Kel 3 - Resume Fiksasi Fungsional-Data Dan Eskalasi Komitmen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

RESUME AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“MODEL DESKRIPTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Oleh:
Kelompok 3
1. Serly Malajai (2018330003)
2. Hesti Ayu N (2018330008)
3. Mega Puspitasari (2018330024)
4. Ninda Nuriza S (2018330026)
5. Bening Indira R.D.L (2018330023)
6. Elsandhi Dewi S (2018330040)
7. Engrit Devi M (2018330049)
8. Shafita Cahya N (2018330054)
9. Yunitasya Endrayana (2018330063)
10. Dwi Anggaini (202122330002)
11. Oetari Nor Safitri (202122330003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA
TAHUN 2021
A. Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal
itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus
dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan
bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot
dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang
harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini
juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti
dengan  pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang
pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan
pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan
satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan
pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
B. Model Deskriptif

Dihadapkan pada situasi yang hasilnya tidak pasti, pengambil keputusan menggunakan
suatu mekanisme sikologis untuk membantu mereka menggambil keputusan. Mekanisme
sikologis yang terpenting adalah mengenai cara seseorang menggunakan informasi yang
rumit, kompleks, acak, dan tidak dikenali menjadi suatu rumusan yang memungkinkan
mereka mengambil keputusan.
1. Model Kepuasan (Satisficing)
Seseorang yang membuat suatu keputusan biasanya lebih mengutamakan kepuasan
dibandingkan sesuatu yang optimal. Dalam teori utilitas harapan, pembuat keputusan
diasumsikan memiliki informasi yang lengkap mengenai peluang dan konsekuensi yang
melekat pada setiap alternatif tindakan. Untuk mendapatkan kepuasan tersebut adalah
dengan memilih satu cara yang dianggap memuaskan, sesuatu yang dibutuhkan meskipun
pilihan tersebut mungkin tidak ideal atau optimal. Kenyataannya, informasi mengenai
alternatif tidak sepenuhnya tersedia dan mengandung ketidakpastian. Dengan demikian,
walaupun utilitas harapan tidak berguna sebagai model normatif dari pembuatan
keputusan (model mengenai seberapa rasional perilaku seseorang), utilitas harapan tidak
berguna sebagai model deskriptif (model mengenai bagaimana sebenarnya membuat
keputusan).
2. Teori Prospek
Teori ini dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1974) dan memiliki perbedaan
dengan teori ekspektasi kegunaan dalam jumlah tanggapan penting. Teori prospek
memprediksi bahwa suatu keputusan tergantung pada bagaimana suatu masalah disusun.
Jika suatu nilai referensi didefinisikan sebagai suatu pengeluaran yang terlihat sebagai
sebuah keuntungan, maka hasil nilai fungsi akan menjadi cekung dan pembuat keputusan
akan menolak mengambil risiko. Sebaliknya, jika nilai referensi Didefinisikan sebagai
pengeluaran yang terlihat sebagai kerugian, maka nilai fungsi menjadi cembung dan
pembuat keputusan akan mengambil keputusan untuk mengambil risiko.
3. Dampak Kepastian (The Certainty Effect)
Ketika seseorang telah yakin, akan nilai referensi yang mereka dapatkan dari teori
prospek, maka pembuat keputusan akan berusaha untuk menghilangkan atau menghindari
risiko secara keseluruhan dibandingkan dengan mengurangi risiko tersebut.
4. Pseudocertainty
Untuk model pengambilan keputusan ini, pengambil keputusan membuat suatu kebijakan
dimana kebijakan tersebut tidak terlihat jelas atau tidak terlihat langsung dampaknya.
5. Theory Regret (Teori Penyesalan)
Basis dari teori penyesalan adalah bentuk counterfactual reasoning, dimana teori ini
didapat berdasarkan ketika seseorang membandingkan kausalitas dari keputusan mereka
dengan apa yang akan terjadim jika mereka membuat pilihan yang berbeda. Teori ini
berasai dari dua asumsi: pertama, bahwa banyak pengalaman orang-orang yang
merasakan sensasi penyesalan dan kegembiraan dan kedua, bahwa dalam membuat
keputusan dibawah ketidakpastian, maka mereka mencoba untuk mengantisipasi dan
mengindahkan sensansi-sensasi diatas. Teori ini memiliki risiko prediksi, yang sama
dengan teori kemungkinan, hanya saja teori ini penyesalan memprediksi pilihan dengan
menambahkan variabel baru, penyesalan ke fungsi kegunaan normal.
6. Teori pilihan beragam sifat
berbeda untuk membuat pilihan beragam sifat dan strategi-strategi ini sangat tergantung
pada jenis masalah. Ketika pembuat keputusan dihadapkan pada pilihan sederhana antara
dua alternatif, mereka sering menggunakan sesuatu yang dikenal sebagai “strategi
pengganti”. Strategi lainnya adalah “model linier”, pada strategi ini setiap dimensi
ditimbang berdasarkan kepentingan dan pertimbangan nilai disimpulkan pada bentuk
indeksi keseluruhan bentuk. Strategi pengganti lain dikenal dengan “model tambahan
berbeda”. Model ini mirip dengan model linier, kecuali pada model linier, setiap
alternatif dievaluasi pada semua dimensi kemudian dibandingkan dengan alternatif lain.
Dimana pada model tambahan berbeda, setiap dimensi dievaluasi satu persatu di tiap
alternatif dan perbedaan di antara alternatif ditimbang dan dijumlahkan bersama.
7. Strategi Non-Kompensasi
Ketika seseorang bertemu dengan pilihan yang rumit diantara sejumlah alternatif, maka
mereka biasa menggunakan “strategi tanpa pengganti”. Pembuat keputusan menggunakan
aturan konjungtif, yaitu mengeliminasi berbagai alternatif yang berada di luar batas
sebelum definisi. Di sisi lain, seorang pembuat keputusan memakai aturan disjungtif
dimana setiap alternatif dievaluasi pada syarat-syarat sifat terbaik. Strategi ketiga dari
strategi tanpa pengganti adalah lexicographic. Pembuat keputusan menggunakan strategi
ini dimulai dari mengidentifikasi dimensi yang paling penting untuk diperbandingkandan
dipilih sebuah alternatif yang paling diperlukan. Strategi keempat adalah strategi
“eliminasi oleh aspek-aspek”. Berdasarkan strategi ini, setiap aspek perbandingan
diseleksi dengan proporsi kemungkinan ke kepentingan. Berbagai alternatif dibandingkan
dengan tanggapan dari aspek yang terseleksi, alternatif inferior lalu dieliminasi, aspek
lain yang diperbandingkan diseleksi, alternatif tambahan dieliminasi dan sampai pada
hanya satu alternatif.
8. Dimensi Paling Penting
Hipotesis dimensi paling penting adalah memberi pilihan di antara dua alternatif yang
sama. Orang-orang akan memilih alternatif yang superior pada dimensi yang paling
penting. Jadi konsep ini mengatakan bahwa hal ini merupakan “hipotesis dimensi
yang paling penting”. Pembuat keputusan dapat ditelaah dari segi normative ataupun dari
segi deskriptif. Pendekatan normative menitikberatkan pada apa yang seharusnya
dilakukan oleh pembuat keputusan agar keputusannya juga dapat dikaji dari dua sudut
pandang, yaitu: keputusan yang dibuat dalam suasana tanpa risiko (riskless choice) dan
keputusan yang dibuat dalam suasana yang mengandung risiko (risky choice). Pada
akhir-akhir ini pendekatan normative terhadap pengambilan keputusan sering kali
digugat. Beberapa peneliti menemukan bahwa orang acap bertindak melanggar prinsip-
prinsip dominan dan invarian. Mereka lalu mengajukan sebuah teori yang dinamai teori
prospek (prospect theory) yang pada dasarnya merupakan deskriptif mengenai
pengambilan keputusan dalam situasi yang mengandung risiko.

C. Penelitian Deskriptif
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan akan dapat:
 Menjelaskan prinsip-prinsip pemahaman menggunakan metode pemahaman
deskriptif.
 Menguasai macam-macam penelitian deskriptif.
 Menggunakan penelitian deskriptif sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhannya.
 Menyebutkan tiga macam penelitian deskriptif dengan tepat.
 Menerangkan langkah-langkah penelitian deskriptif secara benar.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha


menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119).
Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian
tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif,
penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas
universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian,
dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang
berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti
secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga
banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan
empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi
permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.  
Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada
umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah
di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya
tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini  sebenarnya juga dapat ditampilkan
dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara
faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual.
Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang
menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian
setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi
mendalam) atau  dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih
kompleks.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya  memiliki proses dan sadar yang sama
seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan
tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau
objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara
jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik
sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat
perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara
lengkap dan benar.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan
tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-
peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti
memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan
variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel. Penelitian
deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut. Penelitian deskriptif menggunakan
kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat sediit, akibatnya
biasa dalam membuat kesimpulan. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi,
kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu
diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list
lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang
diinginkan secara objektif dan reliable. Penelitian deskriptif juga memerlukan
permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan,
peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

D. Langkah Dalam Melaksanakan Penelitian Deskritif


Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5) Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7) Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
8) Membuat laporan penelitian

E. Macam-Macam Penelitian Deskriptif


Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli
penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian
deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh
pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan
pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses
pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh  peneliti. Dari aspek
bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif
minimal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi
perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.

Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)


Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif
mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan
menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh
orang  tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti. Dalam penelitian self-report ini
penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang
diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi
langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan
tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan
alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan
perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan
terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan. Yang
perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam
menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat
menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh
penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi
Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah. Contoh Penelitian
Deskriptif menggunakan self report Studi Kelembagaandan Sistem Pembiayaan Usaha
Kecil dan Menengah.

Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah
ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
 Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah
melalui sistem kelembagaan.
 Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi
koperasi usaha kecil dan menengah.
 Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif
mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha.
 Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan
dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan  usaha kecil dan menengah.
 Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di
Negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat
Indonesia.

Penelitian studi banding ini menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan


self-report. Tempat penelitian adalah lembaga tinggi depertemen perdagangan dan
industri dan lembaga lain dan lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan
perkembangan usaha kecil dan menengah. Lembaga lembaga lain tersebut termasuk
kantor Biro Pengembangan Usaha Kecil Menengah (BSMD), Kantor Technology
Livelihood Resource Center (TLRC). COLOMBO PLAN STAFF CALLEGE (CPSC),
dan Technology Universisty of Philippines (TUP). Subjek penelitiannya adalah nara
sumber yang memiliki informasi yang diperlukan dan mereka yang berhasrat dan
bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi.
Studi banding ini  mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah.
Yang berkaitan dengan lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk:
Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and
Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan
regional.
Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha
atau entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang
memiliki ciri–ciri seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001;
pengusaha kecil mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah
mempuyai P15,000,001-P60,000,000
Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan
macam-macam kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan
membantu perkembangan dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah
yang terkait dengan usaha kecil dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang
relevan termasuk kantor yang berada dibawah tanggung jawab departemen perdagangan
dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi
agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan
komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan pariwisata, sains dan
teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank sentral Filipina
baik tingkat nasional, regional, dan provinsi. Pada masing-masing kantor lembaga
mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan
secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya
adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan pendaftaran
usahanya ke kantor lembaga tersebut.

Studi Perkembangan (Developmental Study)


studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di
bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran
penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara
individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti
tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan
atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan
waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada
seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya:
intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak.
Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama
dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang
diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau
dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti
menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah,
kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka
waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul
didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai
hasil penelitian.

Studi Kelanjutan (Follow-up study)


Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden
setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram
pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun
evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga
pendidikan. Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi
tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program
pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah
antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah
suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan. Sedangkan yang
dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh
suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah
mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.

Studi Sosiometrik (Sociometric study)


Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi dalam
suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola atau
penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing
anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk
bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga
dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang
bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat
diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.  Dalam sosiogram tersebut pada
umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu
dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
 “Bintang”  diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para
anggotanya,
 “Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para
anggota dalam kelompok,
 “Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing
orang dalam kelompoknya.

Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan


hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam
lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam
kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.


 Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan
responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
 Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam
pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;
 Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu
menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.

Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan
antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi
sosiometrik. Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.
 Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
 Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
 Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
 Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
 Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
 Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
 Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika  yang relevan.
 Membuat laporan penelitian

           

F. Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk
mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan
lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi
hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus
dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah tersebut.

G. Dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang


singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh
satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

Pengambilan Keputusan Rasional


Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat
dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta


Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh
sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah
data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman


Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-
ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu
biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama
atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal
tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang
masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecaha masalah.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang


Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan
wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena
didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

H. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
menurut Terry, yaitu
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata
rantai berikutnya.

I. Keputusan Individual dan Kelompok


Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,
tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh
seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang.
Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan    kelompok

 Keputusan yang dibuat oleh seseorang


Kebaikannya antara lain :
a) Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu
persetujuan dari rekan lainnya.
b) Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
c) Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu  mempunyai kemampuan yang
tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan,
keputusannya besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :


a) Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki
keterbatasan.
b) Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain
seringkali kurang tepat.
c) Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi
pimpinan seorang diri.

 Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang


Kelebihannya antara lain :
a) Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
b) Pertimbangannya akan lebih matang
c) Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung
secara bersama.

Kelemahannya antara lain :


a) Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
b) Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-
perdebatan
c) Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.

Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa


ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga
kekuatan itu:
 Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan
pengaruh yang besar terhadap bawahannya
 Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
 Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

J. Proses Pengambilan Keputusan


Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama
saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
 Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang
ada di dalam suatu organisasi.
 Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
 Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan
cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan
adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif.
Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-
baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang
secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai
macam pengertian:

 Perkiraan dalam arti Proyeksi


Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah
terkumpul dan tersusun secara kronologis.
 Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
 Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini
sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk
mengolah perasaan.
 Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
 Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,
pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
 Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai