Makalah Infeksi Jamur Pada Rongga Mulut Anak
Makalah Infeksi Jamur Pada Rongga Mulut Anak
Makalah Infeksi Jamur Pada Rongga Mulut Anak
Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Willyanti Soewondo, drg., Sp.KGA (K)
Disusun Oleh:
Syarifah Muthia Ulfa (1604 2120 0010)
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB II........................................................................................................................................ 7
2.5 Diagnosis............................................................................................................................ 18
BAB IV .................................................................................................................................... 24
SIMPULAN ............................................................................................................................. 24
2017; ........................................................................................................................................ 25
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
secara dramatis karena berbagai faktor termasuk peningkatan kejadian diabetes, penggunaan
antibiotik spektrum luas dan agen imunosupresif secara luas, prosedur bedah invasif seperti
organ padat atau tulang, transplantasi sumsum dan munculnya virus imunodefisiensi pada
manusia (HIV). Sehubungan dengan ini, file insiden infeksi oportunistik - kandidosis oral
yang paling relevan secara klinis untuk profesional kesehatan gigi telah meningkat.1
Kandidiasis secara umum disebabkan oleh genus kandida. Genus tersebut bersifat
heterogen dan terdiri dari 200 spesies. Beberapa spesies bersifat patogen oportunistik
terhadap manusia, tetapi spesies yang lebih dominan adalah yang tidak menginfeksi manusia.
Sekitar 17 spesies kandida telah dilaporkan sebagai spesies patogen. Lebih dari 90% infeksi
yang invasif dikaitkan dengan lima spesies, yaitu Candida albicans, Candida glabrata,
Candida parapsilosis, Candida tropicalis, dan Candida krusei. Kandida berukuran kecil (4-6
µm), oval, berdinding tipis, yeast-like fungi yang berkembangbiak dengan tunas atau fusi.
Kandida berbentuk koloni halus, creamy white, dan mengkilat pada media kultur.2
Candida albicans adalah spesies yang paling ganas dan paling sering dijumpai. C.
melalui pelepasan faktor virulensinya, termasuk pelekatan ke sel inang, transisi morfologis,
sifat hidrofobik dan sekresi enzim hydrolitik. Faktor utama dari virulensi C. albicans adalah
yang diderita secara menyeluruh. Metode diagnosis tambahan seperti biopsy dan kultur
mikrobiologi (agar Sabaouraud dextrose dan media kromogenik) sangat membantu dalam
menegakan diagnosis. Penanganan kandidiasis oral harus mengarah pada identifikasi faktor-
faktor yang mendasari penyebab terjadinya penyakit melalui pemeriksaan klinis dan riwayat
penyakit pasien. Jika perubahan atau koreksi dari faktor predisposisi tidak
Oleh sebab itu, makalah ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang
etiologi, presentasi klinis, diagnosis, dan strategi manajemen kandidosis oral pada anak-anak
Adapun faktor resiko yang mempengaruhi dari infeksi dari kandidiasis oral yaitu
faktor patogen jamur kandida yang mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi
aerobik maupun anaerobik. Selain kandida mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi
adhesi terhadap dinding sel epitel seperti mannose, reseptor C3d, mannoprotein dan
Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga kemampuan adhesi dengan fibronektin host
juga berperan penting terhadap inisial dari infeksi ini, faktor host seperti faktor lokal fungsi
kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari kandidiasis oral. Sekresi
saliva menyebabkan lemahnya dan mengbersihkan berbagai organisme dari mukosa. Pada
saliva terdapat berbagai protein-protein antimikrobial seperti laktoferin, sialoperoksidase,
lisosim, dan antibodi antikandida yang spesifik.
2.2 Epidemiologi
Kolonisasi kandida di rongga mulut dilaporkan tersering saat usia minggu ke empat
kelahiran sebanyak 79%, tetapi dapat ditemukan pada hari pertama kelahiran yaitu sebanyak
7% dan usia satu minggu 4 setelah kelahiran sebanyak 37%. Lokasi utama kontak dengan
kandida pada bayi baru lahir adalah mukokutan, termasuk saluran pencernaan, pernapasan,
dan kulit. Secara umum kolonisasi kandida pada saluran pencernaan muncul pertama kali
pada minggu pertama setelah lahir. Kolonisasi kandida muncul pada awal kehidupan bersama
dengan bakteri aerob dan anaerob. Pada saluran pencernaan, kandida ditemukan mulai pada
kavum oral hingga rektum. C.albicans merupakan flora normal pada saluran pencernaan
tetapi bukan flora normal kulit.2
Adapun faktor resiko yang mempengaruhi dari infeksi dari kandidiasis oral yaitu: 1.
Faktor Patogen Jamur kandida mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi
aerobik maupun anaerobik. Selain itu jamur kandida mempunyai faktor-faktor yang
mempengaruhi adhesi terhadap dinding sel epitel seperti mannose, reseptor C3d,
mannoprotein dan Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga kemampuan adhesi dengan
fibronektin host juga berperan penting terhadap inisial dari infeksi ini. 4 2. Faktor Host a.
Faktor lokal Fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari
kandidiasis oral. Sekresi saliva menyebabkan lemahnya dan mengbersihkan berbagai
organisme dari mukosa. Pada saliva terdapat berbagai protein-protein antimikrobial seperti
laktoferin, sialoperoksidase, lisosim, dan antibodi antikandida yang spesifik.5 Penggunaan
obat-obatan seperti obat inhalasi steroid menunjukan peningkatan resiko dari infeksi
kandidiasis oral. Hal ini disebabkan tersupresinya imunitas selular dan fagositosis.6
Penggunaan gigi palsu merupakan faktor predisposisi infeksi kandidiasis oral. Penggunaan
ini menyebabkan terbentuknya lingkungan mikro yang memudahkan berkembangnya jamur
kandida dalam keadaan PH rendah, oksigen rendah, dan lingkungan anaerobik. Penggunaan
ini pula meningkatkan kemampuan adhesi dari jamur ini.7 b. Faktor sistemik Penggunaan
obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dapat mempengaruhi flora lokal oral sehingga
menciptakan lingkungan yang sesuai untuk jamur kandida berprolif3erasi. Penghentian obat-
obatan ini akan mengurangi dari infeksi jamur kandida. Obat-obatan lain seperti agen
antineoplastik yang bersifat imunosupresi juga mempengaruhi dari perkembangan jamur
kandida.8 Beberapa faktor lain yang menjadi predisposisi dari infeki kandidiasis oral adalah
merokok, diabetes, sindrom Cushing’s serta infeksi HIV.4
Faktor predisposisi kandidiasis secara umum meliputi: faktor mekanik yaitu trauma,
oklusi lokal, kelembapan, maserasi, bebat oklusif; faktor nutrisi yaitu avitaminosis,
kekurangan zat besi, dan malnutrisi; faktor perubahan fisiologis yaitu umur ekstrim; faktor
penyakit sistemik yaitu sindroma Down, akrodermatitis enteropatika, penyakit endokrin
(diabetes melitus, hipoadrenalisme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme); imunodefisiensi, dan
faktor iatrogenik yaitu penggunaan kateter dan jalur intravena, radiasi X-ray, obat-obatan
(glukokortikoid, agen imunosupresif, 5 antibiotik). Manifestasi klinis kandidiasis mukokutan
pada bayi antara lain kandidiasis orofaring (thrush), ruam popok, kandidiasis kongenital, dan
kandidiasis 4 fungal invasif2.
Rongga mulut bukan lingkungan yang homogen untuk pertumbuhan Candida, karena
ada perbedaan lokasi seperti daerah palatum, gingival, dorsum lidah, permukaan gigi dan
pipi. Selain itu rongga mulut juga memiliki peran biologis yang mendukung pertumbuhan
komunitas mikroba yang berbeda.Umumnya Candida ditemukan dalam bentuk sel ragi.
Prevalensi Candida pada rongga mulut orang sehat berkisar antara 2-71%. Keberadaan
Candida dalam rongga mulut terjadi melalui beberapa tahapan yaitu akuisisi Candida dari
lingkungan, stabilitas pertumbuhan, perlekatan dan penetrasi Candida dalam jaringan.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh kemampuan melekat (adesi) pada sel epitel mukosa dan
perangkat virulen Candida yang bersifat imunosupresif sehingga jamur dapat bertahan
terhadap mekanisme eliminasi hospes. Adesi merupakan interaksi antara sel epitel hospes
dengan sel jamur, yang dapat terjadi secara spesifik maupun nonspesifik dan merupakan
langkah awal pertumbuhan, kolonisasi dan kemudian infeksi. Adesi sel Candida terjadi pada
beberapa tipe sel hospes seperti epitel, endotel dan fagosit. Perangkat virulensi Candida
meliputi kemampuan mengubah bentuk dari ragi menjadi pseudohifa atau hifa, formasi
biofilm dan enzim hidrolitik seperti proteinase aspartil dan fosfolifase. Faktor tersebut
memberikan kontribusi dalam menimbulkan dan mempertahankan infeksi. Stabilitas
pertumbuhan dan perlekatan Candida dalam rongga mulut dipengaruhi oleh jumlah saliva
yang dapat mempengaruhi kemampuan pengikatan Candida pada permukaan epitel. pH
saliva yang rendah dapat meningkatkan pertumbuhan dan kolonisasi Candida. Candida akan
memproduksi mannoprotein bila terdapat glukosa. Mannoprotein dibentuk pada lapisan
permukaan yang diketahui dapat meningkatkan daya adesi.6
sampai rasa kering dan sakit pada mulut, rasa terbakar pada mukosa membran dan lidah,
serta disfagia. Pada bayi yang tidak dapat mengungkapkan gejala yang dirasakan dapat
menunjukkan gejala kesulitan menelan dan menolak untuk makan karena tidak nyaman.
Terdapat empat bentuk kandidiasis oral primer yaitu : Bentuk akut, bentuk kronis,
lesi berhubungan dengan candida, dan lesi primer keratinisasi yang terinfeksi candida
Bentuk penyakit ini adalah yang paling umum di individu dengan gangguan
kekebalan tubuh seperti bayi, lansia, mereka yang mendapat terapi antibiotik
kortikosteroid atau spektrum luas jangka panjang, mereka dengan penyakit dasar yang
parah kondisi seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik, leukemia, dan
infeksi HIV / AIDS. Hal ini ditandai dengan menyerupai plak berwarna krem keputihan
dadih susu di lidah, langit-langit dan mukosa bukal. Lesi bisa dihapus dari permukaan
mukosa eritematosa yang bisa mengeluarkan sedikit darah. Plak terdiri dari bahan
nekrotik, sel epitel deskuamasi, fibrin, sel ragi dan hifa, sisa makanan, dan bakteri1.
Gambar 2.4 Candidosis pseudomembran akut pada bayi
Gambar 2.5 Candidosis pseudomembran kronis pada pasien yang menggunakan steroid
inhaler untuk penanganan asma1
Varian ini, sebelumnya dikenal sebagai ‘antibiotic sore mouth’, terutama terkait
dan palatum, dan lebih jarang di mukosa bukal. Candidosis eritematosa adalah satu-
satunya bentuk kandidiasis oral yang menyebabkan rasa nyeri secara konsisten.Varian
ini kadang-kadang disebut sebagai “atrofi candidosis ”. Karena area kemerahan dapat
disebabkan tidak hanya oleh berkurangnya epitel ketebalan (atrofi) tetapi juga oleh
peningkatan vaskularisasi. Oleh karena itu digunakan istilah “erythematous” yang
artinya merah / memerah yang lebih sering dipakai. Kandidiasis ini menyebabkan rasa
terbakar1
berbatas tegas, sedikit meningkat, homogen atau nodular melekat plak putih yang tidak
bisa dihapus. Lokasi paling umum adalah pada ‘commisural mukosa bukal, dan lebih
jarang dorsum lidah. Mengenali jenis lesi tersebut sangat penting karena kondisi
tiruan. Lesi berupa eritema pada area yang berkontak dengan gigi tiruan. Kondisi ini
biasanya asimptomatik. Namun, pasien bisa mengeluhkan ‘slight soreness atau rasa
terbakar. Denture stomatitis biasanya berhubungan dengan angular cheilitis dan median
rhomboid glositis1
Menurut Salerno dkk, 2011 , denture stomatitis dibagi tiga tipe secara klinis, yaitu
papila filiform berbentuk elips atau rhomboid yang berlokasi pada midline dorsum lidah
sebelah anterior dari papila sirkumvalata. Meskipun median rhomboid glositis dianggap
sebagai anomali perkembangan, namun bukti terbaru menunjukkan bahwa hal tersebut
denture stomatits. Selain itu faktor nutrisi memegang peranan dalam ketahanan jaringan
inang, seperti defisiensi vitamin B1 2, asam folat dan zat besi, hal ini akan
karena terjadi inflamasi pada sudut mulut (commisure), terlihat pecah - pecah atau
berfissure.1
organisme tersebut adalah organisme sekunder. Pada pasien dengan lichen planus, lesi
sering terinfeksi oleh Candida. Penyebab infeksi sekunder ini adalah perubahan struktur
permukaan epitel atau alterasi respon sel pertahanan tubuh yang melawan Candida
albicans1
mukosa yang persisten maupun rekuren. CMC berhubungan dengan defek pada sel
pertahanan tubuh terhadap antigen candida saja maupun karena defek yang merupakan
bagian dari abnormalitas imun secara umum. CMC biasanya berhubungan dengan
Penegakan diagnosis kandidosis oral umumnya didasarkan tanda dan gejala klinis,
dan bisa didukung oleh tes tambahan seperti sitologi eksfoliatif, kultur dan biopsi.
Manajemen harus didasarkan pada riwayat kesehatan pasien, presentasi klinis dan gejala.
Dalam kasus kegagalan untuk menanggapi antijamur topikal terapi, terapi antijamur sistemik
predisposisi yang tidak terdiagnosis. Kepatuhan pasien terhadap terapi antijamur harus
Infeksi jamur pada anak dapat bermanifestasi pada rongga mulut, yang paling sering
terjadi adalah infeksi Candida albicans. Pada awalnya, jamur jenis ini merupakan flora
normal pada kulit. Namun ketika terjadi ketidakseimbangan mikroflora dalam rongga mulut,
maka terjadilah infeksi. Untuk mencapai keefektifan terapi diperlukan penegakan diagnosa
yang tepat. Riwayat, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang dapat sangat membantu
dalam menegakkan diagnosa. Selain itu diperlukan juga pengetahuan yang baik tentang
terapi antibiotik. Dibutuhkan komunikasi yang baik dengan dokter umum selama perawatan.1
BAB III
infeksi sementara, dan mungkin terjadi infeksi jamur kembali. Oleh karena itu
pencatatan riwayat medis dan gigi merupakan proses penting. Tujuan pengobatan anti
jamur adalah :
seperti kondisi defisiensi nutrisi (Zat besi, asam folat, vitamin B12), Diabetes mellitus,
dan defisiensi imun. Obat-obatan yang dapt menyebabkan infeksi jamur harus diketahui,
penyakit asma harus disertai berkumur dengan air setelah penggunaan serta instruksi
kebersihan mulut yang jelas. Jika koreksi terhadap faktor predisposisi tidak dapat
dilakukan seperti pada kasus infeksi HIV atau perwatan imunosupresi pada pasien pasca
transplantasi, maka diperlukan obat antijamur. Obat anti jamur dipilih berdasarkan
beberapa faktor termasuk riwayat medis, gejala klinis, keparahan infeksi, dan metode
aplikasi obat yang memungkinkan. Klasifikasi obat anti jamur berdasarkan target kerja.
1. Antibiotik
b. Heterocyclicbenzouran : griseofulvin
2. Antimetabolite: Flucytosine (5 –Fe)
3. Azoles
ketoconazole
4. Allylamine Terbinafine
dua jenis yaitu lini primer atau pilihan pertama dan lini sekunder atau pilihan
kedua
mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan
permeabilitas membran sel. Sediaan berupa suspensi oral 100.000 U / 5ml dan bentuk
cream 100.000 U/g, dengan penggunaan secara topikal 4 kali sehari selama 2 menit
berkontak dengan jaringan kemudian dapat ditelan. Biasa digunakan untuk kasus
denture stomatitis. Tidak ada bukti interaksi obat dan efek samping
menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml) dapat digunakan sebanyak 3-
4 kali sehari
ergostrol. Tidak diindikasikan untuk infeksi sistemik. Mekanisme kerja sama dengan
miconazole, dengan bentuk sediannya berupa cream dan lozenges 10 mg, sehari 3 – 4
kali. Efek samping berupa rasa tidak nyaman di mulut, meningkatkan level enzim pada
Obat-obatan lini sekunder yang menjadi pilihan kedua yang biasa digunakan
P450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan sintesa ergosterol
dan selanjutnya terjadi ketidak normalan membran sel. Sediaan dalam bentuk gel oral
(20 mg/ml), digunakan 4 kali /hari setengah sendok makan, ditaruh diatas lidah
dengan cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan
permeabilitas membran sel, Obat ini dimetabolisme di hepar. Efek sampingnya berupa
mual / muntah, sakit kepala,parestesia dan rontok , serta memiliki interaksi obat
dengan obat antikoagulan. Sediaan dalam bentuk tablet 200mg. Dosis satu
eritema pada kulit. Mekanisme kerjanya dengan cara mempengaruhi Cytochrome P 450
sel jamur, sehingga terjadi perubahan membran sel . Absorpsi tidak dipengaruhi oleh
makanan. Sediaan dalam bentuk capsul 50,mg,100mg, 150mg dan 200mg single dose
dan intra vena. Kontra indikasi pada wanita hamil dan menyusui
Itrakonazole, adalah obat antijamur broad spectrum dan kontra indikasi bagi
wanita hamil dan pasien dengan penyakit hepar. Efektif untuk pengobatan kandidiasis
hari, bentuk sediaan suspensi (100-200 mg) / hari,selama 2 minggu. Efek samping obat
berupa gatal-gatal,pusing, sakit kepala, sakit di bagian perut, mual dan neuropathy
Pengobatan kandidiasis oral yang ringan dan lokal biasanya adalah terapi anti
jamur secara topikal. Nystatin adalah obat terpilih. Suspensi oral nystatin (100000
IU/ml) digunakan sebagai obat kumur selama 2 menit sebanyak 4 kali sehari kemudian
ditelan. Pasien tidak boleh makan dan minum selama 20 menit setelah menggunakan
suspensi oral nystatin. Alat intra oral seperti gigi tiruan harus dilepaskan selama
menggunakan obat kumur tersebut agar terdapat kontak obat dengan jaringan mulut
Suspensi oral nystatin mengandung sukrosa yang banyak sehingga pasien diberi
instruksi untuk menyikat gigi sebelum menggunakan nystatin. Nystatin oral tidak efektif
pada lesi kandida pada pasien kanker. Selain itu karena tingginya kandungan sukrosa,
nystatin juga kontra indikasi bagi pasien Diabetes Mellitus. Pada kasus-kasus tersebut
suspensi oral Fluconazole (5mg/ml) dapat dipilih. Beberapa obat kumur seperti
chlorhexidine gluconate, trichlosan, dan essential oils menunjukkan aktivitas anti jamur.
pengobatan anti jamur. Namun ada penelitian yang menunjukkan penurunan efektifitas
chlorhexidine gluconate
Jadwal kontrol dilakukan 3 -7 hari setelah dimulai pengobatan antijamur. Durasi
pengobatan bervariasi antara 7-14 hari, dengan terapi dilanjutkan hingga 2-3 hari gejala
klinis hilang sedangkan menurut rao terapi dilanjutkan hingga 2 minggu sejak lesi
imunosupresi dari penyakit sistemik yang belum terdiagnosa. Pada kasus ini,
SIMPULAN
Infeksi jamur pada jaringan lunak rongga mulut anak merupakan infeksi yang umum
terjadi pada anak. Dokter gigi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis dan
manajemen penyakit jamur pada pada jaringan lunak rongga mulut anak. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan yang memadai dalam mengenali berbagai bentuk infeksi mulut karena
Candida dan non- Candida, yang merupakan tanda melemahnya kekebalan tubuh. Pengetahuan
memadai dari dokter gigi juga diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis dini,
pengobatan yang tepat, dan pencegahan penyebaran penyakit sehingga mengurangi kematian
pada anak.
Riwayat, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang dapat sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa. Selain itu diperlukan juga pengetahuan yang baik tentang terapi antibiotik
serta dibutuhkan komunikasi yang baik dengan dokter umum selama perawatan agar tercapai