Makalah PKN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PKN

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu: Dr. Asep Sulaiman, M.P.d.

Disusun oleh :

Adine Siti Nurfaadihilah Sofian (1197020002)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang
suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Asep


Sulaiman, M.P.d. Selaku dosen mata kuliah PKN. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 30 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2


DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4
2.1 Pengertian Pancasila ...........................................................................................4
2.2. Implementasi pancasila dalam ketahanan dan keamanan negara ......................4
2.3. Implementasi pancasila dalam politik, ekonomi, dan sosial budaya ...............15
2.4. Implementasi pancasila dalam berbangsa dan bernegaraError! Bookmark not
defined.
2.5. Implementasi pancasila dalam kehidupan sehari-hariError! Bookmark not
defined.
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 25
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................25
3.2 Penutup ............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................27

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari
kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum
bangsa Indonesia merdeka. Para pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai
luhur dan kemudian merumuskan menjadi sebuah pedoman atau ideologi yakni
Pancasila. Pancasila yang notabenya merupakan kebudayaan yang telah ada di
tengah-tengah masyarakat Indonesia menjadikan tetap lestari hingga saat ini.
Eksistensi Pancasila seiring berjalanya waktu mengalami cobaan ketika terjadi
gejolak gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan
PKI masa itu dapat menjadi acuan bagaimana Pancasila tetap berdiri, hal ini
membuktikan Pancasila memang bukan hanya ideologi yang muncul secara
tibatiba, namun merupakan nilai-nilai yang telah melekat dalam diri bangsa
Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai luhur yang


tercermin dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat
pada sila pertama Pancasila menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia
menempatkan Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi dan hal ini bukanlah
suatu nilai yang tiba-tiba muncul. Seperti yang kita ketahui Indonesia secara
sejarah merupakan masyarakat yang telah mengenal ajaran Tuhan, ini terlihat
dimana berbagai agama telah menyebar luas sebelum kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan oleh Soekarno. Budaya gotong-royong serta sikap
kekeluargaan masyarakat Indonesia mencerminkan betapa nilai kemanusiaan
telah ada jauh sebelum Pancasila dirumuskan.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur.


Nilai- nilai pancasila menjadi sumber segala aturan baik aturan yang bersifat
fomal maupun informal. Pendidikan nasional merupakan aspek pokok harus
berlandasakn pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan UU. No 20 tahun
2003 Pasal 3 menyebutkan:

1
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan strategi dan


usaha serta dukungan dari segala aspek baik secara materi maupun fisikal.
Pendidikan Nasional memliki peranan yang penting sebagai upaya
melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila. Nilai-nilai pancasila dewasa ini
semakin terkikis oleh arus globalisasi yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan dampak positif maupun negaif. Berbagai upaya melalui
jalur pendidikan untuk tetep menanamkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam
Pancasila .

Pelaksanaan nilai-nilai pancasila semakin mengalami kemerosotan.


Kemerosotan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin terasa ketika tidak
berlakunya lagi TAP MPR No. II/MPR/1978 dengan dikeluarkanya TAP MPR

No. XVIII/MPR/1998. TAP MPR No. II/MPR/1978 berisikan pedoman


tentang bagaimana mengamalkan nilai-nilai pancasila yang lebih umum dikenal
sebagai P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pengertian pancasila?
2. Apa pengertian implementasi pancasila?
3. Bagaimana implementasi Pancasila dalam ketahanan dan keamanan negara?
4. Bagaimana implementasi Pancasila dalam politik, ekonomi, dan social?
5. Bagaimana implementasi Pancasila dalam berbangsa dan bernegara?
6. Bagaimana implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian pancasila.
2. Memahami pengertian implementasi pancasila.
3. Mengetahui bentuk implementasi Pancasila dalam ketahanan dan keamanan
4. Mengetahui implementasi Pancasila dalam. Politik, ekonomi, dan social.
5. Mengetahui implementasi Pancasila dalam. Berbangsa dan bernegara.
6. Mengetahui implementasi Pancasila dalam. Kehidupan sehari-hari

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat
pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9
juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah
dimurnikan dan didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia.
Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia
bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai
sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945 telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI yang telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh
perundang-undang.

4
2.2 Pengertian Implementasi Pancasila

Pancasila adalah landasan filosofis yang menjadi dasar Negara, dan


ideologi dari Negara Indonesia. Sebagai dasar Negara, pancasila memuat visi,
misi dan tujuan Negara Indonesia serta program nasional. Pancasila memiliki
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya yaitu sifatnya umum, universal,
dan adil. Pancasila terdiri dari lima sila yang memiliki nilai-nilai berbeda pada
setiap silanya.

Sila pertama mengandung nilai ketuhanan, hal ini berkaitan dengan


kebebasan beragama bagi masyarakat yang hidup di Indonesia. Mereka berhak
memilih agama mana yang akan diikuti ada. Baik Islam, Katolik, Protestan,
Hindu maupun Budha.

Sila kedua mengandung nilai kemanusiaan, yang berarti masyarakat


Indonesia harus mampu hidup secara sosial dan saling berdampingan satu sama
lain. Sebagai seorang makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dan harus
bertindak secara manusiawi, tidak menyakiti manusia manapun dan harus
bertindak adil.

Sila ketiga mengandung nilai persatuan. Dalam hal ini, Indonesia terdiri
atas berbagai perbedaan suku, budaya, agama, ras dan adat dan lain-lain. Semua
perbedaan itu harus tetap menjadi kesatuan dan tidak memisahkan sampai
terwujudnya sikap saling menghormati dan menghargai melalui perbedaan
hingga tercipta persatuan dan kesatuan nasional.

Sila keempat mengandung nilai demokratis, yang berarti Negara


kesejahteraan, dalam bidang politik berdemokrasi dengan mendahulukan
musyawarah, dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang mampu mengayomi
rakyatnya, bertindak adil, amanah dan jujur dalam menjalankan roda
pemerintahan.

5
Sila kelima mengandung nilai keadilan, yang berarti adalah tidak
membeda-bedakan golongan manapun. Masyarakat harus mendapat keadilan
yang sama, hak yang sama, dan tidak dibatasi dengan strata dan status sosial.

Semua dianggap sama rata baik miskin ataupun kaya. Semua harus sama-
sama mendapat hak sebagai seorang manusia dan sebagai rakyat yang harus
mendapat keadilan tanpa dibeda-bedakan oleh status sosial. Semua harus
mendapat perlindungan dari Negara dan pemerintah.

Namun, semua nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila tidak


berjalan sebagaimana mestinya. Tidak banyak orang yang menerapkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila, baik rakyat maupun pemerintah sebagai
pemegang kendali Negara.

Implementasi atau penerapan ideologi nasional pancasila dalam berbagai


aspek kehidupan baik politik, sosial, budaya maupun ekonomi memiliki
cakupan yang amat luas, dan bila diterapkan dengan sebaik-baiknya maka
Negara akan memiliki martabat dan berjalan baik sebagaimana tujuan, visi, dan
misi pancasila yang merupakan keinginan dan cita-cita seluruh rakyat
Indonesia.

Meskipun begitu, nyatanya ideologi pancasila termasuk nilai-nilai yang


terkandung di dalamnya tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
tidak diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mereka lupa bahwa Negara
ini dibangun dan merdeka atas perjuangan para pahlawan dengan darah dan
penuh perjuangan.

Namun, hanya untuk menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari


saja tidak jarang ditemukan penyelewengan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai
pancasila. Masyarakat maupun pemerintah tidak menjalankan nilai yang
terkandung di dalam pancasila.

6
Ada hal yang perlu diperhatikan. Sejak awal reformasi hingga saat ini telah
terjadi kemunduran ideologi pancasila. Seiring dengan meningkatnya
liberalisasi dan demokratisasi. Padahal dalam Negara demokrasi seperti
Indonesia ini, yang berkuasa adalah rakyat tetapi dalam prakteknya politik,
peranan elite politik yang akan dominan menentukan jalannya Negara.

Di bidang ekonomi misalnya Negara belum mampu meningkatkan kualitas


hidup rakyat, dan para petinggi justru melakukan tindakan KKN (korupsi,
kolusi dan nepotisme) dan itulah yang menjadi salah satu ketidakpercayaan
sebagian rakyat pada ideologi pancasila, pun ketidakpercayaan rakyat kepada
pemimpin Negara. Ekonomi nasional makin tergantung bahkan dikuasai asing,
juga telah menurunkan kebanggaan rakyat pada pancasila, dan juga pada
pemerintah.

Selain itu, salah satunya yang paling dominan adalah di bidang politik
pemerintahan, baik daerah maupun lembaga tertinggi Negara. Terlihat dari
munculnya sejumlah demokratisasi yang begitu cepat di masyarakat yang
kurang memahami kebebasan politik, menyebabkan upaya memelihara
integrasi nasional terganggu.

Terasa beberapa tahun terakhir, kesadaran hidup berbangsa dan bersatu


sebagai kesatuan majemuk ini melemah. Manifestasinya muncul dalam bentuk
gerakan separatisme, bentrok fisk, berlatar belakang suku dan agama, maraknya
politik uang, kurangnya solidaritas dan kebersamaan nasional, meluasnya
korupsi baik tingkat tertinggi pemerintahan maupun tingkat daerah, bahkan
sampai pada saling fitnah dan saling tuduh apalagi di tahun-tahun politik saat
ini.

7
2.3. Implementasi Pancasila Dalam Ketahanan dan Keamanan Negara
HANKAM adalah singkatan dari Pertahanan dan Keamanan. Pertahanan
adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara
serta tugas lain yang berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat pertahanan.
Sedangkan keamanan adalah upaya penegakkan hukum,menjaga ketertiban
masyarakat, melindungi keselamatan dan ketentraman serta ketertiban hidup
anggota masyarakat.

Pentingnya Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia, supaya dapat tetap


teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala
jenis ancaman dan bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat
dan pendirian Bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan
yakni untuk menjaga keamanan dan ketentraman bangsa Indonesia dari segala
bahaya. Maka dari itu, penting adanya perlindungan Negara di bidang Pertahanan
dan Keamanan (HANKAM).

Dalam prakteknya, tentulah HANKAM harus berpedoman dan bersumber dari


nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan Negara dalam bidang


HANKAM dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) yang berbunyi “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” dan pasal 30 ayat (1-
5) yang berbunyi ”Ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2: Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta olah
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Ayat 3: Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai
alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan
dan kedaulatan negara. Ayat 4: Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,

8
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. Ayat 5: Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-
undang.”

Pasal-pasal tersebut merupakan penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang


merupakan pancaran dari sila ketiga pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Pokok
pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang pertahanandan keamanan
nasional.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada bidang


HANKAM harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia adalah Negara
hukum. HANKAM Negara harus diatur dan dikembangkan menurut dasar
kemanusiaan.

Pada HANKAM, upaya pertahanan dapat digambarkan sebagai upaya


menghadapi tantangan dari luar (eksternal) yangmana terutama menjadi tanggung
jawab TNI. Sedangkan upaya keamanan dapat digambarkan sebagai upaya
menghadapi tantangan dari dalam (internal) yangmana terutama menjadi tanggung
jawab Polri. Meskipun upaya penegakan HANKAM menjadi tanggung jawab
utama dari TNI dan Polri, tentulah tetap memerlukan dukungan dan bantuan dari
seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalankannya.

HANKAM harus berdasar pada tujuan tercapainya kesejahteraan hidup


manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama dan kedua), berdasar
pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh warga Negara (sila ketiga),
harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan manusia
(sila keempat), dan ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup
bermasyarakat (sila kelima). Semua ini dimaksutkan agar HANKAM dapat
ditempatkan dalam konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-

9
wenangan negara dalam melindungi dan membela wilayah negara serta dalam
mengayomi masyarakat.

Saat ini, di Indonesia pelaksanaan HANKAM yang berbasis militer sudah


cukup baik dengan kinerja aparat militer seperti polisi dan tentara yang optimal.
Polisi dan TNI telah bekerja sama dengan optimal dalam mengawal penegakan
HANKAM di Indonesia. Namun masih ada oknum-oknum yang mencoba untuk
menjatuhkan aparat militer tersebut. Hal ini dapat dinilai dari beberapa kejadian
pengeboman di pos polisi yang belakangan ini terjadi. Namun kejadian ini tidak
membuat aparat militer menjadi takut, mereka tetap bersatu dalam mempertahankan
keamanan di Indonesia. Tentunya aparat militer perlu kerja sama dari selutuh
masyarakat Indonesia unytuk penegakan HANKAM. Masyarakat berperan penting
dalam penegakan HANKAM karena kitalah yang berada dalam lapangan secara
langsung. Masyarakat dapat segera melapor jika dirasa ada suatu perihal yang
bertentangan dengan HANKAM supaya dapat segera di tangani.

Namun belakangan ini, keamanan Negara Indonesia sedang terusik oleh


bangsanya sendiri, bukan negara lain. Seperti kerusuhan yang terjadi di Bawaslu,
Jakarta. Hal ini cukup meresahkan karena berarti masyarakat kurang
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya sehingga justru
mengganggu pelaksanaan HANKAM Indonesia. Kejadian ini sangatlah
disayangkan, karena kita masyarakat Indonesia yang harusnya bersatu untuk
menegakkan HANKAM justru bertindak sebaliknya. Melawan bangsa sendiri
bukanlah hal yang mudah karena kita sama saja dengan melawan saudara sendiri.
Maka dari itu penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
harus selalu dipegang teguh supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Tentunya aparat militer perlu kerja sama dari selutuh masyarakat Indonesia
unytuk penegakan HANKAM. Masyarakat berperan penting dalam penegakan
HANKAM karena kitalah yang berada dalam lapangan secara langsung.
Masyarakat dapat segera melapor jika dirasa ada suatu perihal yang bertentangan
dengan HANKAM supaya dapat segera di tangani.

10
2.4. Implementasi Pancasila dalam Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada
dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa
manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa
ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila
pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan
segala cara harus segera diakhiri.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang


politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28 1 . Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-masing merupakan pancaran
dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila2. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi
kehidupan nasional bidang politik di Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang
merupakan subyek pendukung pancasila, sebagai mana dikatakan oleh Noto

1
PASAL 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2)
Penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
PASAL 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. PASAL 28A –
28J ini membahas tentang hak asasi manusia mulai dari hak hidup, hak berkreasi dan
hak hak lainnya secara umum.

2
sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan karena menurut pendapat Bakry (2010: 209), aliran yang sesuai
dengan sifat dan pikiran masyarakat Indonesia.

11
Nagoro (1975:23) bahwa yang berketuhanan, berkemanusiaan,berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan adalah manusia. Manusia adalah subyek negara
dan oleh karena itu politik negara harus berdasar dan merealisasikan harkat dan
martabat manusia di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem politik negara
dapat menjamin hak-hak asasi manusia.Dengan kata lain, pembuatan kebijakan
negara dalam bidang politik di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang
merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat.
Selain itu, sistem politik yang dikembangkan adalah sistem yang
memperhatikan pancasila sebagai dasar-dasar moral politik.

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas
dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas 3 . Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka
sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33 dan pasal 34 4. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
keadilan sosial yang masingmasing merupakan pancaran dari sila ke 4 dan sila
ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan
sistem ekonomi pancasila dan kehidupan ekonomi nasional.

3
Mubyarto,1999
4
PASAL 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. PASAL 33 (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar

atas asas kekeluargaan.


PASAL 34 (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.

12
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan
berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah
gagasan ekonomi kerakyatan yang dilontarkan oleh Mubyarto (1999),
sebagaimana dikutip oleh Kaelan (2000:239), yaitu pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan, melankan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh bangsa. Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak
bisa di pisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk
massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu
dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai
dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila
pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal , 29, pasal 31, dan pasal 32[6]. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, dan persatuan yang massing-masing
merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga pancasila. Ketiga

13
pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan
keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan nasional.

[6]
PASAL 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. PASAL 31 (1) Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan. PASAL 32 (1) Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka implementasi


pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat indonesia harus diwujudkan dalam ptoses pembangunan
masyarakat dan kebudayaan di indonesia. Dengan demikian, pancasila sebagai
sumber nilai dapat menjadi arh bagi kebijakan negara dalam mengembangkan
kehidupan sosial budaya indonesia yang beradab, sesuai dengan sila ke-2,
kemanusiaan yang adil dan beradab.Pengembangan sosial budaya harus
dilakukan dengan mengangkat nilai-nilaiyang dimliki bangsa indonesia, yaitu
nilai-nilai pancassila. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi pancasila
sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya bersumber dari harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradap.

14
2.5 Implementasi Pancasila Dalam Berbangsa dan Bernegara

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,


maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegeraan.
pancasila berperan sebagai pengatur sikap dan tingkah laku orang Indonesia
masingmasing dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sila-I), dengan
sesama manusia (sila II) dengan tanah air dan nusa bangsa Indonesia (Sila-III)
dengan kekuasaan dan pemerintahan negara (kerakyatan) dan dengan negara
sebagai kesatuan dalam rangka realisasi kesejahteraan (sila-V). Hal ini tampak
dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda,
namun dalam 3 buah Undang-Undang Dasar yaitu dalam pembukaan UUD’45,
dalam mukadimah konstitusi RIS dan dalam mukadimah UUDS RI (1950).
Pancasila tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam
kehidupan konstitusional itu dan menjadi pegangan bersama pada saat-saat terjadi
krisis nasional dan ancaman terhadap ekosistem bangsa kita, merupakan bukti
sejarah bahwa pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai
dasar kehormatan Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, hal ini karena telah
tertanam dalam kalbunya rakyat dan dapat mempersatukan seluruh rakyat
Indonesia.

Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas yaitu membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan, bahwa tiap-tiap sila
secara terlepas dari yang lain, bersifat universal yang juga dimiliki bangsa-bangsa
lain di dunia ini, akan tetapi ke-5 sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisah pula itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kenyataan sehar-hari
yang kita lihat dalam masyarakat bangsa Indonesia antara lain:

1. Bangsa Indonesia sejak dahulu sebagai bangsa yang religius, percaya


akanadanya zat yang maha kuasa dan mempunyai keyakinan yang penuh, bahwa
segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini akan ciptaan Tuhan. Dalam sejarah nenek
moyang, kita ketahui bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu dimulai dari bentuk

15
dinamisme (serba tenaga), lalu animisme (serba arwah), kemudian menjadi
politeisme (serba dewa)dan akhirnya menjadi monoteisme (kepercayaan akan
adanya Tuhan Yang Maha Esa) sisanya dalam bentuk peninggalan tempat-tempat
pemujaan dan peribadatan upacara-upacara ritual keagamaan.
2. Sejak dahulu, bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa pada hakekatnya
semua manusia dilahirkan sama, dan karena itu yang hidup dan menikmati
kehadapan sepenuhnya watak mesti bangsa Indonesia yang sebenarnya, tidak
menyukai perbedaan perihal martabat yang disebabkan karena perbedaan warna
kulit, daerah keturunan dan kasta seperti yang terjadi masyarakat feodal.
3. Karena pengaruh keadaan geografisnya yang terpencar antara satu wilayah
dengan wilayah yang lainnya, antar satu pulau dengan pulau lainnya maka
Indonesia terkenal mempunyai banyak perbedaan yang beraneka ragam sejak dari
perbedaan bahasa daerah, suku bangsa, adat istiadat, kesenian dan kebudayaannya
(bhineka), tetapi karena mempunyai kepentingan yang sama, maka setiap ada
bahagian yang mengancam dari luar selalu menimbulkan kesadaran bahwa dalam
kebhinekaan itu terdapat ketunggalan yang harus diutamkana kesadaran
kebangsaan yang berbeda yaitu sebagai bangsaIndonesia.
4. Ciri khas yang merupakan kepribadian bansga dari berbagai suku, bangsa
Indonesia adalah adanya prinsip musyawarah diantara warga masyarakat sendiri
dalam mengatur tata kehidupan mereka. Sedang kepala desa, kepala suku,dan
sebagainya hanya merupakan pamong (pembimbing mereka yang dipilih dan dari
antara mereka sendiri, prinsip musyawarah dan masyarakat yang merupakan inti
dari kerakyatan telah dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat adat seperti : desa
marga, kurnia, nagori, banua, dsb.
5. Salah satu bentuk khusus dari kerakyatan ialah kerakyatan dibidang
ekonomi, yang dirumuskan sebagai keadilan atau kesejahteraan sosial bagi rakyat
Indonesia, asas ini sudah dikenal berabad-abad lamanya yang sisanya masih dapat
kita jumpai dalam masyarakat terutama di desa, yaitu kebisaaan tolong menolong
antara sesama masyarakat, gotong – royong dalam mengusahakan kepentingan
bersama atau membantu (menolong seseorang yang sangat membutuhkan seperti

16
materialistik, kapitalisme dan individualisme sama sekali tidak disukai oleh bangsa
Indonesia, karena tidak memungkinkan tercapainya keadilan / kesejahteraan sosial.
Pancasila sebenarnya adalah citacita yang ingindicapai bersama oleh bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sering disebut dengan landasan ideal. Maksud
dari ideal adalah bahwa Pancasila merupakan hal yang menjadi sebuah gagasan dan
dambaan. Hal ini sesuai dengan pengeraian Pancasila sebagai ideologi negara.
Dalam era yang hiruk-pikuk ini, eksistensi Pancasila sudah mulai dipertanyakan.
Benarkah Pancasila memang menjadi dasar hidup bangsa, benarkah Pancasila
merupakan identitas bagi bangsa Indonesia. Melihat realita yang ada, sulit untuk
membuktikan bahwa Pancasila masih menjiwai dan mendarah-daging dalam diri
manusia

Pancasila pada saat ini cenderung menjadi lambangdan hanya menjadi


formalitas yang dipaksakan kehadirannya di Indonesia.Kehadiran Pancasila pada
saat ini bukan berasal dari hati nurani bangsa Indoensia.Bukti dari semua itu aalah
tidak aplikatifnya sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.

Pancasila pada saat ini cenderung menjadi lambangdan hanya menjadi


formalitas yang dipaksakan kehadirannya di Indonesia.Kehadiran Pancasila pada
saat ini bukan berasal dari hati nurani bangsa Indoensia.Bukti dari semua itu adalah
tidak aplikatifnya sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.Berdasarkan realita yang ada dalam masyarakat, aplikasi sila-
sila Pancasila jauh dari harapan.Banyaknya kerusuhan yang berlatar belakang
SARA (suku, ras, dan antargolongan), adanya pelecehan terhadap hak azasi
manusia, gerakan separatis, lunturnya budaya musyawarah, serta ketidakadilan
dalam masyarakat membuktikan tidak aplikatifnya Pancasila. Adanya hal seperti
ini menjauhkan harapan terbentuknya masyarakat yang sejahtera,aman, dan cerdas
yang diidamkan melalui Pancasila.

Pancasila merupakan ideologi yang komplet. Bila dibandigkan


denganpemikiran tokoh nasionalis Cina, dr. Sun Yat Sen, Pancasila jauh lebih
unggul.Sun Yat Sen meunculkan gagasan tentang San Min Chu I yang berisi tiga

17
pilar,yaitu nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme. Gagasan Sun Yat Sen ini
mampu mengubah pemikiran bangsa Cina di selatan.Dengan gagasan Ini, Sun Yat
Sen telah mampu mewujudkan Cina yang baru, modern, dan maju. Apabila San Min
ChuInya Sun yat Sen mampu untuk mengubah bangsa yang sedemikian
besar,seharusnya Pancasila yang lebih komplet itu mampu untuk mengubah
Indonesia menjadi lebih baik.

Pancasila masih ‘jauh bara dari api’. Yang terjadi pada saat ini bukan penerapan
Pancasila, melainkan pergeseran Pancasila. Ketuhanan yang menjadi pilar utama
moralitas bangsa telah diganti dengan keuangan. Kemanusiaan yang akan
mewujudkan kondisi masyarakat yang ideal telah digantikan dengan kebiadaban
dengan banyaknya pelanggaran terhadap hak azasi manusia. Persatuan yang
seharusnya ada sekarang telah berubah menjadi embrio perpecahan dan
disintegrasi. Permusyawarahan sebagai sikap kekeluargaan berubah
menjadikebrutalan. Sementara itu, keadilan sosial berubah menjadi keculasan dan
keserakahan.

Selain dari pihak masyarakat sendiri, pergeseran makna Pancasila juga


dilakukan oleh pihak penguasa.Pada masa tertentu, secarasistematis Pancasila telah
dijadikan sebagai alat politik untuk melanggengkan kekuasaan.Tindakan yang
dilakukan terhaap Pancasila ini turut menggoncang eksistensi Pancasila.Pancasila
seakan-akan momok yang menakutkan, sehingga oleh sebagian masyarakat
dijadikan sebuah simbol kekuasaan dan kelanggengan salah satu pihak.

Dalam era kesemrawutan global sekarang, ideologi asing mudah


bermetamorfosa dalam aneka bentuknya dan menjadi pesaing Pancasila.Hedonisme
(aliran yang mengutamakan kenikmatan hidup) dan berbagai isme penyerta,
misalnya, semakin terasa menjadi pesaing yang membahayakan potensialitas
Pancasila sebagai kepribadian bangsa.Nilai intrinsik Pancasila pun masih sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisional. Padahal, gugatan terhadap Pancasila
sebagai dasar negara dengan sendirinya akan menjadi gugatan terhadap esensi dan
eksistensi kita sebagai manusia dan warga bangsa dan negara Indonesia.

18
Untuk menghadapi kedua ekstrim (memandang nilai-nilai Pancasila terlalu sulit
dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia di satu pihak dan di pihak lain
memandang nilai-nilai Pancasila kurang efektif untuk memperjuangkan pencapaian
masyarakat adil dan makmur yang diidamkan seluruh bangsa Indonesia) diperlukan
usaha bersama yang tak kenal lelah guna menghayati Pancasila sebagai warisan
budaya bangsa yang bernilai luhur, suatu sistem filsafat yang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai agama, bersifat normatif dan ideal, sehingga pengamalannya
merupakan tuntutan batin dan nalar setiap manusia Indonesia.

Dari berbagai kenyataan di atas timbul berbagai pertanyaan, apakah pancasila


sudah tidak cocok lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kalau pancasila
masih cocok di Indonesia, dalam hal ini siapa yang salah, bagaimana membangun
Indonesia yang lebih baik sehingga sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Salah seorang budayawan Indonesia yaitu Sujiwo Tejo mengatakan bahwa


“untuk memajukan bangsa ini kita harus melihat kebelankang, karena masa depan
bangsa Indonesia ada dibelakang”. Maksudnya kita harus menengok kembali
sejarah berdirinya bangsa Indonesia.Citacita untuk memajukan bangsa Indonesia
ada disana.Cita-cita bersama itu adalah suatu paham yang diperkanalkan oleh
ir.Soekarno dalam rapat BPUPKI.Cita-cita tersebut ialah pancasila. Dia
menambahkan lagi “maaf jika yang saya sampaikan kelihatan kuno atau terdengar
basi, karena saya sendiri belum menemukan hal lain untuk menyusun citacita
bersama sebagai ikatan sebuah bangsa, selain inspirasi dari masa lampau yaitu
pancasila.
Pancasila merupakan perpaduan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia.Oleh karena itu secara konsep pancasila merupakan suatu
landasan ideal bagi masyarakat Indonesia.Presiden rebublik Indonesia (Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono) dalam pidato kenegaraannya mengatakan bahwa
pancasila sebagai falasafah Negara sudah final.Untuk itu jangan ada pihakpihak
yang berpikir atau berusaha menggantikannya.Presiden juga meminta kepada
seluruh kekuatan bangsa untuk mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.Penegasan Presiden Susilo

19
Bambang Yudhoyono adalah bentuk sikap reaktif atas kecenderungan realitas
system sosial politik yang saat ini mengancam eksisitensi Pancasila sebagai
ideology bangsa.Dengan demikian pernyataan itu jika sikapi secara konstruktif
merupakan peringatan dan sekaligus ajakan politis kepada generasi sekarang untuk
menjaga Pancasila dari berbagai upaya taktis dari pihak-pihak yang ingin mencoba
menggantikannya.

Upaya untuk membangun kesadaran politik rakyat untuk secara bersama-


sama menjaga Pancasila pernah dilakukan oleh mantan presiden
Megawati.Walaupun tidak secara langsung diutarakan dalam kapasitasnya sebagai
presiden, megawati menunjukkan komitmen politiknya melalui tindakan
mengkoreksi dasar ideology partai untuk kemudian menggunakan Pancasila
sebagai dasar idelogi organisasi (PDI-P).yang dilakukan oleh Megawati bisa saja
dianggap kurang merepresentasikan sebuah tindakan pengalaman nilai-nilai
Pancasila secara riil. Sebab tindakan tersebut lebih kental dengan kepentingan
praktis politis, srta dilakukan oleh kelompok nasional.

Jadi ketika sikap politik yang sama juga ditegaskan presiden Susilo Bambang
Yudhoyono maka secara formal penegasan ini merupakan sebuah instruksi politik
yang penekanan tindal lanjutnya sudah pada tatanan partisipasi politik. Sehingga
terkait dengan upaya menanamkan kesadaran politik bangsa dalam menjaga
Pancasila para elit politik, legislatif-eksekutif dan penyelenggara Negara
seharusnya perlu mendorong tersedianya kebijakan atau regulasi
public.Kebijaksanaan itu harus mampu membangun partisipasi politik rakyat secara
kesluruhan kea rah itu.Terlebih lagi bila hal tersebut dikaitkan dengan realitas
sosial-politik saat ini.Membangun kesadaran politik bangsa perlu dan harus
diarahkan secara dini kepada generasi muda.Karena kelompok masyarakat inilah
yang mengalami jeda pemahaman nilai-nilai Pancasila cukup tinggi pada sisi
konseptual dan kontekstual.Jika penegasan SBY tersebut juga mencerminkan sikap
formal Negara maka pemerintah seharusnya juga mampu menjalankan kebijakan-

20
kebijakan secara konsisten yang selalu berpijak pada pemaknaan politik
mendefinisikan eksistensi Pancasila sebagai falsafah negara.

Langkah konkritnya, pemerintah perlu memasukkan kembali nilai-


nilai Pancasila sebagai materi bahan pengajaran pada system pendidikan nasional.
Kebijakan ini tetap relevan dan tidak akan mengurangi hakekat dari tujuan dasar
pelaksanaan pendidikan nasional yang ingin menciptakan manusia yang berakhlak
cerdas. Negara memerlukan falsafah politik karena pemikiran filsafat kenegaraan
bertolak dari suatu pandangan bahwa Negara merupakan persekutuan hidup
manusia atau organisasi kemasyarakatan yang juga merupakan masyarakat
hukum.Artinya hukum tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat.Marcus
Tuliius Cicero ahli hukum bangsa Roma menyatakan dimana ada masyarakat disitu
ada hukum. Hal ini sama pengertiannya dengan bahwa hukum tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat. Keberadaan hukum adalah deskripsi filosofis
bahwa Negara memiliki falsafah plitik dalam mengukur nilai-nilai, keteraturan,
keadilan, dan terpenuhinya kepentingan masyarakat yang harus diupayakan Negara.
Dalam konteks yang sama, para pendiri bangsa telah memahami tentang perlunya
falsafah politik yang sesuai bagi Negara Indonesia, para pendiri bangsa
menggunakan rumusan Pancasila

21
2.6. Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia,
dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan menimbulkan
tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan seharihari. Sejarah telah
mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila


itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa
ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman
disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi
dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru
banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila. Sejarah implementasi
pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian
keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya. Tantangan
terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan
bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga dunia
internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-

22
liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki
cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa
meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme
baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang,


setiap masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani
kepercayaannya masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani
kepercayannya dengan tenang tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini,
masyarakat juga diminta agar tidak menistakan agama lain dan harus
menjunjung tinggi kerukunan umat beragama antara satu dengan yang lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga
negara Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan.
Selain itu, juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum, dan
semua hal yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga
negara Indonesia tersebut.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara
Indonesia tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan
persatuan dan kesatuan negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme,
intoleransi, gerakan separatism, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara
Indonesia yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus
menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.

23
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus
ataupun masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila
keempat ini. Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir
di MK. Hal ini semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap
dalam menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa legowo di hati
para pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara
yang baik, kita harus menghormati segala keputusan yang telah dirundingkan
bersama. Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun
hasilnya

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima
ini, dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia
mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia
berhak mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak
Asasi Manusia, perlindungan keamanan dan hokum yang seutuhnya, dan semua
hal yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.

24
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan.

Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang
menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah. Oleh karena pancasila sebagai
dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada
tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok
negara.Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara.
Oleh karenanya pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan
akhirnya agar benar-benar negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan. Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana
setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-
sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna

25
3.2 Penutup
Akhir kata, semoga materi tentang implementasi pancasila ini dapat berguna
bagi kita semua dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini,
karena sebagai manusia kita tak pernah luput dari kesalahan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari Bapak dan kawan semua.

Wallahul muafieq ila aqwami at-thariq

26
DAFTAR PUSTAKA

Yudistira, 2016, Aktualisasi & Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam


Menumbuh Kembangkan Karakter Bangsa, Volume 2 Nomor 1, Semarang:
Journal Unnes.

Akhmad, A. 2015. Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jurnal Pemikiran dan


Peradaban.

Lubis, Yusnawan Sodeli. 2018. Pendidikan dan Kewarganegaraan. Depok: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma.

Budiyanto, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Erlangga, Jakarta.


Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995, Materi Pokok
Pendekatan Pancasila, Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
http://ridwanaz.com/akademik/kewarganegaraa n/mengetahui-arti-atau-
pengertianpancasila/

27

Anda mungkin juga menyukai