Makalah Konsep Dasar Pembelajaran PAI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PERBAIKAN

KONSEP DASAR DESAIN PERKEMBANGAN DAN


PENERAPAN PAI

DISUSUN

KELOMPOK 6

1. MUNAU WARAH
2. SUMITA
3. SARMIDA
4. HARDIANTO
Dosen Pengampuh : SUFIAN HUSNI SALAM, M.ED

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAISES) KUTACANE
KUTACANE – ACEH TENGGARA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu dikembangkan
lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini dikarenakan faktor kemampuan dan lain
sebagainya yang menghambat proses pembuatannya, namun untuk memenuhi tugas penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan
isi dari makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna
dalam proses pembelajaran.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kutacane, Febuari 2021

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian Desain Pembelajaran...................................................................................2
B. Hakikat Pembelajaran PAI............................................................................................3
C. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................................................5
D. Komponen Utama Desain Pembelajaran.......................................................................6
E. Manfaat dan Fungsi Desain Pembelajaran PAI ............................................................6
F. DesainPembelajaran Agama Islam yang Baik...............................................................6
G. Model Desain Pembelajaran PAI...................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi mahasiswa sebagai calon tenaga pelajar (guru), aktifitas kegiatannya tidak
dapat dilepaskan dari proses pembelajaran. Sementara suatu proses pembelajaran itu
merupakan suatu proses yang sistematik, yang tiap komponennya sangat menentukan
keberhasilan belajar anak. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
            Demikian pula halnya sistem pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, dimana
tujuan sistem disini adalah untuk menimbulkan belajar atau “learning” yang komponen-
komponen belajarnya adalah: anak didik (siswa), pendidik, instruktur, guru, materi
pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Agar proses pembelajaran mata pelajaran
ini berjalan dengan baik, maka salah satu yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas
tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan tenaga ini, guru paling tidak dapat
mengorganisir pembelajaran tersebut dengan jalan menggunakan teori-teori belajar,
serta desain pembelajaran yang dapat menimpulkan minat dan motivasi anak didik
(siswa).
            Desain pembelajaran sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan
adanya desain, maka seorang pendidik (guru) dapat merencanakan proses pembelajaran
dengan baik dan teratur. Seorang guru harus menyadari bahwa proses dari desain adalah
sangat penting bagi dirinya. Dia juga harus tahu langkah-langkah dalam melaksanakan
desai pembelajaran. Sehingga, tujuan umum dari suatu pembelajaran dapat tercapai, dan
lebih dari itu juga dapat meningkatkan perbaikan pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Desain Pembelajaran ?
2. Apakah Hakikat Pembelajaran PAI ?
3. Jelaskan Pengertian pendidikan agama islam ?
4. Bagaimanakah Desain pembelajaran agama islam yang baik ?
5. Sebutkan Macam-macam Model Desain Pembelajaran PAI ?
6. Uraikan Perbedaan Model-model Desain Pembelajaran PAI ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran


Desain Pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan
isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru
dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta
didik,perumusan tujuan pembelajaran,dan merancang “perlakuan” berbasis- media
untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini mendasar pada informasi dari
teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis yang dapat terjadi hanya pada siswa, di
pandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat
diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi
dan hanya berupa asumsi.
Para ahli dalam bidang perencanaan merumuskan desain dengan definisi, desain
adalah salah satu aspek dan aspek proses pengembangan yang terdiri dari enam fase
untuk mengembangkan berbagai bentuk atau aktivitas baru yang di analisis sebagai
proses yang terdiri dari 6 karakteristik yang saling berhubungan:
a. Riset (analisis)
b. Desain (sintesisi)
c. Produksi (formasi)
d. Distribusi (penyebaran)
e. Utilisasi (kinerja)
f. Eliminasi (penghentian)
Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefiniskan : menurut Reigeluth desain
pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling
baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri
pembelajar ke arah yang di hendaki.

B. Hakikat Pembelajaran PAI


Istilah pembelajaran tidaklah asing di dunia pendidikan, pembelajaran merupakan
aktivitas utama yang berlangsung pada sekolah. Kegiatan pembelajaran PAI melibatkan

2
banyak komponen, yaitu pendidik, peserta didik, metode, media, lingkungan, sarana dan
prasarana tentu semua saling terkait.
Hakikat dapat diartikan sebagai kebenaran dan kenyataan yang sebanarnya. Hakikat
pembelajaran PAI dalam hal ini dilihat dari dimensi manusia sebagai pelaku pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran PAI pada hakikatnya terlibat unsur-unsur berikut:
1. Hakikat manusia sebagai subjek didik, di antaranya:
a. Subjek didik bertangungjawab atas pendidikannya sendiri.
b. Subjek didik merupakan unsur yang unik, memiliki potensi dan kebutuhan, baik
fisik maupun psikologi yang berbeda-beda.
c. Subjek didik memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang
manusiawi.
d. Subjek didik membutuhkan tempat/lingkungan untuk mengekspresikan diri.
2. Hakikat pendidik/pengajar di antaranya:
a. Pendidik sebagai agen perubahan.
b. Pendidik sebagai pemimpin dan pendorong nilai-nilai universal dalam
masyarakat.
c. Pendidik harus memahami karakteristik unik dan berupaya memenuhi
kebutuhan masing-masing individu subjek didiknya.
d. Pendidik sebagai fasilitator pembelajaran menciptakan kondisi yang menggugah
dan menyediakan kemudahan bagi subjek didik untuk belajar.
e. Pendidik bertanggungjawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik.
f. Pendidik dituntut menjadi model/contoh dalam pengelolaan pembelajaran PAI
bagi subjek didik.
g. Pendidik senantiasa mengembangkan diri sesuai perkembangan zaman.
h. Pendidik dituntut untuk profesional dalam berkarya dan bekerja.
i. Pendidik menjunjung tinggi kode etik pendidik.
3. Hakikat pembelajaran, di antaranya:
a. Pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan
pendidik dan lingkungan belajar yang diatur oleh pendidik.
b. Proses pembelajaran PAI yang efektif memerlukan strategi, metode, dan media
pembelajaran yang tepat.

3
c. Program pembelajaran PAI dirancang secara matang dan dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang dibuat.
d. Materi pembelajaran dan sistem penyampaian PAI selalu berkembang.

Hakikat pembelajaran PAI adalah proses pelibatan peserta didik secara aktif dalam
aktivitas belajar PAI di bawah bimbingan pendidik dengan berpedoman pada program
pembelajaran yang direncanakan agar tujuan pembelajaran PAI dapat tercapai secara efektif.
Mengacu pada uraian tersebut, sebenarnya konsep dasar pembelajaran PAI pada
lembaga pendidikan formal dapat digambarkan sebagai berikut. Sebagaimana digambarkan
oleh Tim Pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran 2002.1
Dengan demikian, pembelajaran PAI ditinjau dari teori didaktik metodik sebenarnya
proses interaksi aktif yang bersifat timbal balik, antara pendidik dengan peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik, serta sumber belajar untuk mencapai tujuan PAI yang
telah ditetapkan.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa aktivitas pembelajaran PAI melibatkan
banyak komponen untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen tersebut berupa; materi, peserta didik, strategi, metode, media,
lingkungan, sarana dan prasarana mesti ada. Selanjutnya, demi pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan pendidik dituntut mampu mengorganisasikan/mengelola komponen-komponen
tersebut dengan efektif sehingga dapat terjadi interaksi aktif antara peserta didik dengan
peserta didik, pendidik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan komponen belajar
tersebut.

C. Pengertian pendidikan agama islam


Pendidikan agama islam mempunyai pengertian sebagai usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini,memahami,menghayati,dan mengamalkan agama islam melaliuin
kegiatan bimbingan,pengajaran,atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama laindalam hubungan kerukunan antara umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dari beberapa pandangan tersebut diatas
maka Desain Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang baik adalah:

1
Tim Pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran 2002
4
a. Menentukan tujuan pengajaran pendidikan Islam, adapun tujuan secara umum,
pendidikan agama Islam adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan
bernegara. Untuk mencapai tujuan tersebut juga perlu adanya suatu materi
pengajaran tertentu.
b. Menentukan materi pengajaran/ bahan ajar, bahan ajar atau materi pengajaran di
dalam pendidikan agama Islam adalah terdiri dari Al-Qur’an dan al-hadist,
keimanan, syarai’ah, Ibadah, muamalah, akhlaq dan tareh atau sejarah yang lebih
menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menentukan pendekatan dan metode mengajar dan strategi yang akan digunakan
agar bisa menyesuaikan dengan keadaan peserta ajar, di dalam pendidikan agama
Islam metode yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi.
d. Media pengajaran dan pengalaman belajar ini di lakukan untuk mempermudah
peserta ajar/ murid untuk menerima pelajaran. Dalam hal ini bisa menngunakan
media bacaaan, tape recorder.
e. Evaluasi keberhasilan, hal ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran yang telah di berikan oleh pengajar pendidikan agama
Islam.

D. Komponen Utama Desain Pembelajaran


1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi; karakteristik
mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang
akan dikuasai oleh pembelajar.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan
dipelajari
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau
mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar

5
6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah
dikuasai atau belum.

E. Manfaat dan fungsi desain pembelajaran PAI


Berdasarkan pengertian, langkah-langkah dan model dalam desain pembelajaran PAI ada
beberapa manfaat desain pembelajaran antaralain :
1. Sebagai penunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlihat dalam kegiatan.
3. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
4. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur pengajar maupun unsur yang
diajar.
5. Untuk bahan penyususnan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

F. Desain pembelajaran agama islam yang baik


Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Griggs (1974) hendaknya
mengndung tiga komponen yang di sebut dengan anchor point.2
Tujuan pengajaran
Materi pengajaran/ bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan
pengalaman belajar
Evaluasi keberhasilan
Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D Moore; bahwa komposisi format rencana
pembelajaran meliputi bebrapa komponen di antaranya adalah sebagai berikut:
Topik bahasan
Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator kompetensi )
Materi pelajaran, Kegiatan pembelajaran, Alat atau media yang dibutuhkan, Evaluasi
hasil belajar
Dari beberapa pandangan tersebut diatas maka Desain Pembelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam) yang baik adalah:

2
Gagne dan Griggs (1974)
6
Menentukan tujuan pengajaran pendidikan Islam, adapun tujuan secara umum,
pendidikan agama Islam adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swtserta berakhlaq mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara. Untuk mencapai tujuan
tersebut juga perlu adanya suatu materi pengajaran tertentu .
Menentukan materi pengajaran/ bahan ajar, bahan ajar atau materi pengajaran di dalam
pendidikan agama Islam adalah terdiri dari Al-Qur’an dan al-hadist, keimanan, syarai’ah,
Ibadah, muamalah, aklhlaq dan tareh atau sejarah yang lebih menekankan pada
perkembangan ajaran agam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Menentukan pendekatan dan metode mengajar dan strategi yang akan digunakan agar
bisa menyesuaikan dengan keadaan peserta ajar., di dalam pendidikan agama Islam metode
yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan
diskusi.
Media pengajaran dan pengalaman belajar ini di lakukan untuk mempermudah peserta
ajar/murid untuk menerima pelajaran. Dalam hal ini bisa menngunakan media bacaaan, tape
recorder.
Evaluasi keberhasilan, hal ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran yang telah di berikan oleh pengajar pendidikan agama Islam.
Manfaat Desain Pembelajaran PAI
 Sebagai penunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
 Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlihat dalam kegiatan.
 Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
 Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur pengajar maupun unsur yang
diajar.
 Untuk bahan penyususnan data agar terjadi keseimbangan kerja.
 Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

7
G. Model Desain Pembelajaran PAI
a. Model ROPES. ( Review, Overview, Presentation, Exsercise, Summary) dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mengukur
kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar denganmelihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite
unuk memahami bahan yang disampaikan hari itu. Dalah hal ini diperlukan guru
harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Dan
jika guru mengetahui siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru
dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami terlebih
dahulu.
2. Overview, sebagai mana review, overview dilakukan tidak terlalu lama yaitu
berkisar antara 2 samapai 5 menit, guru menjelaskan program pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi secara singkat
dan strategis yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan
pandangannya sehingga siswa merasasenang dan merasa dihargai
keberadaannya.
3. Presentation, tahap ini adalah merupakan inti dari proses kegiatan belajar
mengajar, karena disini guru sudah tidak memberikan penjelasan-penjelasan
singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling shoing dan doing. Proses
tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa
tentang pelajaran yang mereka dapatkan.
4. Exsercise, yakni suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini di maksudkan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai
lebih bermakna.
5. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka fahami
dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka
disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat
Summary ( kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.

8
b. Model satuan pelajaran adalah merupakan istilah yang dikenal sekarang dengan
rencana mengajar atau persiapan mengajar. Secra sistematis rencana pembelajaran
dalam bentuk satuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran.
2. Kompetensi dasar atau indikator yang hendak dicapai.
3. Materi pokok.
4. Media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
5. Strategi pembelajaran atau tahapa-tahapan proses belajar-mengajar yaitu
mengenai kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berintraksi. Dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi.

 Metode Pembelajaran  yang baik


Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode
mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode. Pemilihan metode mengajar
ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang
menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk
terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran
tersebut.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan
pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau
teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar
murid-muridnya.
Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dalam Falsafah Tarbiyah Al-
Islamiyah mengungkapkan bahwa guru yang berjaya adalah yang menjadikan metode dan
teknik pengajarannya sebagai pendorong bagi kegiatan murid-muridnya, dan menjadi
penggerak bagi motivasi-motivasi dan kekuatan pengajaran yang terpendam pada diri
murid-muridnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode
yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru dalam
mengajar dan bukan tujuan.
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.

9
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis.
4. Suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.
5. Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat memilih dan
memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian dan evaluasi secara
terus menerus.
Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode
yaitu : tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan kondisi, fasilitas yang tersedia dan
kebaikan atau kelemahan suatu metode.
Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi pembelajaran, dalam
pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Metode dapat membangkitkan motifasi, minat dan gairah belajar murid.
2. Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
3. Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi murid.
4. Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
5. Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
6. Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.

Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran


agama Islam yaitu : Metode ceramah, metode diskusi, metode resitasi ( pemberian tugas ),
metode demonstrasi, metode kerja kelompok, metode sosiodrama, metode tanya jawab dan
metode proyek. Beberapa metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode yang
sering digunakan dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam antara lain :

1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara mengajar dengan penuturan secara lisan tentang suatu bahan
pelajaran yang telah ditetapkan dan dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar,
potret, barang tiruan, film dan sebagainya. Jelaslah bahwa pada metode ini aktifitas

10
ditekankan pada guru, maka guru harus mampu memilih kata-kata sedemikian rupa sehingga
dengan suara yang cukup terang dapat dimengerti dan menarik perhatian siswa. Adapun
siswa dalam metode ini adalah pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat agar dapat
mengambil kesimpulan tanpa memikirkan bahwa ada masalah dalam pelajaran tersebut.
a. Keunggulan metode ceramah
 Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas
yang sama , sehingga pendidik dapat mengawasinya sekaligus
   Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang
singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus
 Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan waktu yang singkat dapat
diuraikan bahan yang banyak
   Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak membutuhkan alat-alat yang begitu
banyak
b. Kelemahan metode ceramah
 Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap siswa terhadap materi
pelajaran.
 Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk konsep-konsep lain dari kata-kata
yang dimaksudkan.
 Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan kecakapan guna
mengeluarkan pendapatnya sendiri
 Murid sukar mengkonsentrasikan perhatian
Metode ceramah ini banyak digunakan oleh para Rasul dalam menyampaikan
dakwahnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya sebelum Nabi Musa as. Menjalankan misi
dakwahnya, beliau berdo’a sebagaimana dalam surat Thaha ayat 25-28.
Yang Artinya : “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan
mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka
mengerti perkataanku “ ( Q.S.Thaha : 25-28 ).

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab ialah menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan guru bertanya
dan siswa menjawab pertanyaan guru. Pada umumnya metode ini sebagai selingan dalam
proses belajar mengajar, dalam metode ini paling tidak ada dua hikmah, yaitu :

11
a. Memberikan kesempatan bertanya yang mengandung latihan keberanian bertanya.
b. Sebagai salah satu teknik untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar.
Dengan demikian terbuka pintu jalur dua arah yaitu dari guru kepada siswa dan
sebaliknya.
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang dapat membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah. Guru dapat memperoleh
gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah
diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya, tetapi mereka akan
berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-
waktu mereka akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan secara umum apakah
siswa yang mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan sudah dapat memahami
materi pelajaran yang telah dipelajari.  Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat
penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun teratur dan terarah
dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat;
a. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap masalah yang
diberikan.
c. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi murid.
d. Menentukan perhatian bagi murid terhadap masalah yang sudah dibahas.

Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak hanya melalui guru yang senantiasa
berbicara, tetapi juga mencakup jawaban pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-
ide dari pihak murid.
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau
siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa menjawab dan siswa bertanya guru menjawab.
Metode tanya jawab mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Drs. Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan Agama, kelebihan
metode tanya jawab yaitu :

12
a. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang belum dikuasai
oleh murid.
b. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan pendapatnya
dengan lisan secara teratur.
c. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan pelajaran yang
sulit dikuasai.
d. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan menyampaikan pikirannya
dengan berbicara dan murid bertanya atau memberikan penjelasan.

Adapun kelemahan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut :


 Waktu yang dipergunakan kadang-kadang tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh,
karena jika terjadi perbedaan pendapat akan lama menyelesaikannya.
   Bisa menimbulkan penyimpangan pokok bahasan bila terjadi jawaban yang
menarik perhatian tetapi bukan merupakan sasaran yang menjadi tujuan.
 Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari beberapa aspek tidak menggambarkan
keseluruhan.

3. Metode Diskusi
Yaitu metode pengajaran melalui kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk
mengambil kesimpulan. Dengan metode ini diharapkan keaktifan, kearifan serta kemampuan
peserta didik dalam bertanya, komentar, saran serta jawaban yang dibawah koordinasi
pengawasan pendidik melalui proses belajar mengajar guna mencapai tujuannya.
a. Keunggulan metode diskusi, yaitu :
 Suasana kelas akan hidup, sebab peserta didik mengarahkan pikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan
 Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis,
kritis, berfikir sistematis, sabar dan sebagainya
   Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami peserta didik, karena mereka
mengikuti proses berfikir sebelum pada kesimpulan
 Melatih peserta didik untuk berfikir matang sebelum mengemukakan pikiran
atau pendapatnya kepada umum.

13
b. Kelemahan metode diskusi, yaitu :
 Sering terdapat sebagian peserta didik tidak aktif
 Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktunya terlampau banyak
 Sering sebagai adu kemampuan dan pelampiasan emosi personal atau kelompok,
bila pendidik kurang menguasai masalahnya.

Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode diskusi dipergunakan


dalam pendidikan agama sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159 yang
Artinya : “ ... dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu ....“ ( Q.S.Ali Imran :
159 ).

4. Metode Pemberian Tugas ( Resitasi )


Yaitu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara siswa
dengan guru mengenai suatu persoalan atau problema yang harus diselesaikan dan dikuasai
oleh peserta didik dengan jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara peserta
didik dengan pendidik.
a. Keunggulan metode penugasan yaitu :
 Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
 Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah yang konstruktif .
 

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja dalam suasana
yang merdeka dan demokratis.
 Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.
b. Kelemahan metode penugasan, yaitu :
 Sering tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa dikerjakan oleh orang lain
sehingga siswa tidak tahu menahu tentang tugas tersebut.
 Apabila tugas tugas terlalu sering diberikan , ketenangan mental mereka akan
terganggu.
 Sukar memberikan tugas yang memenuhi dan sesuai dengan perbedaan masing-
masing individu
 Sering sekali siswa menyalin atau meniru pekerjaan teman-temannya tanpa belajar.

14
5. Metode Demontrasi
Yaitu suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal digantikan dengan
suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Metode ini digunakan bila
ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik.
a. Kelebihan metode demontrasi :
 Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses dengan penuh
perhatian 
 Memudahkan berbagai jenis penjelasan
 Menghindari verbalisme
 Memberikan keterampilan tertentu

b. Kelemahan metode demontrasi :


 Membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga mata pelajaran yang lain
kemungkinan bisa terganggu
 Tidak efektif bila terbatasnya sarana
 Terlalu sering mengadakan bisa menghalangi proses berfikir dengan gaya
abstraksinya
  Sukar dilaksanakan bila peserta didik tidak hadir sebagian.
Metode ini sering digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam
menerangkan atau menjelaskan tentang cara mengerjakan suatu ibadah seperti shalat,
berwudhu, haji dan sebagainya.

 Macam-macam Model Desain Pembelajaran PAI


 Joyce (2000) mengemukakan ada empat rumpun model pembelajaran yakni;3
1. Rumpun model interaksi sosial, yang lebih berorientasi pada kemampuan
memecahkan berbagai persoalan sosial keMasyarakat.
2. Model pemorosesan informasi, yakni rumpun pembelajaran yang lebih
berorientasi pada pengusaan disiiplin ilmu.
3. Model pengembangan pribadi, rumpun model ini lebih berorientasi pada
pengembangan kepribadian peserta belajar. Selanjutnya model

3
Joyce (2000)
15
4. Behaviorism Joyce (2000:28) yakni model yang berorientasi pada perubahan
prilaku. Beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam, diantaranya adalah: model
classroom meeting, cooperative learning, integrated learning, constructive
learning, inquiry learning, dan quantum learning.4

H. Perbedaan Model-model Desain Pembelajaran PAI


a. Model Classroom Meeting Menurut Glasser dalam Moejiono (1991/1992: 155)
sekolah umumnya berhasil membina prilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya
sekolah gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Agar sekolah dapat
membina kehangatan hubungan antar pribadi, maka dipersyaratkan;5
1. guru memiliki rasa keterlibatan yang mendalam.
2. guru dan siswa harus berani menghadapi realitas, dan berani menolak prilaku
yang tidak bertanggung jawab.
3. siswa mau belajar cara-cara berprilaku yang lebih baik. Agar siswa dapat
membina kehangatan hubungan antara pribadi, guru perlu menggunakan strategi
mengajar yang khusus.
Karakteristik PAI salah satunya adalah untuk menghantarkan peserta didik agar
memiliki kepribadian yang hangat, tegas dan santun. Model pertemuan tatap muka
adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman diri
sendiri, dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok. Strategi mengajar
model ini mendorong siswa belajar secara aktif. Kelemahan model ini terletak pada
kedalaman dan keluasan pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses,
sedangkan PAI di samping menekankan pada proses tetap
juga menekankan pada penguasan materi, sehingga materi perlu dikaji secara mendalam
agar dapat dipahami dan dihayati serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Model Cooperative Learning Untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama dan


memecahkan masalah dapat menggunakan model cooperative learning. Model ini
dikembangakan salah satunya oleh Robert E. Slavin (Johnson, 1990). Model ini

4
Behaviorism Joyce (2000:28)
5
Glasser dalam Moejiono (1991/1992: 155)
16
membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi, di mana satu kelompok terdiri
dari 4 atau 5 orang, masing-masing kelompok bertugas menyelesaikan/memecahkan
suatu permasalahan yang dipilih.. Beberapa karakteristik pendekatan cooperative
learning, antara lain:6
1. Individual Accountability, yaitu; bahwa setiap individu di dalam kelompok
mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentu-kan oleh
tanggung jawab setiap anggota.
2. Social Skills, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa
untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan
kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan
menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghor-mati hak orang
lain dan membentuk kesadaran sosial.
3. Positive Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling keter-
gantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif.
Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta anggota kelompok,
karena siswa berkolaborasi bukan berkompetensi.
4. Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh
kelompok secara bersama-sama.
Langkah-langkahnya:
1. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
2. Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi
kegiatan dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok kecil.
3. Dalam melakukan observasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok, dalam
pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan
belajar.
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
kerjanya.

6
Robert E. Slavin (Johnson, 1990)
17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Desain Pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan
isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara
guru dan peserta didik.
 Hakekat pembelajaran tidaklah asing di dunia pendidikan, pembelajaran
merupakan aktivitas utama yang berlangsung pada sekolah. Kegiatan
pembelajaran PAI melibatkan banyak komponen, yaitu pendidik, peserta didik,
metode, media, lingkungan, sarana dan prasarana tentu semua saling terkait.
 Pendidikan agama islam mempunyai pengertian sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami,menghayati,dan mengamalkan
agama islam melaliuin kegiatan bimbingan,pengajaran,atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama laindalam hubungan
kerukunan antara umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.
 Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Griggs (1974) hendaknya
mengndung tiga komponen yang di sebut dengan anchor point. Tujuan
pengajaran, Materi pengajaran/ bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar,
media pengajaran dan pengalaman belajar, Evaluasi keberhasilan
 Berbagai model deasain PAI yaitu: model ROPES Review, Review, Presentation,
Exsercise,Summary.
 Perbedaan Model desaian PAI, Model Classroom Meeting , Model
Cooperative ,Model Integrated Learning, Model Constructivist Learning, Model
Inquiry Learning.

18
DAFTAR PUSTAKA

Desain pembelajaran oleh prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd.

Perencanaan dan desain Sisitem pembelajaran oleh Prof.Dr.H.Wina Sanjaya, M.Pd.

Udin Saefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu

Pendekatan Komprehensif, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2006 )

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, (Bandung, Rosda Karya,2001).

Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2007) 

19

Anda mungkin juga menyukai