22.1 Terapi-Aktivitas-Kelompok
22.1 Terapi-Aktivitas-Kelompok
22.1 Terapi-Aktivitas-Kelompok
C. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik, yaitu manfaat
umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2. Meningkatkan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kemampuan empati.
4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
D. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut :
a) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana,
kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika
memungkian biaya dan keuangan.
b) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan.
Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang
berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan
yang akan terjadi.
Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa
dirinya.
c) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan
hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih
jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami
terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
F. Pengorganisasian
1. Waktu : 45 menit
2. Tempat : Ruang Singgalang RSJ Medan Provinsi Sumatera Utara
3. Hari dan tanggal : Sabtu, 29 September 2012
4. Jam : 10.00 WIB
5. Tim Terapis
a. Leader
Tugasnya:
Menyusun rencana pembuatan proposal
Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
Merencanakan dan mengontrol therapi aktifitas kelompok
Membuka aktifitas kelompok
Memimpin diskusi dan therapi aktifitas kelompok
Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya untuk
memperkenalkan diri
Membacakan tujuan therapi aktivitas kelompok
Membacakan tata tertib
b. Co-leader
Tugasnya:
Membantu leader mengorganisasi anggota
Apabila therapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader
Menggerakkan anggota kelompok
Membacakan aturan main
c. Fasilitator
Tugasnya :
Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan
Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
d. Observer
Tugasnya :
Mengobservasi jalannya therapi aktifitas kelompok mulai dari persiapan, proses dan
penutup.
Mencari serta mengarahkan respon klien
Mencatat semua proses yang terjadi
Memberi umpan balik pada kelompok
Melakukan evaluasi pada therapi aktifitas kelompok
Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok
Membacakan kontrak waktu
G. Klien
1. Karakteristik pasien
Klien sehat secara fisik
Klien dalam keadaan tenang, kooperatif, dan dapat berinteraksi
Klien yang mengalami halusinasi namun halusinasinya sudah terkontrol
2. Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukan dengan cara mengobservasi klien selama beberapa hari.
I. Pembagian Tugas
Leader : ......
Co Leader : ......
Observer : ......
Fasilitator 1 : ......
Fasilitator 2 : .......
Fasilitator 3 : .........
J. Tata Tertib TAK
a) Peserta bersedia mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok
b) Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c) Peserta tidak boleh makan, minum, atau merokok
d) Peserta tidak meninggalkan tempat sampai acara selesai
e) Meminta izin dengan mengacungkan tangan ketika ingin ke toilet
f) Seluruh peserta harus bermain secara sportif
g) Peserta harus menerima keputusan dan hasil akhir.
h) Jika ada anggota melakukan hal-hal yang sangat mengganggu jalannya TAK, maka anggota
tersebut dikeluarkan dari kegiatan terapi.
i) Apabila waktu TAK telah habis sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, tapi TAK belum
selesai akan diminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu sampai TAK selesai.
K. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
Salam perkenalan/salam terapeutik
Validasi dan menanyakan perasaan klien
Kontrak waktu
Penjelasan tujuan diadakan TAK dan aturan mainnya
2. Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Fasilitator mempersiapkan peralatan
Klien ada 6 dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berpasangan
Memainkan musik dan membuat satu buah layang-layang dengan bahan yang sudah
disediakan oleh fasilitator.
Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
Kriteria Penilaian:
Keindahan dan kerapian
Kekompakkan dalam melakukan permainan.
3. Terminasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Evaluasi respons objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan
tujuan)
Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK)
Kontrak yang akan datang (dilakukan oleh perawat ataupun mahasiswa lain)
L. Program Antisipasi
1. Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan anggota
tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok
2. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam diskusi, leader
harus memfokuskan pembicaraan
3. Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan bahwa hal
tersebut tidak dikehendaki
4. Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan therapi kelompok, maka anggota kelompok
yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
5. Bila ada anggota diskusi diam, maka fasilitator harus berberan aktif
6. Bila ada hal-hal di luar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan
M. Kriteria Evaluasi
1. Persiapan:
a. Therapis
Identifikasi masalah klien 1-2 hari sebelum therapi dimulai
Mempersiapkan sarana dan prasarana
Kontrak waktu waktu dengan klien 1 hari sebelum pelaksanaan
b. Peserta
Klien siap mengikuti terapi 1 hari sebelum pelaksanaan
Peserta hadir 5 menit sebelumnya
Peserta mematuhi tata tertib yang telah ditentukan
2. Proses
Tepat waktu
Terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing
Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki selama therapi berlangsung
Terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang telah di tentukan
Klien dapat melaksanakan atau mengikuti therapi dengan baik
3. Hasil:
Formulir Evaluasi sebagai berikut:
Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi
2. B
3. C
Petunjuk:
a. Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk tiap kelompok, beri penilaian tentang keindahan dan kerapian kelompok dalam
membuat layang-layang dan catat waktu mengerjakan sampai berapa menit.
c. Beri nilai untuk setiap kolom penilaian (50 – 100).
4. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh: Klien mampu mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi pendengaran.
Klien mampu mengikuti permainan sampai selesai dan mampu bersaing antar kelompok
secara sehat dan tingkatkan reinforcement (pujian).
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI PERSEPSI
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi ialah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya :
1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.
2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata dan Respons yang Dialami dalam Kehidupan
Aktivitas ini khususnya untuk klien prilaku kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengenal kekerasan yang biasa dilakukan
(penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; akibat perilaku kekerasan);
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan fisik;
c. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan melalui interaksi social
asertif;
d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan melalui kepatuhan
minum obat;
e. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan
ibadah.
Klien mempunyai TAK ini adalah klien prilaku kekerasan yang telah kooperatif.
Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Tidak Nyata dan Respons yang Dialami dalam Kehidupan
Aktivitas mempersiapakan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan,
khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengenal halusinasi;
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengusir/ menghardik halusinasi;
c. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan;
d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap;
e. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi :mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat;
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama setengah lingkaran mengahadap TV.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Televisi dan / atau video player
2. Kaset video
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan pasien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi Dan Tanya jawab
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi: klien perubahan
sensori persepsi dank lien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik.
1. Salam dari terapis
2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan masalah yang dirasakan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV dan bercakap-cakap tentang TV yang
ditonton.
2. Menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang menginggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Tentukan acara televisi yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien.
b. Beri kesempatan bagi klien untuk menonton TV selam 10 menit dan setelah itu TV
dimatikan.
c. Tanyakna pendapat seorang klien mengenai acara TV yang telah ditonton.
d. Tanyakna pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya.
e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien member pendapat.
f. Ulangi c,d dan e sampai semua klien mendapat kesempatan.
g. Beri kesimpulan tentang acara TV yang ditonton.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersepsikan tanyangan TV teretentu dan
mendiskusikannya pada orang lain.
2. Membuat jadwal nonton TV.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Sesi 1 : TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi : Menonton TV
No Aspek yang di nilai Nama klien
1 Memberi pendapat tentang acara TV
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien , tulis nama pangilan klien tak ikut TAK.
2. Untuk tiap klien , semua aspek di nilai dengan member tanda ceklis Jika ditemukan pada klien atau beri tanda
silang jika tidak di temukan.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang di miliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi stimulasi persepsi (TV), klien
mampu dan benar memberikan pendapat tentang acara tv, tetapi belum memberi tanggapan pada
pendapat klien lain. Anjur kan menonton TV bersama klien lain dan bercakap-cakap tentang acara
tv (buat jadwal)
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kembali isi bacaan .
2. Klien dapat menberikan pendapat terhadap isi bacaan .
3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran .
2. Ruangan nyaman dan tenang .
Alat
1. Majalah/Koran/ artikel
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompk
2. Diskusi dan Tanya jawab
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien .
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan masalah yang di rasakan.
3. Menanyakan penerapan TAK yang lalu.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan , yaitu membaca majalah /Koran/artikel
2. Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus meminta izin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Menentukan bacaan yang akan di baca.
b. Bacalah isi majalah/Koran/artikel selama 10 menit (jika mungkin berikan foto copy
bacaan kepada klien)
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai isi bacaan .
d. Tanyakan pendapat klien lainterhadap pendapat klien lain sebelumnya.
e. Berikan pujian/ penghargaan atas kemampuan klien member pendapat.
f. Ulagi c, d, e, sampai semua klien mendapat kesempatan .
g. Beri kesimpulan tentang bacaan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca dan mendiskusikan
kepada orang lain.
2. Membuat jadwal membaca .
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi Dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung , khusus nya pada tahap kerja . Aspek yang akan di
evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 2 ,
kemampuan yang di harapkan adalah member pendapat tentang bacaan , memberi tanggapan tehadap
pendapat klien lain dan mengikuti kegiatan sampai selesai . formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2 : TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi bacaan
No Aspek yang di nilai Nama klien
1 Memberi pendapat tentang bacaan
2 Memberi tanggapan terhadap
pendapat klien
3 Mengikuti kegiatan sampai selesai
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien , semua aspek yang di nilai dengan member tanda ceklis jika di temukan pada klien tau beri
tanda silang jika tak di temukan.
Dokumentasi
Dokomentasikan kemampuan yang di nilai klien sat TAK pada catatan keperawatan tiap klien .
Contoh catatan ; klien mengikuti TAK stimulasi persepsi (baca) , klien mampu member pendapat benar tentang
bacaan dan memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain serta mengikuti samapai selesai , anjurkan klien
membaca (buat jadwal)
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang di lihat .
2. Klien dapat member tanggapan terhadap pendapat klien lain.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkungan .
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Beberapa gambar
2. Buku catanan dan pulpen
3. jadwal kegiatan klien.
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
Langkah persiapan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
b. Membuat alat dan tempat bersama
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi /validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang di rasakan
3. Menanyakan perasaan TAK yang lalu
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan ,yaitu melihat gambar .
2. Menjelaskan aturan berikut:
Jika ada klien yang meninggal kan kelompok , harus meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien yang mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum
b. Tunjukan gambar pada klien
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai gambar yang di lihat.
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien lain sebelum nya
e. Berikan pujian atau penghargaan atas kemampuan klien member pendapat.
f. Ulangi c, d,e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Berikan kesimpulan pada tiap gambar yang di paparkan .
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurka klien melatih melihat gambar ( di TV. Koran , majalah , album)
Dengan mendiskusikan nya dengan orang lai.
2. Membuat jadwal melihat gambar.
Sesi 3 : TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi melihat gambar
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien , tulis nama paggilan klien yang ikut TAK .
2. Untuk tiap klien , semua aspek yang di nilai dengan member tanda ceklis jika di temukan pada klien tau
beri tanda silang jika tak di temukan.
Dokumentasi
Dokumentasi kan lah kemampuan yang di miliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh catatan : klien mingikuti TAK stimulasi persepsi (melihat gambar ), klien tidak mampu
mengekpresi kan dan member tanggapan , namun member kegiatan sampai selesai . anjurjan klien
mengikuti tak stimulasi sensoris.
BATAS
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling
behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa
menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang
lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu
keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa
melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan
kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap
perubahan perilaku pasien atau klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku
maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas kelompok
meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan
interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi
realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi
kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok
untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok,
perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
KONSEP TEORI
A. Definisi
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang
lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing) tujuan,
umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain,
mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku destruktif menjadi
konstruktif.
Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan
kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi
penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan
sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku
terhadap orang lain.
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan orang
lain
c. Penderita kooperatif
d. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
e. Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Kegiatan
sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan interaksi sosial
maupun berperan dalam lingkungan social. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
b. Memberi tanggapan terhadap orang lain
c. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
d. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus
eksternal.
Tujuan khusus :
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif dimana
memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa
batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal
G. Tahapan -Tahapan dalam Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK )
Menurut Yalom, yang dikutip Stuart & Sundeen, 1995. Menggambarkan fase-fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader, anggota, tempat dan waktu
kegiatan kelompok akan dilaksanakan serta membuat proposal lengkap dengan media yang akan
digunakan beserta dana yang dibutuhkan.
2. Fase awal
Pada fase ini terhadap 3 tahapan yang terjadi, yaitu: orientasi, konflik atau kebersamaan
a. Orientasi :
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader mulai menunjukkan
rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b. Konflik :
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam
kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya, dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c. Kebersamaan :
Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim ;
a. Merupakan fase yang menyenangkan bagi pemimpin dan anggotanya
b. Perasan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah terbina
c. Semua anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
d. Tanggung jawab merata, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistis
e. Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugs kelompok dalam
menyelesaikan tugasnya
f. Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif
Petunjuk untuk leader pada fase ini :
a. Intervensi leader didasari pada kerangka kerja teoritis, pengalaman, personality dan kebutuhan kelompok
serta anggotanya
b. Membantu perkembangan keutuhan kelompok dan mempertahankan batasannya, mendorong kelompok
bekerja pada tugasnya
c. Intervensi langsung ditujukan untuk menolong kelompok mengatasi masalah khusus.
4. Fase terminasi
Ada 2 jenis terminasi yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara. Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses. Terminasi dapat menyebabkan kecemasan,
regresi dan kecewa. Untuk menghindari hal ini, terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan menunjukkan
sikap betapa bermaknanya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota untuk memberi umpan balik pada
tiap anggota
Terminasi tidak boleh disangkal, tetapi harus tuntas didiskusikan. Akhir terapi aktivitas kelompok
harus dievaluasi, bisa melalui pre dan post test.
H. Terapi
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang mengalami gangguan
jiwa. Adapun terapis antara lain :
1. Dokter
2. Psikiater
3. Psikolog
4. Perawat
5. Fisioterapis
6. Speech teraphis
7. Occupational teraphis
8. Sosial worker
Persyaratan dan kwalitas terapis
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa persyaratan dan
kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :
a. Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan patologi dalam budaya setempat
b. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk dipergunakan dalam memahami
pikiran-pikiran dan tingkah laku yang normal maupun patologis
c. Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-konsep yang dimiliki melalui
pengalaman klinis dengan pasien
d. Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk membaca yang tersirat dan
menggunakannya secara empatis untuk memahami apa yang dimaksud dan dirasakan pasien
dibelakang kata-katanya
e. Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan mekanisme pertahanan yang dimiliki
dan pengaruhnya terhadap teknik terapeutiknya
f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala kekurangan dan kelebihannya