E062182001 - Tesis 1-2
E062182001 - Tesis 1-2
E062182001 - Tesis 1-2
ANDI PARAWANGSYAH
E062182001
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
ANDI PARAWANGSYAH
E062182001
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
i
ii
iii
iv
v
PRAKATA
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo”. Tak lupa pula shalawat dan salam
terhatur kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam
kekurangan, untuk itu besar harapan semoga tugas akhir karya ilmiah ini
bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik.
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses penulisan tesis ini.
kepada Istri penulis dr. Hj. Andi Putri Dahliana dan kedua putri tercinta
penulis Andi Myesha Adeola Putri dan Andi Medina Putri Izzah. Ibunda Hj.
Andi Bunga Jenne dan Ayahanda H. Andi Muis. Kedua orang tua/mertua
penulis H. Andi Siardin Djemma dan Hj. Andi Putri Anong atas dukungan,
vi
dorongan, doa, serta kasih sayang yang tak terbatas demi keberhasilan
besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. Rasyid Thaha,
M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Indar Arifin, M.Si selaku
ini. semoga dengan apa yang diberikan menjadikan tesis ini lebih
Universitas Hasanuddin.
kepada:
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, selaku Rektor Universitas
2. Prof. Dr. Armin Arsyad, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
jajarannya;
3. Prof, Dr. Hj. Nurlinah, M.si, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hasanuddin;
4. Prof. Dr. A. Gau Kadir, M.Si (Alm), Dr. H. Suhardiman Syamsu, M.Si,
dan Dr. Andi Lukman Irwan, S.IP., M.Si, selaku tim penguji yang telah
vii
memberikan masukan, kritikan serta perbaikan atas penulisan tesis ini
Bapak Prof. Dr. A. Gau Kadir, M.Si (Alm), Bapak Prof. Dr. Juanda
Nawawi, M.Si, Ibu Prof. Dr. Hj. Nurlinah, M.Si, Ibu Prof. Dr. Rabina
Yunus, M.Si, Ibu Dr. Hj. Indar Arifin, M.Si, Bapak Dr. H. Andi Syamsu
H.Suhardiman Syamsu, M.Si, Bapak Dr. Jayadi Nas, M.Si, Bapak Dr.
Universitas Hasanuddin;
6. Para pegawai dan staf akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
7. Para informan dalam penulisan tesis ini yang telah dengan baik
9. Para staf dan pejabat lingkup Kelurahan Padduppa yang telah banyak
viii
S.IP, Resky Sirumpang Kanuna, S.IP, Syahril, S.IP, Musdalifah, S.IP,
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
Andi Parawangsyah
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................... vi
x
2.1.1.5. Political Game ........................................................ 23
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 44
xii
BAB V PENUTUP ................................................................................ 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kebijakan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik yang berasal dari institusi
fenomena yang terjadi, dan model merupakan konsep yang disusun untuk
1 Harold Laswell dan Daniel Lerner, The Policy Sciense: Recent Developments in Scope
and Method (Stanford:Standford University Press, 1951); David Weimer dan Alidan R
Vining, Policy Analysis: Concepts and Practice (New Jersey: Prentice Hall, 1992).
2 Elinor Ostorm, “Background on the Institutional Analysis and Development Framework”,
dalam The Policy Studies Journal, 2011, 7-27.
1
Istilah analisis kebijakan publik, sering kali dikaitkan dengan aspek
dan apa dampak dari tindakan tersebut. Lebih lanjut Dye mengatakan
Pada level teori, ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk
menekankan pada motif dan sifat dasar manusia yang menjadi dasar atas
2
Teori strukturalisme dan institusionalisme terpisah ketika berbicara
7 ibid, hal. 11
8 ibid, hal. 31
9 ibid, hal. 38
3
Pendekatan institusionalisme adalah suatu subjek masalah yang
utama, bagaimana organisasi institusi itu, apa tanggung jawab dari setiap
berkembang pada abad ke-19, dimana belum terjadi perang dunia dan
sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah tujuan tertentu yang perlu ada
10 David Marsh and Garry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik, terj, (New York:
Palgrave MacMillan, 2002), 109.
4
untuk tercapainya tujuan tertentu. Perhatian Institusionalisme baru lebih
sebab kebijakan publik merupakan bagian dari cara atau alat untuk
publik tidak lepas dari keberadaan institusi, sebab institusi yang membentuk
5
perilaku para aktor dalam kebijakan publik, baik pada saat kebijakan
organisasi kemasyarakatan.15
daerah kota yang tidak memiliki desa, alokasi anggaran dana kelurahan
14 Ibid, hal. 52
15 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan Pasal 30 ayat (6)
6
paling sedikit 5% (lima persen) dari APBD setelah dikurangi DAK, dan untuk
daerah kabupaten yang memiliki kelurahan dan kota yang memiliki desa,
7
sehingga kemungkinan pembangunan berkelanjutan dapat terwujud secara
partisipatif.
Rp345.658.000
Rp316.218.000
Rp273.000.000
Rp97.138.000
Rp53.920.000 Rp24.480.000
8
tersebut terlihat pada gambar 2 yang mana terdapat beberapa kelurahan
Rp316.218.000
Rp273.000.000
Rp97.138.000
Rp53.920.000
Rp0 Rp24.480.000
Wajo.”
9
1.2. Rumusan Masalah
sejauh ini pengelolaan dana kelurahan masih belum berjalan efektif karena
Kabupaten Wajo?
menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganilisis model
Kabupaten Wajo.
10
2) Secara praktis, penulis berharap agar dikemudian hari penelitian ini
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
publik.17 Lebih lanjut disebutkan bahwa bahasa adalah salah satu bentuk
12
yang dihasilkannya, termasuk kebijakan publik, juga tak lepas dari ranah
kajian institusionalisme.
institusi formal dan informal dari lima sudut pandang. Pertama, dari
13
Selain itu, Thissen dan Warren menambahkan dua model lagi yaitu
game yang melihat arena kebijakan publik terdiri dari para aktor yang
kelembagaannya.23
Institusion
Perpektif Rasional Politik Wacana Integratif
al
1 2 3 4 5 6
Rasional, Komprom Konstruksi Ragam Dibatasi
Keputusa i antara makna masalah oleh
n Ilmiah aktor- dandebat dan slusi norma,
Kebijakan
aktor nilai,
independ kebiasaan
en
Kronologi Proses Pertukara Berubah- Pola
s, tawar n ubah interaksi
Proses
bertahap menawar argumen/ yang
makna berulang
Tertutup Polisentri Ideologi/ Networki Aturan
Desain dan s dan paradigm ng formal
kelembaga kierarkis elitis dan para jangka dan
an pengikutn pendek informasi
ya
Sumber: Thissen dan Warren 2013
14
Untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan model institusionalisme
Political Game.
keberlanjutan, kebijakan publik yang ada dan telah diterima oleh para aktor
maupun terpisah.25
pada penelitian ini karena dapat menyediakan informasi dan analisis yang
15
melainkan juga sama-sama tertarik untuk mengkaji dampak dari institusi.
ketidakpastian dan biaya transaksi.27 Ada dua sudut pandang yang lazim
Selain itu, pada tataran yang lebih operasional terdapat tiga model
26 Ibid, hal. 63
27 Ibid, hal. 135
28 B Guy Peters. Institutional Theory in Political Science:The New Institutionalism.. 3rd,
(New York: The Continuum International Publishing Group, 2012)
16
atau kelompok orang menjadi pemimpin dan yang lain menjadi pengikut
adalah hasil dari proses yang terlembaga. Dalam konteks kebijakan publik,
hal tersebut lebih kompleks. Bukan saja karena banyaknya pemimpin dan
model. Semua aktor dalam arena kebijakan adalah pemain yangs etara dan
waktu para pemain (legislator, hakim, birokrat, sektor privat, LSM, dan
aktor. Aturan dan institusi di sini dengan sengaja dirancang untuk mencapai
17
2019:143) memandang bahwa aturan dapat membantu untuk
ditemukan dari caranya mencipta harmoni antara ide, aktor, dan institusi.32
institusi. Dalam konteks itu, HI melihat hubungan dinamis antara ide, aktor,
Ada beberapa konsep kunci dalam studi HI. Pertama adalah path-
maka ia akan sulit untuk hilang. Justru kecenderungan yang akan terjadi
adalah institusi tersebut akan makin kuat dari waktu ke waktu karena telah
18
Beberapa konsep penting lainnya yang ada dalam HI adalah
atau waktu yang tepat menjadi kunci keberhasilan analsiis kebijakan publik.
Kedua adalah ordering yang berarti analis kebijakan publik harus dapat
dan institusi kerap terikat oleh waktu. Dalam kurung waktu tertentu, institusi
dan kejadian terlihat sangat terkait, tetapi pada waktu yang lain mereka
19
2.1.1.3. Sosiologis Institusionalisme (SI) / Institusionalisasi
Organisasi Birokratis
dalam model ini sangat ditentukan oleh proses negoisasi di antara masing-
masing intitusi yang terlibat dalam masalah kebijakan tertentu. Karena itu
kultural serta system nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tempat
20
Posisi kebijakan publik dalam Si dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sebagai hasil dari institusi dan sebagaii instrument bagi institusi. Kebijakan
publik sebagai hasil dari institusi, yaitu ketika para aktor kebijakan bertindak
keberadaannya.35
Pada tahap itu, sebuah nilai tertentu mulai diperkenalkan dan ditanamkan
pada alam sadar dan bawah sadar setiap individu. Hasil dari proses itu
kehidupan mereka. Tahap yang kedua adalah tahap di mana norma dan
aktor tentang kehidupan akan terbentuk. Hal tersebut lambat laun akan
21
membentuk standar dan ekspektasi tertentu terhadap berbagai fenomena
berperan lebih sebagai alat bagi institusi letimbang sebagai produk dari
institusi.37
aktor agar mereka bertindak sejalan dengan konstruksi wacana dan norma
harus memastikan diri tidak melanggar standar moral dan norma tersebut,
dan analis kebijakan publik pada pentingnya posisi ide dan wacana
di sini diartikan tidak hanya sebagai sebentuk pemikiran, tetapi juga proses
adanya dua fungsi wacana pada dimensi ide (ideational dimension), yaitu
22
Fungsi wacana sevara kognitif memberikan ruang bagi kemunculan
Dengan kata lain, fungsi kognitif adalah tentang apa yang “mungkin” atau
antara ide dengan kekuasaan dalam tiga hal, Pertama, kekuasaan melalui
ide (Power through ideas), sebuah kapasitas yang dimiliki oleh seorang
aktor politik atau kebijakan untuk meyakinkan (secara persuasif) orang lain
kekuasaan atas ide (Power over ideas) adalah kemampuan seorang aktor
berseberangan.40
Arena kebijakan political game terdiri dari para aktor yang masing-
23
bahwa terdapat satu aktor utama yang mendominasi seluruh arena
kliennya.
Yunani “polis” berarti negara, kota yang kemudian masuk ke dalam bahasa
Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai
24
untuk keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang
pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai
ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik oleh karena itu
42 Winarno, Budi. Kebijakan Publik (teori dan proses). Jakarta: Media Pressindo. 2008:16
43 Tangkilisan. Kebijakan dan Manajemen Publik, Jakarta: PT Grasindo. 2003:19
25
kebijakan, agenda setting, formulasi, implementasi, evaluasi, dan
Agenda
Isu Formulasi/
Kebijakan Adopsi
Implement
Evaluasi
asi
44 Dunn, William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. 2003, hal. 24.
26
Berbeda halnya dengan William N Dunn, John Thomas dan Merilee
oposan.
berbagai bidang dan sektor. Disamping itu dilihat dari hirarkinya kebijakan
27
publik itu harus dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain
tidak dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna
2.2.1. Kelurahan
28
yang memimpin Kelurahan menerima pelimpahan kewenangan dari
Pasal 5 PP No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan memiliki tugas yang tidak
Kecamatan, yakni:48
29
2.2.2. Dana Kelurahan
30
2. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana transportasi;
3. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kesehatan, dan/atau;
4. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Pendidikan dan kebudayaan.
31
1 2 3 4 5
Penelitian ini tidak
mengimplementasikan
pertanggungjawaban membahas tentang
ADD, serta belum dampak dan
optimalnya sosialisasi
keberhasilan
dan koordinasi Dinas
program dana desa
terkait kepada selain itu lokasi
masyarakat Desa. penelitian dan
kondisi wilayah
berbeda
2 Muha Institusiona Pelembagaan Penelitian ini sama-
mmad lisasi Lembaga Distribusi sama mengkaji
Adlin Lembaga Pangan Masyarakat tentang proses
Sila Distribusi pada Gapoktan intitusionalisasi
Pangan Pemancar belum Lembaga
Masyarakat sepenuhnya masyarakat dalam
melembaga karena menghadapi
anggotanya belum kebijakan yang baru
sepenuhnya mematuhi Penelitian ini
aturan yang memiliki obyek
ditawarkan pada kajian yang berbeda
program penguatan yakni tentang
LDPM tersebut. ketahanan pangan
32
2.4. Kerangka Pikir
Institusionalisasi
33