Makalah Pengantar Hukum Indonesia
Makalah Pengantar Hukum Indonesia
Makalah Pengantar Hukum Indonesia
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asas-asas
Hukum Adm di Indonesia” sebagai tugas dan di serahkan dengan tepat waktu.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari
dosen pengajar ataupun dari pihak - pihak lainnya yang turut serta membantu
terselesaikannya makalah ini. Saya menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini
dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, saya menanti kritik dan saran pembaca makalah ini untuk kemudian dapat saya
revisi dan saya tulis dengan benar di masa yang selanjutnya, sebab saya menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Akhir kata, saya berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf yang apabila dalam makalah ini
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTARV ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu asas-asas hukum Adm ?
2. Meliputi apa sajakh asas-asas hukum Adm itu ?
C. Tujuan
Untu menambah wawasan si pembaca tentang ‘’asas-asas hukum adm di
indonesia’’
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASAS-ASAS HUKUM
dasarnya manusia secara alami terikat oleh kaidah seperti norma kesusilaan,
4
norma kesopanan, dan norma adat sebagai aturan dalam kehidupannya. Akan
sehingga kesalahan itu bisa terulang lagi, maka disusunlah suatu hukum yang
5
25
ketentuan dalam peraturan hukum yang ada dan berlaku dalam masyarakat.
banyaknya orang.”
Dari prinsip tersebut dapatlah di ambil suatu kesimpulan bahwa hukum itu
dari asas hukum, karena asas hukum adalah landasan utama dalam
Rahardjo:
25
“Di tengah-tengah kehilangan suasana kehilangan totalitas
kehidupan dan totalitas jagat ketertiban, oleh karena tergusur
oleh jagat perundang-undangan kerinduan terhadap suasana
keutuhan tetap meyertai manusia yang dewasa ini sudah
berhukum dengan rezim perundang-undangan itu. Kehidupan
dan jagat dan jagat ketertiban yang utuh sudah tergusur oleh
jagat perundang-undangan.
pertimbangan tentang asas atau dasar dalam membentuk hukum supaya sesuai
dengan cita-cita dan kebutuhan hidup bersama. Dengan demikian asas hukum
adalah prinsip yang dianggap dasar atau fundamen hukum. karena itu bahwa
karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu
peraturan hukum.
Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak
hukum. Dalam bahasa Inggris, kata " asas " diformatkan sebagai " principle ",
26
asas hukum, demikian pula dalam putusan hakim, pelaksanaan hukum,
Milovanovic:16
pembenaran.”
yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum
27
4. Van der Velden, berpendapat asas hukum adalah tipe putusan yang
28
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan
konkrit yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang
umum dalam peraturan konkrit tersebut. Atau lebih ringkasnya, asas hukum
Stammler, harus dibedakan antara “ the concept of law” dengan the idea of
law yang menjabarkan bahwa the idea of law merupakan realisasi keadilan
Sering kali menuai anggapan bahwa asas dan norma itu merupakan
29
sepenuhnya benar, alasan tersebut terlihat dari beberapa perbedaan mendasar
2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan norma adalah penjabaran
norma adalah hukum konkrit itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa
prinsip legalitas, yaitu segala tindakan negara melalui, berdasarkan dan sesuai
pelaksanaan kekuasaan negara tidak menyimpang dari undang undang, hal itu
30
undang yang di buat oleh pemerintah dengan DPR, akan tetapi
produk perundang-undangan lainnya seperti peraturan
pemeritah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden, peraturan-peraturan pelaksanaan lainya
seperti perartuaran atau intruksi menteri, Gubernur atau kepala
daerah dan lain sebagainya.”
sebaliknya. Hukum sebagai perangkat kaidah sosial yang salah satu tugasnya
yang berlaku, yakni dasar-dasar atau petunjuk arah dalam hukum positif Suatu
asas hukum bukanlah suatu ketentuan hukum, asas bukanlah hukum namun
hukum tidak dapat dimengerti tanpa asas, asas adalah gejala yang mengarah
penentuan moral kita pada hukum, asas adalah hal-hal yang umum dengan
segala sesuatu yang relatif yang mendampinginya yang tidak lolos dari
pandangan tentang asas hukum itu tidak boleh dianggap sebagai norma-norma
hukum yang kongkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum
menjelaskan:
31
perlukan dalam kehidupan bermasiarakat karena ia dapat
mengadakan perhitungan tentang apa yang akan terjadi atau
apa yang bisa dia harapkan.”
yang praktis perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut dengan kata
lain, asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan
hukum positif, berkenaan dengan asas hukum, dimana fungsi asas hukum
dapat dilihat atas fungsi sebagaimana dijelaskan oleh Achmad Ali adalah:
Fungsi taat asas dari hukum itu adalah bagaimana konsistensi dapat
dianut asas pasif bagi hakim, artinya hakim hanya memeriksa dan
32
b. Fungsi Mengatasi Konflik
Fungsi ini merupakan fungsi penting dari asas hukum, Asas lex superior
derogat legi inferiori adalah asas yang mengatur bahwa peraturan hukum
yang lebih tinggi hirarkinya harus didahulukan dari pada peraturan hukum
Gubernur.
penentu kebijakan hukum, sebagai contoh untuk ini adanya asas tidak ada
untuk mewakilkan, sebagai salah satu bentuk rekayasa sosial dibidang asas
hukum, oleh karena itu dengan asas ini proses pengadilan setidaknya dapat
1. Lex dura sed ita scripta, Undang- Undang adalah keras tetapi ia telah
ditulis demikian;
33
2. Lex niminem cogit ad impossibilia, undang- undang tidak memaksa
3. Lex posterior derogat legi priori atau Lex posterior derogat legi anteriori,
lama;
Fungsi lain adalah sebagai rekayasa sosial, baik dalam sistem hukum
yang normatif dan mengikat para pihak. Asas dalam ilmu hukum hanya
34
Penerapan asas hukum tidak sepenuhnya diterapkan terutama ketika itu
secara konsisten dan ideal sebagai salah satu faktor karena hukum itu sendiri
sehingga terlihat kesan bila hukum berhadapan dengan politik, maka hukum
maksimal.
Penerapan Asas Hukum dan Kepentingan Politik itu sendiri yang juga
dalam suatu keadaan, situasi, dan waktu yang tertentu. Namun dalam instansi
35
belum waktunya untuk dilaksanakan. Hanya saja bahwa meskipun setiap
hukum pada umumnya. Adalah ideal apabila visi kepentingan politik yang
dengan baik bila mana di dalamnya didukung oleh ketiga komponen yaitu
substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukumnya untuk itulah bahwa
sangat ditentukan oleh politik, baik dalam perumusan materi dan pasal-
ideal dalam suatu konteks masyarakat yang sangat didominasi oleh sentral-
beberapa perangkat hukum atau aturan. Selain itu, asas hukum dapat juga
menjadi tuntunan bagi aparat hukum lainnya pada saat menyelesaikan dan
36
melakukan proses hukum terhadap setiap sengketa hukum atau pelanggaran
pada hukum, bukan sebaliknya. Asas hukum sebagai tuntunan etis yang
secara ideal seharusnya berjalan dengan konsisten serta tidak boleh dijadikan
tujuan hukum itu sendiri pada dasarnya yang lebih proporsional hal itu di
37
keluaran-keluaran yang dikembalikan kedalam masyarakat, pada waktu bahan
yang diolah itu, yaitu dalam bentuk asupantadi, wujudnya berupa sengketa
mampu untuk menjadi saluran, agar keadilan itu dapat diselenggarakan secara
sehingga pada saat yang bersamaan penerapan asas hukum tersebut tidak
38
kaidah hukum yang konkrit melainkan merupakan latar belakang peraturan
konkrit karena asas hukum adalah jiwa dari norma hukum itu
sendiri.”
Asas hukum dikatakan sebagai jiwa dari norma hukum atau peraturan
hukum karena ia merupakan dasar lahir atau ratio legis dari peraturan hukum.
Sebagai contoh bahwa asas hukum merupakan jiwa dari peraturan atau norma
kerugian, dan ini merupakan asas hukum yang bersifat abstrak, dari asas
hukum ini lahir suatu norma hukum yang bersifat konkrit yaitu setiap
perbuatan yang melawan hukum dan menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
wajib membayar ganti rugi. Karena sifat asas hukum yang abstrak inilah
sehingga tidak bisa diterapkan secara langsung dalam peristiwa hukum lain
perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula dalam
aturan pidana yang khusus, maka yang khusus itulah yang diterapkan.
Pasal 63 ayat (2) KUHP ini menegaskan keberlakuan aturan pidana yang
39
khusus ketika mendapati suatu perbuatan yang masuk baik kedalam aturan
pidana yang umum dan aturan pidana yang khusus. Dalam ketentuan Pasal
63 ayat (2) KUHP terkandung asas Lex specialis derogat legi generalis
generalis, aturan yang bersifat umum itu tidak lagi memiliki “validity”
sebagai hukum ketika telah ada aturan yang bersifat khusus, aturan yang
berpangkal tolak dari metode deduktif (dari yang khusus ke yang umum).
dalam aturan yang bersifat khusus itu. Sifat-sifat umum ketentuan tersebut
dapat diketahui dengan memahami secara baik aturan yang bersifat umum
tersebut. Sehingga ditemukan aturan yang khusus (lex specialis) berisi hal-
hal yang bersifat umum yang ditambah hal lainnya (yang merupakan
yang umum ditambah sifat khususnya, maka tidak dapat dikatakan sebagai
lex specialis, oleh karena dalam aturan yang bersifat khusus terdapat
40
umum (lex generalis) dan ditambahkan ciri-ciri baru yang menjadi inti
kekhususannya itu.
legi generalis, mengatur aturan hukum mana yang diakui absah sebagai
suatu aturan yang berlaku, dan asas lex specialis derogat legi generalis
generalis ini penting bagi aparat penegak hukum guna menentukan aturan
apa yang di terapkan atas suatu peristiwa yang diatur oleh lebih dari satu
umum dan yang manakah aturan-aturan yang lain tersebut yang bersifat
khusus.
suatu perbuatan yang masuk baik kedalam aturan pidana yang umum dan
41
aturan pidana yang khusus. Namun, apa yang dimaksud dengan aturan
(culture), maka aturan pidana dimaksud yaitu substansi hukum itu sendiri
dalam hal ini, aturan pidana tersebut yaitu sub-bagian hukum yang masuk
yang taatbestand dengan aturan pidana yang terdapat dalam KUHP, tetapi
juga bahkan terutama terhadap aturan pidana yang terdapat dalam undang-
undang lain di luar KUHP. Bahkan sepanjang tidak diatur sebaliknya, asas
ini juga berlaku terhadap sesama undang-undang di luar KUHP. Hal ini
42
undang itu ditentukan lain”. Sehingga, ketentuan Pasal 63 ayat (2) tidak
pemidanaan yang terdapat dalam KUHP, tetapi juga terhadap hal yang
dihadapkan dengan KUHP itu sendiri, atau lebih jauh lagi terhadap
maka mengenai hal yang sama yang secara umum diatur dalam KUHP
yang terlarang itu telah diatur di dalam suatu ketentuan pidana tertentu,
akan tetapi kemudian diatur kembali di dalam suatu ketentuan pidana yang
yang bersifat khusus, dalam arti secara khusus mengatur perilaku yang
pidana yang bersifat khusus itulah yang harus diberlakukan. Atau dengan
perkataan lain, dalam hal seperti itu berlakulah ketentuan hukum yang
43
Untuk dapat mengetahui, suatu ketentuan pidana itu secara lebih
dalam suatu ketentuan pidana yang lain, sehingga ketentuan tersebut dapat
bersifat khusus, tidak ada suatu kriteria yang dapat dipergunakan sebagai
pidana, yaitu:
beschouwing, dan
ketentuan pidana itu dapat dianggap sebagai suatu ketentuan pidana yang
unsur yang lain, juga memuat semua unsur dari suatu ketentuan pidana
yang bersifat umum. Pandangan ini juga disebut sebagai suatu logische
44
pidana tersebut sebagai suatu ketetentuan pidana yang bersifat
khusus.”
Pandangan ini juga disebut suatu jurisdische specialiteit atau
secara sistematis.
bersifat khusus, suatu ketentuan pidana itu tidak selalu harus memuat
semua unsur dari suatu ketentuan pidana yang bersifat umum. Ketentuan
pidana yang sama sekali tidak memuat satu unsur pun dari suatu ketentuan
harus juga dipandang sebagai suatu ketentuan pidana yang bersifat khusus.
dan kemudian ternyata bahwa tindak pidana tersebut yang bersifat khusus,
maka unsur-unsur dari ketentuan pidana yang bersifat khusus inilah yang
harus ia cantumkan di dalam surat dakwaannya, oleh karena itu jika jaksa
45
sebagaimana diatur dalam suatu ketentuan pidana yang bersifat umum di
yang telah memenuhi semua unsur dari suatu tindak pidana sebagaimana
diatur dalam suatu ketentuan pidana yang bersifat khusus, maka hakim
Ruang Lingkup Asas Hukum Ditinjau dari ruang lingkupnya, asas hukum
terbagi menjadi dua macam yaitu: Asas hukum umum, yaitu asas hukum yang
integrum, asas bahwa apa yang lahirnya tampak benar untuk sementara harus
khusus, yaitu asas hukum yang berfungsi dalam bidang yang lebih sempit
seperti dalam bidang hukum perdata, hukum pidana, dan sebagainya, yang
umumnya asas hukum itu bersifat dinamis namun ada asas hukum yang
bersifat universal yang berlaku kapan saja dan dimana saja, tidak terpengaruh
oleh waktu dan tempat. bahwa ada lima asas hukum universal yaitu: asas
pemisahan antara baik dan buruk. Empat asas hukum universal yang pertama
terdapat dalam setiap sistem hukum. Tidak ada sistem hukum yang tidak
46
mengenal ke-empat asas hukum universal tersebut. Ada kecenderungan dari
setiap asas hukum yang empat itu untuk menonjol dan mendesak yang lain.
Ada suatu masyarakat atau masa tertentu yang menghendaki asas hukum
universal yang satu daripada yang lain. Ke-empat asas hukum universal yang
dan buruk asas hukum yang kelima . Kaidah hukum adalah pedoman tentang
apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang seyogyanya tidak dilakukan. Ini
berarti pemisahan antara yang baik dan buruk. Dalam asas kepribadian,
sama lain. Dalam asas persekutuan yang dikehendaki adalah suatu kehidupan
bersama yang tertib, aman dan damai, persatuan dan kesatuan serta cinta
kasih. Manusia ingin hidup bermasyarakat. Asas hukum ini terdapat di seluruh
hukum. Yang dianggap adil adalah apabila setiap orang memperoleh hak yang
before the la). Keadilan merupakan realisasi asas persamaan ini. Asas hukum
47
Di dalam masyarakat yang primitifpun sejak dulu asas hukum ini dapat
selamanya bersifat universal, karena beberapa asas hukum ada yang bersifat
mengikat hakim-hakim lain dalam perkara yang sama. Asas khusus dianut
b. Asas nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenadi, atau asas
mengaturnya. Asas ini hanya dianut oleh masyarakat yang telah memiliki
dihukum karena apa yang dipikirkan dalam batinnya. Asas ini hanya
48
E. KEDUDUKAN ADVOKAT
hal itu di tegaskan dan di jelaskan oleh Undang-Undang No. 18 Tahun 2003
mengenai bentuk konkrit Advokat sebagai penegak hukum, hal ini menjadikan
49
sebagai salah satu komponen didalam sistem peradilan pidana di Indonesia.
Syarat-syarat tersebut yaitu tertuang dalam pasal 2 ayat (1) yang berbunyi,
50
khusus profesi Advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat.
Dalam pasal 3 ayat (1) juga disebutkan bahwa untuk syarat menjadi
Advokat adalah:
ayat (1);
Advokat;
atau lebih;
yang masih berupa kesadaran dan norma moral. Sehingga menjadi aturan
51
hukum, masyarakat sebagai subjek hukum membutuhkan seseorang yang
advokat telah menjadi baku dan status Advokat telah mendapat pengakuan
52
2. Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat
Adapun tugas dan tanggung jawab yang diemban Advokat seperti yang di
agama;
53
f. Memegang teguh amanah yang diberikan kliennya dengan penuh
terhadap kliennya;
i. Bersikap simpatik dan turut merasakan apa yang diderita oleh kliennya
pribadinya;
cuma bagi klien yang tidak mampu, hal ini sesuai dengan keputusan
kemudian disebut dan direduksi menjadi Kode Etik Profesi Advokat. Kode
54
penegak hukum sesuai dengan yang disebutkan dalam pasal 26 Undang-
Advokat”.
keadilan;
manusia;
55
c. Bersedia memberikan bantuan hukum pada siapa saja yang
keyakinan politiknya;
terhormat;
Dalam kode etik profesi Advokat, selain ada kode etik kepribadian
perkara;
56
Adapun kode etik yang berhubungan dengan cara kerja Advokat
rahasia yang berkaitan dengan rahasia jabatan yang melekat pada dirinya.
Equality before the Law yakni jaminan kesederajatan dihadapan hukum dan
ide, dan cita untuk menjadi sebuah tujuan hukum yakni keadilan dan
menjadi realitas yang nyata. Eksistensi hukum menjadi nyata jika nilai-
dengan baik.
dianggap berguna (secara sosiologis) belum tentu adil, juga sebaliknya apa
57
yang dirasakan adil (secara filosopis), belum tentu berguna bagi
masyarakat.
walaupun dia tahu bahwa kliennya salah, ia akan melakukan apa saja yang
dibolehkan agar putusan hakim tidak akan merugikan klien, ataukah tugas
58
advokat sama dengan tugas hakim atau penegak hukum lainnya yaitu
membela kepentingan klien secara membabi buta karena juga harus ikut
menegakkan hukum.
pancasila, hukum dan keadilan. Disamping itu juga sesuai dengan kode
bahwa ada dua faktor yang paling menonjol yang mempengaruhi aparat
eksternal. Adapun faktor internal yang berasal dari penegak hukum itu
59
hukum dalam menegakan hukum berpedoman pada undang-undang
penegak hukum itu sendiri misalnya ketika terjadi peristiwa hukum adanya
kembali apa itu etika profesi hukum yang akhirnya diejawantahkan dalam
yang menjadi sumpah janjinya seperti yang di atur dalam pasal 4 ayat(1)
Indonesia;
60
d. bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar
atau menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan saya
tangani;
e. bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan
memberi jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya
seorang Advokat.
di bantunya.
61
“Advokat ialah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
keadilan.
menjunjung tinggi keadilan dan advokat sebagai profesi hukum yaitu yang
62
takut, merasa aman, dan dilindungi negara melalui pemerintah. Setiap
Tentang Advokat yaitu dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16 Undang-
dari kata bebas dalam hal ini adalah tanpa adanya tekanan, ancaman,
harkat dan martabat profesi advokat. Selain itu pula Advokat bebas dalam
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada Kode Etik Profesi dan
kepentingan kliennya.
Oleh karena itu seorang Advokat tidak dapat dituntut baik secara
Maksud Itikad baik disini adalah menjalankan tugas profesi demi tegaknya
63
setiap tingkat peradilan di semua lingkungan peradilan. Selain itu
berwenang atau oleh masyarakat. Hal ini sebagai perwujudan dari sikap
maka kedudukan sosial dari advokat yang demikian itu telah menimbulkan
pula tanggung jawab moral bagi advokat yang bukan hanya bertindak
64
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera
dan pemberantasan tindak pidana pada umumnya, serta tindak pidana korupsi
pada khususnya.
korupsi telah menimbulkan kerugian negara yang sangat besar yang pada
dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kepentingan masyarakat.
dilaksanakan melalui lembaga Negara yang sudah ada lebih dahulu yaitu
Polri dan Kejaksaan. Namun peran kedua lembaga Negara tersebut masih
dirasa kurang efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi.
65
Berdasarkan penjabaran-penjabaran tersebut, penulis tertarik membahahas
yang dilarang, dan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
b. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
66
dikenal dengan nama Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP,
yang merupakan salinan dari WVS Belanda 1881 dan mulai diberlakukan
di Hindia Belanda tahun 1886 dan dilakukan unifiksi pada 1 Januari 1918.
tindak pidana di luar KUHP tunduk pada sistem aturan umum KUHP
(berdasarkan pasal 103 KUHP) sepanjang tidak diatur secara khusus oleh
dengan cara yang luar biasa. Upaya pemberantasan tindak pidana korupsi
67
Pemerintah dan DPRD Republik Indonesia sebagai Wakil Rakyat, hal ini
68
lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya menjadi lebih efektif dan
69
e. proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara
Pemberantasan Korupsi.
berbunyi:
70
menandatangani berita acara penyerahan sehingga segala tugas dan
kewenangan kepolisian atau kejaksaan pada saat penyerahan tersebut
beralih kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menurut Penulis dalam hal ini dimaksudkan agar KPK bebas dari
71
hukum sangat erat dengan “keadilan”. Bahkan suatu negara akan
Indonesia adalah Negara hukum hal itu ditegaskan dalam bunyi pasal 1
Kusumohamidjojo:
dalam hal ini hukum pidana jangan sampai menjadi alat penindas, namun
dan Kejaksaan RI. Salah satu tugas KPK, selain melakukan upaya
72
harus memperjelas mekanisme koordinasi antara KPK dengan penegak
hukum lainnya.
yang berkeadilan bagi para pihak dan juga bermanfaat bagi kesejahteraan
rakyat.
73