
E. Tujuan penelitian
i

1. untuk mengetahui Apakah pemberitaan di media massa berpenngaruh dalam persepsi


masyarakat di desa Batu tegi?

F. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah:

a. Secara Teoritis
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi akademisi mengenai Apakah pemberitaan
di media massa berpenngaruh dalam persepsi masyarakat di desa Batu tegi

2. Sebagai kontribusi karya ilmiah selanjutnya yang akan melakukan kajian yang sama di
masa mendatang agar memudahkan peneliti yang lain.

b. Secara Praktis
1. Memberikan masukan dan informasi kepada masyarakat luas Apakah pemberitaan di
media massa berpenngaruh dalam persepsi masyarakat di desa Batu tegi

2. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan wawasan kepada masyarakat tentang
peran media massa yang tidak hanya berisi berita serta hiburan saja.
G. Kajian terdahulu yang relevan

1. Skripsi yang berjudul “PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP CITRA PARTAI


POLITIK” Oleh Heri supprana, 2017 dalam peelitian nya Pembahasan hasil pengolahan dan
analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dalam penelitian tentang
pengaruh media massa terhadap citra partai politik di Desa Budi Aji dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara media massa dengan citra partai politik di Desa Budi Aji.
Pengaruh yang diterbitkan melalui media massa dapat mengubah pemilih untuk mengikuti
citra partai politik tersebut, dimana media adalah sebagai sumber pengetahuan bagi
masyarakt, sehingga hal tersebuat dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat Desa Budi
Aji.

2. Dalam jurnal yang berjudul “PENGARUH PEMBERITAAN MEDIA MASSA DALAM


GEJOLAK POLITIK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PEMILIH PEMULA ” karya
Adam Mustapa, Irawan Suntoro, Hermy Yanzi , Dari hasil penelitian beliau disimpulkan
bahwa ada pengaruh pemberitaan media massa dalam gejolak politik menjelang pemilu
2014 terhadap pembentukan sikap pemilih pemula di Desa Terpandi Kelurahan Kotabumi
Udik Lampung Utara 2014 sebesar 69 responden 73,40% pemilih pemula. Pengaruh
pemberitaan media massa dalam gejolak politik tersebut meliputi pemberitaan media massa
dengan nilai aktualitas, faktual, menarik dan penting yang mempengaruhi sikap pemilih
pemula dalam sikap afektif, kognitif dan konatif.
3. Dalam jurnal yang berjudul “BIAS POLITIK DIBALIK SEBUAH MEDIA : RELEVANSI
SOSIALISASI POLITIK DI INDONESIA” oleh Firdaus Aulia Rahman, M.Fasha Rouf,
Fajar Nugraha Asyahidda, Achmad Hufad, Secara garis besar komunikasi politik melalui
media ini memang jati dirinya penting dilakukan serta disosialisasikan terhadap masyarakat,
agar mereka dapat membangun kesadaran politik serta mengetahui pemahaman mengenai
komunikasi politik, karena melalui komunikasi inilah yang menjadi roda pembangunan serta
penggerak awal dari demokrasi sebuah politik. Tetapi tidak semua komunikasi politik
berjalan dengan baik, karena adakalanya hal yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan
tujuannya serta menyimpang dengan ideologi sebuah media yang harus mempertahankan
idealisnya, hal tersebut tentunya harus diantisipasi oleh sebuah media agar tidak
berpengaruh terhadap pihak media massa itu sendiri, partai politik ataupun aktor politiknya.

H. Metode penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian


a. Jenis Penelitian
Di lihat dari jenisnya, rancanngan penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif.penelitian kuantitatif adalah metode-metode untuk mnguji teori-teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan antar variabel. variabel-variabel ini diukur sehingga data
yang terdiri dari angka-angka dapat di analisis berdasarkan prosedur-prosedur sttatistik
(creswelll, 2012 : 5)

b. Sifat Penelitian
Di lihat dari sifatnya, Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif.
Deskriptif kuantitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan korelasi
(correlational research). Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian korelasi memperlajari dua variabel atau lebih
yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam
variabel lain.

DAFTAR PUSTAKA

Sr. Maria Assumpta Rumanti. Dasar-Dasar Public Relations Teori & Praktik (Jakarta:
Grasindo. 2005), h. 118

https://www.kompasiana.com/amp/hasminee/persepsi-pengertian-definisi-dan-factor-yang-
mempengaruhi_552999136ea8349a1f552d01

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar ilmu politik, ( Jakarta: Jakarta 2017), h. 404


Norman Fairdough, Media Discourse, (New York: Edward Arnold, 1995), h. 54

Kraus dan Davis, The Effects of Mass Communication on Political Behaviour. New York: Hasting
House Publiahers, 1975. h, 19-59.

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi dan Komunikasi Politik
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) hal.67

http://batutegiairnaningan.blogspot.com/2016/02/sejarah-pekon-batu-tegi.html

McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Buku 1, Edisi 6, Penerjemah Putri Iva Izzati, Salemba
Humanika, (Jakarta : 2011) hal. 87

Hj.Sy.nurul syobah,"peranan media massa dalam komunikasi politik",Vol: XV, No. 1, Juni
2012,hal.22

Anda mungkin juga menyukai