Makalah Struktur Sosial

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRUKTUR SOSIAL
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas bimbingan
dan penyertaannya, saya bisa menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu, saya mengharapkan kritikan dan saran untuk bisa
menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pancor, 2021

Nurmala Fatimah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Struktur Sosial..................................................................................6
B. Unsur-Unsur Struktur Sosial...............................................................................8
C. Fungsi Struktur Sosial.........................................................................................9
D. Ciri-Ciri Struktur Sosial......................................................................................9
E. Elemen Dasar Struktur Sosial...........................................................................10
F. Faktor-Faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial................................................13
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran.................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja dibentuk secara


rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Walaupun penggunaan
istilah masyarakat sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat
dianggap sebagai indikasi sebagai hakekat manusia yang senantiasa ingin hidup
bersama dengan orang lain. Istilah masyarakat juga tak luput dari nilai-nilai,
norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan dan lain sebagainya. Oleh karena
itu, maka pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan
kepribadian.
Durkheim membedakan antara masyarakat dengan struktur segmental
dengan yang mempunyai struktur organik. Yang pertama adalah masyarakat
yang terdiri dari bagian-bagian yang hampir merupakan replika dari masing-
masing. Yang kedua merupakan masyarakat yang mempunyai diferensiasi yang
kompleks, dimana terjadi hubungan organis antara bagian-bagian dari
masyarakat tersebut.
Istilah kemasyarakatan sering dikaitkan dengan aspek-aspek kelembagaan
masyarakat modern, seperti pemerintah, hukum dan struktur sosial. Di dalam
antropologi sosial, konsep struktur sosial sering kali dipergunakan sebagai sinonim
dari organisasi sosial, dan terutama dipergunakan dalam analisa terhadapmasalah
kekerabatan, lembaga politik dan lembaga hukum dari masyarakat sederhana.
Organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-
hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial
yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang
memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara
organisatoris.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Apakah pengertian dari struktur sosial?
b. Apa saja ciri, unsur, fungsi, elemen dasar, dan faktor faktor
Pembentuk Ketidaksamaan Sosial dari struktur sosial?
c. Bagaiman struktur social di desa Gunung rajak

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari struktur sosial.
2. Untuk mengetahui apa saja ciri, unsur, fungsi, elemen dasar, dan faktor
faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial dari struktur social.
3. Untuk mengetahui struktur social yang ada di desa Gunung Rajak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Sosial

Di sekolahmu terdapat OSIS bukan? Dalam kepengurusan OSIS, kamu dapat


menjumpai ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta seksi-seksi. Kepengurusan
OSIS itu merupakan salah satu bentuk sederhana adanya struktur sosial di dalam
masyarakat. Berdasarkan contoh tersebut, dapatkah kamu mendeskripsikan apakah
struktur sosial itu? Struktur selalu merujuk pada unsur-unsur yang bersifat kurang
lebih tetap atau mantap. Kalau kita umpamakan dengan sebuah bangunan rumah,
maka dindingdinding rumah itu merupakan strukturnya. Dalam pengertian ini,
struktur sosial diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Istilah struktur juga dapat diterapkan pada interaksi sosial. Jadi,
struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang pokok. Struktur
social mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya.
Struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap dan
mantap, yang terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan pembagian kerja,
serta dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai sosial budaya.
Setiap manusia terkait dengan struktur masyarakat di mana ia menjadi anggotanya.
Artinya, setiap orang termasuk ke dalam satu atau lebih kelompok, kebudayaan,
lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang yang terdapat di dalam
masyarakat. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai beragam kebutuhan yang
terdiri dari kebutuhan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan lain-lain, serta pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan itu pun juga beragam. Untuk memenuhinya, manusia
memerlukan interaksi sosial dengan pihak lain atau lembaga yang menyediakannya.
Interaksi sosial merupakan salah satu wujud dari sifat manusia yang hidup
bermasyarakat. Sebagai anggota masyarakat, manusia tertata dalam struktur sosial
atau jaringan unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat. Unsur-unsur itu
mencakup kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan,
dan wewenang. Kemudian, unsurunsur tadi berhubungan dengan berbagai segi
kehidupan, seperti ekonomi, politik, hukum, sosial dan lain-lain, serta saling
memengaruhi. Misalnya, segi ekonomi selalu berhubungan dengan politik, segi
politik selalu berhubungan dengan hukum, dan seterusnya.

Untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu struktur sosial, mari kita pelajari
bersama pengertian struktur social menurut pendapat para ahli berikut ini.
a. George C. Homan
Mengaitkan struktur sosial dengan perilaku elementer (mendasar) dalam kehidupan
sehari- hari.
b. Talcott Parsons
Berpendapat bahwa struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia.
c. Coleman
Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia.
d. Kornblum
Menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan kelompok, yaitu
pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan
antarkelompok dalam masyarakat.
e. Soerjono Soekanto
Melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi
sosial dan antara peranan-peranan.
f. Abdul Syani
Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur
sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi
sosial, kekuasaan, dan wewenang.
g. Gerhard Lenski
Mengatakan bahwa struktur sosial masyarakat diarahkan oleh kecenderungan panjang
yang menandai sejarah.
B. Unsur-Unsur Struktur Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu masyarakat yang
tertata dalam suatu struktur yang cenderung bersifat tetap. Tatanan sosial dalam
kehidupan masyarakat itu diharapkan dapat berfungsi dengan baik, sehingga akan
tercipta suatu keteraturan, ketertiban, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.
Untuk mewujudkannya diperlukan adanya unsur- unsur tertentu.
Menurut Charles P. Loomis, struktur social tersusun atas sepuluh unsur penting
berikut ini.
a. Adanya pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota masyarakat
yang berfungsi sebagai alat analisis dari anggota masyarakat.
b. Adanya perasaan solidaritas dari anggota-anggota masyarakat
c. Adanya tujuan dan cita-cita yang sama dari warga masyarakat.

d. Adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan
pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.
e. Adanya kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan atau
perilaku warga masyarakat.
f. Adanya kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat yang
memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut.
g. Adanya tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan
anggota masyarakat.
h. Adanya sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem sosial,
sehingga norma tetap terpelihara.
i. Adanya sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial dan
lembaga.
j. Adanya sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya
perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.
C. Fungsi Struktur Sosial

Dalam sebuah struktur sosial, umumnya terdapat perilakuperilaku sosial yang


cenderung tetap dan teratur, sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap
perilaku-perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok cenderung
menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya. Seperti
dikatakan di atas, bahwa struktur social merujuk pada suatu pola yang teratur dalam
interaksi sosial, maka fungsi pokok dari struktur sosial adalah menciptakan sebuah
keteraturan sosial yang ingin dicapai oleh suatu kelompok masyarakat.
Sementara itu, Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat
berfungsi sebagai berikut.
a. Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinankemungkinan pelanggaran
terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Misalnya
pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan,
lembaga agama, dan lain-lain.
b. Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena
struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses
tersebut, individu atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran
tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok ataumasyarakatnya. Individu
mengetahui dan memahami perbuatan apa yang dianjurkan oleh kelompoknya dan
perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.

D. Ciri-Ciri Struktur Sosial

Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan


sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti
bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam
pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang
cenderung individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian.
Begitupun juga dalam struktur sosial.
Abdul Syani menyebutkan bahwa ada beberapa cirri struktur sosial, di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan social yang dapat memberikan
bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang
kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris.

b. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial di antara individu-individu pada


saat tertentu. Artinya segala Bentuk pola interaksi sosial dalam masyarakat telah
tercakup dalam suatu struktur sosial.
c. Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat. Artinya semua karya,
cipta, dan rasa manusia sebagai anggota masyarakat merupakan aspek dari
struktur sosial. Misalnya komputer, alat-alat pertanian modern, mobil, pesawat,
kesenian, ilmu pengetahuan, dan lain- lain.
d. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis, sehingga dapat
dilihat sebagai kerangka tatanan dari berbagai bagian tubuh yang membentuk
struktur. Misalnya dalam sebuah organisasi terdapat ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang kesemuanya membentuk suatu
struktur.
e. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat
yang mengandung dua pengertian, yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam
proses perubahan dan perkembangan.
2) Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap
perhentian, di mana terjadi stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang
berkesinambungan sebelum kemudian terancam oleh proses ketidakpuasan
dalam tubuh masyarakat.

E. Elemen Dasar Struktur Sosial

Pada dasarnya, struktur sosial memiliki empat komponen atau elemen dasar,
yaitu status sosial, peranan, kelompok, dan institusi.
a. Status Sosial
Masyarakat terdiri dari individu-individu di mana antara satu dengan yang
lainnya saling berhubungan secara timbal balik dalam rangka memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Dalam melakukan hubungan timbal balik itu, status atau kedudukan
seseorang memegang peranan yang sangat penting sehubungan dengan tindakan yang
harus dilakukannya. Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, serta hak dan kewajiban- kewajibannya. Selain itu dapat
juga diartikan sebagai tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Menurut Talcott
Parsons, ada lima kriteria untuk menentukan status sosial seseorang dalam
masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan atau kekayaan, dan
otoritas atau kekuasaan.
1. Kelahiran
Kelahiran menentukan status sosial seseorang dalam masyarakat. Orang yang
dilahirkan dalam keluarga kaya seperti pengusaha atau bangsawan, maka secara
otomatis akan menempati status yang tinggi dalam masyarakat. Sebaliknya, orang
yang dilahirkan dalam keluarga tidak mampu atau miskin, maka akan menempati
status yang rendah.
2. Mutu Pribadi
Mutu pribadi berhubungan dengan kualitas yang dimiliki oleh seseorang. Pada
hakikatnya hal itu berkaitan atau disesuaikan dengan norma-norma atau
kebiasaankebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Orang akan menduduki
status sosial yang tinggi apabila memiliki kriteria di antaranya adalah jujur,
cerdas, pandai, bijaksana, rendah hati, taat pada perintah agama, dan lainlain.
Sedangkan orang yang menempati status social rendah adalah orang-orang yang
memiliki kriteria, di antaranya suka berbohong, suka mencuri, sering atau pernah
melakukan tindak kejahatan, dan lain-lain.
3. Prestasi
Orang yang bisa mencapai atau memeroleh sesuatu yang paling baik yang
diharapkan oleh banyak orang setelah melakukan usaha-usaha tertentu biasanya
disebut orang yang berprestasi. Misalnya seorang siswa yang berhasil mencapai
juara umum di sekolahnya. Prestasi yang dimiliki oleh seseorang menentukan
kedudukan atau statusnya di masyarakat. Orang yang berprestasi baik akan
menempatkan seseorang pada kedudukan atau status yang tinggi, sedangkan orang
yang tidak berprestasi akan menduduki status yang rendah dalam masyarakat.
4. Pemilikan atau Kekayaan
Pemilikan atau kekayaan menunjukkan banyaknya materi yang dimiliki oleh
seseorang. Orang yang memiliki cukup banyak materi atau disebut sebagai orang
kaya akan menduduki status yang tinggi dalam masyarakat. Sebaliknya orang
yang hanya sedikit memiliki kekayaan materi bahkan tidak memiliki sedikitpun
akan menempati status yang rendah, bahkan keberadaanya tidak diakui dalam
masyarakat.
5. Otoritas atau Kekuasaan
Kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat berhubungan dengan besarnya
pengaruh orang tersebut terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang yang
memiliki kekuasaan umumnya akan disegani, dihormati, serta apa yang dikatakan
atau dilakukannya cenderung diikut oleh orang lain. Dalam masyarakat, orang
yang mempunyai kekuasaan, seperti kepala desa menempati kedudukan atau
status yang tinggi, sedangkan orang yang tidak mempunyai kekuasaan, seperti
buruh tani akan menempati status atau kedudukan yang rendah.

b. Peranan Sosial
Setiap anggota masyarakat memiliki peranan masing-masing sesuai status atau
kedudukan sosialnya di masyarakat. Peranan menunjukkan hak dan kewajiban-
kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan status yang
dimilikinya. Apabila seseorang telah melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan
statusnya di masyarakat, dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah menjalankan
suatu peranan. Sebagaimana halnya dalam status sosial, setiap orang juga mempunyai
bermacam-macam peranan yang berasal dari pola- pola pergaulan hidupnya.
Mengingat peranan berasal dari pola pergaulan hidupnya di masyarakat, maka
peranan menentukan apa yang akan diperbuatnya dan kesempatan apa yang diberikan
oleh masyarakat yang ada di sekitarnya terhadap dirinya. Dengan demikian peranan
mempunyai fungsi yang sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam
masyarakat yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
c. Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang atau individu yang memiliki norma-norma,
nilai-nilai dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
Kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah struktur sosial
kemasyarakatan karena sebagian besar interaksi social berlangsung dalam kelompok
dan dipengaruhi juga oleh unsur-unsur yang melekat dan dimiliki oleh kelompok di
mana interaksi sosial ini berlangsung.Sementara itu, Anis da Rato mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah sejumlah orang, di mana satu sama
lain terjalin hubungan, dan jalinan tersebut membentuk suatu struktur. Misalnya
kelompok pengajian, karang taruna, dan berbagai perkumpulan yang ada di
masyarakat.

d. Institusi
Aspek yang paling mendasar dalam sebuah struktur social adalah institusi.
Institusi merupakan pola terorganisir dari kepercayaan dan tindakan yang dipusatkan
pada kebutuhan dasar sosial. Tujuan dibentuknya institusi adalah untuk memenuhi
suatu kebutuhan tertentu dalam masyarakat. Misalnya dibentuknya institusi
pendidikan (sekolah) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan,
dibentuknya rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan
kesehatan, dan lain-lain melalui insitusi ini dapat dilihat adanya struktur dalam
masyarakat.

F. Faktor-Faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial


Dalam kehidupan bermasyarakat, perbedaan atau ketidaksamaan antaranggota
atau antarwarga masyarakat merupakan hal yang sangat lazim terjadi. Justru dengan
adanya perbedaan inilah sebuah dinamika masyarakat akan dapat terbentuk, karena
dengan keadaan masyarakat yang plural akan lebih membuat kehidupan masyarakat
lebih bersifat akomodatif dan toleransi. Beberapa hal yang memengaruhi atau
membentuk ketidaksamaan sosial antara lain sebagai berikut.
a. Tingkat heterogenitas masyarakat yang sangat tinggi, baik ditinjau dari sistem
adat, kepercayaan atau religi, maupun secara ekonomi.
b. Adanya pola kebudayaan yang berbeda-beda pada masingmasing masyarakat,
wilayah, atau daerah.
c. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai pedoman dan
pegangan bagi anggota masyarakat dalam berperilaku berbeda-beda.
d. Adanya kedudukan dan peranan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh tiap-tiap
anggota masyarakat.
e. Perbedaan struktur kehidupan masyarakat yang berlainan antarwilayah atau
daerah.
f. Perbedaan hak dan kewajiban sebagai pengaruh dari perbedaan kedudukan
dan peranan anggota masyarakat.
g. Perbedaan kepentingan atau tujuan hidup antarwarga masyarakat.
h. Tingkat pengetahuan dan keyakinan yang berbeda dalam masyarakat, sehingga
muncul kelompok-kelompok social yang mewadahi mereka.

Faktor-faktor di atas sangat nyata dan konkret dalam kehidupan masyarakat.


Apabila faktor- faktor tersebut dipandang secara ekstrem, tentunya konflik atau
pertentanganlah yang akan justru terjadi dalam masyarakat. Namun apabila
dipandang lebih akomodatif, maka perbedaan-perbedaan itu menjadi hal-hal yang
justru akan mendorong terwujudnya dinamika sosial kemasyarakatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai