Manajemen Perubahan KLP 7 (Model Perubahan)
Manajemen Perubahan KLP 7 (Model Perubahan)
Manajemen Perubahan KLP 7 (Model Perubahan)
EKM432-F
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 7
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Model Perubahan Lewin
Model Lewin lebih menekankan perubahan sebagai proses transisi dan bukan
aktivitas. Tahap kedua pada model ini terjadi pada saat organisasi melakukkan
perubahan atau transisi. Pola pikir individu-individu organisasi dalam tahap ini sudah
berubah dari pola pikir yang lama dan sudah memiliki motivasi serta siap untuk
perubahan yang berlaku. Dalam tahap ini penting bagi organisasi untuk dapat
mengurangi rasa takut, kekhawatiran serta ketidakyakinan individu didalamnya akan
perubahan yang akan dilakukan. Karena tidak mudah dan bukan waktu yang tepat
bagi anggota organisasi untuk mempelajari dan memahami perubahan sehingga perlu
diberikan waktu untuk mengerti, memahami dan berdiri bersama-sama anggota
organisasi menghadapi perubahan.
Poin utama dari tahapan refreezing ini adalah pada kondisi tertentu, perilaku
harus kongruen dengan keseluruhan lingkungan, perilaku, dan personal dari individu,
karena jika tidak perubahan yang terjadi tidak dapat dikonfirmasi (Schein, 1996).
Dalam melakukan institusionalisasi perubahan-perubahan yang telah tetap tersebut,
membutuhkan pemimpin yang menerbitkan berbagai program-program perubahan
sehingga perubahan tersebut menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan (Kotter,
2007).
Diperlukan upaya yang cukup besar dalam memastikan perubahan tersebut
diaplikasikan, tidak hilang serta dijaga keberlangsungannya. Salah satu usaha yang
perlu dilakukan adalah dengan memperkuat dan menanam perubahan dalam buadaya
organisasi dan diaplikasikan dalam cara berfikir dan bertindak baik bagi individu atau
organisasi. Untuk menjga keberlangsungan, penghargaan yang positif serta pengakuan
dilakukan untuk memperkuat status quo yang baru karena dipercaya bahwa
memperkuat prilaku akan terus diulangi.
Dalam hal ini peran pimpinan organisasi diperlukan untuk membuat koneksi
antara program yang sebelumnya diujicobakan yang dikategorikan sebagai “single
loop” dan menginterkoneksi perubahan sistem-sistem yang ada untuk menjadi
“double loop”. Contohnya adalah perubahan pada tingkat bawah organisasi akan
berdampak pada perbaikan sistem-sistem yang ada. Pada intinya, tahapan ini
memerlukan pimpinan yang memiliki kemampuan dalam memahami bagaimana
sistem bekerja dan harus merubah tradisi mental yang selama ini pada organisasi
(Senge, 2006).
Perlu diketahui bahwa unsur yang hendak dirubah dalam model ini meliputi aturan
organiasasi, fakor sosial, metode, desain kerja dan teknologi dan asek manusia. Adapun yang
menjadi output dan hasil akhir dalam model perubahan ini adalah perubahan di semua level
organisasi, perubahan di semua level kelompok atau departemen, dan perubahan individual.
Mellita, Dina. Elpanso, Efan. (2020). Model Lewin Dalam Manajemen Perubahan:
Muh. Zulfikar Ali, Khamdani (2018) Model Manajemen Perubahan dalam Pengembangan
Mutu Pendidikan di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo. Masters thesis, IAIN
PONOROGO.