Kelompok 7 - Keracunan Strychnin-1
Kelompok 7 - Keracunan Strychnin-1
Kelompok 7 - Keracunan Strychnin-1
FARMAKOLOGI II
“KERACUNAN STRYCHNIN”
Dosen Pengampu :
1. Nisa Najwa, M.Farm., Apt. 6. Oktavia Zunita, M.Farm., Apt
2. Emy Oktaviani, M.Clin.Pharm., Apt 7. Nina Herlina, M.Si.
3. Dewi Oktavia Gunawan, M.Farm., Apt. 8. Lusi Indriani, M.Farm., Apt.
4. Lusi Agus Setiani, M.Farm., Apt. 9. Ir. E. Mulyati Effendi, MS
5. Ema Nilafita Putri K, M.Farm., Apt. 10. Sara Nurmala, M.Farm
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Hipotesis
Penggunaan striknin dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan pada
hewan coba tikus berupa konvulsi atau kejang. Untuk mengatasi konvulsi akibat
keracunan striknin ini maka dapat digunakan diazepam.
BAB II
METODE KERJA
Hasil pengamatan
Kel Berat badan Sebelum diberikan
Setelah diberikan diazepam
diazepam
- Refleks : +++ - Refleks : +++
3’ Konvulsi simetri : +++ 5’ Konvulsi simetri : +
5’ Konvulsi tonik : +++
10’ Konvulsi tonik : -
1740 Gram
- Respirasi
- Respirasi
Sebelum konvulsi : 145x /menit
Sesudah konvulsi : 160/menit
Selama konvulsi : 190x /menit
3.2 Perhitungan
1. Dosis Strychnin
Bobot mencit : 140 mg
Dosis obat : 0,75 mg/kg BB
0,00 075 g x
=
1000 g 140 gram
0,00075 g X 140 g
X=
1000 g
X ¿ 0,000105 gram
100 ml X 0,000105 g
Y=
0,01 g
Y ¿ 1,05 ml
2. Dosis Diazepam
Bobot mencit : 140 mg
Dosis obat : 5 mg/kg BB
0,0 05 g x
=
1000 g 140 gram
0,00 5 g X 140 g
X=
1000 g
X ¿ 0 , 0007 gram
100 ml X 0,000 7 g
Y=
0,1g
Y ¿ 0,7 ml
3.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai gejala keracunan
strignin dan cara penanganannya pada tikus. Untuk memberikan efek keracunan
padahewan coba tikus, striknin diberikan dalam dosis yang cukup besar, yaitu
0,75 mg/kgBB dengan konsentrasi sebesar 0,01 % secara subktan. Strignin
merupakan alkaloid utama dalam nux vomica, biji tanaman Strychnos nux
vomica. Strignin tidak bermanfaat untuk terapi, tetapi untuk menjelaskan fisiologi
dan farmakologi susunan saraf. Striknin merupakan konvulsan kuat dan dapat
menstimulasi syaraf, sehingga bila diberkan dalam dosis besar maka
akanmeyebabkan konvulsi hebat yang bila tidak ditangani dengan benar dan tepat
akan menyababkan kematian dan striknin meningkatkan level eksitabilitas neuron
dengan merintangi penghambatan secara selektif.
• Mengikat racun
Cara kerja ini dapat berlangsung di level enzim atau level reseptor. Pada level
enzim, antidote dapat menghalangi atau mengaktifkan kembali kerja enzim
tertentu. Contohnya penggunaan etil alkohol pada keracunan etilen glikol.
Keberadaan antidote tersebut bersaing dengan zat racun sehingga mengurangi
efek racun, terutama saat keracunan baru terjadi.
• Mengurangi metabolit racun
Metabolit adalah hasil metabolisme. Seiring berjalannya waktu, racun bisa
saja sudah dimetabolisme atau diiolah oleh tubuh. Pada saat ini, antidote tetap
dapat diberikan. Antidote dapat digunakan untuk membersihkan hasil
metabolisme dari racun tersebut atau mengubah hasil itu menjadi bentuk yang
lebih aman bagi tubuh.
• Menangkal efek berbahaya dari racun
Antidote dapat dilakukan dengan mengurangi efek racun atau dengan
melawan langsung cara kerja racun tersebut. Contoh mengurangi dampak
racun adalah penggunaan atropine dalam keracunan organofosfat. Sedangkah
contoh melawan cara kerja racun adalah pada penggunaan beberapa jenis
vitamin, seperti vitamin K pada overdosis warfarin.
Gejala keracunan striknin yang mula-mula timbul ialah kaku otot muka
dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan motorik hebat.
Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih terkoordinasi, akhirnya
terjadi konvulsi tetanik. Episode konvulsi ini terjadi berulang, frekuensi dan
hebatnya konvulsi bertambah dengan adanya perangsangan sensorik. Pada
konvulsi ini tubuh menjadi lengkung pada hiperekstensi sehingga kemungkinan
hanya ubub-ubun kepala dan tumit yang menyentuh lantai. Berhentinya nafas
disebabkan oleh kontraksi diafragma serta otot-otot dada dan perut. Kontraksi otot
ini menimbulkan nyeri hebat, dan penderita takut mati dalam serangan berikutnya.
Kematian biasanya disebabkan oleh paralisis batang otak karena hipoksia akibat
gangguan napas. Kombinasi dari adanya gangguan napas dan kontraksi otot yang
hebat dapat menimbulkan asidosis respirasi maupun asidosis metabolik hebat
yang terakhir ini mungkin akibat adanya peningkatan kadar laktat dalam plasma.
Dari percobaan yang dilakukan tikus yang telah diberikan striknin yang
kemudian diberikan diazepam. Dari hasil pengamatan keadaan tikus sebelum dan
setelah diberikan diazepam memberikan refleks yang besar. Untuk keadaan
respirasinya sebelum konvulsi respirasi didapat sebesar 145/menit lalu sesudah
terjadi konvulsi menjadi 160/menit. Respirasinya naik sedikit, hal ini karena
sebelum diberikan diazepam tikus akan mengalami konvulsi yang diakibatkan
oleh striknin dan kemudian dengan diazepam akan menghilangkan konvulsi
tersebut karena diazepam meningkatkan aktivitas asam gamma– aminobutirat
(GABA) yang dimana senyawa kimia tersebut betugas menghambat kerja zat
kimia penghantar sinyal saraf.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini yang berjudul “Keracunan Strignin” maka dapat di
simpulkan bahwa :
bila diberkan dalam dosis besar maka akan meyebabkan konvulsi hebat.
3. Dari hasil pengamatan keadaan tikus sebelum dan setelah diberikan diazepam
160/menit.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN