Tugas Makalah Keterampilan Membaca
Tugas Makalah Keterampilan Membaca
Tugas Makalah Keterampilan Membaca
KETERAMPILAN MEMBACA
KELOMPOK 9
2021
KATA PENGANTAR
memenuhi studi mata kuliah Bahasa Indonesia. Shalawat beriring salam kita
kirimkan kepada jujungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dengan ucapan
Muhammad.
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yaitu Ibu Dr. Rika Ningsih, S.Pd,
membaca”.
kesempurnaan. Oleh sebab itu kami dari penulis makalah ini memohon
maaf. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………...2
1.3. Tujuan ……………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………3
2.1. Keterampilan Membaca ……………………………………..3
2.1.1. Pengertian keterampilan membaca…………………...3
2.1.2. Keeterampilan………………………………………...4
2.1.3. Membaca ……………………………………………..5
2.1.4. Tujuan membaca …………………………………….6
2.1.5. Teori membaca ………………………………………6
2.2. Membaca Pemahaman ……………………………………….7
2.2.1. Tujuan membaca pemahaman ……………………….8
2.2.2. Prinsip-prinsip membaca pemahaman ……………..10
2.2.3. Faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman...11
2.3. Membaca Kritis …………………………………………….12
2.3.1. Hakekat membaca kritis ……………………………12
2.3.2. Keterampilan membaca kritis ……………………...14
2.3.3. Prosedur pembelajaran membaca kritis ……………15
BAB III PENUTUP ……………………………………………………...18
3.1. Kesimpulan …………………………………………………18
3.2. Saran ………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.
Seperti perkembangan kemajuan teknologi baik melalui media masa maupun cetak atau
buku. Tentunya semakin tinggi informasi yang ada dimedia atau buku tersebut. Mulai
dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan jenjang pendidikan tinggi, keterampilan
membaca menjadi sekala prioritas yang harus dikuasai oleh seseorang. Dari sana akan
didapat berbagai informasi yang semula belum pernah diperoleh. Semakin tinggi
Oleh sebab itu keterampilan membaca merupakan suatu hal yang sangat
diperlukan. Dari keterampilan membaca tersebut dapat mengetahui semua yang terjadi.
Apakah peristiwa yang sedang terjadi maupun peristiwa di masa yang lalu dan peristiwa
Sangat banyak yang diperoleh dari kegiatan keterampilan membaca, oleh sebab
itu sewajarnyalah melakukannya dengan dasar kebutuhan. Bila mana banyak membaca
merupakan kemampuan yang sangat luas. Keterampilan membaca tidak hannya melihat
membaca sebagai menjadi suatu kebutuhan dan menajadikan suatu hal yang sangat
menyenangkan. Membaca bisa dilakukan mana saja yang diiringan dengan keinginan
dan semangat. Bila mana hal ini dapat diwujudkan dengan harapan membaca menjadi
Untuk mencapai keterampilan membaca dengan baik serta bisa memahami apa
beberapa pertanyaan yang sangat panjang, sehingga jawabannya tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
melibatkan berbagai alasan yang datangnya dari dalam diri si pembaca dan alasan dari
luar. Keterampilan membaca juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan manusia
sebagai perbuatan belajar dari lingkungan ,akan tetapi bukan kemampuan dari naluriah
sejak lahir. Oleh sebab itu cara membaca yang dilakukan oleh setiap orang bisa
menggunakan bekal atau modal tertentu. Membaca merupakan cara penerapan yang
reseptif bahasa tulis, membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Membaca sebagai
suatu proses yang diakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Dari pendapat tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa keterampilan membaca
yaitu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang untuk mendapatkan pesan berita yang
Secara garis besar, aktifitas membaca berkaitan dengan dua hal pokok, yaitu
pembaca dan bahan bacaan. Untuk memproses membaca, seorang pembaca harus
2. Kemampuan berbahasa
4. Tujuan membaca.
2. Keterampilan.
Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari yang
maha kuasa . Sebagian orang menyadari akan keterampilan dalam dirinya sendiri.
menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan keterampilan bisa saja
dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu diasah, tidak menutup
- Basic Liiteracy skill (keahlian dasar) : keahlian dasar yang sudah pasti harus
mendengarkan
- Technical skill (keahlian secara teknis) : keahlian secara teknis yang didapat
mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Dari pendapat ahli tersebut
dapat diambil suatu pengertian bahwa keterampilan setiap orang harus diasah melalui
program taining atau bimbingan lain. Training dan sebaginya pun di dukung oleh
kemampuan dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan
dasar digabung dengan bimbingan secara insentif tentu akan dapat menhasilkan
seseuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Membaca
Menurut Crawley dan Montain membaca pada hakekatnya adalah suatu yang
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga
kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan
terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks
bacaaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara
yang tertuang dalam sebuah bacaan. Informasi yang terdapat dalam bacaan merupakan
informasi yang kasat mata atau dapat disebut dengan sumber informasi visual.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata bahasa tulis. Dari segi
sandi. Jadi membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
4. Tujuan membaca
5. Teori membaca
pengajarannya adalah :
kata
yang digunakan oleh penulis dan memahami symbol grafik tulisan. Dimana symbol-
simbol itulah yang memiliki muatan informasi. Dengan kata lain, pembaca dituntut untuk
Membaca pemahaman sebagai upaya untuk memahami isi bacaan dengan baik.
Salah satu cara bisa membaca dengan baik adalah memiliki kemmpuan membaca dengan
baik pula. Bagaimanapun juga, pemahaman sebagai aspek utama dalam membaca.
diinginkan. Jadi yang perlu digaris bawahi, membaca tidak sekedar kecepatan, melainkan
kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih dahulu tanda
penulisan lainnya. Reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan rekognesi, yakni pengenalan
bentuk dalam kaitannya dengan makna yang dikandungnya serta pemahaman yang
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa membaca
adalah suatu tindakan membangun makna berintraksi dengan teks. Sama seprti kita
dengan dunia sekitar kita, jadi kita menggunakan pengetahuan ini untuk memhmi kata-
secara praktis, membaca juga dapat dibedakan menjadi membaca lisan dan membaca
dalam hati (H.G. tarigan, 1995 : 10 ). Membaca dalam hati sendiri dapat diklafisikasikan
seperti berikut :
a. Membaca ekstensif.
bahan bacaan yang gunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan singkat dan
tepat.
b. Membaca intensif
Membaca intensif merupakan membaca bacaan teliti dan seksama dengan tujuan
memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk
pembaca yang telah memiliki tingkat kemampuan membaca tinggi. Namun, tingkat
pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan itu
sebagai berikut.
pertanyaan tersebut adalah mengapa hal itu merupakan judul atau topic, masalah
apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut, dan hal-hal apa
menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta dalam
kesimpulan.
berikut ini.
pemahaman.
d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam
proses membaca.
f. Siswa menemukan manfaat membaca berasal dari berbagai teks pada berbagai
tingkat kelas.
g. Perkembangan kosa kota dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman
membaca.
siswa agar dapat memahami wacana atau yang dibacanya dengan dengan baik dan
Indonesia pada materi membaca pemahaman maka guru akan lebih mudah dalam
dengan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan. Pemahaman terhadap
tersebut. Artinya proses pemahaman itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan
memerlukan aktifitas berfikir yang terjadi melalui kegiatan menghubungkan
psikologis, dan faktor fisiologis. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
pada alat bicara, alat pendengar, dan alat penglihatan bisa bisa memperlambat
siswa, dan keadaan social ekonomi. Faktor intelektual mencakup metode mengajar
guru, prosedur, kemampuan guru dan siswa menguasai kosakata. Faktor fisikologis
oleh siswa dan perkembangan minat baca tergantung pada faktor siswa yang
program pengajaran membaca, kepribadian sisw itu sendiri, motivasi dari siswa itu
sendiri dan dari lingkungannya, kebiasaan membaca siswa tersebut, dan lingkungan
social.
Membaca kritis adalah tahapan lebih tinggi dari membaca intensif, sebab ide
bacaan yang telah dipahami secara baik perlu di respon bahkan dianalisis. Dalam
membaca kritis pembaca harus memiliki sikap cermat, teliti, dan korektif baik dilihat dari
sudut isi maupun bahasanya. Pembaca harus bisa mampu membetulkan kesalahan yang
ada dalam bacaan itu. Biasanya dibutuhkan untuk resensi buku, kritik sastra, analisa
Menurut Sudarso membaca kritis adalah membaca dengan cara melihat motif dari
penulis dan menilainya, dalam hal ini pembaca tidak hannya sekedar membaca saja tetapi
juga ikut berfikir bersama penulis mengenai masalah yang ditulisnya. Dalam membaca
kritis pembaca harus membaca secara analisis dan penilaian. Membaca kritis dilakukan
dengan adanyainteraksi antara penulis dan pembaca yang saling mempengaruhi sehingga
Membaca dengan kritis membantu kita untuk memahami suatu tulisan dengan
menyeluruh. Dengan membaca kritis, kita melatih diri untuk mengenali tujuan si penulis.
Membaca kritis adalah kegiatan membaca dengan aktif, reflektif, hati-hati dan analitis.
Membaca kritis berarti pembaca mampu merefleksikan isi dan maksud tulisan dengan
memeriksa struktur dan gaya penulisan, bahasa yang digunakan, juga ide-ide yang
disampaikan.
Proses membaca pada dasarnya pada dasarnya merupakan aktivitas berfikir (Burns,
dan menilai informasi serta memberikan respons terhadap beragam bacaan. Beragam
membaca dibagi dalam empat tingkatan, yakni (1) membaca literal, (2) membaca
interpretative, (3) membaca kritis, dan (4) membaca kreatif (Turner, 1979; Burns,
Betty, dan Roos, 1996; dan Nurhadi, 2009). Tingkatan membaca literal merupakan
level membaca paling dasar. Proses membaca pada level ini berorenintasi menemukan
dari pernyataan antar baris. Dalam proses membaca, pembaca dituntut menarik
dewasa ini. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin cepat
Beragam informasi tersedia dengan mudah yang dapat diperoleh dari berbagai media.
pembaca. Para pembaca harus mampu memilah dan memilih serta menganalisis dan
yang beredar dengan beragam media disajikan dengan tujuan-tujuan tertentu, tidak
Setiap teks dikontruksi dan diproduksi dengan cara pandang tertentu (Fairclough, 1989
yang meliputi : (1) setiap teks dibuat untuk mewakili ide-ide tertentu, (2) Setiap teks
tidak memiliki satu makna yang pasti, (3) setiap teks memiliki versi/penekanan
tertentu dan memiliki kesenjangan terhadap hal lainnya, dan (4) setiap teks
Idealnya, setiap pembaca harus dapat merespon bacaan secara kritis yang
berbasis informasi bacaan. Namun demikian, sebagian pembaca tidak memiliki daya
kritis yang memadai, sebaliknya hanya bersikap pasif menerima informasi yang
disampaikan dari teks yang dibaca. Prilaku membaca yang tidak memiliki daya kritis
ditandai dengan kecendrungan; (1) pembaca memiliki sikap patuh dan diyakini
sepenuhnya informasi yang diperoleh dari teks, (2) pemabaca tidak siap bertahan dari
pengaruh teks yang dibaca, dan (3) kecendrungan pembaca hanya berusaha memahami
kebiasaan membaca yang terbentuk selama ini. Aktivitas membaca dimaknai sebagai
secara mendalam informasi yang terkandung dalam bacaan, baik informasi tersurat
dari pesan tertulis, maupun maksud terkandung yang berada di balik teks. Ahuja
(2010) mengemukakan bahwa membaca kritis adalah penerapan proses berfikir kritis
terhadap bacaan. Aktivitas membaca kritis melibatkan proses kogneif tingkat tinggi.
kritis, melibatkan kemampuan analisis dan evaluasi untuk memahami makna secara
menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Berkaitan dengan proses
sebagai aktualisasi dari berfikir kritis merupakan proses yang terarah dalam kegiatan
aktivitasuntuk memhami dan menilai pesan ideologis dan tujuan tertentu penulis yang
tidak tampak dipermukaan. Membaca kritis adalah proses membaca yang melibatkan
kesadaran bahwa bahasa tidak hanya membawa pesan proporsional teks, tetapi juga
membawa pesan ideologis (Wallace, 1992). Membaca kritis merupakan aktivitas yang
berfokus pada kegiatan untuk memahami maksud penulis yang berada di balik teks,
bukan sekedar memahami informasi tertulis. Berdasarkan beberapa devinisi yang telah
evaluasi untuk memahami makna secara menyeluruh, naik yang tersurat mapun yang
tersirat. Membaca kritis disusun atas keterampilan-keterampilan yang menunjukkan
kognetif dalam proses berfikir kritis, keterampilan membaca kritis dapat dibagi
mengevaluasi diri Facione (1990, 2013, dan 2015). Setiap keterampilan tersebut
memahami dan mengungkap makna atau arti secara luas dari berbagi situasi, data, atau
pandang tertentu. Indikator menjelaskan arti terdiri atas; (a) mendeksi pilihan
yang terkandung dalam teks; dan (b) menjelaskan imlikasi pilihan bahasa tertentu.
Indikator yang mengklasifikasi makna terdiri atas; (a) membuat parafrasa yang
terkandung dari pilihan bahasa, ide, konsep, pernyataan tujuan, prilaku atau pristiwa
tertentu; dan (b) menggunakan deskripsi untuk menanggapi tujuan, niai-nilai,
teridiri atas subketerampilan (1) mendeteksi gagasan, (2) mendeteksi argument, dan
(3) menganalisis argument. Indikator mendeteksi gagasan terdiri atas : (a) menentukan
mengontraskan ide, konsep atau pernyataan; dan (c) mengindentifikasi isu atau
yakni menentukan pernyataan yang mendukung atau yang bertetangan dengan klaim,
elemen yang diperlukan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal, menbuat dugaan
pernyataan. Indikator mengajukan alternative terdiri atas; (a) menilai informasi yang
mengevaluasi terdiri atas subketerampilan (1) menilai klaim da (2) menilai argument.
Indikator menilai klaim terdiri atas;(a) menilai kredibilitas/pendapat; dan (b) menilai
menilai argument terdiri atas : (a) mengungkapkan kelemahan dari argument tertentu;
sudut pandang.
argument. Indikator menyatakan hasil terdiri atas : (a) memproduksi pernyataan yang
akurat sebagai analisis, evaluasi, dan inferensi; dan (b) menyajikan konsep dan
membedakan prosedur terdiri atas; (a) menilai cara penyajian informasi untuk
kognitif melalui analisis dan evaluasi terhadap diri sendiri. Keterampilan meregulasi
diri terdiri atas subketerampilan; (1) penilaian diri dan (2) koreksi diri. Indikator
Indicator koreksi diri, yakni merumuskan solusi mengatasi pemikiran dan tindakan diri
sejak sebelum memulai membaca sampai pada kontruksi makna teks setelah proses
tahapan pembelajaran membaca secara umum. Nuttall (1985;152-165 & 2005; 154-
167) membagi tahapan pembelajaran membaca menjadi tiga, yakni aktivitas sebelum
membaca.
untuk membentuk sekema pembaca terhadap topik teks yang akan dibaca (Rahim,
dan pengalaman pembaca dengan topic yang akan dibaca. Nuttall (1985 : 152 & 2005 :
154) mengemukakan aktivitas yang diberikan pada tahab sebelum membaca, meliputi
membagi teks dalam beberapa bagian, memahami istilah baru, dan mengajukan
pertanyaan.
Kedua, aktivitas saat membaca. Aktivitas saat membaca berkaitan dengan pengelolaan
menegemukakan tiga model pengelolaan kelas pada aktivitas membaca, yakni secara
Pengorganisasian kelas yang berpusat pada pengajar hanya menggunakan satu teks
oleh sesame pembaca. Pemahaman terhadap teks dilakukan melalui aktivitas diskusi
pembaca sebelumnya (Abidin; 2012;24 & Rahim, 2008;105). Aktivitas utama yang
dilakukan pembaca pada tahapan adalah mengevaluasi isi bacaan dan memberikan
membandingkan isi bacaan dengan bacaan lainnya, mencontohkan aplikasi dari teori
atau perinsip yang diuraikan dalam bacaan, mengevaluasi logika dan argumentasi, dan
menilai bias.
dan Goudvis kedalam tahapan pembelajaran membaca kritis bagi pembelajar dewsa.
pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan teks yang dibaca. Aktivitas membaca
bacaan. Aktivitas pasca membaca dilakukan menyaring dan menyintesis ide esensial
respon terhadap teks. Proses membangun makna terhadap bacaan dilakukan secara
lima tahapan, yakni prabaca, membaca, mengenali teks, merespon, dan memperluas
pribadi dan pengalaman membaca teks, memprediksi, dan mengadakan tinjauan isi
dan membaca bebas. Tahap merespon dilakukan melalui aktivitas untuk menanggapi
kegiatan membaca yang dilakukan dan memahami isi teks. Pada tahap menggali teks,
memiliki keterkaitan dengan topic, (2) membuat koneksi; aktivitas mahasiswa pada
tahap ini adalah menghubungkan antara pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
dengan teks yang dibaca, (3) menginterpretasi bukti; aktivitas pembaca pda tahapan ini
mendukung argument, asumsi dan sudut pandang penulis, (4) menantang asumsi;
pembaca menilai dan menguji argument dan validitas argument dan validitas
yang didapatkan dari teks yang dibaca dalam situasi yang dihadapi, dan (6) mengambil
berlawanan dengan sudut pandang yang digunakan penulis dari teks yang dibaca.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab II , maka
dalam tulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
3.2. Saran
Nurhadi. Membaca cepat dan efektif. Bandung; C.V Sinar Baru. 1987.