Infus
Infus
Infus
Disusun oleh
Nindi Mn
G3E021026
A. Latar Belakang
Infus cairan intravena adalah pemberian cairan kedalam tubuh melalui jarum
kedalam pembuluh vena untuk mengganti kehilangan cairan. Pemasangan infus
biasanya diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan,
pasien yang susah makan dan lain-lain. Di dunia kesehatan seorang perawat harus
bisa memasang infus dengan baik karena apabila terjadi kesalahan dapat berakibat
rusaknya pembuluh darah atau vena pada pasien.
Sebagai seorang perawat,bidanatau tenaga kesehatan lainnyadiharapkan tidak
hanya harus pandai memasang infus tetapi juga harus bisa merawat infus selama
selang itu masih digunakan oleh pasien. Perawatan infus ini bertujuan agar tidak
terjadi infeksi akibat punusukan saat memasukan selang infus ke dalam pembuluh
darah. Tapi sekarang banyak sekali tenaga medis yang menyepelekan tindakan
tersebut, padahal infus ini sangat penting bagi pasien.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Manfaat dari laporan ini yaitu untuk mengetahui pengertian infus serta bisa
mengetahui bagaimana cara pemasangan infus yang benar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pemasangan Infus
1. Definisi
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
cairan/zat-zat mekanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakkan pada pasien
yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami
pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.
2. Tujuan pemasangan infuse
a. Mempertahankan/mengantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tdak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
c. Memperbaiki keseimnagan volume komponen-komponen darah.
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
e. Memonitor tekan vena central (CVP).
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan
3. Indikasi pemsangan infuse
a. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
b. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (sperti
furosemid, digoxin)
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus
melalui intravena
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
d. Pasien yang mendapatkan transfuse darah.
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko
dehodrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolabs (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
4. Vena yang boleh dipasang infuse
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan
vena medianan cubiti), pada tungkai (vena saena) atau pada vena yang ada di
kepala , seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anka-anak).
Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka bakar,
lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu),
lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan, atau kerusakan kulit.
5. Jenis cairan infuse
a. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentraasi ion Na+
lebih rendah disbanding serum) sehingga larut dalam serum dan
menurunkan osmalaritasnya serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai akhirnya mengisi
sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi.
b. Cairan isotonic
Osmolalitasnya cairan mendekati serum sehingga terus berada didalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
c. Cairan hipertonik
Osmolalitasnya lebih tinggi disbanding serum sehingga menarik cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
mensstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema.
B. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standar infus
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlaks dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan diinsersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai handscoone
12. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil, memegang IV ceteter dengan
sudut 30 derajad
14. Menusukkan vena ceteter masuk intra vena kemudian menarik mandrin ±
0,5 cm
15. Memasukkan IV cateter secara perlahan, menarik mandrin dan
menyambungkan dengan selang infus
16. Melepaskan tourniquet
17. Mengalirkan cairan infus
18. Melakukan fiksasi IV cateter
19. Melakukan desinfeksi daera tusukan dn menutup dengan kassa
20. Mengatur tetesan sesuai program
21. Membereskan alat -alat
22. Berpamitan pada pasien
23. Mencuci tangan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. SIMPULAN
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.Pemberian infus melalui vena.
Tujuan :Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai
pengganti nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat
B. SARAN
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR/article/download/175/212
https://media.neliti.com/media/publications/106686-ID-hubungan-lama-kerja-dengan-
kepatuhan-per.pdf
https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Pemasangan-infus-2018-smt-7.pdf
(Nindi mn)
NIM. G3E021026
Mengetahui,