Makalah Adab-Adab Membaca Qur'an Yuni Larasati (1911100040)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ADAB-ADAB MEMBACA AL-QUR'AN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tahsinul Qur'an

Dosen Pengampu: Jumrah, M.PD

Disusun Oleh:

YUNI LARASATI (1911100440)

Kelas:

PGMI 3C

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang ADAB-ADAB
MEMBACA AL-QUR'AN. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kash kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca.

2
DAFTAR ISl

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
.......................................................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Permasalahan ...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Adab Sebelum Membaca Al-Qur'an...................................................................... 5
B. Adab Membaca Al-Qur'an.......................................................................................6
C. Adab-adab yang berhubungan dengan Al-Qur'abn...............................................11
1. Adab Lahiriyah......................................................................................................11
2. Adab Batiniyah......................................................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril yang merupakan mukjizat terbesar sepanjang sejarah manusia. Bagi siapa saja
yang membaca al-Quran sekalipun tidak memahami maknanya, terhitung sebagai ibadah dan
mendapatkan ganjaran pahala yang sangat besar sebagaimana dijelaskan dalam hadits Qudsi
yang artinya diriwayatkan oleh Abu Said, Rasululloh SAW bersabda “Allah SWT berfirman:
siapa-siapa yang disibukkan dari memohon kepada-Ku karena membaca al-Quran, maka Aku
akan berikan dia sebaik-baik ganjaran orang yang bermohon. Kelebihan firman Allah dari
semua perkataan adalah seperti kelebihan Allah dari semua makhluk-Nya.”
Dari Hadits di atas, jelas sekali bahwa al-Quran memiliki posisi yang sangat mulia sebagai
sebaik-baik kitab suci dan sekaligus pedoman hidup bagi umat manusia. Karena kemulian al-
Quran dan untuk mendapatkan ganjaran pahala yang besar.
Penulis memilih judul “Adab dalam Membaca al-Quran” ini sebagai bahan makalah karena,
selain untuk menyelesaikan tugas edukasi individu atau kelompok, penulis juga tertarik ingin
mengetahui apa dan bagaimana adab atau etika dalam membaca al-Quran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja adab sebelum membaca Al-qur'an ?


2. Apa saja adab ketika membaca Al-qur'an ?
3. Apa saja adab-adab yang berhubungan dengan Al-qur'an ?

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. ADAB SEBELUM MEMBACA AL-QUR'AN

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai petunjuk bagi umatnya. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi mukjizat bagi
Rasulullah ini sekaligus merupakan sumber hukum Islam yang pertama.

Salah satu bentuk interaksi yang wajib dilakukan oleh umat Islam terhadap Al-Qur’an adalah
membacanya (tilawah). Dalam sebuah hadits disampaikan bagaimana kebiasaan yang dianjurkan
Rasulullah dalam membaca Al-Qur’an; yakni khatam Al-Qur’an tidak lebih dari satu bulan dan tidak
kurang dari tiga hari.

Mari kita simak bersama 3 adab sebelum membaca Alquran sebagai berikut :

1. Niat

Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niat." Maka dari itu, niat membaca
Alquran pun seharusnya dilandasi keimanan kepada Allah SWT. Niat agar kita memperoleh ridha-
Nya. Bila niat kita membaca Alquran hanyalah sekadar perhatian atau pujian dari manusia, maka
keseluruhan ibadah ini akan sia-sia. Bahkan, hal itu dapat menjurus pada riya alias syirik kecil.

2. Suci

"Tidaklah menyentuh Alquran kecuali orang-orang yang suci" (HR Al-Hakim). Saat membaca
Alquran, seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Setidaknya, wudhu dapat membersihkan diri.
Adapun bila dalam keadaan junub, maka mandi besar wajib dilakukan agar diri kembali bersih.

Akan tetapi, ada kebolehan bila seseorang membaca Alquran dalam keadaan terkena najis. Imam
Haromain berkata, “Orang yang membaca Alquran dalam keadaan najis, maka ia tidak dianggap
mengerjakan perkara yang makruh, tetapi ia telah meninggalkan sesuatu yang utama" (At-Tibyan, hal.
58-59).

Tempat tadarus pun hendaknya suci dan bersih. Dilarang membaca Alquran di tempat-tempat yang
hina, semisal kamar mandi atau kakus. Sebaiknya, tempat membaca Alquran itu adalah yang tenang,
tidak berisik, serta kondusif untuk fokus beribadah.

3. Taawudz

5
Membaca Alquran pun hendaknya dimulai dengan mengucapkan taawudz. Lafaznya,
"'Audzubillahi mina asy-syaithaani ar-rajiim." Artinya, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk."

Hal ini merupakan perintah dari Allah SWT. Lihat surah an-Nahl ayat 98, artinya, "Apabila kamu
membaca Alquran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."

Setan adalah musuh manusia. Begitu melihat seorang akan membaca Alquran, ia dengan sekuat daya
membuat agar orang itu lalai. Ia meniupkan rasa was-was dalam diri pembaca Alquran. Alhasil, orang
itu luput dari merenungi (tadabbur) ayat-ayat Alquran yang dibacanya. Maka dari itu, penting sekali
untuk membaca taawudz.

B. ADAB KETIKA MEMBACA AL-QUR'AN

Adapun adab-adab saat membaca Al-qur'an yaitu :

1. Adab Membaca Al-Qur’an, Bersuci

Adab tilawah yang pertama adalah suci, baik badan maupun pakaian. Ini sangat dianjurkkan
karena Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, yang dimana memiliki makna yang dalam dengan sastra
arab yang indah. Nah jika kita membacanya dalam keadaan tidak suci, makan bisa dibilang kita tidak
menghormati Al-Qur’an.

Bersuci dapat dengan berwudhu, karena kalau sudah berwudhu kita berarti sudah suci dan bersih.
Untuk makan saja kita dianjurkan mencuci tangan, All-Qur’an bukanlah bacaan seperti buku-buku
biasa, Al-Qur’an adalah mushaf, barang siapa yang membacanya akan mendapatkan pahala.

Seperti yang difirmankan Allah SWT :

“Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan” (Q.S. Al-Waqi’ah : 79)

Dr. Yusuf Qardhawi pernah dalam bukunya tentang berinteraksi dengan Al-Qur’an, bahwa Rasulullah
SAW bersabda : “Al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang sudah suci” hadits ini
diriwayatkan oleh An-nasa’i, Daruwthni, dan Baihaqi

6
2. Bersiwak atau menggosok gigi

Dahulu Rasululah mencontohkan bersiwak terlebih dahulu sebelum sholat dan tilawah, tapi di
zaman yang sekrang ini karena siwak sudah jarang maka bisa juga di gantikan dengan bersikat gigi
terlebih dahulu. Tidaklah pantas membaca kalam Ilahi dengan kondisi mulut yang bau.

3. Tempat yang Pantas

Tilawahlah di mana tempat tersebut pantas untuk dijadkan sebagai tepat tilawah kita, jangan
sampai dengan tempat yang salah menjadikan kita mendapakan dosa. Tempat yang dilarang membawa
dan membaca Al-Qur’an adalah di kamar mandi, karena kamar mandai adalah tempat untuk
membuang hajat.

4. Mambaca Ta’awudz di Permulaan

Membaca Alquran pun hendaknya dimulai dengan mengucapkan taawudz. Lafaznya,


"'Audzubillahi mina asy-syaithaani ar-rajiim." Artinya, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk."

Hal ini merupakan perintah dari Allah SWT. Lihat surah an-Nahl ayat 98, artinya, "Apabila kamu
membaca Alquran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk."Setan adalah musuh manusia. Begitu melihat seorang akan membaca Alquran, ia dengan
sekuat daya membuat agar orang itu lalai. Ia meniupkan rasa was-was dalam diri pembaca Alquran.
Alhasil, orang itu luput dari merenungi (tadabbur) ayat-ayat Alquran yang dibacanya. Maka dari itu,
penting sekali untuk membaca taawudz.

5. Mambaca Basmalah di Setiap Awal Surat

Di setiap awal surat, dianjurkan dan diharuskan membaca basmalah. Pada semua mushaf sudah
tercantum basmalah di awal setiap surat untuk memudahkan melaksanakan adab tilawah ini. Tapi ada
stu surat yang cukup dengan membaca ta’awudz saja, yaitu surat At-Taubah.

6. Tartil

Di antara adab yang sangat penting dalam tilawah adalah tartil. Yaitu membaca Al-Qur’an
secara perlahan dan sesuai dengan kaidah tajwid.

7
Allah SWT berfirman :

“Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS. Al-Muzzammil
: 4)

7. Tadabbur / Memahami Kandungan Alqur’an

Tadabbur adalah memikirkan ayat yang dibaca, berusaha secara otomatis untuk memahami Al
Qur’an, sehingga dapat melakukan petunjuk Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW pernah menangis pada waktu Shubuh. Ketika ditanya oleh sahabat, beliau menjawab
bahwa semalam turun ayat :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran : 190)

8. Sujud bila bertemu Ayat Sajdah

Termasuk adab tilawah adalah bersujud ketika membaca ayat-ayat sajdah. Jumlah ayat sajadah
dalam Al-Qur’an ada 15, yaitu: (Surat dan ayat)

Al-A’raf : 206, Ar-Ra’du : 105, An-nahl : 50, Al-Isra’ : 109, Maryam : 58, Al-Hajj : 18, Al-Hajj : 77,
Al-Furqan : 60, An-Naml : 28, As-Sajdah : 15, Shad : 24, Fushilat : 38, An-najm : 62, Al-Insyiqaq :
21, dan Al-Alaq : 19.

Ketika kita bersujud tilawah, Syaitan menangis dan menyadari tempat kembalinya di neraka, sekaligus
iri karena orang yang bersujud tilawah ini berhak mendapatkan surga.

Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda :

“Ketika Anak Adam membaca ayat-ayat sajdah lalu bersujud, syaitan menangis sambil mengatakan:
“Celakalah aku, anak Adam diperintah bersujud maka mereka bersujud dan memperoleh surga,
sementara aku diperintah bersujud, lalu aku mendurhakai, maka aku mendapatkan neraka”. (HR.
Muslim)

9. Duduk ditempat yang layak dan menghadap kiblat

8
Kiblat adalah arah yang menuju pada bangunan Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah dan
menjadi patokan bagi umat Islam untuk beribadah. Membaca Al-Qur'an juga dianjurkan untuk
menghadap kiblat seperti halnya salat karena kita sedang menghadap Sang Pencipta.

10. Berniat Lillahi Ta’ala atau karena Allah Ta’ala

Membaca Al-Qur’an juga diniatkan semata-mata karena Allah SWT sehingga kita akan
mendapatkan kebaikan dari Al-Qur’an. Rasulullah bersabda,

"Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain bergantung pada niatnya." (HR. Bukhari Muslim)

11. Membaca dengan khusyu'

Adab tilawah berikutnya adalah khusyu’. yaitu menghadirkan hati saat membaca ayat-ayat
Allah SWT. Jika kita membaca surat dari orang yang kita cintai saja demikian penuh perhatian dan
tidak melewatkan satu kata pun, meresapi maknanya, dan jiwa terbawa karenanya, maka Al-Qur’an
seharusnya lebih dari itu.

Membaca Al-Qur’an seharusnya lebih berkualitas dari itu. Bukankah ini adalah firman Allah SWT,
dzat yang telah menciptakan kita? Bukankah ini adalah petunjuk hidup kita? Menghadirkan hati dan
merasa bahwa ayat-ayat itu ditujukan secara khusus buat kita adalah jalan mencapai khusyu’.

12. Membaguskan suara saat membaca Alquran

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, "Hiasilah Alquran dengan suaramu." (HR. Ahmad, Ibnu
Majah dan Al-Hakim).Di dalam hadits lain dijelaskan, "Tidak termasuk umatku orang yang tidak
melagukan Alquran." (HR. Bukhari dan Muslim).Maksud hadits tersebut adalah membaca Alquran
dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak
sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di
luar kemampuannya.

13. Memelihara hukum tajwid

Hukum tajwid meliputi bagaimana cara mengeluarkan huruf-huruf dari makhrajnya atau
tempat keluarnya huruf, menepati kaidahnya, memanjangkan yang semestinya dibaca panjang,

9
mendengungkan bacaan yang seharusnya mendengung maupun menebalkan huruf yang dibaca tebal.
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dari Rasulullah SAW yang artinya,

Sungguh, Al-Qur’an ini turun dengan duka cita, maka apabila kalian membacanya, menangislah. Jika
kalian tidak menangis, buatlah seolah olah menangis dan iramakanlah Al-Qur’an itu. Barang siapa
tidak mengiramakan maka ia tidak termasuk golongan kami.

Mengiramakan berarti kita menunjukkan kesedihan dan menampakkan kekhusyukan serta


memperhatikan tajwidnya dengan baik.

14. Dimulai dengan isti'adzah

Membaca Alquran dengan tidak mengganggu orang yang sedang sholat, dan tidak perlu
membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara
yang lirih secara khusyu'.Hal ini terdapat dalam surat An-Nahl ayat 98 yang berbunyi;

"Fa izaa qara'tal qur'aana fasta'iz billaahi minasy-syaitaanirrojiim"Artinya:

"Apabila kamu membaca Alquran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk."

15. Diakhiri dengan membaca doa

Membaca doa penutup setelah membaca Al-Qur'an menurut Syaikh Muhammad Makki dalam
kitab Nihayatul Qaulil Mufid fi Ilmit Tajwid yakni,

‫صدق هللا العظيم وبلغ رسوله الكريم ونحن على ذلك من الشاهدين‬

Shadaqallahul ‘adziim wa balagha rasuuluhul kariim wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin.

Artinya Maha benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulnya yang mulia telah menyampaikan dan
kami atas hal itu termasuk orang-orang yang bersaksi.

C. ADAB-ADAB YANG BERHUBUNGAN DENGAN AL-QUR'AN

10
Para 'ulama telah menulis, ada enam adab lahiriyah dan enam adab batinniyah dalam membaca Al-
Quran.

1. Adab Lahiriyah :

1. Membacanya dengan penuh rasa hormat, memiliki wudhu, dan duduk menghadap kiblat.
2. Tidak membacanya terlalu cepat, tetapi membacanya dengan tajwid dan tartil.
3. Berusaha menangis.
4. memenuhi hak ayat-ayat azab dan rahmat sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya.
5. JIka dikhawatirkan akan menimbulkan riya atau mengganggu orang lain, sebaiknya
membacanya dengan suara lirih. Jika tidak, sebaiknya membaca dengan suara keras.
6. bacalah dengan suara dan lagu yang bagus, karena banyak hadits yang menerangkan supaya
kita membaca Al-Quran dengan suara dan lagu yang bagus.

2. Adab Batiniyah :

1. Mengagungkan Al-Quran di dalam hati sebagai kalam yang tertinggi.


2. Menghadirkan dalam hati keagungan Allah Subhaanahu wata'ala dan kebesaran-Nya, karena
Al-qura adalah kalam-Nya.
3. Membersihkan hati dari rasa was-was dan ragu.
4. Membacanya dengan merenungkan makna setiap ayat dengan penuh kenikmatan.
5. Hati kita mengikuti ayat-ayat yang kita baca. misalnya, apabila membaca ayat-ayat rahmat,
hendaknya hati kita merasa gembira dan senang. sebaliknya, ketika kita membaca ayat-ayat
azab, hati kita hendaknya merasa takut.
6. Telinga benar-benar ditawajjuhkan, seolaholah Allah Subhaanahu wata'ala sendiri sedang
berfirman kepada kita dan kita sedang mengamalkannya,

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

11
Para Ulama bersepakat mengenai beberapa adab atau etika dalam membaca kitab al-Quran. Di
dalam al-Quran surat al A'raaf ayat 204, Allah berfirman “… dan apabila dibacakan al-Quran, maka
dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” Jadi, ketika
membaca al-Quran harus dengan adab agar mendatangkan rahmat dari Allah. Adab-adab yang
dimaksudkan antara lain:

1. Membersihkan mulut dengan bersiwak sebelum membaca al-Quran;


2. Membaca al-Quran di tempat yang bersih seperti masjid, dan sebagainya;
3. Menghadap kiblat;
4. Membaca ta'awudz (A'udzu billahi minas-syaithonirrajiim) ketika mulai;
5. Membaca basmalah (Bismillahirrahmaanirrahiim) di permulaan tiap surat kecuali surat at
Taubah;
6. Khusu' dan teliti pada setiap ayat yang dibaca;
7. Memperindah, melagukan dan memerdukan suara dalam membaca al-Quran;
8. Pelan dan tidak tergesa-gesa dalam membaca al-Quran;
9. Memperhatikan bacaan (yang panjang dipanjangkan dan yang pendek dipendekkan);
10. Berhenti untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat dan ayat azab;
11. Menangis, sedih dan terharu ketika membaca al-Quran;
12. Sujud tilawah bila bertemu ayat sajdah;
13. Suara tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan;
14. Menghindari tawa, canda dan bicara saat membaca; dan
15. Memperbanyak membaca al-Quran dan mengkhatamkannya (menamatkannya).

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat mengemukakan saran-saran khususnya
kepada penulis dan kepada seluruh pembaca al-Quran secara umum untuk lebih
mengedepankan adab atau etika dalam membaca al-Quran, karena al-Quran merupakan wahyu
Allah yang diturunkan sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan akhirat sekaligus untuk
mendapatkan rahmat Allah.

12
DAFTAR PUSTAKA

As-Syuyuti, Imam Jamaluddin, 2006. Samudra Ulumul Qur’an Jilid I, Surabaya : Bina ilmu

Al-Maliki, Muhammad bin Alawi, 1986. Zubdatul Ithqon, Makkah: Darus Syuruq

Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Kitab Fadilah A’mal. Bandung: Pustaka
Ramdhan.

13

Anda mungkin juga menyukai