MAKALAH BHS INDONESIA KLP 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENATAAN DAN PERLUASAN KALIMAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
1. JUWANDA (602022021051)
2. MUH. ALIF (602022021055)
3. MUHAMMAD AFDAL ( 602022021047)
4. PUTRI ANNISA RUDINI ( 602022021043)
5. AFIYAH AZHARY RAMDHANI
( 602022021063)
6. NURUL AZIZAH ( 602022021035)
7. NUR CAPIKAH ( 602022021059)
8. NURDIANTI RAMDANI ( 602022021039)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


IAIN BONE

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya sehingga kamim dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan
akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang sulit bagi kami.

Terlepas dari hal tersebut diatas, tentu saja makalah ini belum
mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar kami kedepannya dapat membuat makalah yang
bisa mendekati kesempurnaan.

Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna


bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi
inspirasi bagi pembacanya.

Watampone, 22 Oktober 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 3

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 3

C. TUJUAN ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

A. PENGERTIAN .................................................................................... 4

1. PENATAAN KALIMAT .....................................................................4

2. PERLUASAN KALIMAT ................................................................... 4

B. POLA-POLA KALIMAT ........................................................................5

C. CONTOH-CONTOH PENATAAN KALIMAT ..........................................7

D. CONTOH-CONTOH PERLUASAN KALIMAT ........................................10

BAB III PENUTUP ................................................................................................12

A. KESIMPULAN .....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Didalam kalimat itu
sendiri terdapat penataan dan perluasan kalimat. Penting untuk kita pelajari
seluk beluk mengenai penataan dan perluasan kalimat secara rinci,Karena
dalam kehidupan sehari-hari sering kita menemukan kesalahan dalam
penataan dan perluasan kalimat. Hal inilah yang kemudian menarik untuk
di bahas tentang bagaimana menata kalimat yang baik dan benar serta cara
perluasan suatu kalimat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penataan dan perluasan kalimat?
2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar?
3. Bagaimanakah contoh-contoh penataan kalimat?
4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penataan kalimat.
2. Untuk mengetahui struktur kalimat yang benar.
3. Untuk mengethui contoh-contoh penataan kalimat.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh perluasan kalimat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Penataan kalimat
Apabila ingin berbahasa dengan menyakinkan dan mudah
dipahami oleh lawan bicara, kalimat-kalimat yang dipergunakan
haruslah ditata secara efektif. Artinya, kalimat yang diigunakan itu
tepat mengenai sasarannya dan juga informasi yang disampaikan
tergambar lengkap dalam pikiran si penerima persis seperti yang
disampaikan atau yang dimaksudkan si penutur. Jadi penataan kalimat
bias juga diartikan sebagai kaidah penyusunan kata sehingga menjadi
kalimat yang baik dan benar mempunyai arti sekaligus memenuhi
persyaratan kaidah dan kebenaran.
2. Perluasan kalimat
Perluasan kalimat merupakan perubahan kalimat tunggal menjadi
lebih luas. Perluasan kalimat tunggal itu dapat dilakukan dengan
menambahkan unsur keterangan. Keterangan tersebut antara lain dapat
berupa keterangan cara, keterangan alat, keterangan kesertaan, dan
keterangan saling.
a. Keterangan adalah unsur kalimat yang menerangkan seluruh fungsi
yang ada dalam suatu kalimat.
b. Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara
terjadinya suatu peristiwa.
c. Keterangan alat adalah yang menyatkan ada atau tidak ada alat
yang dipakai untuk melakukan sesuatu. Keterangan alat ditandai
oleh frasa preposisi (kata depa ), yaitu kata dengan atau tanpa.
d. Keterangan kesertaan atau keterangan penyerta adalah yang
meyatakan ada atau tidak ada orang yang menyertai orang lain
dalam melakukan suatu perbuatan.
e. Keterangan saling atau kesalingan adalah yang menyatakan bahwa
suatu perbuatan dilakukan secara berganti ditandai oleh kata satu
sama lain atau saling.

5
B. Pola-pola kalimat
Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari
seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O).
jadi, pola kalimat yang sederhana yaitu pola S P. berikut penjelasan lebih
lanjut mengenai pola-pola kalimat.
1. Kalimat berpola S P
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, atau bilanagan.
Contoh:
Mereka sedang berenang
S P
2. Kalimat berapola S P O
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek predikat dan objek,
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba transitif, dan objek berupa berupa nomina atau frasa
nominal.
Contoh:
Mereka sedang menyusun karangan ilmiah
S P O
3. Kalimat berpola S P Pel
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa
nomina atau adjektiva.
Contoh :
Anaknya beternak ayam
S P Pel
4. Kalimat berpola S P O Pel
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh :
Dia mengirimi saya surat
S P O Pel

6
5. Kalimat berpola S P K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus
memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh :
Mereka berasal dari Surabaya
S P K
6. Kalimat berpola S P O K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal dan keterangan berupa frasa berprosisi.
Contoh :
Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari
S P O K
7. Kalimat berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe nomina atau adjectiva, keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh :
Ungu bermain musik diatas panggung
S P Pel. K
8. Kalimat berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitiv, objek berupa
nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau
frasa nominal, keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh :
Dia mengirimi Ibunya uang setiap bulan
S P O Pel. K

C. Contoh-contoh penataan kalimat


1. Kalimat kontaminasi
Istilah kontaminasi berasal aroi bahasa inggris contactmination
( pencamaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemakan dengan
“kerancuan”. Rancu adalah kacau dan kerancuan artinya kekacauan.

7
Kontaminasi dapat terjadi dalam tataran bentuk kata,susunan kata,dan
kalimat. Kekacauan terjadi karena dua pikiran yang masing-masing
berdiri sendiri (dan benar) dijadikan satu perserangkaian yang baru
yang tidak berpadanan. Oleh karena itu, bentukkan bahasa yang kacau
ini dapat dikembalikkan menjadi dua bentukkan yang benar.
- Contoh kontaminasi berbentukkan kata :
Mereka mengenyampingkan pendapat orang tuanya.
Mereka menyampingkan pendapat orang tuanya.
Mereka mengesampingkan pendapat orang tuanya.
(bentuk yang sama untuk memperlebarkan yang benar : memperlebar
dan melebarkan), dipertinggikan (dipertinggi dan ditinggikan).
- Contoh kontaminasi susuan kata :
Dia sering kali membolos
Dia sering membolos
Dia berkali kali membolos
(susunan kata yang sama untuk acapkali [acap dan berkali-kali],
berulang kali [berulang-ulang dan berkali-kali], dan lain sebagainya
[dan lain-lain sebagianya] ).
Contoh kontaminasi kalimat :
Di sekolah murid-murid dilarang tidak boleh merokok.
Di sekolah murid-murid dilarang merokok.
Di sekolah murid-murid tidak boleh merokok
2. Kalimat pleonastis
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat itu mengandung
kalimat sifat berlebih-lebihan. Setidaknya ada empat penyebab
terjadinya kalimat pleonastis,yaitu:
a. Dalam satu frase terdapat dua atau lebih ungkapan kata yang
bersinonim
b. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali.
c. kibatpembentukkan frase itu.
d. Kata penanda jamak diikuti bentuk jamak.
Contoh:
Demi untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (tidak baku)
Demi kekasihnya dia mau melakukan apa saja. (baku)
Untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (baku)
Para hadirin dimohon berdiri. (tidak baku)
Hadirin dimohon berdiri. (baku)

8
Para undangan dimohon berdiri. (baku)
Mereka menabung di bank BNI. (tidak baku)
Mereka menabung di BNI. (baku)
3. Kalimat ambigu
Ambiguitas berasal dari bahasa inggris yaitu ambiguity yang
berarti suatu kontruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti.
Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan. Ketaksaan dapat diartikan
atau ditafsirkan memiliki dari satu makna akan sebuah kontruksi
sintaksis. Tidak dapat dipungkiri keambiguan yang mengakibatkan
terjadinya lebih dari satu makna ini dapat terjadi saat pembicaraan
lisan ataupun dalam keadaan tertulis.
Saat pembicaraan lisan mungkin dapat diantisipasi dengan pengecapan
yang agak perlahan, sedangkan untuk yang tertulis apabila kurang
sedikit saja tanda baca maka kita akan menafsirkan suatu kalimat atau
kata menjadi berbeda dari makna yang diinginkan oleh penulis.
Contoh :
Mobil dekan yang baru itu sudah diganti.
Terhadap kalimat tersebut, bisa ditanyakan, apakah yang baru itu
mobil atau dekan. Apabila yang baru itu dekan, kalimat itu selayaknya
disusun menjadi mobil dekan-baru itu sudah diganti. Pada sisi lain,
jika yang baru adalah mobil, kalimat itu semestinya disusun menjadi
mobil-baru dekan itu sudah diganti.
Pada contoh-contoh berikut bagaimanakah anda menafsirkannya?
Rumah jutawan yang aneh itu akan dijual.
Istri kapten yang nakal itu mengalami kecelakaan.
Made bagus mencintai istrinya, saya juga.
Kucing makan tikus mati.
Mereka sangat menyekai lukisan Bung Karno.
4. Kalimat paralel
Kesejajaran suatu dalam kalimat, menempatkan ide atau gagasan
yang sama penting dan sama fungsinya kedalam sruktur atau bentuk
gramatis. Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat dinyatakan
frase (kelompok kata), maka gagasan lain yang sederajat harus
dinyatakan dengan frase benda. Demikian halnya sebuah gagasan
dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk
me-kan, di-kan) maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan

9
dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran (paralelisme) membantu
memberikan kejelasan kalimat secara keseruluhan.
Contoh:
“ penyakit aids adalah salah satu penyakit salah satu penyakit yang
paling mengerikan dan membahayakn, sebab pencegahan dan
pengobatannya tidak ada yang tahu”.
5. Kalimat tidak logis
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan sesuai kaidah yang berlaku. Kelogisan
berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk
menghubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
Dengan perkaan lain penalaran (reasoning) ialah proses mengambil
kesimpulan (conclicusion interference) dan bahan bukti atau petunjuk (
moelinono, 1988: 124/125).
Contoh:
Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir
di daerah tersebut.
Jika kita bertanya “ siapa yang mondar-mandir?”, tentu jawabannya
mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar. Kalimat itu
berasal dari dua pernyataan yaitu (1) mayat wanita di temukan di
kompleks itu dan (2) sebelum menjadi mayat, wanita itu sering
mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa
mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang tidak
logis.

D. Contoh-contoh perluasan kalimat


1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa.
Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal
setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Contoh
kalimat.
Dia sarapan dengan makanan seadanya.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat
majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara
membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat
letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya,

10
konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini juga telah
mengalami perluasaan karena telah memiliki dua kalimat atau lebih.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda,
sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat
kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis-jenis kalimat
majemuk.
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungannya (konjungsi), kalimat majemuk
setara terdiri dari lima macam, yaitu:
1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau;
2) Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan;
3) Penggabungan dengan konjungsi dan;
4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau
lantas;
5) Berlawanan dengan konjungsi sedangakan, tetapi atau
melainkan.

Contoh kalimat majemuk setara


Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya
b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis kalimat ini adalah kalimat yang mengandung satu kalimat


dasar yg merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat
dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti
itu.

Contoh :

Kasus pencurian yang membuat heboh seisi media social itu


ternyata dilakukan oleh seseorang remaja berusia 16 tahun.

c. Kalimat majemuk campuran

Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat


majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.

Contoh :

11
Karna tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, bobi mendapat
nilai jelek dan harus tidak naik kelas.

d. Kalimat majemuk rapatan

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan sebagian kalimat tunggal


yang sebab subjek, predikat atau objeknya sama, maka anggotanya
yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh :

Pekerjaannya hanya makan, tidur , dan merokok .

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpuan

Dengan adanya teori pembelajaran tentang penataan dan perluasan


kalimat. Kita dapat mengetahui bagaimana cara menata dan memperluas kalimat
yang baik dan benar, sehingga penggunaannya jika digunakan dalam sebuah
kalimat akan sesuai dengan unsur-unsur penataan dan perluasan kalimat.

Penataan kalimat yaitu kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat


yang baik dan benar yang mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kaidah
dan kebenaran. Perluasan kalimat merupakan perubahan kalimat tunggal menjadi
lebih luas. Perluasan kalimat tunggal itu dapat dilakukan dengan menambahkan
unsur keterangan. Keterangan tersebut antara lain dapat berupa keterangan cara,
keterangan alat, keterangan kesertaan, dan keterangan saling.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://bahtiaranwar.blogspot.com/2015/05/penataan-kalimat.html?m

https://id.scribd.com/doc/134359401/perluasan-kalimat

https://kumparan.com/berita-hari-ini/kalimat-majemuk-pengertian-jenis-
jenis-dan-contoh-1v6wYh9RUko

14

Anda mungkin juga menyukai