Batuan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

TOTAL WAKTU : 110 MENIT

1.
(1 set tanah dan batu tersedia)

Remaslah batu dengan tanganmu sekuat tenaga. Kemudian, ambil


segenggam tanah dan remaslah! Bandingkan! Hasilnya meremas batu
malah menyebabkan tangan kita sakit, sedangkan ketika meremas tanah,
tanah akan buyar. Kepadatan batu dan tanah sangat berbeda. Mengapa?
Sekarang tunjukkan berbagai jenis batu (1 set batuan). Apakah bentuk dan
teksturnyanya berbeda-beda? Mengapa demikian? Apa yang menyebabkan
batuan itu ada bermacam-macam jenisnya?
Kita akan diskusikan tentang batuan dalam bab ini.
(5 menit)

2.

Sebelum mulai minta para peserta untuk mengerjakan soal, melihat


kemampuan para peserta (kalau tidak bisa tidak apa, di encourage saja).
Kemudian minta seorang demi seorang menjelaskan terjadinya batuan.
(10 menit)

Jawaban:

A. Jenis Batuan

Apa yang menyebabkan magma terdorong ke luar?


Magma terdorong keluar karena ada tekanan dari dalam perut Bumi

Mengapa terdapat bermacam-macam batuan?


_________________

Proses pembentukan yang berbeda-beda menghasilkan 3 jenis batuan yang


ber- beda.

Apa yang menyebabkan terbentuknya batuan beku?

Batuan beku disebabkan oleh proses pembekuan magma yang keluar dari
gunung berapi

Apa yang menyebabkan terbentuknya batuan endapan?


Pengendapan berbagai materi batuan yang disebabkan oleh kikisan air, es dan
udara. Materi itu terdorong ka bawah, kemudian akan bertumpuk-tumpuk
membentuk lapisan yang mengendap.
Apa yang menyebabkan terjadinya batuan malihan?
Batuan malihan berasal dari batuan beku dan endapan yang mendapat
tekanan dan panas yang sangat tinggi sehingga mengalamai perubahan.

3.

Trainer menyampaikan berbagai jenis batuan (lihat power pointnya,


jelaskan satu persatu dengan baik, sampai peserta mengerti). (15 menit)

4.

Ajak peserta untuk melakukan kegiatan di bawah ini. (15 menit)


Sediakan :
Beberapa contoh batuan

Kegiatan 1. Mengelompokkan Batuan (1 set alat dan bahan


tersedia)
Tujuan : Peserta dapat melihat langsung berbagai macam batuan dan
dapat mengelompokkannya dengan benar

 Bagi peserta ke dalam tiga kelompok: Kelompok Beku, Kelompok


Endapan, Kelompok Malihan
 Setiap kelompok mengambil contoh batuan yang sesuai dengan nama
kelompoknya
 Tukar nama kelompok dan ambil batu sesuai nama kelompoknya.
 Isi tabel

5.
Peserta diminta untuk menulis miskonsepsi. Kemudian didiskusikan. (15
menit)

MISKONSEPSI
Batu dan Mineral adalah benda yang sama
Yang benar adalah ...
Berdasarkan definisi ‘Glossary of Geology’ mineral adalah ‘unsur alam yang
tersusun dengan materi kimiawi dan berbentuk kristal khusus’. Umumnya
mineral merupakan materi anorganik. Sedangkan batuan tersusun dari dua
atau lebih mineral, yang setiap jenisnya memiliki komposisi dan kandungan
kimiawi yang tetap.
Setiap mineral akan membentuk batuan, tetapi tidak semua batuan
mengandung mineral. Contoh batubara merupakan batuan, berasal dari
bahan organik. Jadi, batubara tidak mengandung mineral.

Berlian terbentuk dari batubara yang padat


Yang benar adalah ...
Berlian dan arang sama-sama berbahan dasar karbon, tetapi keduanya
memiliki bentuk dan asal-usul yang berbeda. Batubara terbentuk dari sisa-
sisa pelapukan hewan dan tumbuhan yang mati terkubur kemudian menjadi
sumber energi melalui proses yang sangat lama. Selama proses tersebut
materi organik termampatkan menjadi batuan yang dapat menjadi bahan
bakar. Batubara mengandung karbon dan bahan-bahan lain yang
membuatnya dapat terbakar. Sedangkan berlian mengandung karbon murni.
Berlian terbentuk di bawah tekanan yang sangat tinggi di kedalaman 75
kilometer di bawah permukaan Bumi. Seandainya Superman meremas
batubara, ia tidak akan menghasilkan berlian… hanya debu batubara!

Magma berasal dari inti Bumi


Yang benar adalah ...
Magma berasal dari bilik magma yang berada di lapisan mantel paling atas,
pada kedalaman sekitar 100 kilometer di bawah permukaan Bumi. Tempat ini
memiliki tekanan sangat tinggi, sehingga dapat mendorong magma ke luar
seperti dorongan pada pasta gigi.

Batuan yang paling tua selalu berada di paling bawah


Yang benar adalah ...
Sedimen batuan akan terusun dalam bentuk lapisan-lapisan berdasarkan
umur terbentuknya. Lapisan paling muda akan berada di lapisan teratas.
Tetapi erosi dan pergerakan lempengan dapat menyebabkan lapisan-lapisan
itu saling tumpang tindih. Jadi dapat ditemukan batuan yang lebih muda
berada di bawah batuan tua. Demikian terjadi terus-menerus berupa siklus
dalam kurun waktu jutaan tahun, siklus itu tidak diketahui kapan dimulai dan
berakhir.

6.

Batuan yang ada tidak selamanya tetap keadaannya. Batuan juga bisa lapuk.
Nah sekarang coba isi kira-kira apa yang bisa membuat batuan lapuk.
Ceritakan bagaimana sebutir batu kalau ditetesi oleh air terus menerus akan
bolong juga. Hubungkan ini dengan usaha kerja keras, bahwa segala sesuatu
itu mungkin kalau kita mau kerja keras (aplikasi terhadap kehidupan).
Peserta diminta untuk mengisi dan menjawab soal, dilanjutkan dengan
melakukan eksperimen menguji batuan. (15 menit)
B. Pelapukan Batuan

Apakah yang menyebabkan batuan yang keras dapat mengalami pelapukan?


Batuan mengalami pelapukan secara perlahan oleh makhluk hidup yang
tumbuh di atasnya. Juga dapat disebabkan pengikisan oleh angin, air
atau pun es.

Menguji Batuan Kapur (5 set alat dan bahan


tersedia)

Tujuan : Peserta dapat memahami bahwa batuan larut oleh zat asam

Pertanyaan:

1. Jenis zat apakah cuka itu?


Zat asam (CH3COOH)

2. Apakah pasir dan kulit kerang mengandung zat yang sama?


Tidak. Kerang mengandung zat kapur , pasir tidak.

3. Mengapa saat kulit kerang dimasukkan terjadi gelembung dalam gelas?


Gas apa yang dihasilkan oleh percobaan ini?
Zat kapur dalam kerang bereaksi dengan zat asam menghasilkan gas
karbon dioksida.

7.

Trainer meneruskan dengan 2 eksperimen pengikisan batuan oleh air dan


udara.
Seperti biasa peserta diminta untuk menjelaskan di depan. (15 menit)

Pengikisan Batuan oleh Air (5 set alat dan bahan tersedia)

Pertanyaan
1. Peristiwa alam apa yang dilakukan dalam percobaan di atas?
Proses pengikisan batuan oleh air

2. Sebutkan contoh salah satu tempat yang mengalami peristiwa tersebut!


Grand Canyon yang mengalami pengikisan oleh aliran air sungai
Colorado di Amerika Serikat.

3. Perubahan fisika atau kimiakah pengikisan oleh air?


Perubahan fisika

Pengikisan Batuan oleh Udara (5 set alat dan bahan tersedia)


Tujuan : Peserta memahami proses pengikisan batuan

Pertanyaan
1. Peristiwa alam apa yang dilakukan dalam percobaan di atas?
Proses pengikisan batuan oleh udara

2. Sebutkan salah satu tempat yang mengalami peristiwa tersebut!


Contoh pengikisan oleh udara terjadi di gurun-gurun pasir

3. Perubahan fisika atau kimiakah pengikisan batuan oleh udara?


Perubahan Fisika

8.

Peserta membaca lintas bidang keilmuan, sains terkini dan Misteri yang
belum terpecahkan serta menjawab soal-soal. (15 menit)

Kemudian trainer menjelaskan tentang Tsunami (lihat text dibawah) disertai


dengan animasi sehingga semua peserta mengetahui informasi tentang
Tsunami.

LINTAS BIDANG KEILMUAN

Matematika dan Geologi

Ahli Geologi menyatakan umur Bumi sekitar 4.5 milyar tahun. Kita kadang
cukup sulit membayangkan waktu dalam ukuran besar seperti itu. Nah, di
bawah ini kita akan menggunakan matematika untuk mempermudah kita
membayangkan proses geologis Bumi kita.

Buat ‘Garis-waktu Geologis’ sebagai berikut: 1 milimeter menyatakan satu


juta tahun. Mulailah dari waktu sekarang, dan buat garis waktu yang berjalan
mundur. Ternyata dengan skala seperti itu, akan terbentuk garis sepanjang
46 meter! Kalau begitu, buat lagi skala yang memungkinkan untuk
memasukkan semua fase geologis yang tercantum di bawah ini.
1. Kepunahan dinosaurus, 65 juta tahun lalu.
2. Awal periode Ordovician, 505 juta tahun lalu
3. Aliran Sungai Colorado mulai memahat tebing-tebing membetuk Grand
Canyon, 4 juta tahun lalu.
4. Awal kehidupan, 3.7 milyar tahun lalu
5. Awal dan akhir periode Cambrian, 544 – 505 juta tahun lalu.
6. Awal kemunculan Homo sapiens, 90 ribu tahun lalu.
7. Awal dan akhir Masa Paleocene, 65 – 54 juta tahun lalu.
8. Terbentuknya Bumi
9. Daratan India bertabrakan dengan Asia, diikuti terbentuknya pegunungan
Himalaya, 40 juta tahun lalu.

Melukis Bebatuan
Orang-orang purba seringkali meninggalkan jejak lukisan dalam bebatuan di
dinding-dinding gua. Contohnya adalah lukisan orang Aborigin di Nourlange
Rock, Kakadu National Park, Australia. Bagaimana dengan pahatan di
dinding stupa Candi Borobudur? Dapatkah kamu memberikan contoh lain?
SAINS TERKINI

Sistem Peringatan Dini

Mantel di bawah kerak Bumi terus menerus bergerak menyebabkan


lempengan batuan dan tanah di atasnya pun ikut bergerak. Bayangkanlah
manusia dan makhluk hidup lainnya berada di permukaan tipis yang terletak
di atas lapisan cairan yang jauh lebih tebal. Pergerakan ini menimbulkan
adanya patahan-patahan lempeng Bumi yang terus bergerak. Bergeraknya
lapisan mantel menyebabkan pergerseran patahan, sehingga patahan itu
dapat bertemu atau terpisah. Pemisahan dan penumbukan patahan
menyebabkan terjadinya gempa.

Tidak semua gempa menimbulkan tsunami. Syarat tsunami jika gempa


memiliki kekuatan minimal 6 skala richter dan pusatnya berada di kedalaman
0 – 30 kilometer. Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana gempa.
Posisinya berada di antara lempeng tektoknik yang bergerak aktif: lempeng
Indo-Australia dan Eurasia, lempeng Indo-Australia dan Pasifik. Penjalaran
gelombang gempa 4 – 11 km/detik. Gelombang tsunami menjalar dengan
kecepatan antar 10 km/detik – 800 km/detik, tergantung pada daerah
kedalaman pusat gempa. Selisih kecepatan ini menajdi peluang untuk
merancang sistem peringatan dini tsunami.

Tiga jenis sistem peringatan tsunami:


1. Tsunami jarak dekat (0 – 30 menit setelah gempa), jarak ke pusat
gempa sekitar 200 kilometer.
- Accelerograph atau strong motion seismograph
yang dapat merekam getaran yang lemah, disertai
dengan peralatan sistem komunikasi dan perawatan
jarak jauh serta alarm.
- Tide Gauge : mengukur perubahan permaukan air laut
2. Tsunami jarak menengah (30 menit – 2 jam setelah gempa), jarak ke
pusat gempa 200 – 1000 kilometer. Peralatan yang digunakan sama
dengan di atas untuk mennangkap getaran yang sangat lemah.

3. Tsunami jarak jauh (lebih dari dua jam setelah gempa). Jarak dari
pusat gempa lebih dari 1000 kilometer, sehingga tidak perlu
menggunakan accelerograph. Kecuali jika rawan dengan gempa dekat.
Untuk daerah ini digunakan TREMORS yang sudah dipasang di
Stasiun Geofisika Tretes.
MISTERI YANG BELUM TERPECAHKAN

Mengapa inti Bumi terdiri dari dua lapis?

Sampai sekarang para ilmuwan tidak yakin mengapa Bumi memiliki dua
lapisan inti, yaitu inti padat dan inti cair. Terdapat dua teori yang dianggap
paling dapat menjelaskan asal-usul pembentukan Bumi. Teori ‘slow accretion’
menyatakan bahwa Bumi terbentuk dari materi yang disebut protoplanet yang
terikat oleh satu gaya gravitasi. Terdiri dari bahan batuan dan besi padat.
Gempuran yang terus-menerus menyebabkan lapisan terluar Bumi panas dan
meleleh, sedangkan besi cair menjadi memadat, akhirnya melesak terdorong
ke dalam, menyelubungi inti besi padat yang sudah lebih dahulu terbentuk.

Sedangkan teori ‘big impact’ menyebutkan beberapa benda seukuran planet


kecil bertabrakan. Tabrakan ini menimbulkan energi yang sangat besar
sehingga seluruh planet meleleh dan ‘menyusun diri’ berdasarkan kepadatan.
Materi besi atau nikel memadat dan terdesak menjadi bagian inti. Makin lama
bagian terluar planet dan lapisan inti dalam pun mendingin serta memadat,
sehingga terbentuk lapisan-lapisan yang berbeda kepadatannya.

Kapankah pertama kali muncul kehidupan di Bumi?

Para ilmuwan yang ahli dlam bidang evolusi meyakini bahwa bentuk
kehidupan sederhana yang paling awal mirip dengan bakteri dan beberapa
mikroba yang sampai sekarang masih dapat kita lihat. Kulit mereka yang
lembut sebagian besar mengandung air sehingga tidak meninggalkan jejak
fosil. Para ilmuwan harus menggali jauh ke dalam perut Bumi atau meneliti
kawah gunung berapi di dasar laut untuk mencari lingkungan yang mungkin
mirip dengan kondisi Bumi saat kehidupan pertama kali muncul. Dengan
mempelajari bukti-bukti itu, mereka menemukan petunjuk bahwa organisme
pertama terbentuk sekitar 3.7 milyar tahun lalu.
SOAL-SOAL

1. Di daerah Padalarang Bandung terdapat pebukitan kapur. Batuan kapur


berasal dari sisa-sisa binatang laut yang mengeras. Sedangkan daerah
Padalarang terletak di lembah yang dikeliling pegunungan. Apa yang
dapat disimpulkan dari fenomena tersebut?
Bukit karang itu telah mengalami proses geologis yang sangat
panjang. Di bagian atas, terjadi pelapukan oleh tumbuhan lumut,
sehingga tanah terbentuk. Bibit-bibit pepohonan diterbangkan oleh
angina atau burung mencapai tempat tersebut. Humus yang
terbentuk akan mempertebal lapisan tanah maka pepohonan keras
dapat tumbuh. Di sisi lain, air laut dan angin menggerus bagian
pinggir bukit tersebut. Kita akan melihat tebing karang yang terdiri
dari batuan kapur atau batuan keras lainnya.

2. Perhatikan baik-baik gambar di bawah ini! Proses apa yang terjadi?


Jelaskan!

Yang terjadi adalah proses pembentukan batu sendimen akibat


kikisan oleh udara, cuaca dan air, batuan yang telah terkikis itu akan
mengalir ke laut dan membentuk lapisan-lapisan batuan.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyan dalam gambar!

Aku adalah tanah.


Dalam hujan terkandung senyawa CO2
Batuan yang berada di pegunungan dan terbentuk dari magma yang
mengeras adalah batuan granit.
BACAAN UNTUK TRAINER

Tsunami

A tsunami is a series of ocean waves generated by any rapid large-scale


disturbance of the sea water. Most tsunamis are generated by earthquakes,
but they may also be caused by volcanic eruptions, landslides, undersea
slumps or meteor impacts.

(or A tsunami (pronounced tsoo-nah-mee) is a wave train, or series of waves,


generated in a body of water by an impulsive disturbance that vertically
displaces the water column. Earthquakes, landslides, volcanic eruptions,
explosions, and even the impact of cosmic bodies, such as meteorites, can
generate tsunamis. Tsunamis can savagely attack coastlines, causing
devastating property damage and loss of life).

In 1963 the term "tsunami" was adopted internationally to describe this natural
phenomenon. A Japanese word, it is the combination of the characters tsu
(harbor) and nami (wave). They are often mistakenly called “tidal waves.”
However, the tides have nothing to do with the formation of tsunamis.

The waves radiate outward in all directions from the disturbance and can
propagate across entire ocean basins. For example, in 1960, an earthquake
in Chile caused a tsunami that swept across the Pacific to Japan. Tsunami
waves are distinguished from ordinary ocean waves by their great length
between peaks, often exceeding 100 miles in the deep ocean, and by the long
amount of time between these peaks, ranging from five minutes to an hour.

While they cannot be seen from the air, or felt aboard an ocean-going ship,
tsunamis can cause as great a loss of life and property as their other natural
disaster cousins—tornadoes and hurricanes.

The speed at which tsunamis travel depends on the ocean depth. A tsunami
can exceed 500 mph in the deep ocean but slows to 20 or 30 mph in the
shallow water near land. In less than 24 hours, a tsunami can cross the entire
Pacific Ocean.

http://observe.arc.nasa.gov/nasa/exhibits/tsunami/tsun_physics.html

       The phenomenon we call a tsunami is a series of waves of extremely


long wavelength and period generated in a body of water by an impulsive
disturbance that displaces the water. Although tsunamis are often referred to
as "tidal waves" by English-speaking people, they are not caused by the tides
and are unrelated to them.
       Tsunamis are primarily associated with earthquakes in oceanic and
coastal regions. When an earthquake occurs, the energy travels outward in all
directions from the source. This can be illustrated by throwing a pebble into a
small, still pond. The pebble represents a meteorite or some other energy
source, and the pond represents the ocean. The ripples that travel out in all
directions from the focus, or the point where the pebble hit the water,
represent the energy that creates a sea wave. Notice how the waves become
larger as they reach shore, where the water is shallower.

      Detecting tsunamis is a very difficult thing to do. When a wave begins in


the deep ocean waters, it may only have a height of about twelve to twenty-
three inches and look like nothing more than the gentle rise and fall of the sea
surface. An example of how easy tsunamis are to overlook is the Sanriku
tsunami, which struck Honshu, Japan, on June 15, 1896.

      Fishermen twenty miles out to sea didn't notice the wave pass under their
boats because it only had a height at the time of about fifteen inches. They
were totally unprepared for the devastation that awaited them when they
returned to the port of Sanriku. Twenty-eight thousand people were killed and
170 miles of coastline were destroyed by the wave that had passed under
them.
      Tsunamis in deep water can have a wavelength greater than 300 miles
(500 kilometers) and a period of about an hour. This is very different from the
normal California tube, which generally has a wavelength of about 300 feet
(100 meters) and a period of about ten seconds. (The period of a wave is the
time between two successive waves.)

      Tsunamis are shallow-water waves, which means that the ratio between
water depth and wavelength is very small. These shallow-water waves move
at a speed equal to the square root of the product of the acceleration of
gravity (9.8m/s/s) and the water depth. The deeper the water, the faster and
shorter the wave is. For example, when the ocean is 20,000 feet deep, a
tsunami travels at 550 miles per hour. At this speed, the wave can compete
with a jet airplane, traveling across the ocean in less than a day.

       Another important factor in considering tsunamis is the rate at which they
lose energy. Because a wave loses energy at a rate inversely related to its
wavelength, tsunamis can travel at high speeds for a long period of time and
lose very little energy in the process.

======================

Tsunamis can be generated when the sea floor abruptly deforms and
vertically displaces the overlying water. Tectonic earthquakes are a particular
kind of earthquake that are associated with the earth's crustal deformation;
when these earthquakes occur beneath the sea, the water above the
deformed area is displaced from its equilibrium position. Waves are formed as
the displaced water mass, which acts under the influence of gravity, attempts
to regain its equilibrium. When large areas of the sea floor elevate or subside,
a tsunami can be created.
Large vertical movements of the earth's crust can occur at plate boundaries.
Plates interact along these boundaries called faults. Around the margins of
the

Pacific Ocean, for example, denser oceanic plates slip under continental
plates in a process known as subduction. Subduction earthquakes are
particularly effective in generating tsunamis.

A tsunami can be generated by any disturbance that displaces a large water


mass from its equilibrium position. In the case of earthquake-generated
tsunamis, the water column is disturbed by the uplift or subsidence of the sea
floor. Submarine landslides, which often accompany large earthquakes, as
well as collapses of volcanic edifices, can also disturb the overlying water
column as sediment and rock slump downslope and are redistributed across
the sea floor. Similarly, a violent submarine volcanic eruption can create an
impulsive force that uplifts the water column and generates a tsunami.
Conversely, supermarine landslides and cosmic-body impacts disturb the
water from above, as momentum from falling debris is transferred to the water
into which the debris falls. Generally speaking, tsunamis generated from
these mechanisms, unlike the Pacific-wide tsunamis caused by some
earthquakes, dissipate quickly and rarely affect coastlines distant from the
source area.
As a tsunami leaves the deep water of the open ocean and travels into the
shallower water near the coast, it transforms. If you read the "How do
tsunamis differ from other water waves?" section, you discovered that a
tsunami travels at a speed that is related to the water depth - hence, as the
water depth decreases, the tsunami slows. The tsunami's energy flux, which
is dependent on both its wave speed and wave height, remains nearly
constant. Consequently, as the tsunami's speed diminishes as it travels into
shallower water, its height grows. Because of this shoaling effect, a tsunami,
imperceptible at sea, may grow to be several meters or more in height near
the coast. When it finally reaches the coast, a tsunami may appear as a
rapidly rising or falling tide, a series of breaking waves, or even a bore.

As a tsunami approaches shore, we've learned in the "What happens to a


tsunami as it approaches land?" section that it begins to slow and grow in
height. Just like other water waves, tsunamis begin to lose energy as they
rush onshore - part of the wave energy is reflected offshore, while the
shoreward-propagating wave energy is dissipated through bottom friction and
turbulence. Despite these losses, tsunamis still reach the coast with
tremendous amounts of energy. Tsunamis have great erosional potential,
stripping beaches of sand that may have taken years to accumulate and
undermining trees and other coastal vegetation. Capable of inundating, or
flooding, hundreds of meters inland past the typical high-water level, the fast-
moving water associated with the inundating tsunami can crush homes and
other coastal structures. Tsunamis may reach a maximum vertical height
onshore above sea level, often called a runup height, of 10, 20, and even 30
meters

Anda mungkin juga menyukai