Kel 3 - Resume Fiksasi Fungsional-Data Dan Eskalasi Komitmen
Kel 3 - Resume Fiksasi Fungsional-Data Dan Eskalasi Komitmen
Kel 3 - Resume Fiksasi Fungsional-Data Dan Eskalasi Komitmen
Oleh:
Kelompok 3
1. Serly Malajai (2018330003)
2. Hesti Ayu N (2018330008)
3. Mega Puspitasari (2018330024)
4. Ninda Nuriza S (2018330026)
5. Bening Indira R.D.L (2018330023)
6. Elsandhi Dewi S (2018330040)
7. Engrit Devi M (2018330049)
8. Shafita Cahya N (2018330054)
9. Yunitasya Endrayana (2018330063)
10. Dwi Anggaini (202122330002)
11. Oetari Nor Safitri (202122330003)
Dihadapkan pada situasi yang hasilnya tidak pasti, pengambil keputusan menggunakan
suatu mekanisme sikologis untuk membantu mereka menggambil keputusan. Mekanisme
sikologis yang terpenting adalah mengenai cara seseorang menggunakan informasi yang
rumit, kompleks, acak, dan tidak dikenali menjadi suatu rumusan yang memungkinkan
mereka mengambil keputusan.
1. Model Kepuasan (Satisficing)
Seseorang yang membuat suatu keputusan biasanya lebih mengutamakan kepuasan
dibandingkan sesuatu yang optimal. Dalam teori utilitas harapan, pembuat keputusan
diasumsikan memiliki informasi yang lengkap mengenai peluang dan konsekuensi yang
melekat pada setiap alternatif tindakan. Untuk mendapatkan kepuasan tersebut adalah
dengan memilih satu cara yang dianggap memuaskan, sesuatu yang dibutuhkan meskipun
pilihan tersebut mungkin tidak ideal atau optimal. Kenyataannya, informasi mengenai
alternatif tidak sepenuhnya tersedia dan mengandung ketidakpastian. Dengan demikian,
walaupun utilitas harapan tidak berguna sebagai model normatif dari pembuatan
keputusan (model mengenai seberapa rasional perilaku seseorang), utilitas harapan tidak
berguna sebagai model deskriptif (model mengenai bagaimana sebenarnya membuat
keputusan).
2. Teori Prospek
Teori ini dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1974) dan memiliki perbedaan
dengan teori ekspektasi kegunaan dalam jumlah tanggapan penting. Teori prospek
memprediksi bahwa suatu keputusan tergantung pada bagaimana suatu masalah disusun.
Jika suatu nilai referensi didefinisikan sebagai suatu pengeluaran yang terlihat sebagai
sebuah keuntungan, maka hasil nilai fungsi akan menjadi cekung dan pembuat keputusan
akan menolak mengambil risiko. Sebaliknya, jika nilai referensi Didefinisikan sebagai
pengeluaran yang terlihat sebagai kerugian, maka nilai fungsi menjadi cembung dan
pembuat keputusan akan mengambil keputusan untuk mengambil risiko.
3. Dampak Kepastian (The Certainty Effect)
Ketika seseorang telah yakin, akan nilai referensi yang mereka dapatkan dari teori
prospek, maka pembuat keputusan akan berusaha untuk menghilangkan atau menghindari
risiko secara keseluruhan dibandingkan dengan mengurangi risiko tersebut.
4. Pseudocertainty
Untuk model pengambilan keputusan ini, pengambil keputusan membuat suatu kebijakan
dimana kebijakan tersebut tidak terlihat jelas atau tidak terlihat langsung dampaknya.
5. Theory Regret (Teori Penyesalan)
Basis dari teori penyesalan adalah bentuk counterfactual reasoning, dimana teori ini
didapat berdasarkan ketika seseorang membandingkan kausalitas dari keputusan mereka
dengan apa yang akan terjadim jika mereka membuat pilihan yang berbeda. Teori ini
berasai dari dua asumsi: pertama, bahwa banyak pengalaman orang-orang yang
merasakan sensasi penyesalan dan kegembiraan dan kedua, bahwa dalam membuat
keputusan dibawah ketidakpastian, maka mereka mencoba untuk mengantisipasi dan
mengindahkan sensansi-sensasi diatas. Teori ini memiliki risiko prediksi, yang sama
dengan teori kemungkinan, hanya saja teori ini penyesalan memprediksi pilihan dengan
menambahkan variabel baru, penyesalan ke fungsi kegunaan normal.
6. Teori pilihan beragam sifat
berbeda untuk membuat pilihan beragam sifat dan strategi-strategi ini sangat tergantung
pada jenis masalah. Ketika pembuat keputusan dihadapkan pada pilihan sederhana antara
dua alternatif, mereka sering menggunakan sesuatu yang dikenal sebagai “strategi
pengganti”. Strategi lainnya adalah “model linier”, pada strategi ini setiap dimensi
ditimbang berdasarkan kepentingan dan pertimbangan nilai disimpulkan pada bentuk
indeksi keseluruhan bentuk. Strategi pengganti lain dikenal dengan “model tambahan
berbeda”. Model ini mirip dengan model linier, kecuali pada model linier, setiap
alternatif dievaluasi pada semua dimensi kemudian dibandingkan dengan alternatif lain.
Dimana pada model tambahan berbeda, setiap dimensi dievaluasi satu persatu di tiap
alternatif dan perbedaan di antara alternatif ditimbang dan dijumlahkan bersama.
7. Strategi Non-Kompensasi
Ketika seseorang bertemu dengan pilihan yang rumit diantara sejumlah alternatif, maka
mereka biasa menggunakan “strategi tanpa pengganti”. Pembuat keputusan menggunakan
aturan konjungtif, yaitu mengeliminasi berbagai alternatif yang berada di luar batas
sebelum definisi. Di sisi lain, seorang pembuat keputusan memakai aturan disjungtif
dimana setiap alternatif dievaluasi pada syarat-syarat sifat terbaik. Strategi ketiga dari
strategi tanpa pengganti adalah lexicographic. Pembuat keputusan menggunakan strategi
ini dimulai dari mengidentifikasi dimensi yang paling penting untuk diperbandingkandan
dipilih sebuah alternatif yang paling diperlukan. Strategi keempat adalah strategi
“eliminasi oleh aspek-aspek”. Berdasarkan strategi ini, setiap aspek perbandingan
diseleksi dengan proporsi kemungkinan ke kepentingan. Berbagai alternatif dibandingkan
dengan tanggapan dari aspek yang terseleksi, alternatif inferior lalu dieliminasi, aspek
lain yang diperbandingkan diseleksi, alternatif tambahan dieliminasi dan sampai pada
hanya satu alternatif.
8. Dimensi Paling Penting
Hipotesis dimensi paling penting adalah memberi pilihan di antara dua alternatif yang
sama. Orang-orang akan memilih alternatif yang superior pada dimensi yang paling
penting. Jadi konsep ini mengatakan bahwa hal ini merupakan “hipotesis dimensi
yang paling penting”. Pembuat keputusan dapat ditelaah dari segi normative ataupun dari
segi deskriptif. Pendekatan normative menitikberatkan pada apa yang seharusnya
dilakukan oleh pembuat keputusan agar keputusannya juga dapat dikaji dari dua sudut
pandang, yaitu: keputusan yang dibuat dalam suasana tanpa risiko (riskless choice) dan
keputusan yang dibuat dalam suasana yang mengandung risiko (risky choice). Pada
akhir-akhir ini pendekatan normative terhadap pengambilan keputusan sering kali
digugat. Beberapa peneliti menemukan bahwa orang acap bertindak melanggar prinsip-
prinsip dominan dan invarian. Mereka lalu mengajukan sebuah teori yang dinamai teori
prospek (prospect theory) yang pada dasarnya merupakan deskriptif mengenai
pengambilan keputusan dalam situasi yang mengandung risiko.
C. Penelitian Deskriptif
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan akan dapat:
Menjelaskan prinsip-prinsip pemahaman menggunakan metode pemahaman
deskriptif.
Menguasai macam-macam penelitian deskriptif.
Menggunakan penelitian deskriptif sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhannya.
Menyebutkan tiga macam penelitian deskriptif dengan tepat.
Menerangkan langkah-langkah penelitian deskriptif secara benar.
Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah
ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah
melalui sistem kelembagaan.
Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi
koperasi usaha kecil dan menengah.
Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif
mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha.
Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan
dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah.
Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di
Negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat
Indonesia.
Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan
antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi
sosiometrik. Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan.
Membuat laporan penelitian