Analisa Jurnal KDP Apendiksitis
Analisa Jurnal KDP Apendiksitis
Analisa Jurnal KDP Apendiksitis
Disusun Oleh:
Kelompok I
Dosen Pembimbing :
Ns. Destria Efni, Sk.Kep,MM
NIDN. 1031128501
A. PENDAHULUAN
penderita mencari pertolongan secara medis. Salah satu penyebab kasus rawat inap di
Amerika Serikat salah satunya yaitu apendisitis. Insiden terjadi pada apendisitis akut
di negara maju lebih tinggi dibandingan dengan negara berkembang. Insiden ini
menurun sekitar 25 tahun terakhir namun pada negara berkembang justru semakin
meningkat hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan ekonomi dan pola hidup
menunjukan bahwa insiden apendistis pada tahun 2014 mencapai 8 % dari populasi
penduduk dunia. Data yang dirilis kementrian kesehatan RI pada tahun 2013 jumlah
penderita apendisitis di Indonesia sebesar 591.819 orang dan meningkat pada tahun
2013 sebesar 604.438 orang. Kelompok usia antara 10-30 tahun dimana insiden laki-
perkembangan teknologi yang semakin maju dalam hal pembedahan kususnya pada
prosedur tindakan bedah yang mengalami kemajuan pesat. Setiap pembedahan selalu
berhubungan dengan adanya insisi ataupun sayatan hal ini merupakan trauma pada
penderita yang dapat menyebabkan berbagai keluhan dan gejala dimana salah satu
Sesuai dengan realita yang terjadi bahwa hal ini banyak ditemukan dilapangan
mengeluh nyeri nyeri merupakan suatu keluhan yang sering terjadi ataupun dialami
oleh penderita post operasi adalah nyeri akut yang diakibatkan oleh luka insisi post
operasi (Potter&Perry, 2009). Penanganan nyeri biasanya hanya diberikan pengobatan
padahal salah satu penanganan perawat yang perlu diperhatikan yaitu pemberian
Terapi non farmakologi belum banyak diterapkan oleh perawat dirumah sakit
mengatasi masalah nyeri post operasi bedah baik secara mandiri maupun
berkolaborasi dalam pemberian obat sehingga dapat mengatasi masalah nyeri salah
satunya dengan menggunakan terapi non farmakologi yaitu slow deep breathing.
Slow deep breathing merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan yang dalam
hal ini perawat mengajarkan pasien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
secara perlahan, selain dapat menurunkan intesitas nyeri tehnik napas dalam dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan yang dapat menghambat
stimulus nyeri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dialakukan (Kusumawati. 2010).
B. SKENARIO
pada tanggal 09 Mei 2021 pada pukul 09.00 wib bersama keluarga dengan keluhan
utama nyeri tekan perut kanan bawah yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
Apendisitis. Pada tanggal 10 Mei 2021 dilakukan operasi appendiktomi pada pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada tanggal 10 Mei 2021 di ruang
bedah didapatkan data-data: Pasien post operasi, tampak luka post operasi yang
tertutup verban di abdomen kanan bawah. Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka
operasi, nyeri bertambah jika dibawa bergerak dan berkurang jika di bawa berbaring
diam, skala nyeri 8, intensitas nyeri terus menerus. Pasien tampak meringis menahan
bergerak. TD:110/80 mmhg, N 102 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36,9 0C. Dengan
pengobatan di ruang Inap Bedah yaitu ceftriaxon 1gr/12 jam, ketorolac 1 Amp/8 jam,
C. RUMUSAN
P I C O
Nyeri Melakukan slow deep Melakukan Terapi Menurunkan
breathing relaksasi genggam jari intensitas nyeri
Key word : Nyeri, slow deep breathing, Terapi relaksasi genggam jari.
- Ike Nurjana Tamrin¹,* , Elsye Maria Rosa2, Dianita Subagyo3. Jurnal Health of
- Asni Hasaini. Dinamika Kesehatan jurnal kebidanan dan keperawatan | Vol. 10,
F. DISKUSI
Tehnik relaksasi slow deep breathing ini tidak memerlukan peralatan atau
perlengakapan pendukung lainnya, tehnik ini sangat mudah dan bisa dilakukan dimana
saja, tehnik ini sangat bagus diterapkan oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan, yang bisa kita ajarkan kepada pasien, dan sangat mungkin untuk dilakukan
di semua ruangan. Adapun langkah-langkah teknik slow deep breathing (University of
Pitsburgh Medical Center 2003 dalam Tarwoto, 2011) :
1. Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi
2. Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan lainnya
berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat
bernafas
3. Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan
4. Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 3 detik sampai dada
dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik
nafas
5. Tahan nafas selama 3 detik
6. Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik
7. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2
menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas, tahan dan hembuskan).
Teknik relaksasi slow deep breathing ini tidak hanya bisa mengurangi nyeri, banyak
manfaat yang di dapat dari teknik non farmakologi relaksasi slow deep breathing ini,
seperti yang diungkapkan Smeltzer & Bare dalam Untari (2014), Teknik relaksasi slow
deep breathing merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Adapun langkah-langkah terapi genggam jari menurut Wong (2011) sebagai berikut
:
.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelusuran jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa terapi slow
deep breathing sangat efektif untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi
dibandingkan denga therapy genggam jari, karena berdasarkan jurnal Ike Nurjana
Tamrin, dkk (2019), SDB sudah diteliti dengan menggunakan sampel penelitian 30 orang
dan skala nyeri yang di teliti adalah sedang dan berat, sementara untuk therapy genggam
jari berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asni Hasaini (2019) baru diteliti pada 15
menerapkan therapy SDB pada kasus nyeri post operasi, disamping pasien mudah untuk
memahami langkah-langkahnya terapi ini juga mudah untuk dilakukan dan tidak
memerlukan alat serta biaya. Terapi ini juga dapat di aplikasikan baik di tingkat klinik,
puskesmas maupun rumah sakit. Pasien juga dapat melakukannya saat di rumah.
H. DAFTAR PUSTAKA
Eylin. (2015). Karakteristik Pasien dan Histologi Diagnosis Pada Kasus apendisitis
Berdasarkan Data Registrasi di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2003-2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Kisner, C & Colby, L.A. (2009). Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques 5th
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Pebri Syahriani (2020). Penerapan teknik relaksasi genggam jari untuk penurunan nyeri
pada post section ceasarea di puskesmas bungo 1 (Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang).