Proposal Program Wira Desa
Proposal Program Wira Desa
Proposal Program Wira Desa
Oleh :
2021
A. JUDUL
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Usaha Kreatif Kerajinan
Kapuk Dan Olahan Tahu Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Padungnyo Kota
Luwuk Kabupaten Banggai
B. LATAR BELAKANG
Desa Padungnyo merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah. Pembukaan desa Padungnyo diawali dengan
rencana diperuntukan bagi pecahan (KK) Kepala Keluarga dari pecahan desa
Lontio pada tahun 1937 pada saat itu daerah ini merupakan wilayah dari desa
Lontio, daerah ini dinamakan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM).
Pada tahun 2009 berubah status menjadi kampung definitif dan akhirnya
terlepas dari kampung Lontio, maka TSM mempunyai nama sendiri yaitu,
Padungnyo yang artinya: ada padang di ujung. Nama Padungnyo diambil dan
dipakai sebagainama kampung karena daerah ini mempunyai sumber air yang
bersih di dolom dari pecahan batu. Kampung Padungnyo pada tahun 2020
memiliki kepala keluarga sebanyak 176 KK dengan jumlah jiwa 698 jiwa
terdiri dari laki-laki 362 dan perempuan terdiri dari 336.
Mata pencaharian Masyarakat desa Padungnyo sebagian besar adalah
pertanian sayur-mayur dan juga peternak sapi dan ayam, ada beberapa warga
yang mempunyai beberapa kerajinan kecil diantaranya pembuatan kasur dan
bantal yang terbuat dari kapuk.
Berdasarkan hasil pengamatan tim Wira Desa, ibu-ibu di Kampung
Padungnyo, termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan
dari mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada juga
tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan.
Dengan memberikan pelatihan pembuatan kerajinan, diharapkan dapat
memberikan kegiatan positif dan bermanfaat kepada ibu-ibu RumahTangga di
Kampung Padungnyo.
Hasil survei juga menunjukan terdapat kerajinan yang mengolah kapuk
menjadi kasur dan bantal, yang sampai saat ini belum di olah dengan baik.
Tim Wira Desa membuat gagasan untuk mengolah kerajinan tersebut menjadi
sesuatu yang bisa menjadi usaha kecil menengah (UKM) sebagai usaha
1
masyarakat dalam meningkatkan potensi desa. Dengan menggunakan
teknologi yang tepat guna dan bermafaat pada lingkungan.
Potensi yang ada hampir di seluruh wilayah seperti petani, nelayan,
pengrajin kapuk, dan pengelolaan tahu. Pemberdayaan masyarakat sangat
diperlukan baik dalam penguasaan teknologi, kemampuan manajemen,
wawasan kewirausahaan, maupun kemampuan dalam membangun jaringan
kemitraan.
Hasil pengamatan tim Wira Desa menunjukan adanya olahan tahu yang
merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang mengandung
protein nabati yang baik untuk kesehatan. Untuk dapat membuat orang orang
dapat tertarik dan menyukai makanan yang terbuat dari kacang kedalai ini
tentu saja dibutuhkan keterampuilan dan kreatifitas dalam mengolah tahu agar
menjadi makanan yang baru dikreasikan dalam bentuk yang menarik tidak
hanya digoreng saja tapi dibuat jadi olahan yang bergizi dan menarik buat
orang untuk mengonsumsi olahan tahu ini.
Program usaha makanan yang berbahan dasar makanan tahu yang
diproduksi menjadi tahu yang diselumuti dengan tepung krispy yang diisi
yang beraneka rasa, merupakan sebuah bentuk pembelajaran mahasiswa dalam
mengasah kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu kewirausahan agar
nantinya dalam dunia bisnis kita sudah terbiasa dalam ilmu kewirausahaan
karena dengan adanya kegiatan wira desa ini kita dapat mempelajarinya dan
juga mendapatkan ilmu dari program ini.
C. PERUMUSAN MASALAH
Melihat latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam
program ini adalah:
1. Sarana dan prasarana pada desa Padungnyo yang kurang memadai ketika
membuat kerajinan khas desa Padungnyo.
2. Kurangnya antusias serta kreatifitas warga dalam mengelola potensi yang
ada di desa Padungnyo.
3. Metode kerajinan yang masih menggunakan ilmu tradisional kerajinan
tangan (pembuatan kasur dan bantal).
2
4. Bagaimana mengolah tahu menjadi bahan makanan yang bergizi dan
berdaya ekonomis tinggi.
5. Bagaimana agar masyarakat dapat meningkatkan minat masyarakat dalam
mengolah tahu menjadi bahan makanan yang bergizi
6. Bagaimana mengembangkan dan mengelola keuangan masyarakat yang
masih belum maksimal.
7. Bagaimana pemberdayaan dalam tatakelola pemasaran dalam UKM.
D. TUJUAN
Tujuan dari adanya kegiatan Program Wira Desa di desa Padungnyo adalah
bagaimana cara agar dapat memberdayakan masyarakat dalam menggali
potensi yang dimiliki di wilayahnya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
dapat dijabarkan dalam bentuk spesifik sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan manajemen dan memanfaatkan waktu, serta
menghemat tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
2. Pemberdayaan pengetahuan pengrajin tentang kemungkinan pemanfaatan
kapuk menjadi jadi kasur dan bantal.
3. Pemberdayaan pengelolaan keuangan masyarakat.
4. Pengembangan masyarakat dalam mengelola kerajinan desa.
5. Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan terhadap
tatakelola pemasaran UKM.
E. MANFAAT
Dengan adanya pengembangan dan pemberdayaan desa Pandungnyo, sebagai
desa ekokreatif
1. Dampak positif bagi warga kampung Padungnyo adalah mampu
menciptakan lapangan kerja. Membuka peluang bagi pengembangan usaha
kecil yang sesuai dengan skala lokasi tersebut.
2. Dapat membawa manfaat untuk mengangkat kreatifitas masyarakat dalam
mengelola potensi desa yang ada, yaitu kerajinan tangan, dan pengolahan
tahu menjadi bahan makanan.
3
3. Pendapatan yang diperoleh dari produksi membantu untuk membuka
peluang kerja bagi penduduk lokal, yang akhirnya akan mengarah pada
peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
4. Memberikan pengalaman positif kepada pengunjung dan masyarakat desa
Padungnyo.
5. Partisipasi masyarakat akan digunakan untuk memelihara kelestarian
hayati dan mengembangkan keberagaman hayati di wilayah ekokreatif,
seperti desa Padungnyo.
Gambar I : foto daerah sasaran (kantor desa, jalan kantor desa, pohon kapuk, pengolahan
kapuk, produk jadi (bantal & guling), dan pengolahan tahu)
4
Desa TSM (transmigrasi Swakara mandiri) atau yang lebih sering dikenal
sebagai Desa Padungnyo berada di kecamatan Nambo, yaitu salah satu
Kecamatan yang di kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan
penduduk yang memiliki beraneka ragam budaya baik suku maupun agama,
terdapat sekitar 176 KK dengan jumlah jiwa 698 orang yang terdiri dari 362
laki-laki dan 336 perempuan. Dimana di dalamnya merata antara jumlah
orang-orang pendatang (transmigrasi) dengan OAP (Orang Asli Padungnyo).
Dengan lahan yang luas sekitar ±800 hektar menjadikan desa ini penuh
potensi dalam berbagai bidang, karakteristik masyarakat setempat yang belum
menyadari akan potensi yang dimiliki wilayahnya, banyak orang yang
mengganggap bahwa desa tersebut hanyalah desa biasa, padahal jika di
telusuri lebih dalam beberapa potensi dapat dikembangkan seperti hasil
kerajinan, perkebunan, serta adanya pengolahan tahu. Potensi dari kerajinan
yang dihasilkan adalah kasur, bantal dan guling serta pengolahan tahu yang
olah oleh masyarakat menjadi tahu isi.
Adanya potensi ini kurang disadari dan dimengerti oleh masyarakat
setempat, sehingga hasil alam yang ada hanya dimanfaatkan sekedarnya saja
sesuai dengan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia yang
dimiliki.Kendala yang di hadapi kebanyakan masyarakat setempat yang
bekerja sebagai pengrajin kapuk terletak pada sistem pengelolaan potensi dan
usaha yang ada di Padungnyo masih sangat konvensional dan tradisional. hal
ini pun yang menyebabkan nilai produksi masih sangat rendah bahkan tidak
sampai mencukupi kebutuhan rumah tangga masyarakat yang ada di desa
Padungnyo, Sehingga diharapkan melalui Program Wira Desa ini, kreatifitas
dan kemampuan masyarakat di Padungnyo dalam pengolahan potensi dan
sumber daya alam dapat diberdayakan serta di tingkatkan dengan adanya
pelatihan berbasis ekokreatif.
Selain itu, kendala yang dihadapi oleh para pengrajin tahu dalam
mengolah tahu menjadi bahan makanan adalah kurangnya peralatan produksi.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu UKM untuk
dapat mengolah tahu dengan lebih produktif melalui penambahan alat
5
produksi yang tidak mencemari lingkungan di sekitar tempat pengolahan tahu
menjadi bahan makanan tersebut.
Berkaitan dengan progam ini, desa memiliki para tokoh masyarakat
setempat yang mendukung kami untuk menjadikan desa Padungnyo sebagai
desa wirausaha yang berbasis ekokreatif. Walaupun kendala yang ada saat ini
masih sulitnya untuk masyarakat merubah pola kebiasaan turun-menurun,
rendahnya sumber daya manusia masyarakat setempat, serta cara pengolahan
potensi dan usaha yang masih memakai cara tradisional. Namun, dengan
banyaknya pendukung dalam menolong tentunya akan sangat membantu
menyukseskan program ini.
Gambar II. Google Maps dari Kampus Unismuh Luwuk Banggai Ke Desa Padungnyo
G. METODE PELAKSANAAN
1. Menguraikan roadmap kegiatan secara jelas dan sistematis
2. Survey awal
a. Banyaknya objek hasil desa yang dapat dikembangkan.
b. Perlu inovasi dan kreatifitas baru untuk mengembangkan objek potensi
dan sumber daya alam yang dihasilkan oleh masyarakat desa.
6
3. Identifikasi masalah
Dengan lahan yang luas sekitar ±800 hektar menjadikan desa ini
penuh potensi dalam berbagai bidang, karakteristik masyarakat setempat
yang belum menyadari akan potensi yang dimiliki wilayahnya, banyak
orang yang mengganggap bahwa desa tersebut hanyalah desa biasa,
padahal jika di telusuri lebih dalam beberapa potensi dapat dikembangkan
seperti hasil kerajinan, perkebunan, serta adanya pengolahan tahu. Potensi
dari kerajinan yang dihasilkan adalah kasur, bantal dan guling serta
pengolahan tahu yang olah oleh masyarakat menjadi tahu isi.
Adanya potensi ini kurang disadari dan dimengerti oleh masyarakat
setempat, sehingga hasil alam yang ada hanya dimanfaatkan sekedarnya
saja sesuai dengan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia yang
dimiliki. Kendala yang di hadapi kebanyakan masyarakat setempat yang
bekerja sebagai pengrajin kapuk terletak pada sistem pengelolaan potensi
dan usaha yang ada di Padungnyomasih sangat konvensional dan
tradisional. hal ini pun yang menyebabkan nilai produksi masih sangat
rendah bahkan tidak sampai mencukupi kebutuhan rumah tangga
masyarakat yang ada di desa Padungnyo.
Selain itu, kendala yang dihadapi oleh para pengrajin tahu dalam
mengolah tahu menjadi bahan makanan adalah kurangnya peralatan
produksi. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat
7
membantu UKM untuk dapat mengolah tahu dengan lebih produktif
melalui penambahan alat produksi yang tidak mencemari lingkungan di
sekitar tempat pengolahan tahu menjadi bahan makanan tersebut.
Sehingga diharapkan melalui Program Wira Desa ini, dapat
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan masyarakat di Padungnyo, serta
membantu UKM untuk dapat mengolah tahu dengan lebih produktif
melalui pelatihan berbasis ekokreatif.
4. Analisis Kebutuhan
Banyaknya objek hasil desa di padungnyo ini yang dapat
berpotensi untuk dibina menjadi desa wira usaha berbasis ekokreatif,
beberapa diantaranya seperti Pertanian/Perkebunan Kapuk, kerajinan kasur
dan bantal, dan pengolahan tahu yang di oleh menjadi bahan makanan
serta ditunjang masyarakat yang aktif. Walaupun kendala yang ada saat ini
masih sulitnya untuk masyarakat merubah pola kebiasaan turun-menurun,
rendahnya sumber daya manusia masyarakat setempat, serta cara
pengolahan potensi dan usaha yang masih memakai cara tradisional.
Dari beberapa objek potensi dan sumber daya alam tersebut maka
kami berniat untuk menjadikannya sebagai kampung binaan berbasis
ekokreatif. Jika berhasil dikembangkan melalui Program Wira Desa maka
dapat meningkatan nilai ekonomi masyarakat sekitar.
5. Penetapan Khalayak Sasaran
Tim Wira Desa yang telah melakukan survei lapangan memandang
bahwa kondisi masyarakat di desa Padungnyo sebagian besar berprofesi
sebagai Petani atau buruk kasar yang hanya langsung menjual hasil tani
atau produk dagangnya secara langsung. Untuk itu dibutuhkan inovasi
untuk menaikkan harga jual hasil tani mereka seperti menjual kapuk yang
dapat diolah menjadi kasur dan bantal, serta pemanfaatan pengolahan tahu
sebagai bahan makanan sehingga nilai ekonomi dan pendapatan yang
dapat dihasil bisa lebih besar. Oleh karena itu, dalam program ini kami
akan melibatkan seluruh masyarakat desa Padungnyo dan juga dukungan
dari Mitra Kerja.
8
6. Penyusunan Program
9
d. Berkembangnya pengetahuan masyarakat Desa Padungnyo akan
manfaat media elektronik sebagai media pemasaran.
e. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas manajemen produksi barang
maupun jasa dari usaha Kapuk dan olahan tahu di Desa Padungnyo.
f. Terbentuknya kumpulan pemuda dan remaja yang peduli dan kreatif
terhadap kekayaan alam yang ada di Desa Padungnyo.
g. Meningkatnya jumlah lapangan kerja yang tercipta secara langsung
pada sector kerajinan tangan dan olahan tahu.
h. Perubahan Fisik
i. Berubahnya pola pikir masyarakat dalam berwirausaha sehingga
berdampak pada semakin meningkatnya nilai ekonomi keluarga.
j. Terjalinnya kemitraan antar Desa Padungnyo dengan berbagai
lembaga/ pihak yang terkait:
1. Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai untuk
dapat membantu merangkul masyarakat dalam merawat dan
melestarikan lingkungan;
2. Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai yang
akan membantu penyuluhan dan pelatihan dalam berwirausaha
kepada Masyarakat Desa Padungnyo.
8. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program meliputi: Persiapan dan konsolidasi tim, Pemaparan
singkat kepada Stakeholders, Pembagian tugas dan persiapan kelompok,
Pembelian alat yang digunakan, Pelaksanaan konstruksi, serta Sosialisasi
dan Edukasi.
9. Strategi Pembinaan Khalayak Sasaran
Kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengangkat kreatifitas masyarakat
dalam mengolah potensi desa yaitu, penyuluhan kepada petani,
pengolahan kerajinan kasur dan bantal, pembuatan tahu agar nilai
ekonominya bisa lebih tingkatkan.
10
10. Perintisan Kemitraan
Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai merupakan
lembaga pendidikan yang akan membantu penyuluhan dan pelatihan
kepada masyarakat Desa Padungnyo.
11. Monitoring dan Evaluasi Berdasarkan Indikator Keberhasilan
Program
a. Dengan adanya penyuluhan tentang pengolahan potensi desa akan
menambah wawasan dan kreatifitas warga setempat sehingga bisa
meningkatkan pendapatan serta .
b. Dengan adanya dukungan mitra yang ada di Desa Padungnyo dapat
membantu masyarakat setempat untuk mendukung dan memantau
program yang telah dilaksanakan.
c. Dengan adanya pelatihan dari program wira desa tentang potensi desa
binaan berbasis ekokreatif dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Padungnyo.
12. Lokakarya Hasil dengan Menghadirkan Stakeholder Program
Dengan adanya lokakarya ini kami akan memaparkan program pembinaan
desa berbasis ekokreatif dengan mengadakan penyuluhan kepada petani,
pengolahan kerajinan kasur dan bantal dari kapuk, serta pengolahan tahu
menjadi bahan makanan. Yang diharapkan dapat mengangkat nilai
ekonomi dan pola pikir kreatif pada semua potensi yang ada di desa ini.
13. Pelaporan
a. Laporan Awal
Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai
selama melakukan pembinaan terhadap masyarakat di desa
Padungnyo.
b. Revisi Laporan.
Revisi laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru saat
program pembinaan desa berlangsung atau telah selesai dilaksanakan.
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan agar dalam
11
penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik dari laporan
awal.
H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan program meliputi :
1. Adanya peningkatan kuantitas dan kualitas kerajinan tangan dan olahan
tahu seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat Desa Padungnyo
dalam mengolah sumber daya alamnya.
2. Adanya peningkatan jumlah rata-rata pengeluaran per hari konsumen yang
menikmati hasil kerajinan tangan dan olahan tahu dari masyarakat Desa
Padungnyo.
3. Adanya perubahan empat arah yang akan terjadi pada masyarakat Desa
Padungnyo pasca Program Wira Desa:
a. Masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga dan
melestarikan sumber daya alam dan kebersihan lingkungan;
b. Meningkatnya minat masyarakat dalam bidang kerajinan tangan dan
olahan tahu di Desa Padungnyo;
c. Masyarakat semakin memahami cara pembuatan kerajinan tangan dan
olahan tahu yang baik dan benar;
d. Masyarakat mampu meningkatkan penghasilan rumah tangganya
melalui pembuatan kerajinan tangan dan olahan tahu.
4. Berkembangnya pengetahuan masyarakat Desa Padungnyo akan manfaat
media elektronik sebagai media pemasaran.
5. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas manajemen produksi barang
maupun jasa dari usaha Kapuk dan olahan tahu di Desa Padungnyo;
6. Terbentuknya kumpulan pemuda dan remaja yang peduli dan kreatif
terhadap kekayaan alam yang ada di Desa Padungnyo.
7. Meningkatnya jumlah lapangan kerja yang tercipta secara langsung pada
sector kerajinan tangan dan olahan tahu.
8. Perubahan Fisik
9. Berubahnya pola pikir masyarakat dalam berwirausaha sehingga
berdampak pada semakin meningkatnya nilai ekonomi keluarga,
12
10. Terjalinnya kemitraan antar Desa Padungnyo dengan berbagai lembaga/
pihak yang terkait:
a. Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai dapat
membantu untuk merangkul masyarakat dalam merawat dan
melestarikan lingkungan;
b. Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai yang akan
membantu penyuluhan dan pelatihan dalam berwirausaha kepada
Masyarakat Desa Padungnyo.
I. LUARAN
Luaran wajib kegiatan Program Wira Desa adalah:
1. Dokumen profil UKM Desa
2. Legalitas Usaha
3. Publikasi melalui media elektronik dan video yang di upload di Youtube.
J. JADWAL KEGIATAN
Jangka waktu yang dibutuhkan oleh pelaksana program wira desa Universitas
Muhammadiyah (UNISMUH) Luwuk Banggai adalah 6 bulan. Rincian jadwal
kegiatan dapat dilihat sebagai berikut:
2021
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No JENIS KEGIATAN ke-7 ke- 8 ke-9 ke-10 ke-11 ke-12
123412341234123412341234
1. Pembekalan dan
mentoring tim
2. Maparan singkat
kepada stakeholders
3. Pembagian tugas dan
Persiapan kelompok
4. Pembelian alat yang
digunakan
5. Pelaksanaan program
6. monitoring dan evaluasi
7. Pembuatan laporan
Gambar V : Skema Kegiatan Program
13
K. RANCANGAN BIAYA
Adapun biaya operasional kegiatan yang dibutuhkan sebesar Rp.40.000.000
dengan ketentuan biaya tersebut mengacu pada panduan Program Wira Desa
Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Kemenristekdikti.
Adapun anggaran biaya sebagai berikut:
3 Perjalanan Rp 1.800.000
Jumlah Rp 39.924.000
Satua
Keterangan Volume Harga Satuan Jumlah
n
Pembuatan Laporan
2 7 Rp 30.000 Rp 210.000
Perkembangan
6 ATK :
14
Spidol Marker 12 Pcs Rp 10.000 Rp 120.000
B. Peralatan Penunjang
b. Biaya Peralatan
15
Kapuk 150 Kg Rp 10.000 Rp 1.500.000
a. Biaya Material
b. Biaya Peralatan
3. Sosialisasi
16
C. Perjalanan
Terbilang : Tiga Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah.
17
L. INSTRUMEN PENDUKUNG
1. Logbook Kegiatan dalam system http://php2d.kemdikbud.go.id/wiradesa.
Tabel … Logbook Kegiatan Harian
HARI /
NO KEGIATAN HASIL PELAKSANA
TANGGAL TTD
KELEMBAGA
AN/ KLP/ WAKTU KETUA KEGIATAN
JUMLAH
NO KEGIATAN TERBE DAN ALAMAT KLP DAN
ANGGOTA
YANG ADA/ NTUK NO. HP VOLUME
TERBENTUK
18