Strategi Pembelajaran Ekspositori-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran”

DOSEN PENGAMPU
Dr. USMAN, S.Ag, M.Ag

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD IRSAN 17.1100.085
ASRULLAH 18.1100.074
ARSY.M 2020203886208032
ASRUNI RIANTINI 2020203886208033
M. GUNAWAN 2020203886208034
A. RIFALDI TEGAR 2020203886208035

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat
limpahan Rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kita masih diberi kesehatan serta umur yang
panjang. Tak lupa pula shalawat dan salam kita kirimkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai suri tauladan ummat manusia sepanjang
zaman hingga hari Kiamat.
Alhamdulillah ‘alaa kulli haal atas izin Allah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Strategi Pembelajaran Ekspositori”. Makalah ini di susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan pembaca serta penulis mengenai Strategi Pembelajaran
Ekspositori.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Dr. Usman, S.Ag, M.Ag
selaku dosen pengampuh mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada bidang yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini hingga selesai.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga masih membutuhkan banyak perbaikan, maka dari itu saran dan masukan yang
bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan dalam penyusunan makalah
berikutnya.

Pinrang, 7 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
memikirkan keterampilan. Proses pembelajaran di kelas menitikberatkan pada
kemampuan anak dalam menghafal informasi tanpa harus memahami informasi yang
diingatnya untuk mengaitkannya dengan kebiasaan sehari-hari. Hal ini dikarenakan
strategi pembelajaran yang digunakan tidak tepat dalam semua proses pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu, strategi untuk proses pembelajaran dan pencapaiannya menjadi
penting. Meskipun kata strategi pada awalnya hanya digunakan di dunia militer, yang
didefinisikan sebagai cara menggunakan semua kekuatan militer untuk memenangkan
perang. Dewasa ini strategi digunakan dalam proses pembelajaran agar rancangan
kegiatan yang tertib dapat dilaksanakan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi
pembelajaran berisi rangkaian atau rencana kegiatan yang dirancang dan diartikulasikan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah memiliki metode dan sarana yang digunakan
sesuai dengan keadaan lingkungan belajar.
Dalam makalah ini, strategi pembelajaran ekspositori dibahas. Strategi ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses seorang pendidik (guru)
memberikan materi secara lisan kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
tersebut memiliki penguasaan materi sebaik mungkin. Karena guru pada dasarnya adalah
seseorang yang menjalankan jaringan pembelajaran. Pada tingkat pembelajaran yang
lebih tinggi, siswa tidak selalu harus mengalami ini sendiri. Siswa akan dapat dan lebih
efisien untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Di antara sekolah psikologi belajar, teori behavioristik adalah yang paling
berpengaruh dalam strategi pembelajaran ekspositori. Aliran ini menggaris bawahi
pemahaman bahwa perilaku manusia pada hakikatnya berkaitan dengan stimulus dan
respon. Oleh karena itu, peran guru yang stimulus merupakan faktor penting.1

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apa saja prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori?
4. Apa saja upaya yang dilakukan untuk pemecahan kasus pembelajarannya?
1
http://maribelajarrrr.blogspot.com/2017/06/makalah-Strategi-pembelajaran-Ekspositori.html di akses pada 7
Oktober
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk pemecahan kasus pembelajarannya.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar pembaca dapat mengetahui, memahami serta membuka wawasan mengenai
konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Agar pembaca dapat mengetahui, memahami serta membuka wawasan mengenai
prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori.
3. Agar pembaca dapat mengetahui, memahami serta membuka wawasan mengenai
keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori.
4. Agar pembaca dapat mengetahui, memahami serta membuka wawasan mengenai
upaya yang dilakukan untuk pemecahan kasus pembelajarannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


A. Pengertian dan Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampain materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan
maksud agar siswa mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy killen menamakan
strategi ini dengan istilah pembelajaran langsung, karena dalam strategi ini materi
pelajaran langsung disampaiakan oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi itu.2
Perbedaan strategi ekspositori dengan metode ceramah seperti yang dikatakan Wina
Sanjaya adalah dalam strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus tanya
jawab bahkan diskusi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, termasuk dengan
media pembelajaran.3
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :
a) Menurut Wina Sanjaya, ”Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara
strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur. Materi
pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah
menyimakdan mendengarkan materi yang disampaikan guru.
b) Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “Strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.
Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi “chalk and talk”.

B. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori


Menurut Majid (2013:216) Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori
diantaranya:

 Strategi pembelajaran ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran


secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan
strategi ini. Pleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan metode
ceramah.
 Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut
siswa untuk berfikir ulang.

2
Dr. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (jakarta: Kencana, 2009) h. 299
3
Ibid . h. 187
 Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat


memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositorimerupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Dikatakan demikian karena
dalam strategi guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan tersebut dapat dikuasai siswa dengan baik.

Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:


1. Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitanya dengan yang akan dan
harus dipelajari siswa (overview).
2. Apabila guru menginginkan agar iswa mempunyai gaya model intelktual tertentu,
misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat
mengunkapaknnya kembali manakala diperlukan.
3. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipersentasikan.
4. Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
5.  Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu

untuk kegiatan praktik.


6.  Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu

menjelaskan untuk seluruh siswa.


7. Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan rendah.
8. Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan untuk menggunakan
strategi yang berpusat pada siswa.
9. Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.

C. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang di anggap lebih baik dibandingkan
dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah di tentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama pengggunaan strategi
pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.

Dalam menerapkan strategi pembelajaran ekspositori, ada prinsip yang harus dipatuhi
oleh setiap guru, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan
Meskipun pemberian materi, pelajaran, merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah, bukan berarti proses pemberian
materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang menjadi pertimbangan
terpenting dalam penggunaan strategi ini . Oleh karena itu, sebelum strategi
diterapkan, guru harus terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas
dan terukur. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang terukur
berdasarkan kompetensi yang harus dicapai siswa.4
Hal ini sangat penting untuk memahami bagaimana tujuan khusus yang
memungkinkan kita dapat mengontrol efektivitas menerapkan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan menganalisis, mensintesis sesuatu, atau
dapat mengevaluasi sesuatu, tetapi itu tidak berarti tujuan berpikir tingkat bawah
harus dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus digunakan sebagai ukuran
bagaimana menggunakan strategi ekspositori.5
2. Prinsip komunikasi
Proses belajar bisa dikatakan sebagai proses komunikasi yang mengacu pada
proses penyampaian pesan dari satu orang (sumber pesan) ke seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan adalah bahan
pembelajaran yang terorganisir dan terstruktur sesuai dengan tujuan spesifik yang
ingin di capai. Dalam proses komunikasi, guru bertindak sebagai sumber pesan dan
siswa sebagai penerima pesan.
Di dalam komunikasi selalu terjadi, pengiriman pesan, (informasi) dari
sumber, pesan, ke penerima, pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif ketika pesan
dapat ditangkap oleh penerima pesan dengan utuh. Dan jika pesan tidak diterima
dengan benar, maka sistem komunikasi tidak efektif. Ekspositori Strateginya
menekankan pada proses pengiriman, oleh karena itu prinsip komunikasi sangat
penting untuk diperhatikan.6
3. Prinsip kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme "kesiapan" adalah salah satu hukum
belajar. Inti belajar dari hukum ini adalah bahwa masing-masing individu bereaksi
dengan cepat dari semua rangsangan yang muncul manakala dalam dirinya sudah
memiliki kesiapan. sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap
stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat
kita tarik dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi setiap
stimulus yang diberikan, terlebih dahulu kita memosisikan mereka dalam keadaan
siap baik secara fisik maupun mental untuk menerima pelajaran.7
4. Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat ini,
akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala

4
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 148
5
Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 181
6
Ibid, hlm. 182
7
Suyadi, Op. Cit, hlm. 149
melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah
wawasan melalui belajar mandiri.8

2.2 Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori meliputi :
A. Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat tergantung dari
langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
1) Mengundang siswa keluar dari keadaan pikiran pasif.
2) Membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
3) Merangsang dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
4) Menciptakan suasana dan iklim belajar yang terbuka.9

Hal-hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan yaitu:


1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negative
Melalui sugesti yang positif, kekuatan dalam diri siswa dapat
membangkitkan dan mengatasi berbagai hambatan dalam pembelajaran.
Sebaliknya sugesti yang negative dapat mematikan semangat belajar siswa.

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai


Mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses
pembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan, siswa akan paham dengan apa
yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan
demikian tujuan merupakan pengikat baik bagi guru maupun siswa.

3) Bukalah file dalam otak siswa


Seperti halnya sebuah computer, data akan dapat disimpan manakala
sudah tersedia filenya. Begitu juga otak manusia, materi pelajaran akan bisa
ditangkap dan disimpan dalam memori jika sudah tersedia file atau kapling
yang sesuai. Artinya, sebelum kita menyampaikan materi pelajaran maka
terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswa agar materi bisa
cepat ditangkap.10

B. Penyajian (presentation)

8
Ibid, hlm. 149
9
Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 185
10
Ibid, hlm. 186
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap
dan dipahami oleh siswa.11
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk
keberhasilan presentasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
bahasa :
1. Bahasa yang dipakai harus komunikatif agar mudah dipahami.
2. Dalam penggunaan bahasa harus memperhatikan tingkat perkembangan
siswa.
2) Intonasi suara
Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan
nada suaranya, dan kapan ia harus melemahkan suaranya. Pengaturan nada
suara akan membuat perhatian siswa tetap terkontrol, sehingga tidak akan
mudah bosan.12
3) Menjaga kontak mata dengan siswa
Dalam proses penyajian materi pelajaran, kontak mata (eye contact)
merupakan hal yang sangat penting untuk membuat siswa tetap
memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata yang selamanya terjaga, siswa
bukan hanya akan merasa dihargai oleh guru, tetapi mereka seakan-akan
diajak terlibat dalam proses penyajian.
4) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga kelas agar
tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu.
Guru dapat memunculkan joke bila dirasakan siswa sudah kehilangan
konsentrasi yang bisa dilihat dari cara mereka duduk tidak tenang, cara mereka
memandang atau gejala-gejala perilaku tertentu.

C. Korelasi (correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Langkah korelasi dilakukan untuk member makna terhadap materi pelajaran.13

D. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang

11
Ibid, hlm. 187
12
Ibid, hlm. 188
13
Suyadi, Op. Cit, hlm. 155
sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa
akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian.

Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dengan cara


mengulang kembali int-inti materi yang menjadi pokok persoalan. Kedua, dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah
disampaikan. Ketiga, dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar materi
pokok-pokok materi.14

E. Mengaplikasikan (application)
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya dengan membuat
tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan dan dengan memberikan tes
yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.15

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori


A. Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi yang banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya : 16
1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru bias mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.

B. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di
antaranya : 17

14
Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 189
15
Ibid, hlm. 190
16
Ibid, hlm. 191
17
Suyadi, Op. Cit, hlm. 158-159
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang
tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
3. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur
(berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat
dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
4. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu
arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman
siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bias mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.
Memperhatikan beberapa kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam melaksanakan
strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi pelajaran yang
akan disampaikan maupun mengenai hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
kelancaran proses pembelajaran.

2.4 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaranya


Seperti yang kita ketahui bahwa metode ekspositori berbeda dengan metode
ceramah. Menurut Herman Hudoyo (1998:133)  metode ekspositori dapat meliputi gabungan
metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan metode peragaan.
Dan yang dikatakan oleh Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan metode
ceramah. Dominasi guru, dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus
bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan, seperti di awal
pemebelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh
kasus di lapangan dan sebaginya.
            Kita bisa ambil contoh mata pelajaran IPS ekonomi terkait pembahasan tentang uang.
Didalam penerapan pembelajaran ekspositori guru memberikan informasi di awal
pembelajaran saja, atau bagian bagian yang memang diperlukan. Seperti halnya guru
menjelaskan tentang apa itu uang, sejarah dari uang, konsep dari uang dan prinsip dari uang
itu sendiri. selanjutnya guru bisa memberikan contoh melalui gambar yang ada dalam buku
cetak atau memperlihatkan uang sungguhan. dari situlah guru dapat memusatkan perhatian
siswa pada objek yang dibahas yaitu uang. Hal itu bisa memudahkan guru dalam menjelaskan
atau menyampaikan materi. guru juga bisa menggunakan siswa sebagai contoh jual beli
ketika belum adanya uang yaitu melalui barter, yang memungkinkan mereka
mempraktekannya.
Hal yang perlu diperhatikan, perlu adanya evaluasi terhadap materi. Guru
mengizinkan siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. apabila memang tidak ada
yang bertanya, guru bisa mengujinya dengan bertanya ke siswa untuk mengetahui alasan
siswa diam tidak ada yang bertanya itu karena memang sudah paham, atau bahkan sama
sekali tidak ada yang masuk. Ada beberapa alasan yang mungkin saja terjadi pada siswa yang
tidak mau bertanya atau ”diam”.
a) anak  tidak paham/tidak mengerti apa yang baru saja dijelaskan oleh guru.
b) anak benar-benar tidak tahu atau tidak paham apa yang ditanyakan
c) anak enggan bertanya karena tidak ada kesempatan untuk bertanya.
d) anak paham . mengerti benar apa yang telah didengarnya.
Selanjutnya tahap terahir bisa guru memberikan penugasan tentang materi yang baru saja
di sampaikannya. sehingga siswa tidak begitu saja melupakan materi yang sudah di
pelajarinya.  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan strategi ini
dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin.
Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai atau memahami tentang konsep dan prinsip
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru harus memahami
keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami
maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan
yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dan dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Strategi pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran optimal.
Adapun karakteristik dari strategi pembelajaran ekspositori adalah:
a) Strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal .
b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
c) Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Kemudian memerhatikan beberapa kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori
ini, maka sebaiknya dalam melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik
mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenal hal-hal lain yang dapat
memengaruhi kelancaran proses presentasi.

3.2 Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan serta juga
ketidaksempurnaan. Sehingga penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari pembaca
agar kedepannya penulis dapat menulis makalah di lain waktu dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (jakarta: Kencana, 2009) h. 299

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,


2013, hlm. 148

http://maribelajarrrr.blogspot.com/2017/06/makalah-Strategi-pembelajaran-
Ekspositori.html di akses pada 7 Oktober

Anda mungkin juga menyukai