Makalah Terapi Dzikir Dalam Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TERAPI DZIKIR DALAM ISLAM

MAKALAH

DOSEN PEMBIMBING

Drs. H. Mahdi NK, M.Kes.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Ayu Zarina (200402018)

Syafirrah Mustaqilah (200402017)

Musfiratun ‘Arifa (200402022)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah
dititipkan kepada kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan,
namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini membuat tentang “Terapi Zikir Dalam Islam”. Tema yang akan
dibahas di makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pembimbing untuk kami pelajari
lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen


pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun
mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Banda Aceh, 29 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumus Masalah........................................................................................... 2
C. TujuanMasalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. DefinisiTerapiDzikir.................................................................................... 3
B. ManfaatTerapiDzikir........................................................................... 3
C. KeutamaanTerapiDzikir...................................................................... 4
D. Macam-macamDzikir.......................................................................... 6
E. Dzikir Sebagai Terapi 7
BAB III PENUTUP................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai sebuah institusi agama, memiliki berbagai khasanah yang


dapat dikaji secara psikologi. Fenomena-fenomena ritual keislaman belum
banyak diteliti, misalnya ritual dzikir. Hasil pengembaraan intelektual-
spiritual penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa aspek Dzikir (ingat
Allah) adalah meditas relaksasi, pengalaman trasendental, yang ada kaitannya
dengan penurunan gangguan mental dan timbulnya efek-efek positif seperti
ketenangan atau kestabilan emosi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Relaksasi adalah salah satu tekhnik dalam terapi perilaku yang
dikembangkan oleh Jcobson dan Wolpe untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan. (Goldfried and davidson, 1976) Menurut pandangan ilmiah
relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot skeletal, sedangkan
ketegangan merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot. (Muhana,
1993). Salah satu aspek dari dzikir yang memungkinkan digabungkan dengan
teknik relaksasi adalah sikap pasrah. Sikap pasrah merupakan bentuk sikap
pasif yang mutlak dibutuhkan dalam relaksasi.
Sebagian tokoh islam membagi zikir menjadi dua yaitu : zikir dengan lisan
dan dzikir dengan hati. zikir lisan merupakan jalan yang akan menghantarkan
pikiran dan perasaan yang kacau menuju kepada ketetapan zikir hati,
kemudian dengan dzikir hati inilah semua kedalaman kejiwaan akan kelihatan
lebih luas, sebab dalam wilayah ini Allah akan mengirimkan pengetahuan
berupa ilham.
Adz-Dzaki membagi makna dzikir menjadi dua yaitu makna umum dan
makna khusus. Dzikir dalam makna yang umum adalah segala aktivitas
manusia baik berupa perkataan, perasaan, fikiran, atau segala amal lahir
maupun batin, yang semuanya disandarkan kepada Allah, karena Allah, untuk
Allah, menuju jalan allah, dan senantiasa bersama Allah. Dzikir secara khusus
yaitu menyebut nama atau yang mempunyai nama secara rahasia (sir), dzikir
nama tidak dapat terdeteksi oleh siapapun kecuali Allah semata.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah terapi zikir efektif dalam menurunkan stress?

C. Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran”Terapi Dzikir Dalam
Islam”. Hal ini dikarenakan ada beberapa fenomena bahwa orang yang
melakukan terapi dengan zikir dapat membuat hatinya tenang dan damai.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Dzikir

Dzikir berasal dari bahasa Arab, yaitu asal kata dari dzakara, yadzkuru,
dzikran yang mempunyai arti sebut dan ingat. Menurut Alquran dan Sunnah,
dzikir diartikan sebagai segala macam bentuk mengingat Allah, menyebut
nama Allah, baik dengan cara membaca tahlil, tasbih, tahmid, taqdis, takbir,
tasmiyah, hasbalah, asmaul husna, maupun membaca doa-doa yang mat’sur
dari Rasulullah SAW.1 Sedangkan terapi berkaitan dengan serangkaian upaya
yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Jadi, terapi dzikir
adalah serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong
orang dengan cara mengingat Allah SWT atau menyebut nama Allah SWT.
Dzikir atau mengingat adalah merujuk kembali pada apa yang telah kita
ketahui. Para sufi meyakini adanya percikan ilahiah di dalam diri kitamasing-
masing. Percikan ini selalu akan menjadi bagian darinya. Berdzikir adalah
untuk menyingkap pengetahuan, kekuatan dan keindahan percikan tuhan di
dalam diri kita. Salah satu praktik dzikir klasik mencakup pengulangan
kalimat tauhid, la ilaha illa allah. Kalimat ini secara literal bermakna “Tiada
tuhan, yang ada hanyalah Tuhan”
Salah satu usaha untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta adalah
melalui dzikir. Dzikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi
ketegangan (kecemasan) dan mendatangkan ketenangan jiwa. Setiap bacaan
dzikir mengandung makna yang sangat dalam yang dapat mencegah
timbulnya stres. Bacaan yang pertama yaitu Lailahaillallah memliliki arti tiada
Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah swt, adanya pengakuan bertuhan
hanya kepada Allah dalam sebuah keyakinan. Individu yang memiliki
kemampuan spiritualitas yang tinggi memiliki keyakinan yang kuat akan
Tuhannya. Keyakinan ini menimbulkan kontrol yang kuat, dapat memaknai
dan menerima setiap peristiwa yang tidak menyenangkan ke arah yang lebih
positif dan yakin bahwa ada yang mengatur setiap peristiwa yang terjadi di
alam semesta. Dengan begitu individu dapat mengurangi ketegangan
(kecemasan), mengatasi masalah kesehatan dan meingkatkan kekuatan mental
dengan cepat.2
Bacaan Allahu Akbar, di mana sungguh besarnya kekuasaan Allah, besar
kekayaan Allah, besar ciptaan Allah, sehingga menimbulkan sikap yang
optimis. Sikap optimisme, sumber energi baru dalam semangat hidup dan
menghapus rasa keputusasaan ketika seseorang menghadapi keadaan atau
persoalan yang mengganggu jiwanya, seperti sakit, kegagalan, depresi, dan
gangguan psikologis lainnya.3

B. Manfaat Terapi Dzikir

a. Menentramkan, membuat hati menjadi damai. Apabila manusia mengalami


kesulitan, kesusahan dan kegelisahan maka berdzikirlah, insyaallah hati
manusia akan menjadi lebih tenang dengan rahmatnya. Melalui dzikir, hati
menjadi tentram, damai, melalui kedamaian ini maka jiwa dipenuhi oleh
emosi positif seperti bahagia dan optimis.
b. Menambah keyakinan dan keberanian.
Melalui dzikir jiwa bertambah yakin akan kebesaran Allah SWT. Sehingga
bisa menjadikan kita berani menghadapi tantangan apapun.
c. Mendapatkan keberuntungan.
Keberuntungan bisa diartikan sebagai mendapatkan kemudahan ketika kita
sedang diliputi oleh masalah pelik. Ketika jiwa mulai putus asa dan lemah,
Allah memberikan jalan terang kepada kita sehingga kita mampu
menyelesaikan masalah dengan baik.
d. Menghilangkan rasa takut. Melalui dzikir, rasa takut yang meliputi jiwa
perlahan-lahan dapat ditundukan. Hilangnya ketakutan ini membuat teguh
pendirian. Keteguhan membuat pantang berputus asa sehingga tetap berusaha
secara maksimal mencapai keridhoannya dalam kehidupan.4

C. Keutamaan Terapi Dzikir

Berdzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang teramat mulia lagi
utama. Dzikir adalah peringkat doa yang paling tinggi, yang di dalamnya
tersimpan berbagai keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan
kehidupan kita. Bahkan kualitas diri kita di hadapan Allah sangat dipengaruhi
oleh kuantitas dan kualitas dzikir kita kepada-Nya. Dengan kata lain, jika kita
banyak mengingat Allah dengan tulus dan ikhlas karena mengharap ridha-
Nya, maka sesungguhnya kita adalah orang yang mulia dan dimuliakan Allah,
sebaliknya jika kita lalai dari mengingat Allah maka sesungguhnya kita
termasuk golongan manusia yang sangat merugi, manusia rendah, hina, dan
tak berguna.5
Selain itu, keutamaan dzikir juga banyak sekali, diantaranya:
a. Terlindung dari bahaya godaan setan
Setan adalah makhluk Allah yang menyatakan diri sebagai musuh
manusia yang abadi. Hal itu diawali dari pembangkangan iblis untuk
tunduk kepada Nabi Adam saat diperintahkan Allah. Pasalnya, iblis
terbuat dari api, sedangkan Adam terbuat dari tanah. Iblis merasa lebih
unggul ketimbang Adam. Sejak saat itulah iblis mengobarkan permusuhan
terhadap manusia, sehingga sampai kapanpun ia tak akan berhenti
menggoda manusia.
b. Tidak mudah menyerah dan putus asa
Hidup ini tak jarang penuh dengan permasalahan. Adanya permasalahan
ini sejatinya untuk menguji sejauh mana tingkat keimanan seseorang. Bagi
yang tidak kuat menanggung permasalahan tersebut, sering kali cenderung
berputus asa.
c. Memberi ketenangan jiwa dan hati
Segala gundah dan resah bersumber dari bagaimana hati menyikapi
kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup, besar
kemungkinan yang muncul adalah suasana resah dan gelisah. Artinya,
tidak tenang. Ketidaktenangan juga bisa timbul akibat perbuatan dosa.
Hati ibarat cermin dan dosa adalah debu. Semakin sering berbuat dosa,
semakin menumpuk debu yang mengotori cermin. Karena itu, untuk
meraih ketenangan jiwa dan hati kita dianjurkan untuk memperbanyak
dzikir.
d. Mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah
Allah memiliki sifat Al-Rahman dan Al-Rahim. Kedua kata ini berasal
dari suku kata al-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang Allah
terhadap hamba-Nya begitu luas. Oleh sebab itu, kasih sayang Allah harus
kita raih dengan memperbanyak dzikir.
e. Tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang melenakan
Hidup ini dunia yang sementara. Begitu pun segala hal yang diraih
dalam kehidupan dunia. Kenikmatan dunia adalah fana. Tak abadi.
Kenikmatan dunia tak sebanding dengan kenikmatan akhirat.
D. Macam-macam Dzikir

a. Dzikir lisany (dzikir lidah): menyebut nama Allah dengan lidah,bunyinya


berupa kalimat Subhanallah, Alhamdulillah Shalawat dan Istigfar, Asma’ul
Husna, dzikir ini poin pahalanya paling rendah dibandingkan dengan macam
dzikir yang lainnya. Dan dzikir ini ada yang menyebutnya zikir Syari’at.
b. Dzikir Qalbi (dzikir hati): menyebut nama Allah dengan hati kalimat tasbih
(Subhanallah), tahlil (Lailahaillallah), takbir (Allah Akbar), tahmid
(Alhamdulillah), taqdis, hauqolah, tarji’, Istigfar. Dzikir ini pahalanya bisa
mencapai 70 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan dzikir lisan, karena
zikir qalbi tidak diketahui orang lain sehingga keikhlasan dapat lebih terjaga.
c. Dzikir Aqli (pikiran): memikirkan makna, arti, maksud yang terkandung
dalam kalimat-kalimat dzikir. Dzikir ini disebut juga tafakkur (memikirkan)
dan tadabur (merenungkan) yaitu merenungkan keesaan Allah dan kekuasaan
Allah sebagaimana mungkin yang tersurat dalam kalimat dzikir yang
diucapkan.
d. Dzikir Ruhy (zikir roh): kembalinya fitrah atau asal kejadiannya saat berada
dalam arwah, menyaksikan dan membuktikan wujud makrifah, dan ini
tingkatan dzikir tertinggi.6

E. Dzikir Sebagai Terapi

Bagi kaum sufi, sufi healing telah dilakukan sejak mereka memasuki tahap
al-Bidayah (permulaan), yaitu memasuki beberapa tahap kesufian, yakni
takhalli (pengosongan jiwa dari segala sesuatu yang merusak), tahalli
(pengisian jiwa dengan segala sesuatu yang mulia), tajalli (menemukan apa
yang dicari dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari). Kemudian
mujahadah dan riyadhah, melalui maqamat dan ahwal. Lalu sampailah pada
nihayah (akhir pencarian). Para sufi menamai nihayah ini sebagai maqam
terakhir, yaitu wushul (pencapaian), ihsan (perbuatan yang baik), atau fana’
(ketidak kekalan).7
Bagi orang awam, banyak jalan yang bisa ditempuh untuk melakukan
healing sufistik. Jalan-jalan tersebut antara lain sama dengan apa yang telah
dilakukan oleh kaum sufi, yakni dengan melalui cara berdzikir, shalat,
membaca shalawat, dan mendengarkan musik. Cara-cara ini terbukti ampuh
dalam mengatasi berbagai penyakit. Tentu saja, dengan metode atau kaifiah
tertentu atau dengan bimbingan seorang guru.8

Berikut contoh-contoh ayat Dzikir :


1. Al-Insyirah ayat 6
Artinya : “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Ayat ini memberi semangat untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik
sesuai aturan dan ketentuan-Nya. Allah SWT tidak akan meninggalkan
hamba-Nya yang telah melakukan usaha terbaik.

2. Ar-Ra’ad ayat 24
Artinya : “(Sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”.
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”

Di ayat ini Allah SWT mengingatkan keuntungan yang diperoleh seorang


hamba yang sabar saat dilanda kesulitan. Kesabaran dan usaha akan
membawa seorang muslim ke kondisi yang lebih baik.
3. Ar-Ra’ad ayat 28
Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tentram.

Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk jangan


pernah menjauh dari-Nya dalam menjalani kehidupan. Kesulitan yang
sedang dialami jangan sampai mengakibatkan manusia jauh dari Allah
SWT.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dzikir atau mengingat adalah merujuk kembali pada apa yang telah kita
ketahui. Para sufi meyakini adanya percikan ilahiah di dalam diri kita
masing-masing. Percikan ini selalu akan menjadi bagian darinya.
Berdzikir adalah untuk menyingkap pengetahuan, kekuatan dan keindahan
percikan tuhan di dalam diri kita. Dzikir juga sangat banyak manfaatnya
seperti menentramkan hati, menambahkan keyakinan dan keberanian,
mendapatkan keberuntungan, dan menghilangkan rasa takut. Selain itu
Dzikir juga sangat bagus digunakan sebagai terapi dalam islam.

B. Saran
Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan yang saya miliki, baik dari
tulisan maupun bahasa yang saya sajikan, oleh karena itu mohon di
berikan sarannya agar saya bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi
wawasan kita dalam memahami paragraf.
1
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola
Emosi Positif dalam Hidup Anda…. hlm. 235

2
Widuri Nur Anggraeni, Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir untuk Menurunkan Stres pada Penderita Hipertensi
Esensial, Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014, hlm. 86-87

3
Ibid., hlm. 87
4
Ibid, hlm. 239
5
SamsulMunir Amin danHaryanto Al-Fandi, Energi Dzikir, (Jakarta:Amzah, 2008), hlm. 15-16
6
Ahmad Bangun Nasution, Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers,2003), h. 76-77
7
Amin Syukur, Sufi Healing, Terapi dengan Metode Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 72
8
Ibid., hlm. 72

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mahmud, Therapi Penyembuhan Dengan Al-Qur’an dan Do’a, Jakarta: Daarul Usrah, 2007.
Ali Shah, Omar, Tasawuf Sebagai Terapi, (Bandung: Pustaka Hidayah, Cet.I, 2002.
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005, Ed. 3, Cet. 3.
An-Najah, Amir, Psikoterapi Sufistik Dalam Kehidupan Modern, Jakarta: Hikmah, 2002.
Anshori, M. Afif, Dzikir Kedamaian Jiwa (Solusi Tasawuf Atas Problema Manusia Modern),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Anda mungkin juga menyukai