Makalah Analisis Novel 5 CM Karya Donny Dhirgantoro Dengan Teori Marxisme
Makalah Analisis Novel 5 CM Karya Donny Dhirgantoro Dengan Teori Marxisme
Makalah Analisis Novel 5 CM Karya Donny Dhirgantoro Dengan Teori Marxisme
Disusun oleh :
Afifah Laila Rifyanti (2001040019)
PBSI 3A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan, khususnya dalam bahasa Indonesia.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................................5
1.4. Manfaat Penulisan....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. Sinopsis Novel 5 cm..................................................................................................................6
2.2. Realitas Sosial Pada Novel 5 cm..............................................................................................7
2.3. Sikap Hidup..............................................................................................................................8
2.4. Penokohan.................................................................................................................................9
2.5. Unsur Instrinsik......................................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................14
3.2. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3) Bagaimana sikap hidup tokoh
4) Apa saja penokohannya
5) Unsur intrinsik Novel 5 cm
1.3. Tujuan Penulisan
1) Memaparkan sinopsis Novel 5 cm
2) Menjelaskan realitas sosialnya
3) Menelaah sikap sosial tokoh
4) Menjelaskan penokohan pada Novel 5 cm
5) Menjelaskan unsur intrinsik Novel 5 cm
1.4. Manfaat Penulisan
1) Sebagai bahan informasi tentang sinopsis novel 5 cm
2) Sebagai sumber penjelas realitas sosial pada novel
3) Sebagai bahan sumber pengetahuan tentang sikap sosial pada novel
4) Sebagai sumber pengetahuan tentang penokohan pada novel 5 cm
5) Sebagai sumber referensi dari unsur intrinsik novel
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
tertinggi di Pulau Jawa apalagi pada saat Sang Merah Putih dikibarkan. Semua pendaki
mengikuti pengibaran bendera tersebut dengan khidmat dan terharu. Semua menitikkan air
mata karena bangga, terharu, dan bahagia.
Setelah upacara, mereka turun gunung dan menginap di Ranu Kumbolo. Keajaiban
yang mereka rasakan tadi pagi masih terasa dalam diri mereka hingga malam itu. Dan malam
itu juga, Genta menyatakan perasaan sukanya pada Riani. Namun, Riani tidak bisa menerima
Genta, karena yang disukai Riani adalah Zafran. Zafran dan Dinda belum tertidur dan
mendengar semua yang Genta dan Riani katakan. Dinda menyukai Genta, tetapi ternyata
Genta suka pada Riani. Malam itu cinta membuktikkan, bahwa cinta yang paling besar adalah
cinta Sang Pencipta terhadap yang dicipta-Nya.
10 tahun kemudian...
Riani menikah dengan Zafran, dan memiliki seorang anak yang bernama Zafran Jr. Arial
menikah dengan Indy, dan memiliki seorang anak yang bernama Arian. Genta menikah
dengan Citra, teman sekantor Riani, dan memiliki seorang anak yang bernama Aga. Dinda
menikah dengan Deniek, teman yang ditemuinya di Mahameru, dan memiliki seorang anak
yang bernama Deninda. Ian menikah dengan Happy dan memiliki seorang anak yang
bernama David. Mereka berenam memiliki anak yang satu TK pula. Mereka merasa memang
mereka tidak bisa saling lepas satu sama lain. Sebentar lagi 17 Agustus, anak mereka berlatih
untuk upacara bendera di sekolah mereka. Dan mereka tidak akan pernah melepaskan rumus
mereka ”Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan
kening kamu jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di
depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu”, yang membuat
mereka yakin bahwa mereka pasti bisa menggapai itu semua.
7
Masalah kejahatan tampak pada kejadian selepas di stasiun kereta api Blitar,
rombongan empat pria setengah baya yang berdiri berdesakan menaiki kereta tidak memiliki
tiket. Alhasil mereka harus membayar tiket dua kali lipat dari harga asli jika beli di loket
stasiun, rombongan itu menganggap bahwa banyak juga yang tidak membeli karcis kereta.
Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut:
Banyak mas yangndak beli karcis, bukan aku aja. Mas lihat kan, uangnya banyak
sekali di kantongnya, itu uang dari yang bayar di kereta. Nanti juga uangnya dipangan
dawe…, ora kanggo stasiun,” (dipakai sendiri, nggak untuk stasiun). (Dhirgantoro: 187)
Adanya struktur sosial dalam masyarakat menyebebkan masyarakat tersebut
mengadakan hubungan antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat
yang lain, karena suatu anggota masyarakat tidak dapat hidup dengan menutup diri tanpa
mengadakan interaksi dengan anggota masyarakat yang lain. Hal ini didasari karena memang
manusia adalah makhluk sosial, dengan demikian relitas sosial bukanlah suatu keadaan tetapi
merupakan proses dinamis yang didalamnya terjadi perubahan dalam masalah-masalah sosial
karena masyarakat akanada selama terjadi proses perubahan. Semua proses kan berubah dan
perubahan itu mencakup masalah nilai dan moral sosial, perilaku manusia, dan kekuasaan.
Semua itu disebabkan oleh faktor biologis, psikologis, ekonomi, dan kultural.
Ian teringat saat tadi pagi minta restu sama Papa-Mama, setelah beberapa tahun nggak
cium tangan orang tua sebelum pergi kuliah. Pagi itu Ian mencium tangan orang tuanya,
ada sedikit sedih di hati Ian karena tangan Papa-Mama sudah tidak sehalus dulu lagi. Ian
bisa ngerasain kulit keriput di tangan mereka. Berbekal doa dari orang tuanya, Ian merasa
siap menghadapi apa aja hari itu”. (Dhirgantoro: 132).
8
Kutipan tersebut menggambarkan sikap hidup berupa kasih sayang orang tua dengan
anak. Saat akan pergi untuk ujian skripsi Ian meminta restu kepada kedua orang tuanya.
Terakhir kali mencium tangan orang tuanya, tangan mereka masih halus berbeda dengan
sekarang tangan mereka sudah tidak sehalus dulu lagi kulit mereka mulai mengkeriput.
Humor, tingkah laku dan percakapan yang terjadi dianggap sebagai keseharian antar
tokoh. Riani juga yang merupakan perempuan sendiri selalu menjadi bagian yang terlindungi
dari teman-temannya. Mereka berempat telah lulus masa kuliah, hanya Ian yang belum lulus
karena dia terlalu sibuk dengan mengerjakan hal lain seperti main game, nonton film, dan
selalu suka makan mi.
2.4 Penokohan
Dalam novel 5 CM pelaku dituturkan sebagai orang ketiga, berdasarkan peranannya
lima sahabat tersebut yang menjadi palaku utama. Yaitu: Genta, Riani, Ian, Zafran, dan Arial.
Kelima pelaku tersebut yang menjadi kunci pembangun cerita dan peristiwa dalam novel ini.
Pengarang memberikan nama pada tokoh bukan tanpa alasan, beberapa nama ada yang
berkaitan dengan bentuk fisik, perilaku, dan hobi tokoh tersebut.
Genta memiliki badan agak gemuk dan rambut agak lurus berjambul, Genta juga
sosok pemimpin diantara sahabat-sahabatnya. Genta juga memiliki sifat yang sama seperti
Riani, Genta juga merupakan sosok yang paling dibutuhkan teman-temanya karena dia
orangnya terbuka. Genta juga merupakan asisten dosen favorit di kampusnya.
Firman diam lagi. Pikirannya kemana-mana, merenungkan katakata sahabatnya yang udah
dia kenal semenjak dia kuliah, yang dia sendiri ngaku kalo Genta ngga pernah nyerah,
berani mendobrak semuanya, berani dikritik, berani nggak mapan. Genta masih bengong
sendiri, kangen sama Ian, Arial, Zafran, apalagi Riani. (Dhirgantoro: 140)
Zafran adalah lelaki bertubuh kecil dengan penampilan “standar seniman”, Zafran
memiliki pandangan berbeda dengan sahabat-sahabatnya karena dia dipenuhi dengan
lantunan syair. Seperti pada kutipan berikut:
Sama, gue juga…bingung gue deh, dia orangnya datar, kayaknya sih nggak cocok sama gue
tapi gue nggak bisa melepaskan bayangannya dari penglihatan dan hati gue. Zafran mulai
bersyair bimbang”. (Dhirgantoro : 78)
9
Arial adalah sosok lelaki ganteng dan gemar berolahraga, berbadan besar dengan kulit
hitam. Selalu tampil rapi dan apa adanya, Arial itu orangnya biasa aja tapi asyik. Seperti pada
kutipan berikut:
Jarang nyela, jarang becanda, tapi kalo ketawa paling keras makanya kalo ada dia jadi
ramai”. (Dhirgantoro: 8)
“Arial sebentar melirik Indy, suara-suara di kepalanya masih bersahut-sahutan bilang…
ngga…bilang…ngga…bilang…ngga, Arial selalu tampil apa adanya dan biasa-biasa aja”.
(Dhirgantoro : 92)
Riani adalah sosok gadis yang memakai kacamata, Riani juga salah satu aktivis
kampus yang hobinya membaca dan berdebat. Bentuk fisik Riani cantik, memakai kacamata,
cerdas dan mirip artis Hollywood. Seperti pada kutipan berikut:
Muka gabungan antara Lisa Loeb sama Kate Winslet (nah lho?), bodinya? Persis Kate
Winslet. Riani punya inner beauty, kalo dia sudah ngomong pasti orang pada dengerin. Dia
punya semacam kharisma yang bisa bikin orang menengok” (Dhirgantoro : 8)
Ian seorang lelaki berbadan gendut subur, kepalanya botak plontos. Penggemar bola
tapi ngga bisa main bola. Bentuk fisik Ian yang bengkak karena hobi makan, main dan
nonton. Seperti pada kutipan berikut:
kalo Ian sudah main champion ship manager (CM), maka hardisk komputernya bisa teriak-
teriak soalnya bisa sampai tiga hari tuh computer lembur. Ian sepertinya orang tidak peduli
kepada siapa saja kecuali bola. (Dhirgantoro : 11)
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak
akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara badaniah belaka
tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial, pergaulan hidup
tersebut akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
bekerja sama. Ian yang memperjuangkan skripsinya dengan kerja kerasnya sendiri. Seperti
pada kutipan berikut: saling berbicara untuk mencapai suatu tujuan bersama.
10
Genta meneruskan sambil menatap keempat temannya, “Ya nggak ketemuan dulu, ngga
nongkrong dulu, ngga kemana-mana bareng dulu, ilang aja dulu semuanya, ilang abis-
abisan, nggak teleponan, nggak SMS-an. (Dhirgantoro : 63)
Pada kutipan di atas menggambarkan aturan yang dibuat kelima sahabat ini bahwa
larangan atau peraturan yang dibuat harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar, mereka pun
memiliki rumus untuk menggapai asa yakni dengan manggantungkan mimpi, keinginan, dan
cita-cita harus kita gantung 5 cm di depan kening agar ia tak lepas dari mata. Hal tersebut
dibuktikan pada kutipan berikut:
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening
kamu…jangan menempel. Biarkan…” Dia…” “Menggantung…” “Mengambang…” “5
centimeter… di depan kening kamu…” “Jadi dia ngga akan pernah lepas dari mata kamu.”
(Dhirgantoro : 378)
11
c) Latar Tempat :
Jakarta
“...terdengar lembut dari tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro,
Menteng.” (halaman 15)
“Lima orang di dalam mobil itu bru aja makan bubur ayam di Cikini.”
Bogor
“Heh bengong, udah sampai Bogor nih...,” (halaman 91)
“Bogor sore menunggu malam pun menyambut mereka.” (halaman 91)
Rumah Arial : Kamar Arial, Secret Garden
“Halaman rumah Arial luas dan asri.” (halaman 19)
“Mereka duduk lesehan di beranda bungalow bambu di Secret
garden.” (halaman 34)
SMA
“Mereka berjalan melalui kantin depan dan lorong sekolah, melihat sekeliling
yang gelap, melihat bekas kelas masing-masing dan menyapa dalam
gelap.” (halaman 47)
“Malam itu di sekolah, mereka ngobrol lagi, ketawa-tawa lagi, berfilosofi
lagi,di bawah kuningnnya cahaya seadanya di tempat yang pernah
mempertemukan mereka melewati usia tujuh belas.” (halaman 52)
Stasiun kereta api Senen
“Siang itu daerah Senen panas sekali. Di Stasiun Senen, Genta dengan
bawaaannya dengan super banyak, menikmati makan siang di salah satu
restoran Padang di situ.”
Cirebon
“Kereta berhanti di Stasiun Cirebon” (halaman 160)
Ranu Pane
“Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane.” (halaman 217)
“Ranu Pane malam itu tampak Ramai, jip-jip yang menurunkan pendaki
tampak nerdatangan.” (halaman 217)
Ranu Kumbolo
“...Itu...Ranu...Kumbolo...Surganya Mahameru.”
“Tadi di bawah Ranu Pane sekarang Ranu Kumbolo...”
12
“Genta menggelar sebuah terpal tebal dari tendanya, mereka semua duduk
lesehan di pinggir Ranu Kumbolo.”
Puncak Mahameru
“Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mahameru.”
“Puncak Mahameru masih dalam keheningan.”
Kampus
“Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-daun taman kampus, kepada
gedung kampus,..”
Waktu :
Setiap saat (Pagi sampai malam)
“Pukul 08.15 Ian udah nongkrong di depan ruangan dosennya.”
“Siang itu daerah Senen panas sekali.”
“Sejenak mereka terdiam menikmati angin malam menyapu wajah mereka.”
“Malam itu, Ranu Kumbolo terlihat sangat tenang, bulan dan bintang tampak
jelas memantul di permukaannya,..”
Suasana :
Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan
“Genta panik melihat banyaknya batu yang datang, bayang-bayang temannya
tampak menghindar kesana kemari.”
“Suara-suara yang sangat ia kenal seperti berteriak kesakitan.”
“Riani menutup penglihatannyaa, matanya tidak kuat melihat pemandangan di
depannya.”
“Genta kembali menangis, mengingat perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan
keluarga Ian melintas di benaknya.”
“Suara-suara tangis bahagia dan teriakan-teriakan penuh semangat terdengar
memenuhi puncak.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku
Manifesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan
bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital
mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Menurut Kristeva (2011: 68),
teori marxisme digagas oleh Karl Marx dengan tujuan mengkritik tindakan eksploitatif kelas
borjuis terhadap kelas proletariat dalam sebuah kapitalisme. Marx berpendapat bahwa
pemenuhan materi merupakan sebuah basis paling mendasar dari seluruh struktur
kapitalisme. Oleh karena itu, marxisme merupakan sebuah filsafat materialisme. Das Kapital
merupakan buah pikiran Marx tentang kritikan akan kapitalis dan sistem perekonomiannya,
dalam buku Das Kapital juga terdapat gagasan tentang surplus value yang berujung pada
penindasan buruh.
3.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas, akan dikemukakan saran sebagai
berikut. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengaji teori kelas Karl Marx dengan
lebih dalam lagi saat meneliti karya sastra, supaya didapatkan konsep-konsep lain selain
konflik sosial dan alienasi. Bagi pembaca, disarankan untuk mengenal terlebih dahulu teori
kelas Karl Marx dan karya sastra supaya mudah memahami setiap konteks penjelasan
mengenai konsep-konsep teori kelas Karl Marx serta tidak ada kekeliruan dalam
menginterpretasi penelitian ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Lenin, Ilyich Vladimir. 2016. The Teachings of Karl Marx: Pengantar Memahami Karl Marx
dan Pemikirannya. Yogyakarta: Cakrawangsa
Rafiek, M. 2010. Teori Sastra; Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.
Dhirgantoro, Donny.2005. 5cm. Gramedia Widiasarana Indonesia.
15