Makalah Fisioterapi Dada

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FISIOTERAPI DADA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

26 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER JUDUL...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6

A. Konsep Postral Drainase dan Fisioterapi Dada..................................................6


B. Tindakan dalam Fisioterapi Dada.......................................................................8
C. Posisi untuk Drainase Postural...........................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................12

A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisioterapi merupakan suatu cara atau bentuk dar suatu metode pengobatan
untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memekai tenaga alam.
Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, dingin,
massage dan latihan yang mana penggunaanya disesuaikan dengan batas toleransi
penderita sehingga didapatkan efek pengobatan. Fisioterapi dada merupakan
salah satu dari tindakan pengobatan dari fisioterapi yang berguna bagi penderita
bronkiektasis (Lubis, 2005).
Fisioterapi dada ini walaupun sederhana namun sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru
yang terganggu. Jadi tujuan utama fisioterapi pada bronkiektasis adalah
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu
membersihkan sekret dari bronkus serta untuk mencegah penumpukan sekret,
memperbaiki pergerakan dan aliran sekret (Lubis, 2005).
Sementara untuk definisi dari kalimat postural drainase merupakan salah
satu proses intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen pada paru-
paru. Fisioterapi dada dilakukan guna membantu pasien yang mengalami retensi
sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan
atau mengeluarkan sekresi yang berupa hasil kotoran pada dubur manusia.
Tindakan yang demikian ini merupakan suatu tindakan dari keperawatan
yang dilakukan oleh perawat sehari-hari sehingga perawat perlu untuk memahami

4
dan mampu menerapkan tindakan ini secara cepat dan juga tepat dalam
memenuhi kebutuhan oksigenasi pasien sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia (Brunner, 1997).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep postural drainase dan fisioterapi dada?
2. Apa saja alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam prosedur postural drainase
fisioterapi dada?
3. Bagaimana menerapkan prosedur postural drainase dan fisioterapi dada?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep postural drainase dan fisioterapi dada.
2. Mengetahui alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam prosedur postural drainase
fisioterapi dada.
3. Mampu menerapkan prosedur postural drainase dan fisioterapi dada

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Postural drainase dan fisioterapi dada


1. Pengertian
Postural drainase adalah salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi
dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi
(Asmadi, 2008).
Postural Drainage adalah pembersihan secret jalan nafas segmen
bronkus dengan pengaruh gravitasi. Postural Drainase adalah pembersihan
berdasarkan gravitasi sekret jalan napas dari segmen bronkus khusus. Ini
dicapai dengan melakukan satu atau lebih posisi tubuh yang berbeda. Tiap
posisi mengalirkan sekret khusus dari percabangan trakeobronkial-area paru
atas, tengah, bawah ke trakea. Batuk atau pengisapan kemudian dapat
menghilangkan sekret dari trakea (Hidayat, 2004).
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan
drainase postural, calpping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan misal nya penyakit paru-paru obstruksi kronis, asma dan emfisema
(Asih, 2003).
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun
kronis (Hidayat, 2004).
Sementara fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak
istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan
memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi dari sistem paru-paru yang
terganggu (Brunner, 1997). Fisioterapi dada merupakan tindakan yang
dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi
yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi
yang dikeluarkan oleh manusia melalui dubur (Indonesia, 2013).

2. Tujuan
a. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernapasan
b. Membantu membersihkan sekret dari bronkus
c. Mencegah penumpukan sekret
d. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret.

6
e. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
f. Pasien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan
oksigen yang cukup.
3. Indikasi
a. Profilaksis (antibiotik) untuk mencegah penumpukan sekret yaitu
pada pasien :
1) Pasien yang memakai ventilasi
2) Pasien dengan tirah baring lama
3) Pasien dengan produksi sputum meningkat
4) Pasien dengan batuk yang tidak efektif.
b. Mobilisasi sekret yang tertahan
1) Pasien dengan atelektasis ( pengkerutan paru-paru/collaps)
yang disebabkan oleh sekret.
2) Pasien dengan abses paru ( penumpukan pus di paru)
3) Pasien dengan pneumonia
4) Pasien pre dan post operatif
5) Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan
menelan atau batuk.

4. Kontra indikasi
a. Tension pneumototraks ( tekanan akibat adanya akumulasi udara)
b. Hemoptisis
c. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipertensi, infark miokard
akut dan aritmia.
d. Edema paru
e. Efusi pleura
f. Peningkatan tekanan intrakranial

5. Waktu pelaksanaan postural drainase


Tindakan postural drainase dilakukan sebelum tidur dan kira-kira 1 jam
sebelum makan siang dan makan malam. Tindakan ini tidak boleh dilakukan
setelah makan karena latihan dan batuk dapat menyebabkan pasien muntah.
Latihan harus selesai 30-45 menit sebelum makan sehingga pasien akan
memiliki kesempatan untuk istirahat dan makan. Setiap sesi dilakukan setiap

7
20-30 menit.

B. Tindakan dalam Fisioterapi Dada


1. Perkusi
adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan
tangan dibentuk seperti mangkok. Tujuannya melepaskan sekret yang
tertahan atau melekat pada bronkhus. Perkusi dada merupakan energi
mekanik pada dada yang diteruskan pada saluran nafas paru-paru. Perkusi
dapat dilakukan dengan membentuk kedua tangan seperti mangkok. Perkusi
harus dilakukan hati-hati pada keadaan :
a. Patah tulang rusuk
b. Emfisema subkutan daerah leher dan dada
c. Skin graf yang baru
d. Luka bakar, infeksi kulit
e. Emboli paru
f. Pneumotoraks tension

2. Vibrasi
Vibrasi adalah studi tentang gerakan berosilasi dan sistem mekanis serta
kondisi-kondisi dinamisnya. Gerakan ini dapat berupa gerakan beraturan dan
berulang secara kontinyu atau dapat juga berupa gerakan tidak beraturan dan
acak. Umumnya getaran ditimbulkan akibat adanya gaya yang juga
bervariasi dengan waktu (Robert, 1995).
Vibrasi dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan napas yang
besar sedangkan perkusi melepaskan/melonggarkan sekret. Vibrasi hanya
dilakukan pada waktu pasien mengeluarkan napas. Pasien diminta napas
dalam, kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan
dilanjutkan hingga akhir ekspirasi.vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan
tangan bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar.
Kontra indikasi dilakukan vibrasi adalah patah tulang dan hemoptisis.

C. Posisi untuk Drainase Postural

8
Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan Anjurkan klien duduk di kursi, bersandar
dan Kiri Atas pada bantal.
Bronkus Apikal Lobus Posterior Anjurkan klien duduk di kursi, menyandar
Kanan dan Kiri Atas ke depan bantal atau meja.
Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Anjurkan klien berbaring datar dengan
Kiri Atas bantal kecil di bawah lutut.
Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas Anjurkan klien berbaring miring ke kanan
lengan atas kepala posisi Trandelenburg,
kaki di tempat tidur ditinggikan 30 cm.
Letakkan bantal belakang punggung,
gulingkan 1/4 putaran ke atas bantal.
Bronkus Lobus Kanan Tengah Berbaring miring kiri dan tinggikan kaki
30 cm. Letakkan bantal di belakang
punggung dan gulingkan 1/4 putaran.
Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Berbaring terlentang posisi
Kiri Bawah Trandelenburg, kaki ditinggikan 45-50
cm. Biarkan lutut menekuk di bantal.
Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah Anjurkan klien berbaring miring ke kiri
pada posisi Trendelenburg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah Berbaring miring kanan posisi
trendelenburg kaki ditinggikan 45-50 cm.
Bronkus Lobus Superior Kanan dan Berbaring tengkurap bantal di bawah
Kiri Bawah lambung
Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Berbaring tengkurap dalam posisi
Kiri Trendelenberg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 45-50 cm.
Pengertian Melakukan tindakan fisioterapi dada
dengan cara postural drainage, perkusi dan
vibrasi
Tujuan Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
dan membersihkan jalan nafas.
Indikasi 1. Klien dengan jalan nafas tidak efektif
2. Klien dengan pola nafas tidak efektif
3. Kerusakan atau gangguan pertukaran
gas
Kontra indikasi 1. Tekanan intrakranial > 20 mmHg
2. Cedera kepala dan leher
3. Perdarahan aktif dengan ketidakstabilan
hemodinamik
Alat dan bahan 1. Bantal
2. Bengkok
3. Mangkuk sputum berisi desinfektan
4. Tissue
5. Set perawatan mulut
Prosedur 1. Cek catatan keperawatan
2. Lakukan cuci tangan
3. Ucapkan salam dan sebutkan nama

9
perawat
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5. Jaga privasi pasien (skerem/ gorden/
tutup pintu)
6. Alat-alat didekatkan pada pasien
7. Pastikan pasien telah buang air kecil
(BAK)
8. Tentukan kapan pasien makan yang
terakhir (bila baru selesai makan,
tunggu minimal satu jam kemudian
fisioterapi dada)
9. Anjurkan pasien untuk
mengemukakan keluhan bila terasa
ingin muntah, nyeri dada atau sesak
napas yang meningkat

Postural drainage
1. Lepaskan pakaian pasien, berikan
tempat penampungan sputum dan
siapkan tissue
2. Posisikan pasien dengan kepala lebih
rendah dari badan dan sesuaikan
letaknya menurut area paru yang akan
diterapi. Berikan bantal bila perlu dan
tutup area terbuka dengan selimut
3. Pertahankan posisi sampai lima menit
4. Setelah lima menit, minta pasien untuk
batuk dan mengeluarkan sputum/secret
5. Tingkatkan lama tindakan untuk
postural drainage secara bertahap

Perkusi
1. Naikkan tempat tidur setinggi
pinggang untuk memudahkan bekerja
2. Perawat dalam posisi berseberangan
dengan area yang akan dilakukan
perkusi
3. Tangan dan jari-jari dirapatkan dan
membentuk “cup” dan diletakkan pada
dada yang akan dilakukan perkusi, lalu
tepuk-tepuk selama tiga menit
4. Anjurkan pasien untuk batuk dan
mengeluarkan sputum/secret pada
mangkuk sputum segera setelah

10
perkusi selesai

Vibrasi
1. Instruksikan pasien untuk menghirup
napas dalam melalui hidung dan
mengeluarkanya melalui mulut selama
vibrasi dilakukan
2. Ratakan telapak tangan di area dada
yang mengalami penumpukan secret
3. Lakukan vibrasi saat pasien
menghembuskan napas
4. Anjurkan pasien untuk batuk dan
mengeluarkan sputum/secret pada
mangkuk sputum segera setelah
vibrasi selesai
5. Setelah semua dilakukan, kaji kembali
kondisi pasien
6. Lakukan fisioterapi kembali bila
diperlukan
7. Kembalikan pasien ke posisi normal
dan berikan posisi nyaman
8. Berikan perawatan mulut
9. Rapikan pasien dan bantu mengatur
posisi pasien agar nyaman
10. Bersihkan dan rapikan alat
11. Evaluasi respon pasien
12. Terminasi
13. Buang sampah pada tempatnya (sesuai
SOP pemilahan sampah)
14. Lepaskan sarung tangan
15. Lakukan kebersihan tangan

Dokumentasi Dokumentasikan jumlah sputum, warna,


bau, dan konsistensi

BAB III

11
PENUTUP
A. Simpulan
Postural drainase adalah intervensi untuk melepaskan sekret dari segmen
paru dengan pengaruh gaya gravitasi. Waktu terbaik untuk melakukan postural
drainase adalah sekitar 1 jam sebelum makan pagi dan sekitar 1 jam sebelum
tidur pada malam hari.
Pada pasien dengan produksi sputum yang banyak, drainase postural, lebih
efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada. Maka dari itu pentingnya
perawat dalam memahami indikasi dari pelaksanaan postural drainase dan
fisioterapi dada sehingga kebutuhan oksigenasi sebagai kebutuhan dasar manusia
terpenuhi.

B. Saran
Perawat sebagai tenaga medis perlu memahami dengan baik prosedur
postural drainase dan fisioterapi dada. Pemahaman perawat dalam prosedur
tindakan huknah dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan oksigenasi pasien
terutama pada pasien yang memiliki produksi sputum meningkat sehingga
bersihan jalan napas nya tidak efektif.

12
Daftar Pustaka

Asih, N. G. (2003). Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. Jakarta: EGC.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: EGC.
Brunner, S. (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Indonesia, I. f. (2013). Core Stability Pada Insan Stroke. Jakarta: Majalah Fisioterapi
Indonesia.
Lubis, H. M. (2005). Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak. Medan: USU.
Robert, K. V. (1995). Analisis Getaran, terjemahan Dr. Ir. Dicky Rezady Munaf, MS.
MSCE . Bandung : Refika aditama PT Eresco.

13

Anda mungkin juga menyukai