Resume Akuntansi Modal Bank
Resume Akuntansi Modal Bank
Resume Akuntansi Modal Bank
Disusun Oleh:
Muh. Musyaid Saputra ( 19320014 )
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU 2020/2021
RESUME AKUNTANSI MODAL BANK
Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian atau bila terjadi insolvensi
dan dilikuidasi, terutama bagi sumber dana yang tidak diasuransikan.
b Untuk memenuhi kebutuhan gedung, inventaris guna menunjang kegiatan operasional dan
aktiva tidak produktif lainnya.
c Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi kemungkinan terjadi
kerugian pada aktiva yang memiliki risiko yang tidat dapat diperkirakan sehingga operasi
bank dapat tetap berjalan tanpa mengalami gangguan yang berarti.
d Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai kemampuan bank memenuhi
kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memberi keyakinan mengenai kelanjutan operasi
bank meskipun terjadi kerugian.
Menurut Johnson and Johnson , modal bank mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai penyangga untuk
menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan terhadap
kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap kepentingan para deposan. Kedua, sebagai dasar bagi
menetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini adalah merupakan pertimbangan operasional bagi bank
sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank.
Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar dapat
melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan
bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan
keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para investor diperkirakan dengan membandingkan keuntungan bersih dengan
ekuitas. Para partisipan pasar membandingkan return on investment diantara bank-bank yang ada. Empat fungsi dari
modal bank yaitu :
a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan insolvable dan
likuidasi
b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank
dapat terus beroperasi.
c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan untuk menawarkan
pelayanan bank.
d. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat.
Sehingga keseluruhan fungsi modal Bank tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut:
Memberikan perlindungan kepada nasabah
Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank
Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum
Meningkatkan kepercayaan masyarakat
Untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank
Sebagai indikator kekayaan bank
Meningkatkan efisiensi operasional bank
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan seluruhnya sebagai penyetoran modal bank sebesar Rp. 58,4
milyar dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Sebagai contoh, apabila pada akhir tahun bank omega mendapatkan laba sebesar Rp24.000.000.000 dan
diputuskan oleh direksi untuk mencadangkan sebagai berikut.
Pembagian Laba = Rp. 5.000.000.000
Pembayaran hutang jangka panjang = Rp. 2000.0000.000
Rekening Laba Ditahan untuk tujuan, pembagian laba dan pembayaran hutang jangka panjang, dalam
istilah akuntansinya dikenal dengan appropriated retained earnings, sedangkan laba ditahan tanpa tujuan
dikenal dengan unappropriated retained earnings.
c. Penambahan dan Pengurangan Lainnya
Komponen modal juga dapat bertambah karena penjualan saham yang dapat dijual diatas harga
nominalnya, sehingga tercipta adanya agio saham(premium). Bila harga jual dibawah nilai nominalnya
akan terdapat disagio saham (discount). Premium diatas saham akan menambah komponen modal,
sedangkan discount atas saham akan mengurangi modal.
Sebagai contoh, apabila nilai nominal saham bank omega sebesar Rp. 1.000.000. dan dijual sebanyak 200
lembar dengan kurs sebesar 102 persen tunai maka oleh Bank Omega akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
D : Kas Rp 204.000.000
K : Modal Saham Rp 200.000.000
K : Agio Saham Rp. 4.000.000
Selain agio dan disagio saham, komponen lain yang akan menambah komponen modal adalah komponen
yang diterima dari sumbangan, atau dikenal modal sumbangan (donated capital).Biasanya modal
sumbangan diterima dalam bentuk natura atau barang yang dinilai menurut harga atau nilai pasar dari
aktiva tersebut pada saat diterima. Sebesar nilai pasar yang ditaksir ini akan dicatat sebagai aktiva pada
neraca dan sebagai modal sumbangan pada kelompok modal.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega menerima hibah dalam bentuk seperangkat computer IBM sistim
4341 dari sebuah perusahaan besar di Jakarta, nilai pasarnya ditaksir sebesar Rp. 400.000.000. Oleh Bank
Omega akan dibukukan sebagai berikut.
D : Aktiva Tetap – Komputer Rp. 400.000.000
K : Modal Sumbangan Rp 400.000.000
Dengan diterimanya modal sumbangan, komponen modal akan semakin bertambah dan dengan demikian
akan memperbesar rrasio kecukupan modal atau CAR.
Pembagian jenis modal bank di Indonesia dapat diklasifikasikan sesuai Standar Bank For International Settlements,
yaitu :
Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang berasal dari cadangan yang
dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor.
Sedangkan selebihnya sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham. Untuk
modal disetor berupa saham biasa. Pemegang saham basa memliki hak suara, sehingga dapat mengendalikan
manajemen bank. Pada saham preferen, pemegangnya tidak mempunyai hak suara namun pembagian dividennya
akan didahulukan sebelum membayar dividen saham biasa. Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga
nominal. Selisih harga saham diatas nilai nominal dicatat sebagai agio saham. Selisih harga saham dibawah nilai
nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham akan
diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada bank emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa. Niai modal disetor merupakan
penjumlahan nilai nominal ditambah dengan disagio saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan
nilai nominal merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal ditentukan
berkaitan dengan kepentingan hukum, misalnya untuk proteksi terhadap kreditur. Dalam hal bank emiten
menerbitkan saham biasa dan saham preferen, maka penyajian dalam neraca saham preferen harus didahulukan.
Contoh:
a. Tanggal 2 januari 2012 telah diterima setoran awal dana dari Bapak Surya Darma untuk modal bank berupa uang
tunai Rp 500.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp 600.000.000, kendaraan baru dan belum disusut
senilai Rp 200.000.000, inventaris kantor senilai Rp 200.000.000. setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa
untuk 150.000 lembar dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar, kurs 103%.
b. Tanggal 10 januari 2012 dijual saham biasa 10.000 lembar dengan nominal Rp 5000, kurs 97%. Pembayaran
diterima tunai.
Bila dikemudian hari pemesanan saham tidak mampu melunasi kekurangannya dan bank selaku emiten harus
mencatatnya sesuai dengan perjanjian yang disepakati awal.
Contoh :
Bila pesanan saham yang dilakukan oleh PT Mirana tidak dilunasi, dan bank Mitra Buana mengembalikannya
sebesar 80% dari nilai yang telah dibayar, maka jurnalnya:
Keterangan :
Telah Diterima Tunai = Rp 612.000.000
Dikembalikan 80% = Rp 489.600.000
Pendapatan lain-lain = Rp 122.400.000
Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua macam. Yang pertama dicatat berdasarkan harga
perolehan dan cara lain saham dicatat sebesar harga nominal. Saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga
perolehan, maka pada saat dijual kembali juga dicatat atau dikreditkan sebesar harga perolehannya. Bila pembelian
saham treasuri dilakukan lebih dari satu kali, maka dapat digunakan Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
(MTKP). Dan disajikan sebagai pengurang modal saham.
Pencatatan didasarkan pada harga nominal. Pada metode ini saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga
nominal dan disajikan sebagai pengurang terhadap modal saham.
Contoh :
a. Tanggal 1 juni 2012 Bank ABC melakukan emisi saham biasa 100.000 lembar dengan nominal Rp 5000 per
lembar. Kurs 106.
b. Tanggal 30 juni 2012 Bank ABC membeli kembali 10.000 lembar sahamnya dengan kurs 103.
c. Tanggal 30 juli 2012 Bank ABC menjual kembali saham treasuri sebanyak 10.000 lembar dengan kurs 104.
d. Tanggal 1 agustus 2012 Bank ABC menjual kembali 10.000 lembar saham treasuri dengan kurs 96.
Contoh :
Misalkan setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank ABC pada tanggal 30 juni 2012, Bank
ABC menyatakan menarik 10.000 lembar saham treasuri tersebut pada tanggal 15 juli 2012. Maka pencatatannya
adalah :
Dr. giro BI
Cr. Pinjaman subordinasi
Mengikuti ketentuan yang ditetapkan pemerintah, Capital pemerintah, Capital Adequacy Ratio perbankan untuk
tahun 2002 minimal sebesar 8%, yaitu menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 Pasal 2 tentang
kewajiban minimum bank, yang kemudian diperbarui dalam penyediaan modal minimum bank umum dalam pasal
2.
Ketentuan 8% CAR untuk kewajiban penyediaan modal minimum bank terbagi ke dalam 2, yaitu:
4% modal inti ( tier 1 ), terdiri dari Shareholders equity, Preferred Stock, dan Reserves.
4% modal sekunder ( tier 2 ), terdiri dari Subordinate Debt, Loan Loss Provisions, Hybird Securities, dan
Revalution Reserves.