1316-Article Text-520521947-1-10-20210125

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA

PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA


PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2


[email protected]
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

ABSTRAK
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan adalah proses
kegiatan belajar mengajar yang baik adalah harus berorientasi pada keaktifan siswa,
karena pada dasarnya siswa mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Selama ini guru
hanya memberikan materi-materi pelajaran kepada siswa dengan berceramah dan
memberikan tugas.Penyebab kejenuhan dan ketidakseriusan siswa dalam belajar,
karena terlalu banyak muatan dalam materi. Selain itu sistem belajar mengajar yang
konvensional juga sangat mempengaruhi. Metode ceramah yang sudah membudaya
dalam pendidikan di negara ini, dengan kegiatan belajar mengajar yang didominasi oleh
guru, mendengarkan ceramah guru, kemudian mengerjakan soal begitu seterusnya yang
membuat siswa menjadi pasif dan jenuh sehingga berakibat pada hasil belajarnya.
Medelpembelajaran kooperatif tipe Group Resume sebagai alternatif dalam proses
pembelajaran secara teoritis dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini
menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, dengan member penekanan bahwa mereka
adalah kelompok yang bagus, dalam bakat dan kemampuannya di kelas. Setiap
kelompok membuat kesimpulan dan mempresentasikan data-data setiap siswa dalam
kelompok. Peneliti mencoba membuktikan secara empiris model kooperatif tipe group
resume untuk siswa Sekolah Dasar khususnya pada mata pelajaran IPS.

Kata Kunci:Metode Pembelajaran,Grup Resume,hasil belajar

ABSTRACT

One of the things that influences the quality of education is the process of good
teaching and learning activities that must be oriented to student activity, because
basically students are able to meet their own needs. During this time the teacher only
provides subject matter to students by lecturing and giving assignments. The cause of
student saturation and insecurity in learning, because there are too many contents in the
material. In addition, the conventional teaching and learning system also greatly affects.
The lecture method that has been entrenched in education in this country, with teaching
and learning activities dominated by teachers, listening to teacher lectures, then working
on the questions so on that makes students become passive and saturated so that it
results in learning outcomes.
Medel of cooperative learning type Resume Group as an alternative in the learning
process can theoretically improve student learning outcomes. This model makes
interaction between students better, by emphasizing that they are a good group, in their
talents and abilities in the classroom. Each group draws conclusions and presents the
data of each student in the group. The researcher tried to prove empirically the
cooperative model type group resume for elementary school students, especially in
social studies subjects.

Keywords: Learning Methods, Resume Group, learning outcomes

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

19
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

PENDAHULUAN
Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum yang baik
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang
berhasilnya pembelajaran.Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat
diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar.Selain itu Pemilihan
metode, model dan mediapembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran juga
akan menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kenyataan menunjukkan
bahwa rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain: 1)
siswa merasakan mata pelajaran ini sebagai kendala (mata pelajaran yang menakutkan)
ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyampaian materi dari guru yang kurang
menarik, pengolahan kelas yang kurang terprogram yang menjadikan siswa tidak
kosentrasi dalam menerima materi pelajaran; 2) motivasi belajar siswa rendah,hal ini
terlihat saat gurumenyampaikan materi siswa tidak memperhatikan dengan sungguh-
sungguh apayang disampaikan oleh guru; 3) kurangnya aktivitas dan respons siswa
dalam mengerjakan soal-soal; 4) media pembelajaran yang digunakan oleh guru
(pendidik) masih didominasi dengan buku teks dan LKS sehingga memberikan
pengalaman bagi siswa.Implikasinya keadaan ini mengakibatkan motivasi belajar siswa
belum mencapai taraf optimal. Hal ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh
guru pada saat ini; 5) banyak siswa yang tidak dapat menemukan dan memahami suatu
konsep, mengaplikasikan konsep, prinsip dan rumus dari hasil pembelajaran sekolah; 6)
para siswa belum mampu menyelesaikan soal-soal secara kontekstual; 7) siswa terbiasa
pasif, buktinya jarang ada siswa mau bertanya sesuatu, meskipun guru memberi
kesempatan untuk itu; 8) siswa sering menunggu kesempatan untuk dapat bertanya pada
teman-temannya yang lebih mampu; 9) siswa belum mampu mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas; 10) siswa lebih senang bermain-main daripada melakukan
sesuatu dengan serius; 11) kemampuan guru dalam menguasai pendekatan
pembelajaran, media, model-model, strategi, metode dan teknik belum memadai, guru
lebih senang menceramahi siswa dengan hal-hal yang kurang berhubungan dengan
materi ajar. Kendala-kendala tersebutlah yang memicu rendahnya hasil belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang
atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola
pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik
dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

20
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan karakteristik serentetan


kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik.
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat
jugadiartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
Jadi,sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan
pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.Untuk mencapai tujuan
pembelajaran maka dalam proses pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran
yang tepat. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pembelajaran.
Ada beberapa cirri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakandengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat
bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus
memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber
belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara
efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan
dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165),
guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.
Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru
mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

B. Model Pembelajaran kooperatif


Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu
manusia saling asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran
kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga
tercipta masyarakat belajar ( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

21
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga. Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih
asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
Didalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang berkaitan.
Menurut Anita Lie ( 2004 ):
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut
dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui : saling
ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas,
saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, saling
ketergantungan hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga
mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan
teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah
belajarnya dengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan
oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok
yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan
bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya. Nilai kelompok
tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus
memberikan kontribusi untuk kelompnya. Intinya yang dimaksud dengan
akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-
rata penguasaan semua anggota secara individual.

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pembelajaran Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Adanya saling ketergantungan positif, saling Guru sering membiarkan adanya siswa yang
membantu dan saling memberikan motivai mendominasi kelompok atau
sehingga ada interaksi promotif. menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur Akuntabilitas individual sering diabaikan
penguasaan materi pelajaran tiap anggota sehingga tugas- tugas sering diborong oleh

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

22
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang salah seorang anggota kelompok, sedangkan
hasil belajar para anggotanya sehingga dapat anggota kelompok lainnya hanya ‘enak-enak
saling mengetahui siapa yang memerlukan saja’ diatas keberhasilan temannya yang
bantuan dan siapa yang dapat memberikan dianggap ‘ pemborong’.
bantuan.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik,
dsb sehingga dapat saling mengetahui siapa yang Kelompok belajar biasanya homogen
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh
bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih
bagi para anggota kelompok. pemimpinnya dengan cara masing-masing.
Ketrampilan social yang diperlukan dalam kerja
gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan
berkomu nikasi, mempercayai orang lain dan secara langsung.
mengelola konflik secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung,
guru terus melakukan pemantauan melalui Pemantauan melalui observasi dan intervensi
observasi dan melakukan intervensi jika terjadi sering dilakukan oleh guru pada saat
masalah dalam kerja sama antar anggota belajarkelompok sedang berlangsung.
kelompok.
Guru memperhatikan secara langsung proses Guru sering tidak memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok – kelompok kelompok yang terjadi dalam kelompok –
belajar. kelompok belajar.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas Penekanan sering hanya pada penyelesaian
tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan tugas.
antar pribadi yang saling menghargai).

C. Pembelajaran kooperatif tipe Group Resume


Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, dengan member
penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, dalam bakat dan
kemampuannya di kelas. Setiap kelompok membuat kesimpulan dan
mempresentasikan data-data setiap siswa dalam kelompok.
Biasanya sebuah resume dapat menggambarkan hasil pembelajaran yang
telah dicapai oleh setiap individu. Resume ini akan menjadi hal yang menarik untuk
dilakukan dalam grup atau kelompok dengan tujuan untuk membantu
siswa/mahasiswa menjadi lebih akrab ataupun melakukan kerjasama kelompok yang
anggotanya telah saling mengenal sebelumnya. Kegiatan kelompok ini akan lebih
efektif apabila tugas resume yang anda berikan itu berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
Dengan strategi pembelajaran group resume ini guru menjadi sedikit
berbicara terhadap materi, namun bukan berarti guru hanya diam saja. Sebagai
seorang pengajar sekaligus pembimbing siswa, guru harus memperhatikan jalannya
diskusi di masing-masing kelompok. Selain itu guru juga harus menjelaskan bagian

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

23
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

yang belum dimengerti siswa di masing-masing kelompok belajar tersebut agar


pembelajaran terarah dan tercapainya kompetensi dasar untuk mata pelajaran
tersebut.
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Group Resume (Resume
Kelompok)
1. Bagilah siswa/mahasiswa anda menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri
dari 3 hingga 6 anggota.
2. Terangkan kepada siswa/mahasiswa anda bahwa di dalam kelas mereka itu
dipenuhi dengan individu- individu yang dipenuhi bakat dan pengalaman.
3. Sarankan kepada mereka bahwa salah satu cara untuk dapat mengidentifikasi
kelebihan yang dimiliki kelasnya dan menunjukkannya adalah dengan membuat
resume kelompok.
4. Bagikan kertas piano (kertas buram ukuran koran) dan spidol kepada setiap
kelompok untuk menuliskan resume tentang mereka. Resume harus mencakup
informasi yang mencakup secara keseluruhan.

D. Tinjauan Tentang Hasil Belajar


Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi
dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan
demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.
Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan
berhasil.Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh
guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang
sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.Melihat uraian diatas bisa disimpulkan
pengertian hasil belajar secara umum adalah adalah suatu hasil yang diperoleh
siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kalimat.

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

24
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi-experimental
research) dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control-Group Design.
Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Cholid Nurbako & Abu
Achmadi, 2007: 54). Langkah-langkah desain pretest –posttest control group design
adalah sebagai berikut:
“The following steps are involved in using a Pretest-Posttest Control-Group
Design: (1) random assignment of research participants to experimental and control
groups, (2) administration of a pretest to both groups (3) administration of the treatment to
the experimental group but not to the control group,and (4) administration of a posttest to
both groups”. (Gall dan Borg, 2003: 392).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar IPS antara pretest dan post test ada perbedaan yang signifikan
perbdaan tersebut disebabkan adanya treatment yang diberikan pada kelompok
eksperimen yaitu dengan model pembelajaran kooperatif group resume. Hal tersebut
diperkuat dengan uji hipotesis menggunakan spss 17 for windows.

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Post - Pre 11.314 24 .000

Dari uji T di atas menunjukkan angka sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang
berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antasa hasil pretes dan posttest. Jika dilihat
dari data maka perbedaan setelah treatment hasil belajar IPS mengalami peningkatan
yang signifikan.

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

25
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

10

6
kontrol
4
eksperimen
2

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Gambar 1. Grafik perbandingan kelas kontrol dan eksperimen

Model pembelajaran group resume dapat meningkatkan hasil belajar dikarenakan


dengan model ini siswa dapat berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman yang
lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih baik dapat membantu teman yang
kemampuannya kurang. Hal inilah yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS secara
signifikan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji T menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 yang berarti bahwa:Ho di tolak dan menerima
H1atau dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode group
resume terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V.

DAFTARPUSTAKA

Anita Lie. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di.


Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo
Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Borg, W.R. & Galll, M.D. (2003)..Educational research: An introduction, Fourth edition.
New York: Longman.
Cholid Nurbako & Abu Achmadi.(2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Fathurrohman, dkk. (2011). Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum
& Konsep Islam. Bandung. PT.Refika Aditama.

Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Referensi.

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

26
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PADA
PELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA
(Aan Budi Santoso1, Fathkul Imron2)

Komalasari,K. (2013).Pembelajaran KontekstualKonsep dan Aplikasi. Bandung: Refika


Aditama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.2006. Jakarta: Depdiknas.
Sagala, S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono.(2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356- 3443 eISSN 2356-3451. Vol.8 No.1 (Januari 2021)

27

Anda mungkin juga menyukai