Tugas Makalah Pai Kelas X

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PAI KELAS X (NIKMATNYA

MENUNTUT ILMU DAN INDAHNYA BERBAGI


PENGETAHUAN) SMA NEGERI 1 CIBINONG

RIZKY MAULANA
X MIPA
6(30)

1
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sederhana. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
nikmatnya menuntut ilmu dan indahnya berbagi pengetahuan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pak Gozali
selaku guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang
saya miliki. Untuk itu kritik dan saran diharapkan dem kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 9 Oktober 2021


Pentusun
Rizky Maulana

2
DAFTAR ISI
Judul ………………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………... 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………. 3
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………... 4
2. Identifikasi Masalah …………………………………………………………………. 4
3. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 4
B. Pembahasan
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan ………………………………………………………... 4
2. Pembagian Ilmu ……………………………………………………………………… 5
3. Dalil Al-Quran dan Hadist tentang menuntut ilmu …………………………………..,5
4. Hukum menuntut ilmu……………………………………………………………….. 6
5. Syarat-syarat menuntut ilmu ………………………………………………………… 7
6. Keutamaan menuntun ilmu, Keutamaan orang yang berilmu ………………………. 8
7. Konsekuensi orang yang enggan menuntut ilmu …………………………………….
8. Konsekuensi orang yang enggan mengamalkan(berbagi) ilmu ………………………9
C. Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 10
D. Penutup …………………………………………………………………………………. 10
E, Daftar Pusaka ………………………………………………………………………… 11

3
A.Pembahasan
1. Latar Belakang
lmu adalah cahaya kehidupan. Ilmu ibarat cahaya yang menyinari dalam kegelapan
yang menunjukkan arah menuju jalan yang ditempuh. Tanpa ilmu seseorang akan tersesat
jauh ke dalam jurang kebodohan. Dengan ilmu pengetahuan jarak yang jauh terasa dekat,
waktu yang lama terasa singkat, pekerjaan yang berat menjadi ringan.Dengan ilmu manusia
memperoleh segala yang ia cita-citakan. Ilmu adalah sumber kehidupan. Alam raya yang
Allah ciptakan ini, penuh dengan berbagai macam rahasia yang dikandungnya. Bumi, langit,
laut, dan yang ada di sekitarnya adalah bagian dari alam raya yang harus dimanfaatkan untuk
kepentingan bersama.
Bagaimana dapat mengetahui rahasia yang ada di perut bumi, di dalam lautan, dan di
ruang angkasa jika tidak melalui ilmu pengetahuan? Maka, sungguhlah tepat Allah Swt.
menjadikan manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi ini, karena manusia memiliki potensi
pengetahuan untuk mengelola, mengurus, dan memanfaatkan alam raya yang Ia ciptakan.
Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting.
Orang-orang yang memiliki pengetahuan Allah Swt. janjikan dengan derajat yang tinggi di
sisi-Nya, apalagi di sisi manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan
setiap umat Islam agar menuntut ilmu setinggi-tingginya. Rasulullah menyatakan bahwa
orang-orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya dengan orang yang berjihad di jalan
Allah. Bahkan ia memerintahkan agar menuntut ilmu tidak hanya dilakukan di negeri
terdekat saja, tetapi ia memerintahkan mencari ilmu walau harus dengan jarak yang sangat
jauh. “Carilah ilmu hingga ke negeri Cina!” Demikian sabdanya sebagai motivasi kepada
umat Islam untuk selalu bersemangat dalam menuntut ilmu.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat didentifikasi permasalahannya adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan.
2. Hukum menuntut ilmu
3. Keutamaan menuntut ilmu..
3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa pengertian ilmu pengetahuan menurut dari berbagai sumber dan pendapat ulama?
2. Bagaimana pembagian ilmu dari sudut pandang umum dan agama?.
3. Apa keutamaan menuntut ilmu dan orang yang berilmu?
4. Apa hukum dan syarat-syarat menuntut ilmu?

B.Pembahasan
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan.
 Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu
yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan sebagai
Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki)

4
 Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan
hukum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik
dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
 ilmu pengetahuan (Inggris: science; Arab: ‫ )ال ِع ْلـ ُم‬adalah usaha-usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia.
 Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus
sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga
dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat,
landasan dasar dan asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis.
Sedangkan pengertian ilmu pengetahuan menurut para ulama adalah sebagai berikut:
 Imam Al Jurjani di dalam kitabnya At Ta'riifaat mendefinisikan ilmu sebagai
keyakinan kuat yang sesuai dengan realita.
 Sementara Imam Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir Ar Razi dalam kitabnya
Mukhtar Ash Shihah menerangkan bahwa ilmu ialah mutlak pengetahuan
2. Pembagian ilmu secara umum dan agama.
Pembagian ilmu secara umum adalah sebagai berikut:
 Ilmu alamiah (natural sciences) adalah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
keteraturan dalam alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah. Seperti : Ilmu
fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
 Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-ketetaturan
dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lainnya. Seperti: Ilmu
sosiologi, ekonomi, antropologi, dll.
 Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-masalah
manusia dan budaya yang bersifat manusiawi. Seperti: Ilmu bahasa, agama, kesenian,
dan lain-lain.
Pembagian ilmu menurut agama islam adalah sebagai berikut:
 Secara umum ilmu dalam Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yang
meliputi; metafisika menempati posisi tertinggi, disusul kemudian oleh matematika,
dan terakhir ilmu-ilmu fisik#
 Dalam istilah Kontemporer pembagian ilmu menurut islam ada dua bagian yakni, 
Ilmu Abadi, yaitu ilmu yang berasal dari wahyu illahi robbi yang di perjelas oleh
sunnah nabi muhammad SAW. Yang sekarang dapat di kaji dari Al Quran Dan kitab-
kitab hadist yang shohih. Ilmu Pengetahuan perolehan, yaitu ilmu yang di peroleh
dengan akal manusia melalui penelitian dan penalaran yang di lakukan oleh para ahli.
Sedangkan pembagian ilmu menurut al-ghazali adalah sebagai berikut:
 Ilmu fardlu ‘ain adalah ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim terkait dengan
tatacara melakukan perbuatan wajib, seperti ilmu tentang salat, berpuasa, bersuci, dan
sejenisnya
 Sedangkan ilmu fardlu kifāyah adalah ilmu yang harus dikuasai demi tegaknya urusan
dunia, seperti; ilmu kedokteran, astronomi, pertanian, dan sejenisnya. Dalam ilmu
fardlu kifāyah tidak setiap muslim dituntut menguasainya
3. Dalil Al-Quran dan Hadist tentang menuntut ilmu.

5
Allah SWT akan meninggikan derajat seorang muslim yang menuntut ilmu. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam Alquran yang berbunyi:
۟ ُ‫وا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
‫وا‬ ۟ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
۟ ‫ُوا يَ ْف َسح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإ َذا قِي َل ٱن ُش ُز‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسح‬
۟ ‫ُوا فِى ْٱلم ٰ َجلِس فَٱ ْف َسح‬
َ ِ ِ ِ ِ َ ِ َ
۟ ُ‫ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ أُوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر ٰ َج‬
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَب‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah:
11).
Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw, adalah perintah untuk membaca atau belajar.
َ ُّ‫ق ٱ ْق َر ْأ َو َرب‬
‫ك ٱأْل َ ْك َر ُم ٱلَّ ِذى عَلَّ َم عَلَّ َم ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ ٍ َ‫ق ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫ٱ ْق َر ْأ بِٱس ِْم َرب‬
َ َ‫ك ٱلَّ ِذى خَ ل‬
َ َ‫ق َخل‬
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
Rasulullah SAW bersabda:
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no 224)
Rasulullah SAW juga bersabda:
َ ُ‫ َسهَّ َل هللاُ لَه‬,‫ك طَ ِر ْيقًايَ ْلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِم‬. ‫ط ِر ْيقًا إِلَى ال َجنَّ ِة‬ َ َ‫َم ْن َسل‬
Artinya: “Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah
pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
4.Hukum menuntut ilmu.
Menuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Banyak sekali ayat
al-Qur’an atau hadis Rasullulah SAW yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik
kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Kewajiban menuntut ilmu
bagi laki-laki dan perempuan menandakan bahwa agama islam tidak membeda-bedakan hak
dan kewajiban manusia karna jenis kelaminnya. Walau memang ada beberapa kewajiban
yang diperintahkan Allah SWT, dan Rasul nya membedakan laki laki dengan perempuan.
Akan tetapi, dalam menuntut ilmu semua memiliki kewajiban dan hak yang sama antara laki-
laki dan perempuan
Laki-Laki dan perempuan sama-sama ebagai khalifah di muka bumi dan sebagai
hamba (abid’). Untuk menjadi khalifah yang sukses, maka sudah barang tentu membutuhkan
ilmu pengetahuan yang memadai. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengelola dan
merekayasa kehidupan di bumi ini tanpa bekal ilmu pengetahuan. Ddemikian pula sebagai
hamba, untuk mencapai tingkat keyakinan (keimanan) tertinggi kepada Allah SWT, dan
mahluk mahluknya yang gaib dibutuhkan ilmu pengetahuan yang lain.
Istilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tida kdiketahui manusia, baik yang
bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Untuk ilmu yang tidak bermanfaat, haram, dan
berdosa bagi orang yang mempelajarinya, baik seuskses maupun gagal. Adapun ilmu yang

6
bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari. Hukum menuntut ilmu-ilmu wajib itu terbagi
atas dua bagian, yaitu fardhu kifayah dan fardu’ain.
a. Fardu Kifayah.
Hukum menuntut ilmu fardu kifayah berlaku untukl ilmu-ilmu yang harus ada
di kalangan umat islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir.
Seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu
lainnya
b. Fardu ‘Ain
Hukum mencari ilmu menjadi fardu ‘ain jika ilmu itu tidak boleh ditinggalkan
oleh setiap muslim dan musliomah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu
mengenal Allah SWT, dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tatacara beribadah, dan
sebagainya
5. Syarat syarat menuntut ilmu.
Di kalangan pesantren, syair (𝑛𝑎𝑧ℎ𝑎𝑚) ini populer dalam kitab kecil 𝐴𝑙𝑎𝑙𝑎. Mari kita rinci
satu per satu keenam hal tersebut, di mana satu sama lain saling melengkapi.
1. Kecerdasan.
Yang dimaksud di sini bukanlah orang ber-IQ tinggi atau berketerampilan yang hebat,
namun semua orang yang memiliki kemampuan untuk belajar. Semua orang tentu punya
kemampuan dan potensi belajarnya masing-masing, dan itulah mengapa dzakaun ini menjadi
modal pertama dalam mencari ilmu.
Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, 𝑚𝑢ℎ𝑖𝑏𝑎𝑡𝑢𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ
(kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.
Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (𝑚𝑢𝑘𝑡𝑎𝑠𝑎𝑏) misalnya dengan
cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.
2. Ketekunan
Meskipun seseorang sudah memiliki potensi dan kemampuan belajar, hendaknya ia tekun
mengikuti semua proses pembelajaran yang ada. Ketekunan menjadi faktor apakah seorang
pelajar bisa mendapatkan banyak ilmu dan faedah dalam masa belajarnya, baik belajar
terhadap suatu bidang ilmu, bersama teman-teman, maupun ketika berinteraksi dengan guru.
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula
dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang
sedang kita pelajari. Pepatah mengatakan: ‫“ َم ْن َج َّد َو َج َد‬siapa yang bersungguh-sungguh.
3. Kesabaran
Dalam sebuah proses tentu banyak sekali kendala yang akan menghadang, baik dalam
tekanan mental, fisik, spiritual, maupun materi. Hal ini tentu bisa membuat keputus asaan
yang berat jika tidak didasari dengan sikap bersabar dan yakin dengan segala proses belajar
yang ada.
Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau
kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya.
Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti
belajar."

7
4. Biaya
Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa
biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap
rumahnya untuk menuntut ilmu.
Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau
berjanji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir
karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan
terkadang nyawa.
5. Bimbingan guru
Dalam mencari ilmu, seseorang sering tidak baik untuk menyimpulkan sesuatu sendiri
secara terburu-buru, atau dari pengetahuannya sendiri secara serampangan, sehingga
bimbingan dan pengarahan dari seorang guru yang arif dan bijak menjadi penting. Guru
adalah orang yang memberikan arahan dalam perjalanan mencari ilmu sehingga seorang
pelajar tidak tersesat bahkan keliru dalam tujuan maupun pengetahuan.
Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika
salah memahami suatu teks ayat atau hadits. Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru,
maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk
mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.Wakt
6. Waktu yang tidak sebentar
Ilmu tidak bisa didapat dengan tergesa-gesa. Lama sebentarnya suatu proses belajar
memang relatif, namun ia harus didapatkan dengan proses dengan jangka waktu tertentu,
supaya didapatkan kepahaman yang baik serta cara bagaimana mengamalkannya. Selain itu,
waktu menuntut ilmu yang tidak terburu-buru ini menegaskan perlunya mulazamah, interaksi
dengan guru supaya “transfer pengetahuan dan akhlak” ini bisa semakin menguat bagi
pelajar.
Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita
meluangkan waktu”.Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut
ilmu?” Beliau menjawab: "Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang
kubur.”
Tentu di balik enam syarat dasar yang saling berkaitan itu, seorang pencari ilmu hendaknya
mengharapkan keberkahan dan kemanfaatan ilmu serta ridha Allah. Ilmu yang berkah dan
bermanfaat adalah yang bisa memberikan banyak kebaikan bagi sesama. Sehingga menuntut
ilmu adalah bagian dari ibadah.

6. Keutamaan menuntut ilmu dan keutamaan orang yang berilmu.


Orang orang yang menunttut iolmu dan mengajarkannya, diberikan keutamaan oleh
Allah swt, dan Rasul-Nya dengan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Di antarea
keutamaan-keutamaan orang yang menuntutu ilmu dan yang mengajarkannya adalah sebagai
berikut.
a. Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
. “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu
dan orang -orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al- Mujadillah/58:11)
8
b. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti.
Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw, bersabda, “Penuntut llmu adalah
penuntutu rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar islam dan akan diberikan
pahalanya Bersama para nabi. “ (H.R. ad-Dallami)
c. Merupakan sedekah yang paling utama.
Dari Abu Hurairah bahwa Raulullah saw, bersabda, “Sedekah yang paling
utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada
saudaranya sesame muslim, “(H.R Ihnu Majah)
d. Lebih utama daripada seorang ahli ibadah.
Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw, bersabda, “seorang alim yang
dapat mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah.”
(H.R. ad-Dailami)
e. Lebih utama dari salat seribu raka’at,
Dari Abu Zarr, Rasulullah saw, bersabda. “ Wahai Abu Zarr, kamu pergi
mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu daripada salah (sunnah) seratus
rakaat , dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau
tidak, itu lebih baik daripada salah seribu rakaat.” (H.R. Ibnu Majah)
f. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah.
Dari ibnu Abbas ra. Rasullulah saw bersabda, “Bepergian Ketika pagi dan
sore guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihat di-sabillillah.” (H.R.
ad-Dailami)
g. Dinaingi oleh malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surga.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah sekumpulan orang
yang berkumpul di suatu rumah dari rumah dari rumah-rumah (masjid) Allah ‘Azza
wa jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka, melainkan
malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah menyebut
mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti
suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju
surga.”
7. Konsekuensi orang yang enggan menuntut ilmu.
Tidak mendapatkan manfaat dari menuntut ilmu, karna ilmu merupakan salah satu
ibadah yang menyelamatkan manusia dari ketidak tahuan. karena, ilmu juga kita menjadi
kaya dan dapat menolong orang lain, serta ilmu merupakan amaln yang tidak ada putus -
putusnya walaupun, kita mati
8. Konsekuensi orang yang enggan mengamalkan (berbagi) ilmu.
Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk selalu menuntut ilmu yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Orang yang telah memiliki ilmu diperintahkan untuk
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan nyata dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad memberikan nasihat kepada muridnya.
Ia juga menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW tentang ancaman bagi orang berilmu
yang ilmunya tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
‫اس َع َذابًا يَوْ َم القِيَا َم ِة عَالِ ٌم اَل يَ ْنفَ ُعهُ هللاُ بِ ِع ْل ِمه‬
ِ َّ‫أَ َش ُّد الن‬
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di
hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas
ilmunya."Imam Al Ghazali kepada muridnya menyampaikan bahwa memberi nasihat itu

9
mudah, yang sulit adalah menerima nasihat. Karena nasihat bagi orang yang menuruti hawa
nafsunya terasa pahit, karena hal-hal yang dilarang dicintai oleh hatinya.
Orang-orang yang mencari ilmu hanya untuk pengetahuan, sementara mereka sibuk
mementingkan diri sendiri, nafsunya dan keindahan dunia. Mereka mengira ilmu tanpa amal
akan bisa menyelematkan dan mendatangkan kebahagiaan. Bahkan menyangka ilmu itu tidak
butuh diamalkan. Yang demikian itu adalah keyakinan para filsuf (yang keliru).Mereka tidak
tahu saat mereka mendapatkan ilmu tanpa diamalkan akan membahayakan dirinya.

C. Kesimpulan
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna
untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar
tiap-tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang
َ ‫“ ٍمطَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬Menuntut ilmu itu
diridhai Allah swt. Rasulullah Saw., bersabda: ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬
diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan
Ibnu Adi, dari Anas bin Malik) Seorang muslim tidaklah cukup hanya menyatakan ke-
Islamannya, tanpa memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya itu harus
dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Untuk itu, menuntut ilmu
merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Seorang muslim diwajibkan untuk
menuntut ilmu syar’i. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam bersabda : ‫ْضةٌ َعلَى ُك ِّل‬ َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬
) ‫ عن أنس بن مالك‬224 ‫ ُم ْسلِ ٍم (رواه ابن ماجه‬Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. (HR Ibnu
Majah No. 224 dari shahabat Anas bin Malik )
Selain mencari ilmu islam juga mewajibkan pengikutnya untuk mengamalkan ilmu
tersebut sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, Rasulullah SAW, juga bersabda:
“Barangsiapa yang menyebarkan 1 (satu) ilmu dariku (kepada orang lain), maka Allah akan
memberikan kepadanya 10 (sepuluh) ilmu yang belum diketahuinya” (H.R; Baihaqi).
Mengajarkan ilmu (yang bermanfaat) merupakan amalan yang tidak pernah terputus
kebaikannya selama orang yang diberikan petunjuk masih mengerjakannya, hal ini sudah
disabdakan oleh Nabi SAW; “Pahala akan terus mengalir kepada orang yang menyampaikan
ilmu kepada orang lain lalu diamalkan, meskipun ia telah wafat” (H.R; Tirmidzi). Dan ada
ancaman bagi muslim yang tidak mau mengamalkan ilmunya, dalam hadits lain Rasulullah
SAW. telah menyebutkan ancaman untuk orang yang tidak mau menyampaikan ilmu kepada
orang lain yang membutuhkan, padahal ia tahu dan mampu menerangkan. “Barangsiapa
ditanya mengenai sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya (tidak mau menerangkannya),
maka ia akan dikekang pada hari kiamat dengan tali kendali dari neraka” (H.R; Abu Dawud
dan Turmudzi)
Jadi mencari dan mengamalkan Ilmu merupakan 2 hal yang tak terpisahkan, bagaikan kata
pepatah ‘ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tanpa buahnya’
D. Penutup
Sekian makalah dari saya, mohon maaf apabila ada salah kata. Dalam penulisan
makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran
diharapkan dem kesempurnaan makalah ini.

10
E. Daftar Pusaka
Judul Makalah; Nikmatnya menuntut ilmu dan indahnya berbagi pengetahuan
Penulis : Rizky Maulana
Kota Terbit : Bogor
Tahun Terbit : 2021

11
12

Anda mungkin juga menyukai