h.BAB IV

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Mukomuko

1. Sejarah Kabupaten Mukomuko


Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu Kabupaten yang ada di

Provinsi Bengkulu dengan ibukota Mukomuko. Kabupaten Mukomuko

terbentuk setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang

Pembentukan dan Pemekaran Kabupaten Mukomuko. Dalam masa kemerdekaan

wilayah Mukomuko dikategorikan ke dalam daerah Tk. II dengan nama

Kabupaten Bengkulu Utara, hingga pada 2003 Kabupaten Mukomuko

memekarkan diri dan menjadi kabupaten baru. Pemekaran kabupaten dan kota

telah merata hampir di seluruh Provinsi di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi

Bengkulu.

Penduduk asli Mukomuko adalah Etnis Minang, masyarakat Kabupaten

Mukomuko yang merupakan bagian dari rumpun suku Minangkabau secara adat,

budaya dan bahasa. Kabupaten Mukomuko lebih dekat dengan wilayah pesisir

Selatan Sumatera Barat. Pada masa lalu daerah Mukomuko ini termasuk salah

satu bagian dari rantau pesisir barat (Pasisie Barek) Suku Minangkabau kerap

juga disebut daerah Riak nan Berdebur yakni daerah sepanjang pesisir pantai

barat dari Padang hingga Bengkulu Selatan. Sejak masa kolonial Inggris wilayah

34
Mukomuko telah dimasukkan ke dalam administratif bengkulu (Bengkulen).

Sejak saat itu Kabupaten Mukomuko terpisah dari daerah serumpunnya di daerah

Sumatera Barat dan menjadi bagian integral dari wilayah Bengkulu. Hal ini

berlangsung terus pada masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga

masa kemerdekaan.

Sama halnya dengan kabupaten lainnya di Bengkulu, Kabupaten

Mukomuko tidak terlepas dari bencana alam gempa bumi, dimana pada tanggal

13 September 2007 terjadi gempa bumi yang memporak porandakan sebagian

besar wilayah Kabupaten Mukomuko, terutama di Kecamatan Lubuk Pinang.

Pengiriman transmigran ke Bengkulu dimulai sejak 1967. Berdasarkan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1973 menetapkan

Provinsi Bengkulu dan sembilan provinsi lainnya sebagai daerah transmigrasi di

luar pulau jawa. Salah satu kabupaten tujuan transmigran adalah Bengkulu Utara

dan kebijakan itu berlanjut hingga saat ini. Tahun 2004 Bengkulu masih

mendapat tambahan transmigran. Setiap keluarga transmigran disediakan tanah

dua hektare. Mayoritas transmigran dari Jawa bekerja sebagai petani. Kini sentra-

sentra penduduk migran itu tumbuh menjadi sentra ekonomi27

27
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mukomuko diakses pada tanggal 12-9-2017 pukul
11.58 wib

35
Pertumbuhan penduduk menjadi sangat cepat dengan adanya program

transmigrasi ini. Hal ini juga telah menyebabkan terjadinya perubahan komposisi

penduduk di wilayah Kabupaten Mukomuko. Saat ini jumlah penduduk

pendatang asal jawa telah jauh melampaui jumlah penduduk asli Mukomuko,

sehingga secara realita saat ini, penduduk asli menjadi minoritas di Kabupaten

Mukomuko.

2. Keadaan Geografis Kabupaten Mukomuko

Kabupaten Mukomuko dengan ibukota Mukomuko, terletak di paling utara

Propinsi Bengkulu dengan jarak 246,1 km dari ibukota propinsi, secara geografis

Kabupaten Mukomuko terletak pada 101o01’15,1” – 101o51’29,6” bujur timur

dan pada 02o16’32,0” - 03o07’46,0” lintang selatan. Suhu udara kota Mukomuko

berkisar antara 21,10 C sampai dengan 34,60 C dengan curah hujan rata-rata

151,2 mm.28 Batas wilayah Kabupaten Mukomuko sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kabupaten Pesisir Selatan

b. Sebelah selatan : Kabupaten Bengkulu Utara

c. Sebelah barat : Samudra Hindia

d. Sebelah timur : Kabupaten Kerinci

Luas wilayah Kabupaten Mukomuko mencapai sekitar 4.036,70 kilometer

persegi. Kabupaten Mukomuko terbagi menjadi 15 wilayah kecamatan yakni

28
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko 2016

36
Ipuh, Air Rami, Malin Deman, Pondok Suguh, Sungai Rumbai, Teramang Jaya,

Teras Terunjam, Penarik, Selagan Raya, Kota Mukomuko, Air Dikit, XIV Koto,

Lubuk Pinang, Air Manjunto dan V Koto.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko,

Persentase Terhadap Luas


Kecamatan Luas Wilayah (km2)
Total Mukomuko

Ipuh 198.11 4.91

Air Rami 964.60 23.90

Malin Deman 292.99 7.26

Pondok Suguh 219.98 5.45

Sungai Rumbai 511.30 12.67

Teramang Jaya 285.72 7.08

Teras Terunjam 144.36 3.58

Penarik 296.64 7.35

Selagan Raya 339.00 8.40

Kota Mukomuko 227.00 5.62

Air Dikit 91.00 2.25

XIV Koto 77.00 1.91

Lubuk Pinang 92.71 2.30

37
Air Manjunto 127.29 3.15

V Koto 169.00 4.19

Mukomuko 4,036.70 100.00

Sumber : Sekretariat LPPD Kabupaten Mukomuko Tahun 2014 (Sekda Kabupaten

Mukomuko)

Kabupaten Mukomuko memiliki 15 kecamatan dimana masing-masing

kecamatan mempunyai kelebihan dan kekurangan baik itu potensi sumber daya

alam maupun sumber daya manusia tetapi perbedaan tersebut tidaklah terlalu

besar sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kecamatan yang satu dan

lainnya, Kabupaten Mukomuko memiliki total 151 desa yang terbagi kedalam 15

kecamatan, berikut jumlah desa yang ada di Kecamatan Mukomuko:

Tabel 2. Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Mukomuko

NO Kecamatan Desa

1 Ipuh 16

2 Air Rami 12

3 Malin Deman 7

4 Pondok Suguh 11

38
5 Sungai Rumbai 9

6 Teramang Jaya 13

7 Teras Terunjam 8

8 Penarik 14

9 Selagan Raya 12

10 Kota Mukomuko 9

11 Air Dikit 7

12 XIV Koto 8

13 Lubuk Pinang 7

14 Air Majunto 8

15 V Koto 10

Jumlah 151

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko

Berdasarkan data, jumlah desa terbanyak terdapat di Kecamatan Penarik denngan

jumlah 15 desa dan jumlah desa paling sedikit terdapat di Kecamatan Malin Deman,

Air Dikit dan Lubuk Pinang yang masing-masing berjumlah 7 desa.

39
3. Kependudukan

Sebagai kabupaten terujung atau paling utara di Propinsi Bengkulu

Kabupaten Mukomuko termasuk sedikit dalam jumlah kepadatan penduduk, hal

ini disebabkan jalur lintas barat sumatra bukanlah jalur utama jalan lintas

sumatera. Oleh karena itu kepadatan penduduk di Kabupaten Mukomuko

tergolong rendah, penduduk Kabupaten Mukomuko pada tahun 2015 mencapai

177.131 jiwa, sedang pada tahun 2016 mencapai 181.343 jiwa.

Tabel 3. Jumlah penduduk di Kabupaten Mukomuko

NO Kecamatan Penduduk

1 Ipuh 18.631

2 Air Rami 11.095

3 Malin Deman 7.212

4 Pondok Suguh 13.407

5 Sungai Rumbai 7.324

6 Teramang Jaya 11.961

40
7 Teras Terunjam 8.640

8 Penarik 24.449

9 Selagan Raya 8.974

10 Kota Mukomuko 18.796

11 Air Dikit 5.876

12 XIV Koto 11.421

13 Lubuk Pinang 15.199

14 Air Majunto 9.640

15 V Koto 8.593

Jumlah 181.343

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko 2016

Keadaan penduduk Kabupaten Mukomuko berdasarkan data pada tahun 2016

berjumlah 181.343 orang. Penduduk yang paling padat terdapat di Kecamatan Penarik

dengan jumlah 24.449 hal ini disebabkan karena Kecamatan Penarik berada di tengah-

tengah wilayah Kabupaten Mukomuko.

41
4. Visi dan Misi Kabupaten Mukomuko

Visi

Kabupaten Mukomuko terus melaksanakan pembangunan dengan

mengelola lingkungan internal dan eksternal secara profesional, efektif dan

efisien menuju perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini didasari oleh perubahan

lingkungan strategis yang cepat, kompetisi dan semakin meningkatnya keinginan

serta kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan paradigma baru otonomi daerah dan

peningkatan tuntutan dari penyelenggaraan pemerintah yang menghendaki

pemerintah yang bersih (Clean Government) dan pemerintahan yang baik (Good

Governance).

Sejalan dengan hal tersebut maka visi Kabupaten Mukomuko untuk lima

tahun ke depan adalah “Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari Ketertinggalan

Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya Masyarakat yang sejahtera”.

Visi Kabupaten Mukomuko tersebut lebih diarahkan pada 4 hal pokok

yaitu:

1. Membangun Kabupaten Mukomuko sehingga tidak lagi menjadi salah satu

daerah tertinggal;

2. Mempersiapkan landasan pembangunan Kabupaten Mukomuko

menyongsong pembangunan jangka panjang;

3. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengentasan kemiskinan

dan pemerataan pembangunan;

42
4. Mewujudkan Kabupaten Mukomuko hijau.

Penjabaran visi Kabupaten Mukomuko tersebut di atas adalah:

a. Terbebas dari ketertinggalan adalah satu keadaan dimana Kabupaten

Mukomuko tidak lagi termasuk dalam kategori kabupaten tertinggal

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Kementerian

Pembangunan Daerah Tertinggal;

b. Terwujudnya masyarakat yang Sejahtera yang dimaksudkan sebagai

usaha produktif dalam mengelola sumberdaya yang tersedia yang

berujung pada kemakmuran. Keadaan ini akan menciptakan rasa aman

yang menjamin kelangsungan aktivitas pemerintahan dan

pembangunan yang baik yang didukung oleh kemandirian masyarakat

yang diupayakan dengan melakukan reposisi fungsi birokrasi

pemerintahan yang selama ini menjadi subyek yang sangat dominan

menjadi sebatas fasilitator sehingga dapat menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat. Selain itu untuk menghadirkan

masyarakat yang sehat secara materil dan spirituil harus didukung

dengan penyediaan pelayanan yang memadai melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang sehat yang didasari dengan

semangat religius.

Misi

Untuk mencapai visi pembangunan tersebut di atas, maka dirumuskan misi yaitu.

1. Melanjutkan pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan

43
kemiskinan

2. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan

ekonomi, pembangunan ketahanan pangan, pengembangan industri dan

pariwisata

3. Melanjutkan pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas

dan kuantitas pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, sosial budaya,

pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga serta pengelolaan

kependudukan.

4. Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

hidup untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal,

dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan.

5. Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk

mendukung terciptanya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Tujuan dan Sasaran

Misi I: Melanjutkan pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan

kemiskinan.

Sasaran: Penurunan angka kemiskinan menjadi 10% pada tahun 2015.

Misi II: Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan

ketahanan pangan, pengembangan industri dan pariwisata.

44
Tujuan: Meningkatkan kapasitas infrastruktur dasar dalam menunjang

perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Sasaran: Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur darat, laut dan udara

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.

Misi III: Melanjutkan pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan

kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, sosial

budaya, pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga serta pengelolaan

kependudukan.

Tujuan: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan agama, pendidikan dan

IPTEK, kesehatan, sosial budaya, pemberdayaan Perempuan, pemuda dan olah

raga serta pengelolaan kependudukan.

Sasaran: Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, meningkatkan

perlindungan dan pelayanan sosial bagi masyarakat, meningkatkan peran

pemuda dan olah raga serta pemberdayaan perempuan dalam pembangunan,

pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi dalam

pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan kependudukan.

Misi IV: Melanjutkan pemanfaatan dan pengeloaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat

secara optimal, dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan.

Tujuan: Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

45
Sasaran: Meningkatkan kontribusi hasil pengelolaan sumberdaya alam

,lingkungan hidup dan bencana terhadap pendapatan daerah dan masyarakat serta

kesejahteraan yang berkelanjutan.

Misi V: Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk

mendukung terciptanya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Tujuan: Menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Sasaran: Peningkatan kapasitas lembaga/institusi pemerintahan, semakin

meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerjasama antar

pemerintah daerah dalam pembangunan daerah, penegakan hukum dan

keamanan dari tahun ketahun.

Prioritas Pembangunan Daerah

Prioritas pembangunan kabupaten mukomuko adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan rakyat dan penangulangan kemiskinan;

2. Revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan;

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur

4. Peningkatan sumberdaya manusia

5. Pemanfaatan sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan

bencana.

6. Kebudayaan, pariwisata dan inovasi teknologi.

7. Penegakan hukum, ketertiban umum dan pemerintahan yang bersih.29

29
https://mukomukokab.go.id/?page_id=2890 diakses pada 12-09-2017 pukul 12.01

46
B. Gambaran Umum Kecamatan Air Rami

1. Sejarah Kecamatan Air Rami

Kecamatan Air Rami terbentuk berdasarkan Perda Kabupaten Mukomuko

Nomor 8 Tahun 2005 sebagai hasil pemekaran dari Kecamatan Mukomuko Selatan.

Ibukota Kecamatan Air Rami terletak di Desa Arga Jaya. Untuk akses koordinasi dan

pelayanan administrasi, jarak antara kantor Kecamatan Air Rami dengan masing-

masing kantor desa relatif mudah terjangkau. tahun 2013, jumlah desa di Kecamatan

Air Rami sebanyak 12 desa.

2. Luas Wilayah Kecamatan Air Rami

Luas Kecamatan Air Rami adalah 99,20 km² atau 2,46 persen dari luas

Kabupaten Mukomuko. Wilayahnya sebagian besar terletak pada perbukitan dengan

ketinggian antara 5-700 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar desa di

Kecamatan Air Rami bukan desa pesisir hanya terdapat satu desa saja yang bersetatus

sebagai desa pesisir yaitu Desa Air Rami. Adapun batas-batas Kecamatan Air Rami

sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Malin Deman

- Sebelah Selatan : Kabupaten Bengkulu Utara

- Sebelah Timur : Propinsi Jambi

- Sebelah Barat : Samudera Hindia

Jumlah desa yang ada di Kecamatan Air Rami seluruhnya berjumlah 12 desa

47
Tabel 4. Luas area Desa di Kecamatan Air Rami

Desa Luas Area (km²) Persentase (%)

Air Rami 04,12 4

Rami Mulia 08,39 8

Mekar Jaya 19,65 20

Dusun Pulau 02,07 2

Talang Rio 02,45 2

Arga Jaya 11,78 12

Makmur Jaya 06,50 7

Marga Mulya 19,26 19

Bukit Harapan 09,45 10

Tirta Kencana 05,63 6

Bukit Mulya 06,86 7

Cinta Asih 03,04 3

Kecamatan Air Rami 99,20 100

Berdasarkan data, Desa Mekar Jaya merupakan desa dengan wilayah terluas di

Kecamatan Air Rami yaitu dengan luas 19,65 km², sedangkan desa dengan luas

terkecil adalah Desa Dusun Dulau dengan luas wilayah 02,07 km².

48
3. Pemerintahan

Kecamatan Air Rami terbentuk berdasarkan Perda Kabupaten Mukomuko

Nomor 8 Tahun 2005 sebagai pemekaran dari Kecamatan Mukomuko Selatan.

Kecamatan Air Rami beribukota di Desa Arga Jaya. Akses atau jalur koordinasi dan

pelayanan administrasi jarak antara kantor desa dengan kantor kecamatan relatif dekat

dan terjangkau. Desa Mekar Jaya merupakan desa terjauh yang ada di Kecamatan Air

Rami yaitu berjarak sekitar 15 km.30

Tahun 2013, jumlah desa di Kecamatan Air Rami sebanyak 12 desa. Masing-

masing desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih secara langsung oleh masyarakat

desa setempat. Seluruh desa di Kecamatan Air Rami sudah definitif, 10 desa

terklasifikasi dalam kelompok desa swakarya dan dua desa swadaya.

Desa Swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,

kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya, adapun ciri desa

swakarya adalah adat-istiadat masyarakatnya sedang mengalami prubahan (transisi),

pengaruh dari luar mulai masuk ke dalam masyarakat desa dan mengakibatkan

perubahan cara berpikir, mata pencarian penduduknya mulai beraneka ragam, tidak

hanya pada sektor agraris, lapangan kerja bertambah dan produktivitas meningkat

diimbangi dengan makin bertambahnya prasarana desa. Sementara itu Swadaya

masyarakat dengan cara gotong royong telah efektif dan mulai tumbuh kesadaran serta

tanggung jawab masyarakat untuk membangun desanya roda pemerintahan desa mulai

30
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko Bagian Kecamatan Air Rami

49
berkembang baik dalam tugas maupun fungsinya masyarakat desa telah mampu

meningkatkan kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri dan bantuan pemerintah

hanya bersifat sebagai stimulasi saja.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesai desa swadaya adalah desa yang masih

terikat oleh tradisi karena taraf pendidikan yang masih relatif rendah, produksi yang

masih diarahkan untuk kebutuhan primer keluarga dan komunikasi keluar sangat

terbatas. Desa ini bersifat sedenter, artinya sudah ada kelompok keluarga yang

bermukim secara menetap di sana.

Norma yang terdapat di desa ini adalah:

1. Mata pencaharian penduduk di sektor primer yaitu sebagian besar penduduk

hidup dari pada pertanian, peternakan, nelayan dan pencaharian dari hutan;

2. Adat istiadat masih mengikat;

3. Kelembagaan dan pemerintahan desa masih sederhana, prasarana kurang

memadai dan biasanya desa ini mampu menyelenggarakan rumah tangganya

sendiri.

Ciri-ciri desa swadaya:

1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya;

2. Penduduknya jarang;

3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris;

4. Bersifat tertutup;

5. Masyarakat memegang teguh adat;

50
6. Teknologi masih rendah;

7. Sarana dan prasarana sangat kurang;

8. Hubungan antarmanusia sangat erat;

9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

4. Penduduk

Pada tahun 2013, penduduk Kecamatan Air Rami tercatat sebanyak 10.693

jiwa (laki-laki = 5.568 jiwa dan perempuan = 4.125 jiwa) atau 6,34 persen dari

penduduk Kabupaten Mukomuko dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 109. Sebaran

penduduk di Kecamatan Air Rami tidak merata tersebar di seluruh desa dari 12 desa

masih terkonsentrasi di Desa Arga Jaya yang merupakan ibukota kecamatan. Desa

Arga Jaya sebagai ibukota kecamatan memiliki jumlah penduduk yang besar yakni

1.813 jiwa.

5. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah

ketersedian sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan cukup, program wajib

belajar 6 tahun dan 9 tahun dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian

dari upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM. Ketersedian

fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam

peningkatan mutu pendidikan.

Pada tahun 2013, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Mukomuko di Kecamatan Air Rami terdapat 13 unit sekolah dasar, 12 diantaranya

51
bersetatus sekolah negeri dan 1 sekolah yang bersetatus swasta. Sekolah menengah

pertama sebanyak lima unit dan seluruhnya bersetatus negeri. Sekolah menengah atas

sebanyak satu unit dan bersetatus sekolah negeri.

Tabel 5. Jumlah Infrastruktur Sekolah di Kecamatan Air Rami

Uraian Tahun 2016

SD/Sederajat 13

SMP/Sederajat 5

SMA/Sederajat 1

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko 2016

Tabel 6. Indikator Pendidikan di Kecamatan Air Rami

Uraian Jumlah Murid Jumlah Guru

SD/Sederajat 1.690 114

SMP/Sederajat 507 51

SMA/Sederajat 235 25

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, 2016

6. Agama

Penduduk Kecamatan Air Rami mayoritas beragama Islam yaitu 99,09 persen,

selebihnya merupakan pemeluk Agama Kristen Protestan. Sarana ibadah di Kecamatan

52
Air Rami pada tahun 2016 meliputi 28 unit masjid dan 35 unit mushola yang tersebar

di seluruh desa di Kecamatan Air Rami, satu unit gereja protestan yang berada di Desa

Rami Mulia.

Tabel 7. Indikator Keagamaan Kecamatan Air Rami

Agama Pemeluk (%)

Islam 99,09

Kristen 0,91

Katolik __

Hindu __

Budha __

Konghucu __

Sumber : Kantor Kementrian Agama Kabupaten Mukomuko, 2016

Tabel 8. Sarana Ibadah di Kecamatan Air Rami

Sarana Ibadah Jumlah

Masjid 28

Mushola 35

Gereja Protestan 1

53
Gereja Katolik __

Pura __

Vihara __

Sumber KUA Kecamatan Air Rami 2016

C. Gambaran Umum Desa Marga Mulia

1. Sejarah Desa Marga Mulia

Desa Marga Mulia berdiri pada tahun 1987, Desa Marga Mulia merupakan desa

tujuan transmigrasi pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Masyarakat Desa

Marga Mulia mayoritas suku sunda dimana mereka datang setelah Gunung Api

Galunggung meletus di Jawa Barat. Desa Marga Mulia sampai saat ini telah dipimpin

oleh 6 orang kepala desa dimana empat diantaranya sebagai kepala desa yang definitif

dan dua orang sebagai pelaksana tugas kepala desa.

Tabel 9. Nama-nama Kepala Desa Marga Mulia

Nama Kepala Desa Keterangan

Haerudin Kepala Desa Definitif

Waryo Pelaksana Tugas

Yadi Supriadi Kepala Desa Definitif

Mamat Rahmat Kepala Desa Definitif

54
Cecep Supriadi Pelaksana Tugas

Ruwanto Kepala Desa Definitif

Sumber : Kantor Desa Marga Mulia, 2017

Pada tahun 2007 terjadi pemekaran di Desa Marga Mulia dimana Desa Marga

Mulia dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Marga Mulia dan Desa Cinta Asih, hal ini

disebabkan luasnya wilayah Desa Marga Mulia sehingga para tokoh masyarakat

sepakat untuk membagi wilayah Desa Marga Mulia menjadi dua.

4. Kondisi Geografis Desa Marga Mulia

Koordinat Desa Marga Mulia terletak di kordinat 101.59885 LS/LU dan -

3.057392 BT/BB, luas wilayahnya adalah 1.362 Ha, Desa Marga Mulia berjarak ±7 km

dari ibukota Kecamatan Air Rami. Batas-batas Desa Marga Mulia sebagai berikut:

- Sebelah utara : PT. Agro Muko Estate

- Sebelah selatan : Desa Dusun Pulau

- Sebelah timur : Desa Bukit Harapan

- Sebelah barat : Desa Cinta Asih

5. Penduduk

Pada tahun 2016 penduduk Desa Marga Mulia tercacat berjumlah 1.345 jiwa

(laki-laki = 678 dan perempuan = 667) atau 846 kepala keluarga. Mayoritas pekerjaan

penduduk Desa Marga Mulia adalah petani sisanya ada yang bekerja sebagai PNS,

wiraswasta, pensiunan dan buruh perkebunan.

55
6. Pendidikan

Berdasarkan data yang ada di Desa Marga Mulia terdapat satu taman kanak-

kanak, satu sekolah dasar negeri dan satu SMP Negeri. Tingkat pendidikan di Desa

Marga Mulia masih tergolong rendah ini dibuktikan dengan sedikitnya masyarakat

yang berhasil mengenyam pendidikan lanjutan tingkat atas, hal ini terjadi dikarenakan

masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi generasi

muda, hal ini juga diperparah dengan banyaknya anak usia sekolah yang bekerja di

perkebunan sebagai buruh panen.

7. Struktur Kelembagaan Desa Marga Mulia

Ketua BPD Kepala Desa

Entis Sutisna Ruwanto

Sekretaris Desa Bendahara Desa

Budi Laksono Acep Holis

Kaur Umum Kaur Kaur


Pemerintahan Pembangunan
Zainudin H
Dede Suganda Anang Saparudin

Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV

Gito Rolis Komarudin Sohirin Syarif

56
Bagian Struktur kelembagaan diatas masing-masing mempunyai tugas dan fungsi

sebagai berikut:

a. Kepala Desa

Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan

mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.

Dalam hal ini, kepala desa memiliki kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa;

b. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);

c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;

d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa;

e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB Desa.

Kepala desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung tanggal

pelantikan dan dapat menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-

turut atau tidak secara berturut-turut. Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan

keuangan desa, kepala desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat

desa.

b. Sekretaris Desa

Sekretaris desa selaku koordinator PTPKD membantu kepala desa dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dengan tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APB Desa;

57
b. Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APB Desa, perubahan APB Desa

dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;

c. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

dalam APB Desa;

d. Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;

e. Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB), bukti-bukti

penerimaan dan pengeluaran APB Desa (SPP).

Sekretaris desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari kepala desa dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala desa.

c. Kepala Seksi

Kepala seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak sebagai

pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Sesuai dengan pasal 64 PP Nomor 43

Tahun 2014 dinyatakan bahwa desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi. Kepala

seksi mempunyai tugas:

1. Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya;

2. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang

telah ditetapkan di dalam APBDesa;

58
3. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaranbelanja

kegiatan;

4. Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam buku pembantu

kas kegiatan;

5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa;

6. Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti-bukti pendukung atas beban

pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

d. Bendahara Desa

Bendahara desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh

kepala atau staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantu sekretaris desa.

Bendahara desa mengelola keuangan desa yang meliputi penerimaan pendapatan desa

dan pengeluaran atau pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan buku kas umum, buku kas pembantu

pajak dan buku bank. Penatausahaan yang dilakukan antara lain meliputi:

1. Menerima, menyimpan, menyetorkan atau membayar;

2. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup

buku setiap akhir bulan secara tertib;

59
3. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban proses

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa di Desa Marga Mulia Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko.

Alokasi dana desa (ADD) adalah alokasi dana ke desa dengan perhitungan dari

dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten sebesar 10% setelah dikurangi dengan

dana alokasi khusus (DAK). Pengelolaan ADD meliputi proses perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Semua proses ini

dijalan oleh pemerintah desa didampingi oleh tim pendamping kecamatan. Tidak hanya

itu, masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam pengawasan ADD. Sebelum

merencanakan alokasi dana desa (ADD), terlebih dahulu dilakukan penentuan besaran

ADD.

D. Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan

Pertanggung Jawaban Keuangan Desa di Desa Marga Mulya

Kecamatan Air Rami Kabupaten Bengkulu

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses penentuan sesuatu yang ingin dicapai di masa

yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk

mencapainya. Hal ini menjadi penting sebab perencanaan merupakan salah satu

indikator keberhasilan suatu kegiatan. Dalam perencanaan keuangan desa, diperlukan

60
rencana tahapan yang strategis. Salah satu yang dapat direncanakan dalam hal tersebut

adalah cara mengalokasikan dana desa dengan sebaik-baiknya.

Pada tahap perencanaan penggunaan ADD didahului dengan musyawarah

perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdesa) dengan melibatkan BPD, LPMD

dan tokoh masyarakat lainnya, perencanaan alokasi dana desa (ADD) dilakukan

dengan menjaring aspirasi dan kebutuhan masyarakat melalui musyawarah desa.

Alokasi dana desa (ADD) adalah salah satu pendapatan desa yang penggunannya

terintregasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Oleh karena

itu, program perencanaan dan kegiatannya disusun melalui forum musyawarah

perencanaan pembangunan desa.31

MusrenbangDesa adalah forum musyawarah yang membahas usulan-usulan

rencana kegiatan pembangunan desa yang berpedoman pada prinsip-prinsip

perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat desa serta transparansi pemerintah

kepada masyarakat.32 Tujuan diberikannya alokasi dana desa (ADD) adalah untuk

meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam melaksanakan pelayanan,

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Penyusunan rencana kegiatan ini

31
Hesti Irna Rahmawati. ANALISIS KESIAPAN DESA DALAM IMPLEMENTASI PENERAPAN UU
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA. The 2nd University Research Coloquium 2015

32
Ade Irma. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KECAMATAN
DOLO SELATAN KABUPATEN SIGI. e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 121-
137

61
dilaksanakan pada saat menjelang awal tahun anggaran baru atau berakhirnya tahun

anggaran yang sudah berjalan.

Dalam penyusunan daftar usulan rencana kegiatan yang melibatkan seluruh

komponen yang ada di desa tentunya bertujuan untuk menyampaikan aspirasi

mengenai usulan kegiatan yang menjadi kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Stakeholder yang ada dalam masyarakat pada umumnya akan mempengaruhi kebijakan

anggaran untuk kepentingan masyarakat. Sehingga dalam proses penyusunan anggaran

apabila semakin melibatkan banyak pihak maka hasilnya juga akan dapat

mengakomodir banyak kepetingan yang ada.

Pada proses perencanaan alokasi dana desa (ADD) diawali terlebih dahulu

dengan rapat kecil perdusun guna menyusun rencana pembangunan, setelah didapat

keputusan usulan pembangunan apa saja yang diperlukan di dusun maka usulan

tersebut akan dibawa ke dalam rapat MusrenbangDesa. Seperti yang dikatakan oleh

kepala dusun I Gito Rolis bahwa sebelum dilakukan MusrenbangDes di setiap dusun

terlebih dahulu didakan rapat kecil guna menyusun usulan pembangunan desa

kemudian hasilnya dibawa di MusrenbangDes untuk dimusyawarahkan secara

bersama-sama33.

Dalam perencanaan pelaksanaan ADD kepala desa akan membentuk Tim

Pelaksana Kegiatan (TPK) terlebih dahulu, seperti yang dikatan oleh sekretaris desa

33
Hasil wawancara dengan Kepala Dusun 1 Bapak Gito Rolis pada 10 Juni 2017

62
marga mulia Budi Laksono di setiap pelaksana kegiatan ADD kepala desa membentuk

TPK terlebih dahulu, dimana tugasnya yaitu menyusun rencana anggaran biaya

pelaksanaan dan hasilnya dilaporkan ke pemerintah desa34. Proses MusrenbangDesa

akan dipimpin oleh kepala desa yang dihadiri oleh camat, dalam rapat akan

disampaikan kebutuhan masyarakat baik yang telah diketahui ataupun yang baru

diketahui saat rapat diadakan, seperti yang dikatakan sekdes marga mulia Budi

Laksono disaat rapat MusrenbangDesa dipimpin oleh kepala desa dan camat, disaat

rapat kepala desa meminta usulan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat35.

MusrenbangDesa adalah forum musyawarah yang membahas usulan-usulan

rencana kegiatan pembangunan desa yang berpedoman pada prinsip-prinsip

perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat desa serta transparansi pemerintah

kepada masyarakat. Program kerja pada bidang pelaksanaan pembangunan Desa

Marga Mulia telah disepakati bersama masyarakat, tokoh masyarakat, unsur LPMD

dan BPD dalam forum MusrenbangDesa, usulan pembangunan yang diusulkan oleh

masyarakat desa marga mulia telah terlaksana dengan rincian anggaran berdasarkan

RAB yang di susun oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) alokasi dana desa (ADD).

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang

sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasinya dilakukan setelah

34
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Marga Mulya Budi Laksono pada 7 Juli 2017
35
Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Marga Mulya Budi Laksono pada 7 Juli 2017

63
perencanaan sudah dianggap siap. Dalam pelaksanaan ADD kepala desa akan

bertindak sebagai penanggung jawab pengelolaan kegiatan yang bersumber dari

alokasi dana desa, ini dibenarkan oleh kepala desa marga mulia Ruwanto bahwa di saat

pelaksanaan kepala desa hanya sebagai penanggung jawab saja untuk TPK ADD sudah

ada dan dibentuk dari 3 unsur yaitu pemerintah desa, DPD dan masyarakat36.

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Marga Mulia lebih

berfokus pada perbaikan fisik seperti pengoralan dan rabat beton untuk jalan yang

menanjak. Hal ini dilakukan guna mendukung perekonomian warga Desa Marga Mulia

untuk mengeluarkan hasil panen sawit dan karet. Seperti yang dikatakan salah seorang

anggota TPK Rahmat disaat ini pelaksanaan pembangunan lebih banyak diarah fisik

yaitu pengoralan dan rabat beton untuk jalan keluar masuk angkutan hasil kebun

warga37.

Masyarakat juga berharap dibangunnya gedung pendidikan anak usia dini dan

gelanggang olah raga desa guna menunjang pendidikan dan pusat latihan olah raga

masyarakat, seperti yang dikatakan oleh warga dusun II Bapak Zainudin diharapkan di

tahun ini dibuat gedung PAUD untuk anak-anak belajar karena anak-anak belajar di

gedung bekas balai desa yang sudah tidak layak pakai38. Lain halnya yang disampaikan

oleh karang taruna desa yang berharap tahun ini dibangun GOR untuk menunjang

36
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Marga Mulya Bapak Ruwanto pada 7 Juni 2017
37
Hasil wawancara dengan Anggota TPK Desa Marga Mulya Bapak Rahmat pada 11 Juni 2017
38
Hasil wawancara dengan salah satu Warga Dusun II Desa Marga Mulya pada 11 Juni 2017

64
latihan dan sarana olah raga masyarakat agar bisa menyalurkan hobi seperti bola volley

atau bulutangkis, karena selama ini bila latihan harus menumpang di tanah warga39.

Dalam pelaksanaan pembangunan ADD ini pemerintah desa mendapatkan

respon positif dari masyarakat terlebih khusus dalam hal pembangunan, dalam setiap

pembangunan kepala desa marga mulia selalu terlibat dan berpartisipasi dalam

program ini guna memantau setiap proses pembangunan.

Table 10. Pelaksanaan Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Marga Mulia

JUMLAH JUMLAH LEBIH/


URAIAN ANGGARAN REALISASI KURANG KET.
(Rp.) (Rp.) (Rp.)

1 3
2
PINDAHAN SALDO
(SEMESTER PERTAMA
28,000,000 28,000,000
)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa
Hasil Usaha
Swadaya, Partisipasi
dan Gotong Royong
Lain-lain Pendapatan
Asli Desa yang sah

Pendapatan Transfer
Dana Desa
272,073,892

39
Hasil wawancara dengan Ketua Karang Taruna Desa Marga Mulya pada 11 Juni 2017

65
Bagian dari hasil pajak
&retribusi daerah
kabupaten/ kota
Alokasi Dana Desa
56,141,200
Bantuan Keuangan
Bantuan Provinsi
Bantuan Kabupaten /
Kota

Pendapatan Lain lain


Hibah dan Sumbangan
dari pihak ke-3 yang
tidak mengikat
Lain-lain Pendapatan
Desa yang sah

JUMLAH
-
PENDAPATAN 328,215,092

BELANJA
Bidang
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
Belanja Pegawai:
- Penghasilan Tetap
Kepala Desa dan
36,225,000 36,225,000 -
Perangkat
- Tunjangan Kepala
Desa dan Perangkat 23,700,000 23,700,000 -

- Tunjangan BPD
22,050,000 22,050,000 -

- Insentif Kepala Dusun


8,400,000 8,400,000 -

66
Operasional
Perkantoran -
Belanja Barang dan
Jasa -

- Alat Tulis Kantor


1,572,700 1,572,700 -

- Benda POS
- - -
- Dibayar belanja barang
dan jasa Cetak dan Foto
900 900 -
Copy
- Dibayar belanja barang
dan jasa perawatan
1,020,000 1,020,000 -
motor dinas
- Dibayar biaya rutin
desa koran desa - - -

- Perjalanan Dinas
920,000 920,000 -
Dibayar Pajak Motor
Dinas 350,000 350,000 -
- Air, Listrik,dasn
Telepon 600,000 600,000 -
- Belanja Makan minum
rapat 3,600,000 3,600,000 -

- Honor Tim TPTKAD


1,800,000 1,800,000 -

Pembuatan Laporan
1,500,000 1,500,000 -

-
Belanja Modal
-
- Komputer
6,000,000 6,000,000 -
- Meja dan Kursi -
- Lemari Arsip
1,500,000 1,500,000 -

67
- dst……………………..
- -

- -
Operasional BPD -
Belanja Barang dan
Jasa -

- ATK
382,500 382,500 -

- Penggandaan
257,500 257,500 -
- Benda Pos -
- Konsumsi Rapat
460,000 460,000 -

- Perjalanan Dinas
400,000 400,000 -
Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa -
Perbaikan Pondasi
Jembatan 2 Titik -

Belanja Peralatan
- -
Belanja Papan Cor -
- Upah Kerja
-
- Honor TPK
6,600,000 6,600,000 -
- dst……………….. -
Belanja Modal -
- Semen -
- Pasir -
-Batu Kali
-

68
Pelebaran Jembatan -
Belanja Peralatan
-
Belanja Papan Cor
-
- Upah Kerja
-
Belanja Modal: -
Batu Kali -
- Pasir -
- Semen -
- Sirtu
-
- Besi 10
-
- dst ……………
-

-
Rabat Jalan 3 Titik -
Belanja Barang dan
Jasa : - -

- Belanja Peralatan
- -
- Belanja Papan cor -
- Upah Kerja -
Belanja Modal:
-
Batu Kali
-
- Pasir
-
- Semen
-
- Seplit -

69
-
Pengoralan
-
Belanja Modal
-
Sirtu
132,147,392 132,147,392 -

HOK
31,955,000 31,955,000 -

Belanja Peralatan
4,025,000 4,025,000 -
Pendirian dan
pengembangan
- - -
BUMDes
Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan -
Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan -
Ketertiban
Belanja Barang dan
Jasa: -

~ ATK
- - -

~ Materai
- - -
~ Penggandaan -
~ Makan Minum Rapat
375,000 375,000 -
~ Belanja Peralatan dan
pemeliharaan
4,584,100 - 4,584,100
Poskamling

-
Kegiatan PKK
-
Belanja Barang dan
Jasa: -

70
~ ATK
- - -

~ Materai
- - -

~ Penggandaan
10,000 10,000 -

~ Makan Minum Rapat


- - -
~ Pengadaan Peralatan
Kantor 904,100 904,100 -

Kegiatan Posyandu
-
Belanja Barang dan
Jasa: -

~ ATK
200,000 200,000 -

~ Makanan tambahan
300,000 300,000 -

Kegiatan Karang Taruna -


Belanja Barang dan
Jasa: -

~ ATK
200,000 200,000 -

- Peralatan Olah Raga


1,300,000 1,300,000 -

Kegiatan Majelis Taklim


- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

~ ATK
320,000 320,000 -

- Benda Pos
80,000 80,000 -

- Transport Pengajian
600,000 600,000 -

Kegiatan MDA
- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

71
~ ATK
400,000 400,000 -

- Modal Perlengkapan
1,600,000 1,600,000 -
Kegiatan Lembaga
Agama - -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

~ ATK
500,000 500,000 -

Kegiatan KB Desa
- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

~ ATK
500,000 500,000 -

Kegiatan Biaya Pilkades -


Belanja Barang dan
Jasa: -

~ Belanja biaya pilkades


- - -
Kegiatan Pemberian
Insentif -
Belanja Insentif pegawai
Sarak 5,760,000 5,760,000 -
Bidang Pemberdayaan
Masyarakat -
Kegiatan Pelatihan
Kepala Desa dan -
Perangkat

-
Belanja Barang dan
Jasa: -

ATK
260,000 - 260,000

72
- foto copy /
penggandaan 140,000 - 140,000

-konsumsi pelatihan
1,600,000 - 1,600,000
-honor pelatih dan
tranpot peserta 3,000,000 - 3,000,000
Kegiatan Pelatihan
kelompok tani -

- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

ATK
400,000 400,000 -
- foto copy /
penggandaan 100,000 100,000 -

-konsumsi pelatihan
2,000,000 2,000,000 -
-honor pelatih dan
tranpot peserta 3,500,000 3,500,000 -
Kegiatan Pelatihan
Pengurus dan anggota
- -
PKK

- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

ATK
800,000 800,000 -

-konsumsi pelatihan
2,000,000 2,000,000 -
-honor pelatih dan
tranpot peserta 3,200,000 3,200,000 -
Kegiatan Pelatihan
Pengurus dan anggota
- -
karang taruna

- -

73
Belanja Barang dan
Jasa: - -

ATK
400,000 400,000 -

-konsumsi pelatihan
1,600,000 1,600,000 -
-honor pelatih dan
tranpot peserta 2,000,000 2,000,000 -
Kegiatan Pelatihan
lembaga MDA - -

- -
Belanja Barang dan
Jasa: - -

ATK
400,000 400,000 -

-konsumsi pelatihan
1,600,000 1,600,000 -
-honor pelatih dan
tranpot peserta 2,000,000 2,000,000 -

-
Bidang Tak Terduga
-
Kegiatan Kejadian Luar
Biasa -
Belanja Barang dan
Jasa: -

- Honor tim -
- Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………

Kegiatan…………………

JUMLAH BELANJA 9,584,100


328,099,192 318,515,092

74
SURPLUS / DEFISIT 37,584,100
37,584,100 -

PEMBIAYAAN
Penerimaan
Pembiayaan -

SILPA
- - -
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Kekayaan Desa
Yang di pisahkan
JUMLAH ( RP )

Pengeluaran
Pembiayaan
Pembelian peralatan
MCK 22,000,000 22,000,000 -
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal Desa
- -

JUMLAH ( RP )
15,584,100 15,584,100

Sumber : Data Primer 2017

3. Penatausahaan

Penatausahaan keuangan desa adalah seluruh kegiatan keuangan yang

dilakukan oleh pemerintahan desa yakni bendahara desa terdiri dari penatausahaan

penerimaan dan penatausahaan pengeluaran serta pelaporan pertanggungjawabannya

75
kepada pihak yang berkepentingan.40 Kepala desa memegang kuasa tertinggi dalam

pengelolaan keuangan desa karena jabatannya sebagai kepala pemerintahan di tingkat

desa.

Dalam pelaksanaannya, Kepala Desa dibantu oleh Pelaksana Teknis

Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) yang merupakan perangkat desa yang ditunjuk

Kepala Desa, PTPKD atau pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa merupakan

unsur perangkat desa yang membantu kepala desa untuk melaksanakan pengelolaan

keuangan desa. Bendahara dijabat oleh staf pada urusan keuangan. Bendahara

mempunyai tugas menerima, menyimpan, menyetorkan atau membayar,

menatausahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan

pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.

Bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan

pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib dan bendahara

desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada kepala desa paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

40
M. Ridwan Tikollah, dkk. ANALISIS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI
KECAMATAN MARE KABUPATEN BONE. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Volume 1 Nomor 1
Januari 2018. Hal 87-96

76
Dokumen yang digunakan oleh bendahara dalam melakukan penatausahaan

penerimaan dan pengeluaran antara lain, buku kas umum, buku kas pembantu pajak

dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi

keuangan desa. Buku kas pembantu pajak digunakan untuk mencatat bukti transaksi

terkait dengan pemungutan maupun penyetoran pajak oleh bendahara desa. Buku bank

digunakan untuk mencatat bukti transaksi terkait dengan penerimaan maupun

pengeluaran melalui bank.

4. Pelaporan

Bentuk pelaporan atas kegiatan-kegiatan dalam APBDesa mempunyai dua

tahap yaitu:

Pertama, laporan berkala yaitu laporan mengenai pelaksanaan penggunaan dana

ADD yang dibuat secara rutin setiap semester dan atau 6 bulan sesuai dengan tahapan

pencairan dan pertanggungjawaban yang berisi realisasi penerimaan ADD dan belanja

ADD;

Kedua, laporan akhir dari penggunaan ADD mencangkup pelaksanaan dan

penyerapan dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir

penggunaan ADD. Kedua laporan ini dibuat oleh kepala desa, sekretaris desa dan

bendahara desa.

Laporan berkala dan laporan akhir Penggunaan ADD harus dibuat sesuai

dengan Peraturan Bupati. Penyampaian laporan atas realisasi penggunaan dana yang

77
dibiayai oleh ADD dilaksanakan secara berjenjang oleh kepala desa kepada tim

pendamping kecamatan kemudian tim pendamping kecamatan membuat laporan

tingkat desa. Laporan ini selanjutnya dilaporkan kepada Bupati melalui BPMPDK

Kabupaten Mukomuko sebagai dasar untuk melakukan penyaluran dana. Dalam proses

penyampaian laporan penggunaan alokasi dana desa (ADD), kepala desa yang

bersangkutan dituntut untuk menyampaikan laporan tepat waktu. Apabila laporan

tersebut tidak tepat waktu atau terlambat dilaporkan maka bupati berhak untuk

menunda pencairan dana untuk tahap selanjutnya dan pengurangan dana yang

bersumber dari APBD kabupaten untuk tahun berikutnya sesuai dengan penelian tim

pengendali kabupaten dan tim fasilitasi kecamatan yang di bentuk dengan keputusan

bupati.

5. Pertanggungjawaban

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan

uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa. Proses penatausahaan dimulai dari membuat

laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, peraturan desa, laporan

kekayaan milik desa, laporan program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk

ke desa dan diakhiri penyampaiaan kepada bupati atau walikota dan masyarakat.

78
Formulir atau daftar yang dipergunakan:

1. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa;


2. Peraturan desa;
3. Laporan kekayaan milik desa;
4. Laporan program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk ke desa.

Pelaksana atau unit kerja yang terlibat:

1. Sekretaris desa;
2. Kepala desa;
3. Bupati atau Walikota;
4. Camat atau sebutan lain;
5. Masyarakat.

Tahapan kegiatan:

1. Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada bupati atau walikota setiap akhir tahun anggaran;

2. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, terdiri dari pendapatan,

belanja dan pembiayaan;

3. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan

peraturan desa;

4. Peraturan desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

dilampiri:

79
a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tahun

anggaran berkenaan;

b. Format laporan kekayaan milik desa per 31 desember tahun anggaran berkenaan;

c. Format laporan program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk ke desa.

5. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa merupakan bagian tidak

terpisahkan dari laporan penyelenggaraan pemerintahan desa;

6. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang

mudah diakses oleh masyarakat;

7. Media informasi antara lain papan pengumuman, radio komunitas dan media informasi

lainnya;

8. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

disampaikan kepada bupati atau walikota melalui camat atau sebutan lain;

9. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, disampaikan paling

lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.41

B. Implementasi Penggunaan Dana Desa di Desa Marga Mulya

Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko

41
http://www.keuangandesa.com/2015/04/prosedur-pertanggungjawaban-keuangan-desa/ diakses
tanggal 11-19-2017 pukul 21.28 wib

80
Bantuan langsung alokasi dana desa yang selanjutnya disebut ADD adalah dana

bantuan langsung yang dialokasikan kepada pemerintah desa digunakan untuk

meningkatkan sarana pelayanan masyarakat, kelembagaan dan prasarana desa yang

diperlukan serta diprioritaskan oleh masyarakat, yang pemanfaatan dan administrasi

pengelolaannya dilakukan dan dipertanggungjawabkan oleh kepala esa. Bantuan

langsung alokasi dana desa (ADD) dimaksudkan sebagai bantuan stimulant atau dana

perangsang untuk mendorong dalam membiayai program pemerintah desa yang

ditunjang dengan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat dalam melaksanakan

kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan.

Tujuan diberikannya bantuan langsung alokasi dana desa (ADD) antara lain

meliputi:

a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan

pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat sesuai dengan

kewenangannya;

b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta partisipatif

sesuai dengan potensi yang dimiliki;

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan

berusaha bagi masyarakat desa dalam rangka pengembangan sosial ekonomi

masyarakat;

d. Menorong peningkatan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat.

81
Penggunaan bantuan langsung alokasi dana desa (ADD) dibagi menjadi 2 (dua)

komponen, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Sebesar 30 % dari besarnya ADD yang diterima oleh masing-masing desa,

digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa, badan permusyawaratan

desa, dan lembaga pemberdayaan masyarakat desa;

b. Sebesar 70 % dari besarnya ADD yang diterima oleh masing-masing desa,

digunakan untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dana desa yang diperoleh oleh Desa Marga Mulia pada semester pertama

adalah Rp. 328.215.092 ( Tiga ratus dua puluh delapan juta dua ratus lima belas ribu

sembilan puluh dua rupiah ). Dana tersebut digunakan sebesar 30% untuk operasional

pemerintah desa sebesar Rp. 98.429.758 dan 70% untuk pembiayaan kegiatan

pemberdayaan masyarakat sebesar Rp. 229.669.433. Biaya Operasional Pemerintah

Desa, BPD, dan LPMD diantaranya dipergunakan untuk:

a. Biaya Operasional Pemerintah Desa, meliputi:

1) Insentif penanggungjawab operasional kegiatan (PJOK), penanggungjawab

administrasi kegiatan (PJAK) dan bendahara atau pemegang kas kegiatan ADD;

2) Pengadaan belanja barang dan jasa pemerintah desa.

b. Biaya operasional BPD, yang besarnya ditentukan berdasarkan PADS masing-

masing desa;

82
c. Biaya operasional dan tunjangan kepala dusun.

Tabel 11. Penghasilan dan tunjangan tetap Kepala Desa serta Pegawai Desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Penghasilan tetap Kepala Desa dan 36.225.000

Perangkat Desa

Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat 23.700.000

Desa

Tunjangan BPD 22.050.000

Tunjangan Kepala Dusun 8.400.000

Jumlah 90.375.000 81,6%

Sumber : Analisis Data Primer 2017

Tabel 11. Operasional kantor desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Alat tulis kantor 1.572.700

Foto copy 900

Perawatan motor dinas 1.020.000

83
Perjalanan dinas 920.000

Pajak motor dinas 350.000

Pembayaran air, listrik dan telepon 600.000

Konsumsi 3.600.000

Honor tim TPTKAD 1.800.000

Pembuatan laporan 1.500.000

Pengadaan komputer 6.000.000

Lemari arsip 1.500.000

Jumlah 18.863.600 17%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 12. Operasional BPD

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 382.500

Foto copy 257.500

Konsumsi rapat 460.000

84
Perjalanan dinas 400.000

Jumlah 1.500.000 1,3%

Sumber : Analisis data primer 2017

Biaya kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, diantaranya digunakan

untuk:

a. Membangun prasarana desa, terdiri dari:

1) Prasarana pemerintahan;

2) Persarana perhubungan;

3) Prasarana sosial;

b. Menunjang kegiatan PKK Desa;

c. Menunjang kegiatan Karang Taruna;

d. Menunjang kegiatan Majelis Taklim Desa;

e) Menunjang kegiatan Lembaga Agama Desa;

f) Menunjang kegiatan pelatihan Kelompok Tani;

g) Menunjang kegiatan pelatihan PKK;

h) Menunjang kegiatan pelatihan Karang taruna;

85
i) Menunjang kegiatan pelatihan Lembaga Agama Desa.

Tabel 13. Pengoralan jalan desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Honor TPK (6 orang) 6.600.000

Pengadaan Koral atau Pasir Batu 132.147.392

HOK 31.955.000

Pengadaan peralatan 4.025.000

Jumlah 165.727.329 79,7%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 14.. Kegiatan pembinaan ketentraman dan ketertiban Desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Konsumsi Rapat 375.000

Jumlah 375.000 0,1%

Sumebr : Analisis data primer 2017

Tabel 15. Kegiatan PKK

86
Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Foto copy 10.000

Pengadaan peralatan kantor 904.100

Jumlah 914.100 0,4%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 16. Kegiatan Posyandu

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan Alat Tulis Kantor 200.000

Pengadaan makanan tambahan 300.000

Jumlah 500.000 0,2%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 17. Kegiatan Karang Taruna

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 200.000

Pengadaan peralatan Olah Raga 1.300.000

87
Jumlah 1.500.000 0,7%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 18. Kegiata Majelis Taklim Desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 320.000

Pengadaan benda Pos 80.000

Transport Pengajian 600.000

Jumlah 1.000.000 0,4%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 19. Kegiatan MDA Desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 400.000

Pengadaan perlengkapan 1.600.000

Jumlah 2.000.000 0,9%

Sumber : Analisis data primer 2017

Tabel 20. Kegiatan Lembaga Agama

88
Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 500.000

Jumlah 500.000 0,2%

Sumber Analisis data primer 2017

Table 21. Kegiatan KB Desa

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 500.000

Jumlah 500.000 0,2%

Sumber : Analisis data primer 2017

Table 22. Insentif Pegawai Sarak

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Insentif Pegawai Sarak (6 orang) 5.760.000

Jumlah 5.760.000 2,7%

Sumber : Analisis data primer 2017

Table 23. Pelatihan Kelompok Tani

89
Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 400.000

Foto Copy 100.000

Konsumsi Pelatihan 2.000.000

Honor pelatih dan transport 3.500.000

Jumlah 6.000.000 2,8%

Sumber : Analisis data primer 2017

Table 24. Pelatihan Pengurus dan anggota PKK

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 800.000

Konsumsi Pelatihan 2.000.000

Honor Pelatih dan Transport 3.200.000

Jumlah 6.000.000 2,8%

Sumber : Analisis data primer 2017

Table 25. Pelatihan Pengurus dan Anggota Karang Taruna

90
Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 400.000

Konsumsi Pelatihan 1.600.000

Honor Pelatih dan Transport 2.000.000

Jumlah 4.000.000 1,9%

Sumber : Analisis data primer 2017

Table 26. Pelatihan lembaga MDA

Uraian Anggaran Prosentase Keterangan

Pengadaan ATK 400.000

Konsumsi Pelatihan 1.600.000

Honor Pelatih dan Transport 2.000.000

Jumlah 4.000.000 1,9%

Sumber : Analisis data primer 2017

Dari data di atas dana yang digunakan berjumlah Rp 318.515.092, dana tersebut

digunakan 30% untuk memenuhi tunjangan aparatur desa dan 70% untuk

pemberdayaan masyarakat desa. Akan tetapi dalam pelaksanaannya pembagian dana

ini sedikit melenceng di mana dana 30% untuk memenuhi tunjangan aparatur desa

91
berlebih seharusnya 30% dari total dana yang digunakan ialah Rp 98.429.758, tetapi

dalam kenyataannya dana yang terpakai adalah Rp.110.738,600 atau berlebih 4%, dan

untuk pemberdayaan masyarakat desa belum sepenuhnya optimal di mana dana yang

digunakan untuk pemberdayaan masyarakat kurang dari 10% dana dan sisanya untuk

pembiayaan pembangunan.

Ketika dikonfirmasi mengenai kelebihan dana yang 30% Kepala Desa Marga

Mulia mengatakan kelebihan tersebut dikarenakan untuk pengadaan 6 unit komputer

desa dan peralatan arsip desa sehingga mengakibatkan kelebihan penggunaan dana.

Terkait masalah dana pemberdayaan masyarakat desa yang terbilang kecil seharusnya

desa memberikan porsi lebih untuk pemberdayaan masyarakat karena dengan semakin

terdidiknya masyarakat maka akan semakin memajukan desa itu sendiri, memang

pembangunan perlu akan tetapi tidak seharusnya hal lain diabaikan. Untuk silva

penyerapan di desa marga mulia kurang dari 10% hal ini masih aman dan dalam tahap

wajar sehingga untuk anggaran dana selanjutnya tidak terkena pinalti pemotongan dana

seperti yang dikatan oleh Kepala Dinas DPMD Kabupaten Mukomuko Bapak Syahroni

SH bila silva penyerapan dana lebih dari 20% maka akan dilakukan pemotongan dana

yanga akan diberikan ke desa.

Kegiatan yang tidak dapat dibiayai dari bantuan langsung alokasi dana desa,

antara lain:

92
a.Untuk membayar honor atau gaji bagi karyawan dan pegawai honorer yang tidak

diatur dalam ketentuan Juknis;

b. Untuk melunasi pajak;

c. Untuk perawatan kendaraan dinas desa;

d. Pembuatan bangunan fisik (gapura, tugu batas desa dan lain-lain);

e. Untuk membeli baju seragam desa.

Pengelolaan bantuan langsung alokasi dana desa (ADD) harus berpedoman

pada prinsip-prinsip pengelolaan, yang meliputi:

a. Penyaluran dana harus langsung ditujukan kepada pengelola atau penerima;

b. Rencana kegiatan dilakukan dengan tertib dan harus dapat diketahui oleh seluruh

lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka;

c. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun

administrasi;

d. Pelaksanaan ADD harus sudah selesai pada akhir bulan Desember tahun anggaran

yang sedang berjalan;

e. Apabila sampai akhir bulan desember belum dapat selesai atau belum mencapai 100

% dan terdapat sisa dana, maka sisa dana tersebut dikembalikanke kas daerah;

93
f. Hasil kegiatan atau proyek yang dibangun menjadi milik desa dan dapat dilestarikan

serta dikembangkan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

Pengelola bantuan langsung alokasi dana desa (ADD) adalah dilaksanakan oleh

tim pelaksana bantuan langsung ADD, terdiri dari:

a. Penanggung jawab operasional kegiatan adalah kepala desa;

b. Penanggung jawab administrasi kegiatan adalah sekretaris desa;

c. Bendahara atau pemegang kas adalah bendahara desa.

Apabila kepala desa dijabat oleh sekretaris desa maka sekretaris desa yang

bersangkutan menjadi penanggung jawab operasional kegiatan, sedangkan

penanggungjawab administrasi kegiatan dijabat oleh kepala urusan pembangunan desa

yang bersangkutan.

C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Alokasi Dana

Desa (ADD) Desa Marga Mulia Kecamatan Air Rami kabupaten

Mukomuko

Alokasi dana desa merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang berasal

dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah setelah dikurangi dana alokasi

khusus minimal 10% yang akan digunakan oleh pemerintah desa untuk pembangunan

desa. Dalam pelaksanaan pengelolaan dana desa pasti dipengaruhi oleh faktor

pendukung maupun faktor penghambat dalam proses pelaksanaannya. Adapun faktor-

94
faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan alokasi dana desa di Desa Marga Mulia

Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

a. Partisipasi Masyarakat

Faktor pendukung terlaksananya alokasi dana desa di Desa Marga Mulia adalah

adanya partisipasi dari masyarakat desa yang sangat baik dalam membantu

pelaksanaan ADD. Hal ini dibuktikan oleh masyarakat desa yang bergotong royong

menyebar koral penghubung jalan desa agar dapat dilalui kendaraan dengan baik dan

meningkatkan perekonomian warga desa sendiri.

b. Pelatihan Peningkatan Kinerja Perangkat Desa dan Lembaga Desa

Pelatihan adalah adalah proses melatih kegiatan atau pekerjaan. Pelatihan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko kepada perangkat desa

agar perangkat desa lebih trampil dan terdidik dalam melakukan pengelolaaan alokasi

dana desa agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini seperti yang disampaikan

oleh sekretaris Desa Marga Mulia, Budi Laksano, pelatihan ini sangat penting guna

menunjang pekerjaan aparat pemerintahan desa, biasanya pelatihan diadakan minimal

satu tahun sekali. Dengan upaya ini diharapkan penyaluran dana desa dapat sesuai

dengan tujuan dan tercapainnya target pembangunan.

c. Sarana dan Prasarana

95
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha pembangunan proyek). Pada

dasarnya, tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana adalah:

1) untuk menghadiri terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak di

inginkan; dan

2) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaanya.

Pemerintah Desa Marga Mulia terus berupaya meningkatkan sarana dan

prasarana guna menunjang kegiatan pemerintahan desa baik itu untuk keperluan

penyaluran ADD atau yang lainnya, dengan diberikannya Mobil Dinas Desa oleh

Pemerintah Kabupaten ini memudahkan pemerintah desa untuk mobilisasi, survey dan

hal lain yang diperlukan oleh pemerintah desa.

2. Faktor penghambat

a. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan serta menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi

disampaikan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Namun dalam kenyataannya komunikasi yang terjadi antara masyarakat desa marga

mulia dengan pemerintah desa sedikit terhambat dan tidak berjalan lancar. Hal ini

96
terbukti ketika musyawarah Musrenbangdes masyarakat lebih banyak diam dan

mendengarkan saja hanya beberapa orang yang berani menyampaikan pendapat,

sehingga rapat berjalan satu arah saja tidak ada timbal baliknya. Ini jelas menyulitkan

pemerintah desa dalam menganalisa apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

b. Sinyal Telekomunikasi

Sinyal telekomunikasi saat ini sangatlah penting untuk menunjang segala

aktifitas yang menyangkut dana desa, karena segala informasi yang akan disampaikan

dari kabupaten ke desa-desa selain menggunakan surat resmi sekarang juga

menggunakan aplikasi whatsApp dimana dibutuhkan sinyal yang kuat untuk itu. Untuk

pertanggung jawaban alokasi dana desa pun saat ini menggunakan E-Mail hal ini tidak

bisa dilakukan bila sinyal telekomunikasi lemah apalagi ditambah dengan banyaknya

aplikasi yang harus dibuka oleh desa dalam hal penggunaan dana desa, saat ini di desa

marga mulia keadaan sinyal telekomunikasi masih sangat lemah sehingga bila ingin

mengirim pertanggung jawaban via E-Mail harus di kantor Kecamatan. Ini disebabkan

karena tower penguat sinyal yang belum berdiri di Desa Marga Mulia, tower terdekat

terdapat di ibukota kecamatan yang jaraknya cukup jauh dari desa Marga Mulia

ditambah lagi akses ke Desa Marga Mulia masih terhambat kondisi jalan.

97

Anda mungkin juga menyukai