Tugas Individu 4 Kalkulus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU 4

RESUME PERTEMUAN 1-4


KALKULUS III

Oleh
Nama : Maimuna Kamal
NPM : F1F020020
DosenPengampu : Herlin Fransiska, S.Si., M.Si.

LABORATORIUM MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR KOORDINAT KARTESIUS DI R-3
• Dimensi tiga → bidang cartesius (x,y,z)→ sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z digunakan
system tangan kanan (Gambar 1)
• Ketiga sumbu (x,y,z) membentuk tiga bidang → yz,xz dan xy.
• Terdiri dari 8 oktan (Gambar 2)
• Titik p(x,y,z) ialah ukuran jarak berarah dari ketiga bidang (Gambar 3,4,5).

Rumus Jarak
Diketetahui: dua titik yaitu, P1 (x 1 , y 1 , z 1) dan P2 (x 2 , y 2 , z 2 ).
Menurut Teorema Phytagoras.
2 2 2
|P1 P 2| =|P1 Q| +|Q P 2|
2 2 2
|P1 Q| =|P1 R| +|RQ|
2 2 2 2
|P1 P 2| =|P1 R| +|RQ| +|Q P 2|
¿ ( x 2−x 1 )2+ ( y 2− y 1 )2 + ( z 2−z 1 )2

Hasil ini memberikan Rumus Jarak di ruang-tiga, yang akan benar bahkan jika beberapa
koordinatnya identik.
2
|P1 P 2| =√ ( x 2−x 1) 2+( y 2− y 1 )2+ ( z 2−z 1) 2
CONTOH 1.
Carilah jarak antara titik P(2 ,−3 , 4) dan titik Q(−3 , 2 ,−5), yang diplot pada gambar 4 dan
5.
2 2 2 2
PENYELESAIAN : |P1 Q| =√ (−3−2 ) + ( 2+3 ) + (−5−4 )

¿ √ 131
¿ 11,45
Bola dan Persamaannya
Bola adalah himpunan semua titik pada ruang
tiga dimensi yang berjarak konstan (jari jari) dari
suatu titik tetap (pusat). Jika ( x , y , z) pada bola
dengan jari-jari 𝑟 berpusat di (h , k , l) maka
( x−h )2+ ( y −k )2 + ( z−l )2=r 2
Persamaan Bola

CONTOH 2. Carilah pusat dan jari-jari bola dengan persamaan


x 2+ y 2+ z 2−10 x−8 y −12 z +68=0
PENYELASAIAN :
Kita gunakan proses perlengkapan kuadrat.
¿+¿
( x 2−10 x+ 25 ) +( y 2−8 y +16)+( z 2−12 z+36 )=−68+25+16+36
¿
Jadi, persamaan itu menyatakan sebuah bola dengan pusat (5, 4, 6) dan jari-jari 3.
Grafiknya diperlihatkan dalam gambar 8.

CONTOH 3. Cari persamaan bola yang diameternya adalah ruas garis yang menghubungkan
(−1 , 2 ,3) dan (5 ,−2, 7) (gambar 9).
PENYELESAIAN :
Pusat bola ini berada pada titik tengah ruas garis, yakni pada
( 2 , 0 ,5 ) ; jejari rmemenuhi
r 2= (5−2 )2 + (−2−0 )2+ (7−5 )2 =17
Kita simpulkan bahwa persamaan bola adalah
( x−2 )2 + y 2 + ( z−5 )2=17
Grafik di Ruang Tiga
Persamaan Linier dalam x , y , z:
Ax+ By+Cz=D
Dengan A2 + B2 +C2 ≠ 0.
(A,B,C tidak semuanya nol).
Jika suatu bidang memotong ketiga sumbu, yaitu kasus yang
akan seringkali terjadi, kita mulai dengan mencari titik-titk
potong ini;
Yakni, kita mencari perpotongan sumbu-x, sumbu- y, dan sumbu-z. Ketiga titik ini
menentukan bidang dan memungkinkan kita menggambar jejak (bidang koordinat), yang
berupa garis-garis perpotongan bidang tersebut dengan bidang-bidang koordinat.
Kemudian, dengan sedikit sentuhan artistik, kita dapat mengarsisr bidang tersebut.

CONTOH 4. Sketsakan grafik 3 x+ 4 y +2 z=12


PENYELESAIAN :
Untuk menentukan perpotongan sumbu-x, tetapkan y dan z sama
dengan nol dan selesaikan untuk x, diperoleh x=4. Titik yang
dimaksud adalah ( 4 , 0,0). Dengan cara yang sama akan dihasilkan
perpotongan sumbu- y, dan sumbu-z pada (0 , 3 , 0) dan (0 , 0 , 6).
Lalu tarik ruas-ruas garis yang menghubungkan titik-titik ini
memperoleh jejak. Kemudian arsir (bagian oktan pertama)
bidang tersebut, dengan demikian diperoleh hasil yang perlihatkan pada Gambar 10.
Diket:
3 x+ 4 y +2 z=12
• Titik potong dengan sumbu-x ( y=0 , z=0):
3 x+ 4.0+2.0=12→ 3 x+12 → x=4 sehingga diperoleh ( 4 , 0 , 0)
• Titik potong dengan sumbu - y (x=0 , z=0):
3.0 + 4𝑦 + 2.0 = 12 → 4𝑦 = 12 → 𝑦 = 3 sehingga diperoleh (0,3,0)
• Titik potong dengan sumbu-𝑧 (𝑥 = 0, 𝑦 = 0):
3.0 + 4.0 + 2𝑧 = 12 → 2𝑧 = 12 → 𝑧 = 6 sehingga diperoleh (0,0,6)
Catatan : Jejak: Ruas garis yang menghub titik-titik perpotongan dua sumbu.
Jika bidang tidak memotong ketiga sumbu koordinat, maka akan terjadi jika salah satu
variabel persamaan bidang tidak ada (yakni, mempunyai koefisien nol).
CONTOH 5. Sketsakan grafik persamaan linier 2 x+3 y =6 di ruang-tiga.
PENYELESAIAN :
Perpotongan sumbu-x dan sumbu- y masing-masing adalah
(3 , 0 , 0) dan (0 , 2 , 0)dan titik-titik ini menentukan jejak di bidang-xy.
Bidang ini tidak pernah memotong sumbu-z (xdan ykeduanya tidak
dapat sama dengan nol), sehingga bidanf ini sejajar sumbu-z. Kita telah
mensketsakan grafiknya pada Gambar 11.
Diket:
2𝑥 + 3𝑦 = 6 → 2𝑥 + 3𝑦 + 0𝑧 = 6
• Titik potong dengan sumbu-𝑥 (𝑦 = 0, 𝑧 = 0):
2𝑥 + 3.0 + 0.0 = 6 → 2𝑥 = 6 → 𝑥 = 3 sehingga diperoleh (3,0,0)
• Titik potong dengan sumbu-𝑦 (𝑥 = 0, 𝑧 = 0):
2.0 + 3𝑦 + 0.0 = 6 → 3𝑦 = 6 → 𝑦 = 2 sehingga diperoleh (0,2,0)
• Titik potong dengan sumbu-𝑧 (𝑥 = 0, 𝑦 = 0):
0.0 + 0.0 + 0𝑧 = 6 → 0𝑧 = 6 → 𝑧 =takhingga.
Artinya tidak ada titik potong pada sumbu-𝑧 (sepanjang sumbu-z merupakan himpunannya)
Catatan: Jejak: Ruas garis yang menghub titik-titik perpotongan dua sumbu
PERTEMUAN 2
VEKTOR
Pengertian Vektor
Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah.
Vektor digambarkan sebagai panah dengan yang
menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut
besar vektor.
Vektor pada gambar 1 menunjukkan panjang 2.3 satuan
dan arah 30 °ke utara dari timur.

Notasi Vektor
Dua vector dikatakan sama atau ekuivalen jika memiliki
"besar"dan "arah" yang sama.
Lambang huruf tebal u atau huruf biasa tapi ada tanda
panah diatas huruf u⃗ .
Besar atau panjang vector u →∨¿ u∨¿

Operasi pada Vektor


Cara penjumlahan: Hukum segitiga atau hukum jajar genjang.
Jika uvektor, maka 3u adalah vektor yang searah dengan u tetapi yang panjangnya tiga
kali panjang u; vektor -2 u dua kali panjang u tetapi arahnya berlawanan (Gambar 5).
Umumnya, cu disébut kelipatan skalar vektor u, memiliki besar ¿ c∨¿ kali panjang u dan
searah dengan u jika c positif dan berlawanan arah jika c negatif. Khususnya, (−1)u
(biasanya dituliskan -u) memiliki panjang sama seperti u, tetapi arahnya berlawanan. Vektor
ini disebut negatif u sebab apabila ditambahkan pada u, hasilnya adalah vektor yang menciut
menjadi titik. Vektor yang terakhir ini (satu-satunya vektor tanpa arah tertentu), dinamakan
vektor nol dan dilambangkan dengan 0. Vektor ini adalah unsur satuan untuk penambahan;
yaitu u+0=0+u=u. Akhirnya, pengurangan didefinisikan oleh
u−v=u+(−v)

CONTOH 1. Dalam Gambar 6, nyatakan w dalam bentuk u dan v.


PENYELESAIAN :
Oleh karena u+ w=v, maka menyusul bahwa
w=v−u
Jika P dan Q adalah titik-titik di bidang, maka ⃗
PQmenyatakan vektor dengan pangkal di P
dan kepala di Q.
Pendekatan Aljabar pada Vektor
Untuk vektor di ruang-tiga, generalisasinya cukup mudah. Kita
nyatakan vektor dengan anak panah yang dimulai dari titik asal
dan berakhir pada titik dengan koordinat u1 ,u 2 , dan u3, dan kita

nyatakan vektor ini oleh ⟨ u1 ,u 2 , u3 ⟩ (Gambar 12). Dalam sisa


subbab ini, kita kembangkan sifat-sifat vektor di tiga dimensi; hasil
untuk vektor di dua dimensi seharusnya sudah jelas.
Vektor vektor u=⟨ u 1 , u2 ,u 3 ⟩dan v=⟨ v 1 , v 2 , v 3 ⟩ adalah
sama jika dan hanya jika komponen yang berpadanan sama; yakni u1=v 1 ,u2 =v 2, dan u3=v 3.
Untuk mengalikan vektor u dengan skalar c, kita kalikan masing-masing komponen dengan c
; yakni
c u+u c= ⟨ cu1 , cu2 , cu3 ⟩

Notasi -u menunjukkan vektor (−1 ) u= ⟨−u1 ,−u 2 ,−u3 ⟩. Vektor dengan semua komporen
sama dengan nol disebut vektor nol; vakni 0=⟨ 0 ,0 , 0 ⟩. Jumlah dua vektor u dan v adalah
u+ v=⟨ u1 +v 1 , u2+ v 2 ,u 3+ v 3 ⟩
Vektor u−v didefinisikan menjadi
u−v=u+ (−1 ) v= ⟨ u1−v 1 , u2−v 2 ,u3 −v 3 ⟩
Gambar 13 menunjukkan bahwa definisi-definisi ini ekuivalen dengan detinisi-definisi
geometri yang diterikan sebelumnya dalam subbab ini.

Tiga Vektor khas di ruang-tiga adalah i= ⟨ 1, 0 , 0 ⟩ , j=⟨ 0 ,1 , 0 ⟩ dan k =⟨ 0 ,0 , 1 ⟩ . Ini disebut


vektor satuan baku atau vektor basis. Setiap vektor u=⟨ u 1 , u2 ,u 3 ⟩ dapat dituliskan dalam
bentuk i , j,dan k sebagai berikut :
u=⟨ u 1 , u2 ,u 3 ⟩ =u1 i+u2 j+u3 k
Magnitude vektor adalah panjang anak panah yang menyatakannya. Jika panah mulai
pada titik asal dan berakhir pada (u ¿ ¿ 1 , u2 ,u3 )¿, maka panjangnya dapat ditentukan dari
rumus jarak:
||u||= √( u 1−0 )2 + ( u 2−0 )2 + ( u 3−0 )2 =√u 21+u 22+u 23

Theorema A

untuk setiap vektor u, v, dan w, dan setiap skalar a dan b, hubungan berikut berlaku.
1. u+ v=v+u 2. ( u+ v )+ w=u+ ( v + w )
3. u+0=0+u=u 4. u+ (−u )=0
5. a ( b u ) =( ab ) u 6. a ( u+ v )=a u+ a v
7. ( a+ b ) u=a u+ bu 8. 1 u=u
9. ||a u|| ¿ |a| ||u||

CONTOH 4. Misalkan u=⟨ 1 , 2, 3 ⟩ dan v=⟨ 0 ,−1 ,2 ⟩. Carilah (a) u+ v dan (b) u−2 v, dan
nyatakan dalam bentuk i , j,dan k. Carilah (c) ||u|| dan (d) ||−3 u||.
PENYELESAIAN :
(a) u+ v=⟨ 1, 1 ,2 ⟩ + ⟨ 0 ,−1 , 2 ⟩= ⟨ 1+0 , 1+ (−1 ) ,2+2 ⟩
¿ ⟨ 1 , 0 , 4 ⟩ =1i+0 j+ 4 k =i+ 4 k
(b) u−2 v= ⟨ 1, 1 , 2 ⟩−2 ⟨ 0 ,−1 , 2 ⟩− ⟨ 1 ,−0 ,1−(−2 ) ,2−4 ⟩
(c) ||u||¿ √ 12+12 +22= √ 6
(d) ||−3 u||¿∨−3∨¿||u|| ¿ 3 √ 6

Definisi Vektor Satuan


Vektor yang mempunyai panjang satu disebut vektor satuan.

CONTOH 5. Misalkan v=⟨ 4 ,−3 ⟩ . Carilah ||v|| dan carilah vektor satuan u dengan arah
sama seperti v.
PENYELESAIAN
Dalam soal ini, semua vektor dua-dimensi. Panjang atau magnitude v adalah ||v||
2 2
¿ √ 4 + (−3 ) =5. Untuk mencari u, kita bagi v dengan panjangnya ||v||, yakni :
v ⟨ 4 ,−3 ⟩ ⟨ 4 ,−3 ⟩ 1 4 −3
u= = 2
‖v‖ √ 4 + (−3 ) 2
=
5
= ⟨ 4 ,−3 ⟩ = ,
5 5 5 ⟨ ⟩
Maka panjang u adalah
v 1 1
‖v‖= 1 ‖v‖=1
||u||¿ ‖ ‖‖ ‖‖ ‖
=
‖v‖ ‖v‖
v =
‖v‖ ‖v‖

Hasil Kali Titik


1. Konsep Dasar Hasil Kali Titik
Hasil kali titik dari dua vektor adalah sebuah skalar yang sering disebut (dot product)
atau hasilkali skalar. Hasil kali titik dilambangkan oleh u ∙ v. didefinisikan sebagai:
u ∙ v= ⟨ u1 , u2 , u3 ⟩ ∙ ⟨ v 1 , v 2 , v 3 ⟩ =u1 v 1 +u2 v 2 +u3 v 3
CONTOH 1. Misalkan u=⟨ 0 , 1 ,1 ⟩, v=⟨ 2 ,−1, 1 ⟩ , dan w= ⟨ 6 ,−3 , 3 ⟩. Hitunglah masing-
masing yang berikut jika terdefinisi: (a) u ∙ v, (b) v ∙ u, (c) v ∙ w, (d) u ∙u, dan (e) (u ∙ v )∙ w.
PENYELESAIAN
(a) u ∙ v= ⟨ 0 , 1, 1 ⟩ ∙ ⟨ 2 ,−1 , 1 ⟩ =( 0 ) ( 2 )+ ( 1 )(−1 ) + ( 1 ) ( 1 )=0
(b) v ∙ u= ⟨ 2 ,−1 ,1 ⟩ ∙ ⟨ 0 ,1 , 1 ⟩ =( 2 )( 0 )+ (−1 )( 1 ) + ( 1 ) ( 1 )=0
(c) v ∙ w=⟨ 2 ,−1, 1 ⟩ ∙ ⟨ 6 ,−3 , 3 ⟩ =( 2 )( 6 )+ (−1 )(−3 )+ (1 ) ( 3 )=18
(d) u ∙u=⟨ 0 ,1 , 1 ⟩ ∙ ⟨ 0 , 1 ,1 ⟩=02 +12 +12=2
(e) (u ∙ v )∙ w tidak terdefinisi. Besaran u ∙ v adalah skalar. Hasilkali-titik tidak dapat dilakukan
untuk skalar dan vektor.
Teorema A
Sifat-sifat Hasil kali Titik
Jika u, v, dan wadalah vektor dan c skalar, maka :
1. u ∙ v=v ∙ u 2. u ∙ ( v +w )=u ∙ v +u ∙ w
3. c ( u∙ v )=(c u)∙ v 4. 0 ∙ u=0
5. u ∙u=‖u‖2
Untuk menekankan pentingnya hasilkali titik, kita tawarkan rumus lain yang melibatkan
sifat-sifat geometri dari vektor-vektor u dan v.
Teorema B
Jika θ adalah sudut tak-negatif terkecil di antara dua vektor tak-nol u dan v, maka :
u ∙ v=‖u‖‖v‖cos
CONTOH 2. Carilah sudut antara u=⟨ 8 , 6 ⟩ dan v=⟨ 5 , 12 ⟩ (lihat Gambar 2)
PENYELESAIAN: Menggunakan teorema B untuk
mendapatkan cos θ memberikan
u∙ v ( 8 )( 5 ) +(6)(12) 112
cos θ= = = ≈ 0,862
‖u‖‖v‖ (10)(13) 130
Kemudian
θ=cos−1 ( 0,862 ) ≈ 0,532 (atau 30,5 °)
Akibat yang sangat penting dari Teorema B adalah yang
berikut:

Teorema C
Kriteria Ketegaklurusan
Dua vektor u dan v adalah saling tegaklurus jika dan hanya jika hasilkali titiknya u ∙ v adalah0
.
Definisi Ortogonal
Vektor-vektor yang saling tegaklurus disebut ortogonal.

CONTOH 3. Carilah sudut di antara tiga pasangan vektor-vektor dalam Contoh 1. Pasangan
yang mana yang ortogonal?
PENYELEESAIAN:
Untuk vektor u dan v, kita mempunyai
u∙v ( 0 ) ( 2 ) + ( 1 )(−1 ) +(1)(1) 0
cos θ 1= = = =0
‖u‖‖v‖ ‖⟨ 0 , 1, 1 ⟩‖‖⟨ 2 ,−1, 1 ⟩‖ √2 √ 6
Untuk vektor u dan w, kita mempunyai
u∙w ( 0 )( 6 )+ (1 ) (−3 ) +(1)(3) 0
cos θ 2= = = =0
‖u‖‖w‖ ‖⟨ 0 , 1 ,1 ⟩‖‖⟨ 6 ,−3 , 3 ⟩‖ √ 2(3 √ 6)
Untuk vektor v dan w, kita mempunyai
v ∙w ( 2 )( 6 )+ (−1 )(−3 ) +(1)(3) 18
cos θ 3= = = =1
‖v‖‖w‖ ‖⟨ 2,−1 ,1 ⟩‖‖⟨ 6 ,−3 , 3 ⟩‖ √ 6(3 √ 6)
π
Jadi pasangan u dan v dan pasangan u dan w adalah ortogonal, sehingga θ1=θ 2= .
2
Catat bahwa untuk pasangan v dan w, kosinus sudut di antara mereka adalah 1, yang
menunjukkan bahwa θ3 =0; yakni vektor-vektor itu menunjuk ke arah yang sama.

Hasil Kali Silang


Konsep Dasar Hasil Kali Silang
Hasil kali silang u dan v dari u=⟨ u 1 , u2 ,u 3 ⟩ dan v=⟨ v 1 , v 2 , v 3 ⟩ didefinisikan sebagai:
u × v=¿
i j k

|
v1 v2 v3
u u
|| u u
v1 v3
u u
|| || |
u × v= u 1 u2 u3 = 2 3 i− 1 3 j+ 1 2 k
v2 v3 v1 v2

CONTOH 1. Misalkan u=⟨ 1 ,−2 ,−2 ⟩ dan v=⟨−2, 4 ,1 ⟩. Hitunglah u × vdan v ×u


menggunakan definisi determinan.
PENYELESAIAN
i j k

1| 4 1
4 1 −2 1 ||
u × v= −1 −2 −1 = −2 −1 i− 1 −1 j+ 1 −2 k
−2 4 | | | | |
¿ 2 i+ j+ 0 k
i j k
|
v ×u= −2 −4 1 = 4
1 −2 −1
−2 −1 1 −1 ||
1 i− −2 1 j+ −2 −4 k
1 −2 | | | | |
¿−2i− j+0 k
Teorema A
Misalkan u dan v vektor-vektor di ruang-tiga dan θ adalah sudut di antara kedua vektor
tersebut. Maka:
1. u ∙ (u × v )=0=v ∙(u × v ) yakni u × v tegaklurus terhadap u dan v;
2. u , v ,dan u × v membentu suatu rangkap tiga tangan-kanan (right-handed triple);
3. ‖u × v‖=‖u‖‖v‖sin θ

Teorema B
Dua vektor u dan v di ruang-tiga adalah sejajar jika dan hanya jika u × v=0
CONTOH 2. Carilah persamaan bidang (Gambar 2) yang melalui tida titik
P1 ⟨ 1 ,−2 , 3 ⟩ , P2 ⟨ 4 ,1 ,−2 ⟩ , dan P 3 ⟨ −2 ,−3 , 0 ⟩ .
PENYELESAIAN: misalkan u=⃗
P 2 P1= ⟨−3 ,−3 , 5 ⟩ dan v=⃗
P2 P3 =⟨−6 ,−4 , 2 ⟩. Dari bagian
pertama Teorema A kita ketahui bahwa
i j k
| |
u × v= −3 −3 5 =14 i−24 j−6 k
−6 −4 2
adalah tegaklurus terhadap baik u maupun v, sehingga tegaklurus pada bidang yang
memuatnya. Bidang yang melalui ( 4 , 1,−2) dengan normal 14 i−24 j−6 k mempunyai
persamaan (lihat Subbab 11.3)
14 ( x−4 ) −24 ( y−1 ) −6 ( z+2 ) =0
atau
14 x−24 y−6 z=44
Teorema C
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor di ruang-tiga dan k skalar, maka:
1. u × v=−(v ×u) (hukum antikomulatif);
2. u × ( v+ w ) =( u× v ) +(u ×w) (hukum distribusi kiri);
3. k ( u × v )=( k u ) × v=u × ( k v ) ;
4. u ×0=0 ×u=0 , u ×u=0 ;
5. ( u × v ) ∙ w=u ∙ ( v × w ) ;
6. u × ( v × w ) =( u∙ w ) v−( u ∙ v ) w .

CONTOH 5.Hitunglah u × v jika u=3i−2 j+ k dan v=4 i+2 j−3 k .


PENYELESAIAN: Kita berpaling ke Teorema C, khususnya hukum distribusi dan hukum
anti-komulatif.
u × v=(3i−2 j+ k )×(4 i+2 j−3 k )
¿ 12 (i ×i ) +6 ( i× j )−9 ( i ×k )−8 ( j ×i )−4 ( j × j )
+6 ( j× k ) +4 ( k ×i ) +2 ( k × j )−3 ( k × k )
¿ 12 ( 0 )=6 ( k )−9 (− j )−8 (−k )−4 ( 0 )
¿ 4 i+13 j+14 k
Para pakar akan melakukan kebanyakan perhitungan ini di kepala mereka; para pemula
mungkin menemukan meotde determinan lebih mudah.
PERTEMUAN 3
Garis dan Garis Singgung di Ruang Tiga

Kurva Paling sederhana → Garis


Ada (a) Titik asal dan (b) Vektor arah
Jika kita menuliskan r = {x,y,z} dan
r 0 ={ x 0 , y 0 , z 0 } dan menyamakan komponen-
komponen pada persamaan terakhir diatas, kita peroleh
x=x 0 +at , y = y 0+ bt , z=z 0 +ct
Ini adalah persamaan parametrik garis yang melalui ( x 0 , y 0 , z 0) dan sejajar v = {a,b,c}.
Bilangan-bilangan a,b, dan c disebut bilangan-bilangan arah untuk garis, mereka tidak unik,
sebarang kelipatan konstanta tak-nol ka , kb , dan kc juga merupakan bilangan-bilangan arah.

CONTOH 1. Cari persamaan parameter untuk garis yang melalui (3 ,−2, 4) dan titik
(5 , 6 ,−2), lihat gambar 2.

PENYELESAIAN : Vektor yang sejajar terhadap garis yang diberikan adalah


v = { 5−3,6+2 ,−2−4 }={2,8 ,−6 }
Jika kita pilih ( x 0 , y 0 , z 0 ¿ sebagai ( 3 ,−2, 4 ) , kita peroleh persamaan parameter
v ¿ 3+2 t , y=−2+ 8 t , z=4−6 t
Perhatikan bahwa t=0 menentukan titik (3 ,−2, 4) sedangkan t=1 memberikan (5 , 6 ,−2)
.Kenyataanya 0 ≤ t ≤1berpadanan dengan ruas garis yang menghubungkan vector arah.
Jika tiap persamaan parameter untuk t kita selesaikan (dengan asumsi a,b, dan c semua .
Berbeda dari nol) dan menyamakan hasil-hasilnya, kita peroleh persamaan simetri untuk
Garis yang melalui ( x 0 , y 0 , z 0 ) dengan bilangan arah a,b,c, yakni
x−x 0 y− y 0 z−z 0
= =
a b c

Ini adalah konjunsi dua persamaan


x−x 0 y− y 0 y − y 0 z−z 0
= dan =
a b b c
Keduanya berupa persamaan bidang (gambar 3) dan
Tentu saja, perpotongan dua bidang adalah sebuah garis.

CONTOH 2. Carilah persamaan simetri dari garis yang sejajar vektor (4,-3,2)
Dan yang melalui (2,5,-1)
PENYELASAIAN :
x−2 y −5 z+1
= =
4 −3 2

Garis Singgung terhadap Kurva


misalkan
r =r (t )=f ( t ) i+ g ( t ) j+h ( t ) k ={f ( t ) , g ( t ) , h(t) }
Adalah vector posisi yang menentukan suatu kurva dalam
ruang tiga (gambar 5). Garis singgung terhadap kurva yang
ditentukan oleh vector arah.
r '=r (t )=f ( t ) i+ g ' (t ) j+h ' ( t ) k={f ( t ) , g' ( t ) , h '(t) }

CONTOH 5. Carilah persamaan parameter dan persamaan simetri untuk garis


singgung terhadap kurva yang ditentukan oleh
1 1
r ( t )=t i+ t 2 j+ t 3 k
2 3
Di P2=¿ ).
PENYELESAIAN :
r ( t )=i+ t j+r 2 k
Dan
r ( t )=i+ 2 j+ 4 k
Sehingga garis singgung mempunyai arah (1,2,4). Persamaan simetrinya adalah

8
z+
x−2 y −2 3
= =
1 2 4
Persamaan parameter adalah
8
v ¿ 2+t , y=2+ 2t , z= −4 t
3
Langkah-langkah menggambar permukaan di R3
1. Tentukan persamaan ketika memotong sumbu-sumbu koordinat. (X =0 , Y =0 , Z=0 ¿ .
2. Gambar jejak di bidang-bidangnya (umumnya berbentuk grafik).
3. Menggabungkan dengan mengarsir.

x2 y2 z2
CONTOH 1. Sketsakan grafik + + =1
16 25 9
PENYELESAIAN :
Untuk mencari jejak di bidang –xy, kita tetapkan z = 0 pada
Persamaan yang diberikan. Grafik dari persamaan yang dihasilkan
x2 y2
+ =1
16 25
Yang merupakan sebuah elips. Jejak- jejak di bidang xz dan bidang yz
(Masing-masing diperoleh dengan menetapkan y = 0 dan x = 0) juga berupa elips. Ketiga
Jejak diperoleh dengan menetapkan y = 0 dan x = 0) juga berupa elips. Ketiga jejak ini
Diperlihatkan pada Gambar 2 dan membantu memberikan bayangan visual yang baik dari
Permukaan yang diminta (disebut elipsoida).
Permukaan kuadrik jika sebuah permukaan merupakan grafik sebuah persamaan derajat dua
Di ruang tiga, maka ia disebut permukaan kuadrik (quadric surface). Bagian-bagian bidang
suatu permukaan kuadrik adalah konik.
Persamaan derajat dua yang umum berbentuk
A x 2+ B y 2 +C z 2+ Dxy+ Exz+ Fyz +Gx+ Hy + Iz+ J =0

Permukaan Kuadratik

.
Hiperbola 2 Lembar

Parabola Eliptik dan Parabola Hiperbolik


x2 y 2 z 2
CONTOH 4. Analisislah persamaan + + =1 dan sketsakan grafiknya.
4 9 16
PENYELESAIAN :Jejak jejak di ketiga bidang koordinat diperoleh dengan menetapkan
masing-masing z=0, y=0, dan x=0.
x2 y 2
Bidang xy : + =1 sebuah elips
4 9
x2 z2
Bidang xz : − =1 sebuah hiperbola
4 16
y2 z2
Bidang yz : + =1 sebuah hiperbola
9 16
Jejak-jejak ini digambarkan grafiknya pada gambar 13. Kita juga telah memperlihatkan
penampang di bidang z = 4, dan z = -4. Perhatikan bahwa pada waktu kita mensubtitusikan z
= ±4 pada persamaan semula, kita peroleh
x2 y 2 16
+ + =1
4 9 16
Yang ekuivalen dengan
x2 y 2
+ =1
8 18
Yang adalah sebuah elips.
PERTEMUAN IV
KOORDINAT SILINDRIS DAN SFERIS
Cartesius 𝑥, 𝑦, 𝑧 Silindris 𝑟, 𝜃, 𝑧 Sferis (𝜌, 𝜃, 𝜙)

Koordinat Polar Pada Ruang 2 Dimensi

Koordinat Silindris Pada Ruang 3 Dimensi

𝑟 > 0
0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋
Tabel Trigonometri Sudut Istimewa
Sudut 02 302 452 602 902 1202 1352 1500 1800
Sin 0 1 1 1 1 1 1 1 0
2 √2 √2 √3 √2 2
2 3 2 2
Cos 1 1 1 1 0 1 1 1 -1
√3 √2 − − √2 − √3
2 2 2 2 2 2
Tan 0 1 1 ∞ -1 1 0
√3 −√3 −
√3 √3
Cosec ∞ 2 2 1 2 2 ∞
√2 √2
√3 √3
3 3
Sec 1 2 2 ∞ -2 2 -1
√3 √2 −√2 − √3
3 3
Cot ∞ 1 1 0 1 -1 ∞
√3 − −√3
√3 √3

CONTOH 1. Carilah
π
(a) Koordinat Cartesius dari titik dengan koordinat silindris (4,2 , 5).
3
(b) Koordinat Cartesius dari titik dengan koordinat Cartesius (-5,-5,2).
PENYELESAIAN

2π −1
x=4 cos
3
=4 ( )
2
=−2

2π √3
y=4 sin
3
=4
2 ( )
=2 √ 3

z=5
r =√ ¿ ¿
−5
tanθ= =1
−5
z=2
CONTOH 3. Carilah persamaan cartesius dari permukaan yang persamaannya dalam
koordinat silindris adalah r 2 + 4 z2 =16 dan r 2 cos 2θ=z
PENYELESAIAN
Karena r 2=x 2 + y 2 , Permukaan r 2 + 4 z2 =16 mempunyai persamaan cartesius

2 2 2 x2 y2 z2
x + y + 4 z =16 atau + + =1. Grafiknya berupa sebuah elipsoida.
16 16 4
Karena cos 2 θ = cos 2 θ .Persamaan kedua dapat ditulis r 2 cos2 θ+r 2 sin2 θ=z dalam koordinat
cartesius itu menjadi x 2+ y 2=z. grafiknya berupa sebuah parabola hiperbolik.

Koordinat Sferis pada Ruang 3 Dimensi

π
CONTOH 4. Carilah Koordinat Cartesius dari titik P dengan koordinat Sferis (8, , 2 π /3 ¿ .
3
2π π √ 3 1 =2 √3
x=8 sin cos =8
3 3 2 2
2π π 3 3
y=8 sin sin =8 √ √ =6
3 3 2 2
2π −1
z=8 cos
3
=8 ( )
2
=−4

CONTOH 5. Jelaskan grafik ρ=2cos ∅


Penyelesaian Kita ubah ke koordinat Cartesius. Kalikan kedua ruas dengan ρuntuk
memperoleh
ρ2=2 ρ cos ∅
x 2+ y 2+ z 2=2 z
x 2+ y 2+( z−1)2=1
Grafik berupa bola dengan jari- jari 1 yang berpusat di titik dengan koordinat cartesius
(0,0,1).

CONTOH 6. Cari persamaan paraboloida z=x 2 + y 2 dalam koordinat sferis.


Penyelesaian Subtitusi untuk x,y, dan z menghasilkan
ρ cos ∅=ρ2 sin 2 ∅ cos2 θ+ ρ2 sin 2 ∅ sin 2 θ
ρ cos ∅=ρ2 sin 2 ∅ (cos 2 θ+ sin2 θ)
ρ cos ∅=ρ2 sin 2 ∅
cos ∅=ρ sin2 ∅
ρ=cos ∅ csc ∅
Perhatikan bahwa ∅ = π /2 menghasilkan ρ=0, yang memperlihatkan bahwa kita
tidak kehilangan titik asal pada waktu kita mencoret ρ pada langkah keempat.

Anda mungkin juga menyukai