Laporan Pembuatan Simplisia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM FARMASI

PRODI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

PEMBUATAN SIMPLISIA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042

ELIN SULFIANI 754840120043

FADHLU YUDHA RAHMAN KAMARU 754840120046

MELIS MA’RUF 754840120051

NUR’AIN BUTOLO 754840120057

RIVALDO BUNTUANG 754840120067

SRI YUSPITA CANI 754840120075

PEMBIMBING : FIHRINA MOHAMAD, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
kita semua sehingga kita dapat beraktivitas sebagaimana mestinya termasuk dalam
penyusunan laporan ini yang berjudul “Pembuatan Simplisia”
Dalam penyusunan laporan ini ada beberapa pihak yang membantu
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan.

Gorontalo, November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................2
B. Tujuan Percobaan...........................................................................................2
C. Manfaat Percobaan.........................................................................................2
D. Prinsip Percobaan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Simplisia.........................................................................................................3
B. Jenis-Jenis Simplisia......................................................................................4
C. Tahapan Pembuatan Simplisia.......................................................................5
BAB III METODE KERJA.....................................................................................6
A. Alat dan Bahan...............................................................................................6
B. Cara kerja.......................................................................................................6
C. Skema Kerja...................................................................................................7
BAB IV HASIL PENGAMATAN...........................................................................10
A. Hasil Pengamatan...........................................................................................10
B. Pembahasan....................................................................................................10
BAB V PENUTUP....................................................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12
LAMPIRAN..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat tradisional merupakan ramuan campuran dari bahan-bahan yang
bersumber dari tumbuhan, hewan, mineral, ataupun sediaan galenik, atau
campuran ramuan tersebut digunakan sebagai pengobatan secara turun-
temurun didasarkan atas pengalaman. Pengobatan secara tradisional saat ini
mulai mendapatkan perhatian masyarakat, dimana dipercaya bahwa obat yang
berasal dari tanaman atau sering disebut sebagai obat herbal aman digunakan
tanpa adanya takaran dosis yang pasti (Supriyatna dkk, 2014).
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat
tradisional dan belum mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses
pengeringan. Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar
obat tradisional yang bermanfaat untuk mengobati suatu penyakit tanpa
menimbulkan efek samping apapun. Agar dapat bermanfaat dengan optimal
simplisia harus memenuhi syarat sebagai simplisia yang aman, berkhasiat dan
bermutu baik (Rukmi, 2009).
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak
mengandung bahaya bagi kesehatan serta simplisia yang masih mengandung
bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan. Jenis simplisia sangat beragam,
terutama simplisia jenis tumbuhan. Simplisia jenis tumbuhan merupakan
simplisia yang diambil dari bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan seperti
daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan akar (Herawati dkk., 2012). Oleh
karena itu, praktikum ini dilakukan agar dapat mengetahui langkah-langkah
pembuatan simplisia yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai
obat tradisional untuk masyarakat.

1
B. Tujuan Percobaan
Mengetahui langkah-langkah pembuatan simplisia dan perhitungan
kadar air simplisia.
C. Manfaat Percobaan
Dapat mengetahui Langkah-langkah pembuatan simplisia dan
perhitungan kadar air simplisia.
D. Prinsip Percobaan
Dikeringkan sampel bagian tanaman dengan menggunakan oven atau
sinar matahari langsung hingga sampel kering dan kadar air < 10%.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman
ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat – zat nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia
murni.Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni (Materi Medika Indonesia Jilid III, 1979).
Parameter simplisia menurut (Farmakope Herbal Indonesia Ed I, 2008)
antara lain:
1. Identitas simplisia
Identitas simplisia meliputi marga (genus) atau nama jenis (species) atau
petunjuk jenis dari tanaman asal, diikuti dengan bagian tanaman yang
dipergunakan. Untuk nama Indonesia dari simplisia nabati, simplisia
hewani atau simplisia pelican ditulis dengan menyebutkan nama daerah
yang paling lazim. Jika simplisia nabati berupa tanaman, maka didahului
dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan.
2. Mikroskopik
Kecuali dinyatakan lain, uraian mikroskopik mencakup pengamatan
terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan
terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia.
3. Senyawa identitas
Senyawa yang berkhasiat dalam simplisia tersebut dan tidak perlu
memenuhi semua persyaratan yang tertera pada monografi yang
bersangkutan.

3
4. Susut pengeringan
Kecuali dinyatakan lain, pengeringan simplisia nabati dilakukan di udara,
terlindungi dari sinar matahari langsung.
5. Kandungan Kimia Simplisia
Kandungan yang berkhasiat untuk digunakan sebagai zat aktif dalam
pengobatan.
B. Jenis-jenis Simplisia
Simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia mineral (Melinda, 2014).
1. Simplisia nabati
Simplisa nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman (Nurhayati, 2008). Yang dimaksud dengan
eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya (Melinda,
2014).
2. Simplisia hewani
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan (Meilisa, 2009) dan belum berupa zat
kimia murni (Nurhayati Tutik, 2008). Contohnya adalah minyak ikan dan
madu (Gunawan, 2010).
3. Simplisia mineral
Simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum
diolah atau yang telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni (Meilisa, 2009). Contohnya serbuk seng dan serbuk tembaga
(Gunawan, 2010).
C. Tahapan Pembuatan Simplisia
1. Pengumpulan Bahan Baku
Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau
menggunakan mesin. Apabila pengambilan dilakukan secara langsung
(pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik,

4
misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua juga jangan
dipetik dan jangan merusak bagian tanaman yang lainnya. Jika
menggunakan alat, harus disesuaikan dengan kandungan kimianya agar
tidak merusak zat aktif yang dikandungnya, misalnya jangan
menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang
mengandung senyawa fenol dan glikosida (Sinung P dan Imran AK,
2016).
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar
(Gunawan, 2010). Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang,
daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah
yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi.
Oleh karena itu pembersihan simplisia dan tanah yang terikut dapat
mengurangi jumlah mikroba awal (Melinda, 2014).
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya
yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air
bersih, misalnya air dan mata air, air sumur dan PDAM, karena air untuk
mencuci sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia.
Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah
mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang
terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan
mikroba (Gunawan, 2010). Bahan simplisia yang mengandung zat mudah
larut dalam air yang mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam
waktu yang sesingkat mungkin (Melinda, 2014).
4. Perajangan
Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan untuk memperoleh
proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Semakin tipis bahan
yang akan dikeringkan maka semakin cepat penguapan air, sehingga
mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga

5
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah
menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, rasa yang diinginkan
(Melinda, 2014). Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat
mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan
dengan ukuran yang dikehendaki (Gunawan, 2010).
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut:
a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi
kapang dan bakteri.
b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut
kandungan zat aktif.
c. Memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas,
mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya) (Gunawan, 2010).
Proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam
sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dan 10%. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dari proses pengeringan adalah suhu pengeringan,
lembaban udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Suhu
yang terbaik pada pengeringan adalah tidak melebihi 60 , tetapi bahan
aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus
dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30o sampai 45 o .
Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alamiah (dengan
sinar matahari langsung atau dengan diangin-anginkan) dan
pengeringan buatan dengan menggunakan instrumen (Melinda, 2014).
6. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu
gosong atau bahan yang rusak (Gunawan, 2010). Sortasi setelah
pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi
untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang
tidak diinginkan atau pengotoran-pengotoran lainnya yang masih ada dan
tertinggal pada simplisia kering (Melinda, 2014).

6
7. Penyimpanan dan pengepakan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur
antara simplisia satu dengan lainnya (Gunawan, 2010). Untuk persyaratan
wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus simplisia adalah harus
inert, artinya tidak bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun, mampu
melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga,
penguapan bahan aktif serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air
(Melinda, 2014).
8. Pemeriksaan Mutu
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu pemanenan atau
pembelian dari pengumpul atau pedagang. pada setiap pemanenan atau
pembelian simplisia tertentu, perlu dilakukan pengujian mutu dengan cara
membandingkannya dengan simplisia pembanding. Secara umum
pemeriksaan mutu simplisia meliputi beberapa parameter seperti yang
terdapat pada farmakope herbal yaitu pemeriksaan identitas simplisia
(makroskopis dan mikroskopis), pola kromatografi, susut pengeringan, abu
total, abu tidak larut asam, kadar sari, dan kandungan kimia simplisia
(Agoes, 2009).

7
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gunting
b. Timbangan
c. Wadah
2. Bahan
a. Daun Afrika
b. Daun Asam
c. Daun Binahong
d. Daun Bunut
e. Daun Cengkeh
f. Daun Cocor Bebek
g. Daun Hanjuang Hijau
h. Daun Keji Beling
i. Daun Pare
j. Daun Sirsak
k. Daun Srikaya
l. Daun Tabolatutu
m. Daun Jambu Biji
n. Daun Sambiloto
o. Kunyit
p. Tabolatutu
q. Temulawak
r. Temu Kuning
s. Temu Putih

8
B. Cara Kerja
1. Dipanen tanaman/bagian tanaman yang akan dibuat simplisia
2. Dilakukan sortasi basah pada tanaman/bagaian tanaman yang akan dibuat
simplisia
3. Dicuci tanaman/bagian tanaman dan dilakukan penimbangan untuk
mengetahui bobot basah sampel
4. Dilakukan perajangan pada tanaman/bagian tanaman yang digunakan
untuk pembuatan simplisia
5. Dilakukan pengeringan, kemudian dilakukan penimbangan untuk
memperoleh bobot kering sampel
6. Dilakukan sortasi kering pada tanaman/bagian tanaman yang telah kering
7. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia
8. Dilakukan pemeriksaan mutu pada sampel simplisia

9
C. Skema Kerja

 Sampel
 Dipanen tanaman/bagian tanaman yang akan dibuat simplisia
 Dilakukan sortasi basah pada tanaman/bagaian tanaman yang
akan dibuat simplisia
 Dicuci tanaman/bagian tanaman dan dilakukan penimbangan
untuk mengetahui bobot basah sampel
 Dilakukan perajangan pada tanaman/bagian tanaman yang
digunakan untuk pembuatan simplisia
 Dilakukan pengeringan, kemudian dilakukan penimbangan
untuk memperoleh bobot kering sampel
 Dilakukan sortasi kering pada tanaman/bagian tanaman yang
telah kering

Pengemasan simplisia

 Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia


 Dilakukan pemeriksaan mutu pada sampel simplisia

Simplisia

10
BAB IV

Kadar
No. Foto Simplisia Cara Pembuatan Air Keterangan

1 Daun Afrika  Nama Simplisia


 Nama Latin
 Senyawa
 Khasiat

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

11
B. Pembahasan

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
1. Untuk Labolatorium
Diharapkan persediaan alat dan bahan dilaboratorium semakin
lengkap dan selalu menjaga kesterilan alat dan bahan yang digunakan
agar tidak terkontaminasi dengan baketri lainnya, agar para praktikan
juga dapat menyelesaikan praktikum dengan cepat dan disiplin.
2. Untuk Instruktur
Diharapkan tidak ada komunikasi yang terlewat selama proses
praktikum agar hubungan antara instruktur dan praktikan selalu terjaga
dan terciptanya suasana kerjasama yang baik.
3. Untuk Praktikan
Diharapkan saat praktikum selanjutnya praktikan bisa menguasai
langkah-langkah pembuatan simplisia yang baik dan benar sehingga
akan memperoleh hasil yang akurat dan terpercaya.

13
DAFTAR PUSTAKA

14
LAMPIRAN

Lampiran 1 (Dokumentasi)

Lampiran 2 (Perhitungan Kadar Air)

Kelompok 1 :

 Daun Pare
Bobot basah : 230 gram
Bobot kering : 200 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
230−200
= ×100 %
230
= 0,13 × 100 %
= 13%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 13%
= 87%
 Daun Hanjuang Hijau
Bobot basah : 210 gram
Bobot kering : 110 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
210−110
= ×100 %
210
= 0,48 × 100 %
= 48%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 48%
= 52%
 Daun Keji Beling

15
Bobot basah : 90 gram
Bobot kering : 70 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
90−70
= ×100 %
90
= 0,22 × 100 %
= 22%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 22%
= 78%

Kelompok 2 :

 Daun Binahong
Bobot basah : 510 gram
Bobot kering : 300 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
510−300
= × 100 %
300
= 41,17 %
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 41,17%
= 59%
 Daun sirsak
Bobot basah : 340 gram
Bobot kering : 320 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
340−320
= ×100 %
340
= 5,8 %

16
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 5,8%
= 94%
 Daun Afrika
Bobot basah : 200 gram
Bobot kering : 150 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
200−150
= ×100 %
200
= 0,25 × 100 %
= 25%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 25%
= 75%

Kelompok 3 :

 Daun Srikaya
Bobot basah : 80 gram
Bobot kering : 29 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
80−29
= ×100 %
80
= 63,75%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 63,75%
= 36,25%
 Temulawak
Bobot basah : 150 gram
Bobot kering : 60 gram

17
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
150−60
= ×100 %
150
= 60%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 60%
= 40%
 Temu Putih
Bobot basah : 118 gram
Bobot kering : 78 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
118−78
= ×100 %
118
= 33,9%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 33,9%
= 66%
Kelompok 4 :
 Tabolututu
Bobot basah : 200 gram
Bobot kering : 19,87 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
200−19,87
= ×100 %
200
= 0,90065 × 100 %
= 90,065%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 90%
= 10%
 Daun sambiloto

18
Bobot basah : 180 gram
Bobot kering : 14,39 gram
Berat basah∼ plisia−berat kering simplisia
% LOD = × 100 %
Berat basah simplisia
180−14,39
= × 100 %
180
= 0,9200× 100 % = 92%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 92%
= 8%
 Temu kuning
Bobot basah : 140 gram
Bobot kering : 17,19 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
140−17,19
= × 100 %
140
= 0,9446× 100 %
= 94,46%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 94%
= 6%

Kelompok 5 :

 Daun Jambu Biji


Bobot basah : 160 gram
Bobot kering : 16 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
160−16
= ×100 %
160
= 90 %
% Kadar = 100% - % LOD

19
= 100% - 90%
= 10%
 Daun Bunut
Bobot basah : 180 gram
Bobot kering : 14 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
180−14
= ×100 %
180
= 91,66%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 91,66%
= 8,34%
 Kunyit
Bobot basah : 140 gram
Bobot kering : 14 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat bas ah simplisia
140−14
= ×100 %
140
= 90%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 90%%
= 10%

Kelompok 6 :

 Daun cengkeh
Bobot basah : 96 gram
Bobot kering : 50 gram
Berat basah simplisia−berat ker ing simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
96−50
= ×100 %
96

20
= 47,92%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 47,92%
= 52,08%
 Daun Asam
Bobot basah : 97 gram
Bobot kering : 49 gram
Berat basah s implisia−berat kering simplisia
% LOD = × 100 %
Berat basah simplisia
97−49
= × 100 %
97
= 49,48%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 49,48%
= 50,52%
 Daun Cocor Bebek
Bobot basah : 202 gram
Bobot kering : 98 gram
Berat basah simplisia−berat kering simplisia
% LOD = ×100 %
Berat basah simplisia
202−98
= ×100 %
202
= 51,48%
% Kadar = 100% - % LOD
= 100% - 51,48%
= 48,52%

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai