Biografi Tokoh
Biografi Tokoh
Biografi Tokoh
RAHMAH EL YUNUSIYAH
Pendiri Pondok Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang, Politikus.
Email: [email protected]
Nama Suami : Bahauddin Lathif (15 Mei 1916 - 22 Juni 1922, Bercerai)
Jumlah Anak :-
www.dakwatuna.com
Keluarga Rahmah adalah penganut agama yang taat. Yunus adalah seorang
ulama yang pernah menuntut ilmu di Mekkah selama empat tahun. Ia bekerja sebagai
qadi di Pandai Sikek, lima kilometer dari Padangpanjang. Istri Yunus, Rafia memiliki
hubungan darah dengan Haji Miskin, ulama pemimpin Perang Padri pada awal abad ke-
19.
Dalam usia enam puluh tahun, Yunus wafat meninggalkan Rahmah yang masih
berusia enam tahun. Dua abangnya yang pernah belajar di Sekolah Desa mengajarkan
Rahmah baca tulis Arab dan Latin. Di bawah asuhan ibu dan kakak-kakaknya, Rahmah
tumbuh sebagai anak yang keras hati dan memiliki kemauan kuat. Mengikuti tradisi
adat, Rahmah dalam usia 16 tahun dinikahkan oleh keluarganya dengan Bahauddin
Lathif, seorang ulama dari Sumpur. Pernikahan mereka berlangsung pada 15 Mei 1916
dan berakhir pada 22 Juni 1922 tanpa meninggalkan anak.
Pada 1935, Diniyah Putri membuka cabangnya di Jakarta yang membina tiga
sekolah dengan bantuan beberapa pedagang asal Minangkabau dan lulusan lembaga
pendidikan agama di Padangpanjang. Seiring meningkatnya kebutuhan tenaga pengajar,
Rahmah membuka Kulliyyatul Mualimat el Islamiyyah (KMI) pada 1 Februari 1937
sebagai sekolah guru untuk putri dengan lama pendidikan tiga tahun.
Lewat usahanya mendirikan Diniyah Putri dengan seluruh tenaga pengajar dari
perempuan, Rahmah ingin memperlihatkan bahwa perempuan yang selama ini
dipandang lemah dan rendah derajatnya dapat berbuat sebagaimana laki-laki. Rahmah
menolak bantuan tenaga laki-laki untuk ikut menggalang dana pembangunan gedung
yang hancur pasca-gempa 1927, mengatakan bahwa "buat sementara golongan putri
akan mencoba melayarkan sendiri pencalangnya sampai ke tanah tepi" sampai "tenaga
putri tidak sanggup lagi menyelamatkan pencalang itu".
Pada Juni 1957, Rahmah berangkat ke Timur Tengah. Usai menunaikan ibadah
haji, ia mengunjungi Mesir memenuhi undangan Imam Besar Al-Azhar. Dalam satu
Sidang Senat Luar Biasa, Rahmah mendapat gelar kehormatan "Syekhah" dari
Universitas Al-Azhar. Untuk kali pertama dalam sejarah Al-Azhar memberikan gelar
kehormatan syekh pada perempuan. Diniyah Putri memengaruhi pimpinan Al-Azhar
untuk membuka Kulliyatul Lil Banat, fakultas Universitas Al-Azhar yang dikhususkan
untuk perempuan pada 1962.
Foto dengan lukisan Rahmah El Yunusiyah Foto dengan latar belakang lukisan gurbernur
Sumbar
Foto dengan Rumah Adat Minangkabau Foto kunjungan bertiga dengan teman sekelas
MKU Pancasila