Instalasi Penerangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Instalasi Penerangan

1 Fasa

Materi Pembelajaran

A. Instalasi Penerangan 1 Fasa menurut PUIL


Semakin berkembangnya peradaban ditandai dengan kebutuhan energi yang
semakin besar. Dikembangkannya banyak alat elektronik baru juga membuat
kebutuhan pasokan listrik meningkat. Saat ini pasokan listrik sudah menjadi kebutuhan
utama untuk hidup.Meskipun tingkat kebutuhan akan listrik sangat banyak, sistem
penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik tetap harus dapat menjamin
keamanan pemakai dan kehandalan instalasi. Oleh karena itu setiap pemasangan
instalasi wajib mengikuti aturan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik). PUIL terbaru
yang dipergunakan adalah PUIL 2011. PUIL adalah peraturan yang mengandung
persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam pekerjaan pemasangan dan
pemeliharan instalasi listrik

Tujuan dari Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:


1. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik
2. Kemanan instalasi dan peralatan listrik
3. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik
4. Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien Selain ketentuan pada PUIL, ada

ketentuan lain yang wajib dipenuhi dalam pemasangan


instalasi listrik, yaitu:
a. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui.
b. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran.
c. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standard tanda
pengenalnya (nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal, data
teknis lain yang disahkan SNI) memenuhi ketentuan PUIL 2011 yaitu harus baik
dan dalam keadaan berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani
melebihi kemampuannya.
d. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi
kejut listrik, thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih.
e. Instalasi listrik yang baru harus dipasang atau mengalami perubahan harus
diperiksa, diuji dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memenuhi
ketentuan PUIL diberi sertifikat.
f. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik harus memiliki izin dan
harus menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya.

Di Indonesia semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus


melalui uji kelayakan. Menurut PUIL ayat 202 A2 “semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL”. Seluruh peralatan liistrik diuji
oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah
Kelistrikan disingkat LMK. Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan
disetujui, diizinkan untuk memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan
termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada
selubung luar kabel. Di negara kita peralatan listrik yang telah diawasi mutu
produksinya oleh LMK baru kabel-kabel buatan dalam negeri.

Syarat-syarat instalasi listrik pada suatu bangunan atau suatu gedung adalam
sebagai berikut:

Digambarkan dalam diagram lingkaran yang pembagiannya sama besar artinya


ketiga syarat instalasi tersebut memiliki porsi yang sama pentingnya dan tidak dapat
diabaikan satupun.
a. Syarat ekonomis Syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apabila harga
keseluruhan instalasi listrik tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos
pemeliharaan semurah mungkin. Rugi daya listrik yang hilang serendah mungkin.
Oleh karena itu instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin, agar alat-
alat yang dipakai sedikit. Mudah pemasangannya dan pemeliharaannya, dan rugi-
rugi daya sekecil mungkin.Untuk instalasi listrik penerangan rugi tegangan 2%
sedangkan untuk instalasi listrik tenaga 5%. Oleh karena itu harus dipisahkan
antara instalasi listrik penerangan dengan instalasi listrik tenaga.
b. Syarat keamanan Suatu instalasi listrik dikatakan aman, apa bila tidak
membahayakan bagi manusia terjamin benda-benda disekitarnya, dari kerusakan
akibat adanya gangguan listrik. Gangguan listrik tersebut seperti; gangguan
tegangan lebih, beban lebih, gangguan hubungan singkat dan sebagainya. Instalasi
Penerangan 1 Fasa5Untuk mengamankan instalasi listrik tersebut dari kerusakan
akibat gangguan diatas, maka pada instalasi listrik harus dipasang alat-alat
pengaman instalasi yang sesuai, misalnya sekring, otomat-otomat atau pemutus-
pemutus hubungan yang digerakkan oleh relay.
c. Syarat keandalan Kelangsungan kerja suatu instalasi listrik dapat dicapai, apabila
instalasi listrik direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya
atau terhentinya aliran listrik dangat kecil. Kalau masih terjadi gangguan yang
mengakibatkan terhentinya aliran listrik, maka gangguan tersebut harus mudah dan
cepat diatasi atau diperbaiki.Berikut gambaran sistem kelistrikan di Indonesia, mulai
dari pembangkit hingga ke level pemakaian rumah tangga. Warna biru
menunjukkan milik produsen (PLN atau perusahaan kelistrikan) dan warna kuning
menunjukkan wilayah konsumen.
Setelah menyimak gambar, maka secara jelas dapat diketahui bahwa instalasi
penerangan 1 fasa dipergunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik pada rumah tangga.
Sehingga Instalasi Listrik Penerangan 1 Fasa dapat didefinisikan sebagai jenis instalasi
listrik yang menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 kawat penghantar fasa dan
1 kawat penghantar netral yang difungsikan untuk konsumen rumah tangga dengan
tegangan 220 Volt.Pada level rumah tangga, PLN sebagai perusahaan milik Negara
memiliki batas tanggung jawab hanya pada APP dan MCB, selebihnya untuk PHB dan
instalasi merupakan tanggungjawab konsumen. Berikut ini adalah komponen yang
menjadi tanggung jawab PLN:
a. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Alat Pengukur dan Pembatas (APP) adalah nama lain dari KWHmeter yaitu alat
yang digunakan untuk mengukur/mencatat besarnya pemakaian energi listrik
pelanggan. APP ini adalah milik PLN yang dipinjamkan ke pelanggan. APP terdiri dari
KWH meter dan pembatas arus (MCB). KWHmeternya berfungsi sebagai pencatat
energy yang digunakan sedangkan MCB berfungsi sebagai pembatas arus sekaligus
pengaman terhadap rangkaian instalasi.KWHmeter tempat penyambungan Saluran
Masuk Pelayanan (SMP) ke instalasi konsumen. Saat ini APP tersedia dalam 2 jenis
yaitu KWHmeter Analog dan KWHmeter digital/prabayar/pulsa.

Tabel 1. Perbedaan antara KWHmeter analog dan KWHmeter Digital

Syarat syarat pemasangan KWHmeter adalah sebagai berikut:1. KWHmeter yang


dipasang harus sesuai dengan paket yang dipesan oleh pelanggan.2. KWHmeter harus
menggunakan terminal bila kabel yang dipasang berbeda (misalnya kabel SMP
berbahan alumunium, sedangkan kabel instalasi rumah dari tembaga).3. KWHmeter
harus sudah ditera/diuji dan disegel resmi oleh perusahaan kelistrikan.4. KWHmeter
harus tersedia terminal pembumian pada bagian konduktor terbuka.5. KWHmeter
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau guna untuk pencatatan dan
pemeriksaan.Data KWHmeter tertera dengan jelas nama pembuat, merk dagang, daya,
voltase dan data teknis lainnya.

b. Pemutus Sirkit Mini (PSM)


atau MCBMCB sebagai alat pemutus sirkit dipasang setelah KWHmeter terpasang.
MCB yang bekerja berdasarkan prinsip bimetal ini berfungsi sebagai pemutus atau
pengaman terhadap beban lebih dan arus hubung singkat.

Besaran MCB yang dipasang di KWHmeter sudah disesuaikan dengan daya yang
tersedia di perusahaan ketenagalistrikan. Konsumen cukup menyesuaikan kebutuhan
listrik yang diinginkan dengan besar daya yang ditawarkan. Pemasangan Daya Listrik
yang rendah atau tidak cukup akan mengalami kekurangan arus listrik dan akibatnya
adalah sering loncatnya MCB (Breaker Listrik), hal ini dapat merusak peralatan listrik
rumah kita. Sedangkan pemasangan Daya listrik yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan semakin tingginya tagihan listrik yang sebenarnya adalah merupakan
suatu pemborosan biaya.

Tabel 2. Besar Daya dan besar MCB yang Disediakan oleh Perusahaan Ketenagalistrikan
Instalasi Penerangan Listrik Kelas XI untuk SMK/MAK8Bagaimana cara
menentukan kebutuhan daya listrik untuk rumah kita?
Langkah 1:
Identifikasi peralatan listrik yang akan digunakan.
Contoh identifikasi peralatan listrik:
a. 2 buah air conditioner 1 PK = @590 Wx2 =1180W
b. 1 unit kulkas = 125 W = 125 W
c. 1 unit TV LED 32”= 55 W = 55 W
d. 1 unit rice cooker= 550 W = 550 W
e. 1 unit kipas angin = 60 W = 60 W
f. 12 buah lampu = @18 Wx10 = 180 W =2150W
Langkah 2:
Berdasarkan hasil perhitungan, pilih besar daya di atasnya dengan tujuan
memudahkan jika terjadi penambahan daya.Dari hasil identifikasi jumlah daya yang
digunakan kurang lebih sebesar 2150 Watt atau 2150 VA.
Besar MCB = Daya/Tegangan = 2150 VA/220 Volt = 9,77 ASehingga dipilih
besarnya MCB 10 Ampere dengan daya 2200 VA

B. Standarisasi Notasi Nama dan Simbol pada Instalasi Penerangan


Dalam pemasangan instalasi penerangan, diperlukan semacam perencanaan yang
dituangkan dalam bentuk gambar teknik. Gambar ini memiliki standarisasi yang
disepakati dan dituangkan dalam IEC sebagai badan standarisasi dalam bidang teknik
listrik. Dengan simbol gambar yang baku diharapkan gambar instalasi memiliki
kesamaan persepsi siapapun yang membacanya, sehingga tidak terjadi masalah ketika
ingin dilakukan perbaikan ataupun perluasan terhadap instalasi tersebut
a. Notasi nama
Notasi nama adalah huruf atau angka yang mewakili suatu komponen atau fungsi
komponen. Notasi nama berupa huruf biasanya dipakai dibagian pertama/awal

Tabel 3. Notasi nama yang dipakai pada sistem kelistrikan

Jika notasi huruf dipakai pada pada bagian awal, maka bagian kedua atau ketiga
biasanya berupa indeks angka, berupa angka urut, contohnya 0, 1, 2, dan
seterusnya.
Contoh 1 penggunaan notasi

R pada bagian awal menunjukkan komponen RESISTOR, diikuti notasi angka 1, 2,


3, 4 artinya dalam satu rangkaian tersebut terdapat 4 resistor.

Contoh 2 penggunaan notasi

S pada bagian awal menunjukkan komponen SAKLAR, dan L menunjukkan


komponen LAMPU. Diikuti notasi angka 1, 2, 3 artinya dalam satu rangkaian
tersebut terdapat 3 saklar dan juga 3 lampu.

b. Notasi symbol
Notasi simbol adalah penggunaan gambar atau lambang yang telah disepakati
untuk dipergunakan mewakili suatu komponen dalam hal ini komponen
kelistrikan.Tabel 4. Simbol untuk diagram instalasi bangunan

Tabel 4. Simbol untuk diagram instalasi bangunan

Anda mungkin juga menyukai