Analisa Jurnal KDP Apendiksitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL

PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP NYERI PADA


PASIEN POST OP APENDIKTOMI

Disusun Oleh:
Kelompok I

Fifi Sri Nofa


NIM.200403246
Rusman Pardamean
NIM.200403290
Nurhayati
NIM.200403333
Teguh Saputra Surbakti
NIM.200403334
Suheryono
NIM.200403339
Pesona Lestari
NIM.200403291
Junita Krista
NIM. 200403341

Dosen Pembimbing :
Ns. Destria Efni, Sk.Kep,MM
NIDN. 1031128501

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH
PEKAN BARU
T.A. 2021/2022
ANALISA JURNAL PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP NYERI
PADA PASIEN POST OP APENDISITIS

A. PENDAHULUAN

Sistem gastrointestinal merupakan suatu penyakit yang sebagian besar

penderita mencari pertolongan secara medis. Salah satu penyebab kasus rawat inap di

Amerika Serikat salah satunya yaitu apendisitis. Insiden terjadi pada apendisitis akut

di negara maju lebih tinggi dibandingan dengan negara berkembang. Insiden ini

menurun sekitar 25 tahun terakhir namun pada negara berkembang justru semakin

meningkat hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan ekonomi dan pola hidup

seseorang (Lowrence, 2010). Menurut World Health Organization (WHO)

menunjukan bahwa insiden apendistis pada tahun 2014 mencapai 8 % dari populasi

penduduk dunia. Data yang dirilis kementrian kesehatan RI pada tahun 2013 jumlah

penderita apendisitis di Indonesia sebesar 591.819 orang dan meningkat pada tahun

2013 sebesar 604.438 orang. Kelompok usia antara 10-30 tahun dimana insiden laki-

laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan (Eylin, 2015).

Kasus apendisitis paling banyak dilakukan pembedahan (operasi) dengan

perkembangan teknologi yang semakin maju dalam hal pembedahan kususnya pada

prosedur tindakan bedah yang mengalami kemajuan pesat. Setiap pembedahan selalu

berhubungan dengan adanya insisi ataupun sayatan hal ini merupakan trauma pada

penderita yang dapat menyebabkan berbagai keluhan dan gejala dimana salah satu

dikeluhakan oleh berbagai penderita yang merasakan adanya nyeri.

Sesuai dengan realita yang terjadi bahwa hal ini banyak ditemukan dilapangan

bahwa pasien yang mengalami nyeri akibat proses pembedahan sebanyak 80 %

mengeluh nyeri nyeri merupakan suatu keluhan yang sering terjadi ataupun dialami

oleh penderita post operasi adalah nyeri akut yang diakibatkan oleh luka insisi post
operasi (Potter&Perry, 2009). Penanganan nyeri biasanya hanya diberikan pengobatan

saja sedangkan pemberian non farmakologi tidak diperhatikan dalam keperawatan

padahal salah satu penanganan perawat yang perlu diperhatikan yaitu pemberian

terapi non farmakologis (Long, B, C, 2008).

Terapi non farmakologi belum banyak diterapkan oleh perawat dirumah sakit

padahal perawat banyak mendapat kesempatan dibandingkan oleh tenaga kesehatan

dalam penangnan nyeri. Perawat dengan mengunakan pengetahuannya dapat

mengatasi masalah nyeri post operasi bedah baik secara mandiri maupun

berkolaborasi dalam pemberian obat sehingga dapat mengatasi masalah nyeri salah

satunya dengan menggunakan terapi non farmakologi yaitu slow deep breathing.

Slow deep breathing merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan yang dalam

hal ini perawat mengajarkan pasien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas

lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas

secara perlahan, selain dapat menurunkan intesitas nyeri tehnik napas dalam dapat

meningkatkan ventilisasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Selain itu

mempengaruhi pasien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat

mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan yang dapat menghambat

stimulus nyeri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dialakukan (Kusumawati. 2010).

B. SKENARIO

Seorang laki-lakki inisial Tn. Z berumur 25 th datang ke IGD RS Awal Bros

pada tanggal 09 Mei 2021 pada pukul 09.00 wib bersama keluarga dengan keluhan

utama nyeri tekan perut kanan bawah yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter maka didapatkan diagnosa pasien adalah

Apendisitis. Pada tanggal 10 Mei 2021 dilakukan operasi appendiktomi pada pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada tanggal 10 Mei 2021 di ruang
bedah didapatkan data-data: Pasien post operasi, tampak luka post operasi yang

tertutup verban di abdomen kanan bawah. Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka

operasi, nyeri bertambah jika dibawa bergerak dan berkurang jika di bawa berbaring

diam, skala nyeri 8, intensitas nyeri terus menerus. Pasien tampak meringis menahan

nyeri. Kesadaran composmentis, akral dingin, pasien tampak berhati-hati dalam

bergerak. TD:110/80 mmhg, N 102 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36,9 0C. Dengan

pengobatan di ruang Inap Bedah yaitu ceftriaxon 1gr/12 jam, ketorolac 1 Amp/8 jam,

esone 1 Amp/12 jam, RL 20 tetes/i. Hasil pemeriksaan labor: Hemoglobin:11,7gr/dl,

Hematokrit:33%, Leukosit:12.900 ribu /mmk.

C. RUMUSAN

P I C O
Nyeri Melakukan slow deep Melakukan Terapi Menurunkan
breathing relaksasi genggam jari intensitas nyeri

Rumusan masalah “Apakah slow deep breathing efektif mengurangi nyeri


dibandingkan dengan Terapi ralaksasi genggam jari?”

Key word : Nyeri, slow deep breathing, Terapi relaksasi genggam jari.

D. METODE PENELUSURAN BUKTI

- Ike Nurjana Tamrin¹,* , Elsye Maria Rosa2, Dianita Subagyo3. Jurnal Health of

Studies ISSN 2549-3353 Vol 3, No. 1, Maret 2019, pp. 37-43

- Asni Hasaini. Dinamika Kesehatan jurnal kebidanan dan keperawatan | Vol. 10,

No. 1, Juli 2019.


E. HASIL PENELUSURAN / TELAAH JURNAL

N JURNAL VALIDITY IMPORTANCE APPLICABILITY


O (RESULT) (CONCLUSION)
1 Ike Nurjana Desain quasy- Hasil penelitian Hasil penelitian
Tamrin¹,* , experiment dengan tipe menunjukkan rata rata diperoleh p value
Elsye Maria pre-post test tanpa nyeri 8,30 dengan =0,001< α 0,05
Rosa2, desain control group. standar deviasi 0,877. sehingga Ho
Sampel 30 responden Nyeri pada pre ditolak dengan H1
Dianita
dengan acidental intervensi antara 7 diterima,artinya
Subagyo3. sampling. Data sampai 10 yang ada pengaruh terapi
Jurnal dianalisis menggunakan tergolong nyeri sedang low Deep
Health of uji wilcoxon. intervensi dan berat. Dan pada Breathing (SDB)
Studies sebanyak 6 kali post intervensi nilai untuk menurunkan
ISSN 2549- perlakuan. Satu rata rata nyeri 3,13 tingkat nyeri pasien
3353 Vol 3, perlakuan selama 15 dengan standar deviasi post operasi.
No. 1, Maret menit dengan kategori 0,681 dimana nyeri
2019, pp. 37- nyeri pre intervensi dengan post intervensi
43 antara 7 sampai 10 yang yaitu antara 2-4 yang
tergolong nyeri sedang tergolong nyeri ringan
dan berat.

2 Asni Desain penelitian yang Hasil penelitian Hasil penelitian


Hasaini. digunakan adalah menunjukkan rerata diperoleh
Dinamika eksperimental dengan nyeri Sebelum p value = 0,000
Kesehatan rancangan one-group dilakukan relaksasi <0,05),yang berarti
pre-post test design. genggam jari terhadap Ha diterima,yang
Jurnal
tehnik simple random penurunan tingkat artinya ada efek
Kebidanan sampling. Subjek yang nyeri post op pemberian teknik
dan terlibat sebanyak 15 appendiktomy, relaksasi genggam
Keperawatan pasien post op di ruang dikategorikan nyeri jari terhadap
| Vol 10, No. bedah RSUD Ratu sedang dengan rerata penurunan nyeri
1,Juli2019 Zalecha Martapura 4. pada pasien post op
Tahun 2019, Instrumen Sesudah dilakukan appendiktomy
yang digunakan adalah relaksasi genggam jari
lembar observasi dan di terhadap penurunan
analisi bivariate dengan tingkat nyeri post op
Wilcoxon. Dilakukan appendiktomy,
sekitar 30-40 menit. dikategorikan nyeri
Kategori nyeri ringan ringan dengan rerata
dan sedang 1.73.
Ada efek dari
pemberian teknik
relaksasi genggam jari
terhadap penurunan
nyeri pada pasien post
op appendiktomy.

F. DISKUSI

Berdasarkan analisis jurnal yang dilakukan, therapy non farmakologi sangat


membantu dalam mengurangi nyeri untuk pasien post op appendiksitis, di samping terapi
farmakologi salah satunya terapi slow deep breathing. Hasil penelitian Luthfiana
rahmawati (2018), menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terapi relaksasi slow deep
breathing sangat membantu dalam mengurangi nyeri untuk pasien post op appendiktomi.
Kerja dari terapi ini mampu menurunkan nyeri pada pasien post op operasi, hal ini terjadi
karena relative kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operasi juga
meningkatkan hormone adrenalin dan hormone kortison, kadar PaCO2 akan meningkat
dan menurunkan PH, sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah sehingga
bisa mengatasi kecemasan,menurunkan ketegangan otot dan tulang, serta mengurangi
nyeri.

Tehnik relaksasi slow deep breathing ini tidak memerlukan peralatan atau
perlengakapan pendukung lainnya, tehnik ini sangat mudah dan bisa dilakukan dimana
saja, tehnik ini sangat bagus diterapkan oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan, yang bisa kita ajarkan kepada pasien, dan sangat mungkin untuk dilakukan
di semua ruangan. Adapun langkah-langkah teknik slow deep breathing (University of
Pitsburgh Medical Center 2003 dalam Tarwoto, 2011) :
1. Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi
2. Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan lainnya
berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat
bernafas
3. Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan
4. Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 3 detik sampai dada
dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik
nafas
5. Tahan nafas selama 3 detik
6. Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik
7. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2
menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas, tahan dan hembuskan).

Teknik relaksasi slow deep breathing ini tidak hanya bisa mengurangi nyeri, banyak
manfaat yang di dapat dari teknik non farmakologi relaksasi slow deep breathing ini,
seperti yang diungkapkan Smeltzer & Bare dalam Untari (2014), Teknik relaksasi slow
deep breathing merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Adapun langkah-langkah terapi genggam jari menurut Wong (2011) sebagai berikut
:

1. Persiapkan pasien dalam posisi yang nyaman,yaitu duduk atau berbaring


2. Genggamlah jari ibu dengan telapak tangan selama 3 menit,lalu bergantian ke jari
yang lain.
3. Minta pasien untuk tutup mata, focus,Tarik nafas perlahan dari hidung, hembuskan
perlahan dengan mulut secara teratur, lakukan secara berkali-kali (dilakukan selama
10 menit )
4. Katakana, semakin rileks, semakin rileks, semakin rileks, dan seterusnya hingga
benar-benar rileks
5. Apabila sudah rileks, lakukan pengucapan kalimat positif yang diinginkan seperti
“saya ingin nyeri ini hilang”
6. Gunakan perintah sebaliknya untuk menormalkan pikiran bawah sadar, contohnya
“saya akan terbangun dengan keadaan yang lebih baik”
7. Lepas genggaman jari dan usahakan rileks.

.
G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelusuran jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa terapi slow

deep breathing sangat efektif untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi

dibandingkan denga therapy genggam jari, karena berdasarkan jurnal Ike Nurjana

Tamrin, dkk (2019), SDB sudah diteliti dengan menggunakan sampel penelitian 30 orang

dan skala nyeri yang di teliti adalah sedang dan berat, sementara untuk therapy genggam

jari berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asni Hasaini (2019) baru diteliti pada 15

orang sample dengan kategori nyeri ringan dan sedang.

Jadi berdasarkan kedua jurnal tersebut maka kelompok menyimpulkan dapat

menerapkan therapy SDB pada kasus nyeri post operasi, disamping pasien mudah untuk

memahami langkah-langkahnya terapi ini juga mudah untuk dilakukan dan tidak

memerlukan alat serta biaya. Terapi ini juga dapat di aplikasikan baik di tingkat klinik,

puskesmas maupun rumah sakit. Pasien juga dapat melakukannya saat di rumah.

H. DAFTAR PUSTAKA

Ayudianningsih. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan


Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur di Rumah Sakit
Karima Utama Surakarta. Surakarta : UMS.

Eylin. (2015). Karakteristik Pasien dan Histologi Diagnosis Pada Kasus apendisitis
Berdasarkan Data Registrasi di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2003-2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Kisner, C & Colby, L.A. (2009). Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques 5th
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Pebri Syahriani (2020). Penerapan teknik relaksasi genggam jari untuk penurunan nyeri
pada post section ceasarea di puskesmas bungo 1 (Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang).

Anda mungkin juga menyukai