Proposal MB Dwi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 68

1

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP KADAR


HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PADANG RATU LAMPUNG TENGAH

PROPOSAL SEKRIPSI

Disusun Oleh :
NAMA : DWI AYU AGUSTINA

NPM : 210102026P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANAN TERAPAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021
2

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP KADAR


HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PADANG RATU LAMPUNG TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI

DisusunOleh :

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan

NAMA : DWI AYU AGUSTINA


NPM : 210102026P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANAN TERAPAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021

ii
3

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi :
PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP KADAR
HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PADANG RATU LAMPUNG TENGAH
NAMA : DWI AYU AGUSTINA
NPM : 210102026P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal

Pringsewu, Oktober 2021


Pembimbing

(Riona Sanjaya, SST., M.Keb)

iii
4

KATA PENGANTAR

Bissmillahhirrohmannirrohim...... Alahamdulillah segala Nikmat dan


Hidayahnya yang tiada tara penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagaimana
penulis mampu menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik dengan
judul“Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Hb Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah”. Pada
kesempatan ini perkenankan peneliti menghaturkan rasa terimakasih kepada
bapak /ibu yang terhormat :
1. Sukarni, SST., M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep., Ns., MAN, selaku Rektor Universitas Aisyah
Lampung
3. Wiwi Febriani, SGz., M.Si, selaku Dekan Universitas Aisyah Pringsewu
Lampung,
4. Septika Yani Veronica, SST., M.Tr.Keb selaku Kepala Program Studi DIV
Kebidanan
5. Riona Sanjaya, SST., M.Keb, selaku pembimbing saya yang senantiasa
memberi arahan dan masukan kepada saya.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak dari
kekurangan untuk dan masih butuh masukan, penulis mengharapkan masukan
serta sasaran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT
senantiasa melindungi kita semua.

Pringsewu, Oktober 2021

Penulis
5

DAFTAR ISI
iv
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
E. Ruang Lingkup...................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Uraian Teori ......................................................................................... 10
B. Maslah Gizi Pada Ibu Hamil ................................................................ 11
C. Konsep Dasar Kacang Hijau ................................................................ 32
D. Penelitian Terkait.................................................................................. 36
E. Kerangka Teori..................................................................................... 40
F. Kerangka Konsep.................................................................................. 41
G. Hipotesis............................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...................................................................................... 42
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................. 42
C. Rancangan Penelitian............................................................................ 42
D. Subjek Penelitian ................................................................................ 43
E. Variabel Penelitian ............................................................................... 44
F. Definisi Operasional............................................................................. 45
G. Instrumen Penelitian............................................................................. 45
H. Teknik Pengumpulan data..................................................................... 45
I. Pengolahan Data................................................................................... 46
J. Aanalisa Data........................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
6

DAFTAR TABEL
v Halaman

Tabel 3.1 Definisi Oprasional ........................................................................... 45


7

DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 40
Gambar 2.2Kerangka Konsep ........................................................................... 41

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia

pada ibu hamil disebut potensial membahayakan ibu dan anak. Oleh

karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2013).

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya

berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya

didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan

pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml. Pada

wanita usia subur Hb < 12,0 g/dl dikatakan anemia, sedangkan pada ibu

hamil dikatakan anemia bila Hb < 11,0 g/dl. Anemia kehamilan

merupakan peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan

mengencerkan darah (hemodilusi) yang dapat tercermin sebagai anemia.

Anemia kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi

(Putri & Hastina, 2020).

Data World Health Organization  (WHO) tahun 2020, angka

prevalensi anemia masih tinggi,yaitu secara global prevalensi anemia pada

ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 48,9%. Prevalensi anemia pada

ibu hamil di perkirakan di Asia sebesar 49,9%, Afrika 69,1%, Amerika


2

39,1% dan Eropa 36,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar 43%

kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan

anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan

akut, bahkan, jarak keduanya saling berinteraksi. (WHO, 2020).

Angka kejadian anemia kehamilan diIndoensia tahun 2020 mengalami

peningkatan dari tahun 2019 dengan jumlah anemia kehamilan 48,9% ibu

hamil mengalami anemia selama tahun 2019 pada kelompok umur 15-24

tahun. Sedangkan pada tahun 2020 jumlah anemia kehamilan sebesar

62,1% ibu hamil mengalami anemia kehamilan (Kemenkes RI, 2020).

Anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung adalah sebesar 11,67%,

sedangkan prevalensi anemia dalam kehamilan di kota Bandar Lampung

sebesar 23,37%. Jika perempuan mengalami masalah anemia akan sangat

berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan. Perdarahan merupakan salah

satu faktor penyebab terbesar angka kematian ibu. (Buku Saku Kesehatan

Provinsi Lampung 2018).

Anemia pada kehamilan adalah kondisi dimana ibu hamil yang

mempunyai kadar Hb <11,00 gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb

<10,50 gr% pada trimester II karena ada perbedaan hemodilusi yang

terjadi pada trimester II (Pujiningsih, 2012).

Penyebab dari anemia yaitu karena keadaan dimana jumlah

hemoglobin (protein pengangkutan oksigen) kurang dari normal selama

kehamilan dimana tidak adekuatnya jumlah zat besi di dalam makanan

yang dikonsumsi ibu hamil serta kekurangan asam folat, vitamin B12, dan

Vitamin C. Selain itu penyebab lainnya adalah ibu hamil banyak


3

mengkonsumsi pangan yang mengandung zat yang dapat menghambat

penyerapan zat besi. Penghambat paling kuat dalam penyerapan zat besi

adalah senyawa polifenol seperti tanin dalam teh. Teh dapat menurunkan

absorbsi sampai 80%. Selain itu yang merupakan penghambat penyerapan

zat besi adalah kopi dan susu. Kebutuhan wanita hamil akan zat besi

meningkat 200-300% yang digunakan untuk pembentukan plasenta dan sel

darah merah. Perkiraan banyaknya zat besi yang diperlukan selama

kehamilan sebanyak 1.040 mg. Sebanyak 300 mg zat besi ditransfer ke

janin, dengan rincian 50-70 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg

untuk penambahan sel darah merah, dan 200 mg habis saat melahirkan

(Walyani, 2015).

Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0.8 mg

sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III yaitu

6,3 mg sehari (Arisman, 2010). Khusus masa kehamilan terutama trimester

III merupakan masa kritis dimana kebutuhan akan zat gizi meningkat. Jika

zat besi dalamdarah kurang maka kadar hemoglobin akan menurun yang

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin. Beberapa penelitian

menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil trimester akhir dan tingginya

angka anemia pada trimester III dapat mempengaruhi berat badan lahir

(Manuaba, 2013).

Anemia yang disebabkan kurang asupan makanan, kebutuhan Fe yang

meningkat, gangguan penyerapan Fe. Anemia yang biasa ditimbulkan

dengan gejala seperti mudah lelah, lesu, lemas, mata terasa kunang-

kunang, wajah tampak pucat, konjungtiva pucat, bibir pucat, kurang


4

bergairah, serta mengantuk. Yang biasa berdampak bahaya pada ibu hamil

seperti abortus, partus lama, infeksi, partus premature, serta perdarahan

pada postpartum. (Astria, 2019).

Pencegahan dan pengobatan anemia menurut Fatmah (2011) dapat

ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebabnya, jika

penyebabnya adalah masalah nutrisi, penilaian status gizi dibutuhkan

untuk mengidentifikasi nutrient yang berperan dalam kasus anemia.

Anemia gizi dapat disebabkan oleh berbagai macam nutrient penting pada

pembentukan hemoglobin. Defisiensi Fe yang umum terjadi di dunia

merupakan penyebab utama terjadinya anemia gizi, sehingga untuk

mencegah defisiensi Fe diperlukan asupan zat besi dan makanan yang

mengandung zat besi sesuai dengan kebutuhan seseorang.

Cara mengatasi kekurangan zat besi pada tubuh menurut Fatmah

(2011) dengan cara mengkonsumsi 60-120 mg Fe per hari dan

meningkatkan asupan makanan sumber Fe, selain itu menurut

Wirakusumah (2007) untuk mengatasi anemia perlu konsumsi bahan-

bahan pangan sumber zat besi, diantaranya daging, hati, ikan, susu,

yoghurt, kacang-kacangan, serta sayuran berwarna hijau

Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi

adalah kacang hijau (Phaseolus Radiatus L). Kacang hijau sangat

bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan menyusui, juga untuk menunjang

masa pertumbuhan anak. Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling

banyak terdapat pada embrio dan kulit bijinya, dengan kandungan zat besi

pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram kacang hijau (Astawan,
5

2011). Kacang Hijau merupakan sumber makanan yang mengandung

sumber protein, kaya serat, rendah karbohidrat, mengandung lemak sehat,

kaya vitamin vitamin seperti vitamin B lain, seperti riboslavin, B6, asam

pantothenat, serta niasin. Vitamin yang terkandung didalamnya membantu

meningkatkan energi dan metabolisme tubuh dan mineral kaya enzim

aktif. Berdasarkan penelitian Retnorini dkk (2017), Ada pengaruh

pemberian tablet Fe dan Sari kacang hijau terhadap kadar hemoglobin

pada ibu hamil (Retnorini, Widatiningsih , & Masin, 2017).

Kacang hijau selain memilikikan dungan zat besi, vitamin c, dan zat

sengyang berperan dalam penanganan anemia defisiensi besi. Kacang

hijau juga mengandung vitamin A sebesar 7 mcg dalam setengah

cangkirnya. Kekurangan vitamin A dapat memperburuk anemia defisiensi

besi. Pemberian suplementasi vitamin A memiliki efek menguntungkan

pada anemia defisiensi besi. Vitamin A memiliki banyak peran didalam

tubuh, antara lain untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel progenitor

eritrosit, imunitas tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi

seluruh jaringan. Interaksi vitamin A dengan zat besi bersifat sinergis

(Amirul, 2016).

Berdasarkan hasil survey awal yang di lakukan di wilayah kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah terdapat sebanyak ibu hamil

234 orang terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan September

2021, sedangkan ibu dengan kehamilan memasuki trimester tiga ada

sebanyak 102 ibu. Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan terhadap

102 ibu hamil ada sebanyak 32 ibu mengalami anemia ringan dan anemia
6

sedang. Kejadian anemia di wilayah Kerja Puskesmas Padang Ratu ini di

sebabkan karena ibu masih belum mengerti makanan yang baik bagi ibu

hamil dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi

vitamin dan nutrisi, ibu juga mengatakan sering lupa dalam mengkonsumsi

tablet besi, ibu juga belum mengerti bagaimana cara mengatasi anemia

dengan sumber makanan yang alami seperti kacang hijau kebanyakan ibu

hanya menganggap anemia hal yang biasa terjadi pada kehamilan. (Rekam

Medik PKM Padang Ratu, 2021)

Puskesmas Padang Ratu merupakan tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terletak di Lampung Tengah merupakan tempat

pelayanan KIA dengan jumlah ibu hamil. Bidan puskesmas mengatakan

seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilan nya di puskesmas telah

mendapatkan tablet Fe dan Vitamin C secara teratur. Hasil wawancara

kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya mengatakan sering

merasa lemas, mengantuk dan mudah lelah, sering merasakan sakit kepala

dan nyeri dada.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap

Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga Di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021?”


7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh

pemberian sari kacang hijau terhadap kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Trimester Ketiga Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Ratu Lampung

Tengah Tahun 2021”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap

kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga Di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021?

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui Rata-Rata kadar Hemoglobin ibu hamil

trimester tiga sebelum pemberian sari kacang hijau di Wilayah

Kerja Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

b. Untuk mengetahui rata-rata kadar Hemoglobin ibu hamil trimester

tiga setelah pemberian sari kacang hijau di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap

kadar Hemoglobin ibu hamil trimester tiga Di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh pemberian sari


8

kacang hijau terhadap kadar hb ibu hamil trimester ketiga.

2. Manfaat aplikatif

a. Bagi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Ratu

Memberikan informasi bagi ibu hamil terutama trimester III

tentang manfaat adri konsumsi Tablet Fe Dengan Kombinasi Sari

Kacang Hijau Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil untuk mencegah

terjadinya anemia kehamilan.

b. Bagi Puskesmas Padang Ratu

Penelitian ini bermanfaat untuk di jadikan bahan refrensi bagi

Puskemas Padang Ratu agar tetap memperhatin kondisi ibu hamil

dan melakukan tindakan untuk pencegahan anemia selama

kehamilan.

c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Mampu memberikan informasi dan refrensi terhadap institusi

terkait mengenai manfaat dari sari kacang hijau untuk mengatasi

anemia ringan pada ibu hamil

d. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan mampu di jadikan bahan refrensi dan sumber bacaan

bagi peneliti selanjutnya dan peneliti selanjutnya mampu

melakukan penelitian dengan variabel yang sama namun dengan

kombinasi lain.
9

E. Ruang Lingkup

Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu kuantitatif, dengan

rancangan penelitian Pra Eksperimental dengan pendekatan one group

pretes-postes design. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil

trimester tiga dengan anemia ringan, dengan sasaran memberikan

perbandingan bagaimanakadar Hemoglobin ibu hamil terimester tiga

sebelum dan sesudah di beri sari kacang hijau di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah dan penelitian ini akan di

lakukan pada bulan November 2021.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Teori

1. Kehamilan

Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan

didefinsikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 4 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan semester

ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). (Prawirohardjo, 2016)

Proses kehamilan merupakan matai rantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) oada uterus pembentukan

plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,

2013).

Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang rentan mengalami

masalah gizi antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan

Obesitas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan

yaitu diantaranya kebutuhan asupan gizi selama hamil. Kurangnya

asupan zat gizi pada ibu hamil dan masalah gizi pada ibu

menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin serta


11

meningkatkan resiko bayi mengalami BBLR. Status gizi dan

kesehatan ibu emrupakan salah satu periode kritis yang menentukan

status gizi balita atau yang disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK) yang dimulai dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari

kehidupan pertama bayi. Dampak yang ditimbulkan akibat gangguan

pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan bersifat

permanen dan berjangka panjang antara lain adalah stunting, resiko

mengalami penyakit tidak menular (PTM), dan kurang optimalnya

kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, perbaikan gizi melalui

asupan gizi selama hamil berperan penting dalam periode emas anak.

Kegiatan perbaikan gizi dan penanggulangan dalam masalah gizi pada

ibu hamil yang dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan yaitu

dengan memperbaiki status gizi ibu hamil melalui makanan tambahan

serta meminum tablet tambah darah selama minimal 90 tablet selama

kehamilan. (Kemenkes, 2013)

Parwiroharjo (2016) menyatakan anemia secara praktis

didefinisikan sebagai kadar Ht (Hematokrit), konsentrasi Hb

(Hemoglobin), atau hitung eritosit di bawah batas “normal”..

Umumnya ibu hamil dianggap anemi jika kadar hemoglobin di bawah

11 g/dl atau hemotrokit kurang dari 33%.

B. Masalah Gizi Pada Ibu hamil

Kebutuhan gizi dan kekurangan asupan dapat memicu terjadinya masalah

gizi pada ibu hamil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama

kehamilan diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk


12

setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi

sebelumnya. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil antara lain

adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Kurang Vitamin A (KVA) , dan

Anemia Defisiensi Besi (ADB).

1. Zat Besi

a. Pengertian

Peran dan fungsi zat besi antara lain adalah sebagai : unsur hemoglobin,

mioglobin dan beberapa enzim oksidatif. Terdapat dalam semua sel

tubuh, tetapi disimpan sebagai ferritin dalam hati, limpa dan sumsum

tulang, dan terutama dalam jaringan retikulo endotelial di dalam tubuh,

besi berfungsi untuk mentranspor oksigen dan elektron serta merupaka

bagiian terpadu berbagai reaksi enzim seperti pada rantai pernafasan.

Besi merupakan mineral mikro yang terbanyak dalam tubuh, yaitu

sekitar 3-5 gram atau 40-50 mg/kg berat badan (BB) laki-laki dewasa

dan 35-50 mg/kg BB wanita dewasa. Pada bayi baru lahir level besi

lebih tinggi, yaitu 70 mg/kg BB. Sebagian besar besi terikat oleh

protein dan hanya sebagian kecil saja yang berbentuk ion. Protein yang

mengikat besi tersbeut dibedakan menjaddi protein heme diet dan non

heme. Pada protein heme, besi terikat kuat pada gugus prostetik heme.

Contohnya adalah hemoglobin, mioglobin, sitokrom dan lain-lain.

Sedngkan pada protein non heme, besi terikat pada atom S dari residu

sistein. Contohnya aalah transferrin, ferritin, hemosiderin, dan lain-

lain.
13

b. Pembentukan Zat Besi

Sebelum besi mengalami metabolisme di dalam tubuh, terlebih dahulu

besi yang berasal dari makanan akan diabsoprsi oleh usus halus. Yang

dimaksud absorpsi disini tidak terbatas pada absorpsi besi dari makanan

ke sel-sel usus saja, namun juga absorpsi besi dari siklus darah ke sel-

sel lain. Absorpsi besi dari makanan terutama terjadi di usus halus.

Proses absorpsi besi oleh sel usus ada tiga tahap, yaitu perjalanan

melalui membran apikal atau mukosal (membran yang menghadap ke

lumen usus), melalui sitosol dan melalui membran basolateral atau

serosal (membran yang menghadap pembuluh darah).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Faktor yang mempengaruhi hemoglobin menurut diantaranya:

a) Usia

Usia anak-anak, orang tua, wanita, serta ibu hamil akan lebih

mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin. Pada anak-anak

dapat terjadi akibat pertumbuhan cepat tetapi tidak diimbangi

dengan asupan zat besi yang seimbang. Semakin bertambah usia

maka produksi sel darah merah semakin menurun karena terjadinya

penurunan fungsi fisiologis pada semua organ khususnya sumsum

tulang yang berfungsi memproduksi sel darah merah, selain itu

usiajuga mempengaruhi pola makan seseorang dalam

mengkonsumsi makanan sehari-hari (Sulistyoningsih, 2011).


14

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi kadar Hb dalam darah.

Umumnya kadar Hb perempuan lebih rawan dibandingkan laki-

laki,hal ini dapat disebabkan perempuan mengalami menstruasi

yang mengakibatkan zat besi banyak yang hilang (Proverawati,

2011).

c) Pola konsumsi makanan

Makanan merupakan komponen zat gizi dalam makanan yang

digunakan untuk menyusun terbentuknya hemoglobin diantaranya

zat besi dan protein. Konsumsi makanan yang berasaldari hewan

mempunyai kandungan protein dan zat besi yang cukup tinggi. Zat

besi merupakan mikronutrien essensial dalam memproduksi

hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke

jaringan tubuh untuk dieksresikan ke dalam saluran pernafasan.

Kecukupan besi adalah jumlah minimum besi yang berasal dari

makanan yang menyediakan cukup besi untuk setiap individu

sehingga dapat terhindar dari anemia defisiensi besi. Metabolisme

dalam tubuh, metabolisme besi dalam tubuh terdiridari proses

absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan

pengeluaran. Pemilihan pola konsumsi makanan seperti, jenis

makanan, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi dapat

berpengaruh terhadap nilai kadar Hb seseorang (Priyanti, 2020).


15

2. Anemia Pada Kehamilan

a. Pengertian

Anemia pada kehamilan adalah dimana kondisi ibu kadar

haemoglobin nya dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar

dibawah 10,5 gr% pada trimester II. Anemia defisiensi besi pada

wanita merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita

diseluruh dunia terutama dinegara berkembang (Susiloningtyas,

2012).

Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah

merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin

(Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes

RI, 2013). Menurut Adriyani (2012) anemia didefinisikan sebagai

suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah

dari pada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis

kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin

darah yang lebih rendah dari pada normal sebagai akibat

ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam

produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat

normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena

kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan

fungsi lain dalam tubuh terganggu.

Menurut Irianto (2014) selama kehamilan, wanita hamil

mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%,


16

tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada

kehamilan cukup tinggi (Priyanti, 2020).

b. Batasan Anemia

Tabel 2.1

Kadar Hemoglobin Sebagai Indikator Anemia

Kelompok umur Hemoglobin (gr/dL)


Anak umur 5 bulan sampai dengan 5 tahun <11
Anak umur 6 tahun sampai dengan 11 tahun <11,5
Anak umur 12 tahun sampai 14 tahun <12
Laki-laki dewasa <13
Wanita dewasa tidak hamil <12
Wanita dewasa hamil <12

Tabel 2.2
Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Status kehamilan Hemoglobin (g/dl)
Tidak hamil 12,0
Hamil
Trimester I 11,0
Trimester II 10,5
Trimester III 11,0

c. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Mochtar (2013) pada umumnya, penyebab anemia pada

kehamilan adalah:

a) Kurang zat besi

Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi

dari mengkonsumsi makanan saja, walaupun makanan yang

dikonsumsi memiliki kualitas yang baik ketersediaan zat besi yang

tinggi. Peningkatan kebutuhan zat besi meningkat karena

kehamilan. Sebagian kebutuhan zat besi dapat dipenuhi oleh

simpanan zat besi dan presentase zat besi yang diserap, namun
17

apabila simpanan zat besi rendah atau zat besi yang diserap sedikit

maka diperlukan suplemen preparat zat besi agar ibu hamil tidak

mengalami anemia (Prawirohardjo, 2016).

b) Ibu yang mempunyai penyakit kronik

Ibu yang memiliki penyakit kronik mengalami inflamasi yang

lama dan dapat mempengaruhi produksi sel darah merah yang

sehat. Ibu hamil dengan penyakit kronis lebih berisiko mengalami

anemia akibat inflamasi dan infeksi akut (Prawirohardjo, 2016).

c) Kehilangan banyak darah saat persalinan sebelumnya

Perdarahan yang hebat dan tiba-tiba seperti perdarahan saat

persalinan merupakan penyebab tersering terjadinya anemia, jika

kehilangan darah yang sebanyak, tubuh segera menarik cairan dari

jaringan diluar pembuluh darah agar darah dalam pembuluh darah

tetap tersedia. Banyak kehilangan darah saat persalinan akan

mengakibatkan anemia (Ananya, 2012). Dibutuhkan waktu untuk

memulihkan kondisi fisiologis ibu dan memenuhi cadangan zat

besi ibu hamil (Manuaba & Dkk, 2013).

d) Jarak kehamilan

Hasil penelitian dari (Manuaba & Dkk, 2013) menyatakan

kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1 sampai 3

anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak

kurang dari 2 tahun menunjukkan kematian maternal lebih banyak.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya


18

agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan

jarak yang terlalu dekat dapat menyebabkan resiko terjadi anemia

dalam kehamilan. Dibutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi

fisiologis ibu adalah dua tahun. Karena cadangan zat besi ibu

hamil belum pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin

yang dikandungnya (Manuaba & Dkk, 2013).

e) Paritas

Hasil penelitian Herlina (2013) menyatakan paritas merupakan

salah satu faktor penting dalam kejadian anemia pada ibu hamil.

Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko lebih besar

untuk mengalami anemia dibandingkan dengan paritas rendah.

Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran

(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

f) Ibu dengan hamil gemeli dan hidramnion

Derajat perubahan fisiologis maternal pada kehamilan gemeli

lebih besar dari pada dibandingkan kehamilan tunggal. Pada

kehamilan gemeli yang dikomplikasikan dengan hidramnion,

fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius

dan besar. Peningkatan volume darah juga lebih besar pada

kehamilan ini. Rata-rata kehilangan darah melalui persalinan

pervaginam juga lebih banyak (Wiknjosastro, 2013).


19

d. Fisiologis Anemia Pada Kehamilan

Anemia dalam suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal

umumnya berada pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria,

anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 13,5% gram/100 ml dam pada wanita sebagai hemoglobin

kurang dari 12,0 gram/100 ml (Proverawati, 2011).

Tubuh mengalami perubahan signifikan saat hamil jumlah

darah dalam tubuh meningkat sekita 20-30%, sehingga

memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin

untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih

banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin

membutuhkan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak

hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat

membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat

darap ekstra. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah

yang membawa oksigen ke sel-sel dalam tubuh (Proverawati,

2011)
20

e. Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan

Klasifikasi anemia pada kehamilan menurut Proverawati (2013)

adalah:

a) Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Diagnosa anemia defisiensi besi

dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang- kunang dan

keluhan mual muntah pada hamil muda. Pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachili,

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan

III. Klasifikasi anemia menurut kadar haemoglobin pada ibu hamil

menurut WHO (2011):

Hb ≥ 11,0 g/dL : Tidak Anemia

Hb 10,0 – 10,9 g/d : Anemia Ringan

Hb 7,0 – 9,9 g/dL : Anemia Sedang

Hb < 7,0 g/dL : Anemia Berat

b) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik dimana anemia disebabkan karena

defisiensi asam folat (Pterylgutamic Acid) dan defisiensi

vitamin B12 (Cyanocobalamin) walaupun jarang (Priyanti,

2020).
21

c) Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik dan aplastic adalah disebabkan oleh

hipofungsi sel-sel tulang, membentuk sel darah merah baru.

Untuk diagnosis memerlukan pemeriksaan darah fungsi

lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal, dan pemeriksaan

retikulosit (Priyanti, 2020).

d) Anemia Hemolitik

Gejala anemia hemolitik anatara lain adalah kelainan gambaran

darah, kelelahan, kelemahan, dampak organ vital. Anemia

hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran

sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada

pembuatannya (Priyanti, 2020).

f. Tanda Dan Gejala Anemia Pada Kehamilan

Bila kadar Hb <7gr% maka gejala tanda anemia akan jelas. Nilai

ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia

ibu hamil berdasarkan kriteria WHO 2012 ditetapkan 3 kategori

yaitu :

Normal : >11 gr/dl

Anemia ringan : 9-10 gr/dl

Anemia sedang : 7-8 gr/dl

Anemia berat : <7 gr/dl

Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah,

pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas
22

normal. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah

merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga

tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen

keseluruh jaringan. Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan

kadar hemoglobin, hemotrokrit, dan atau jumlah eritrosit dibawah

nilai normal (20-30%) yang mengakibatkan kadar hemoglobin dan

hematrokrit lebih rendah daripada keadaan tidak hamil (Tarwoto,

2015).

Sedangkan tanda-tanda anemia pada ibu hamil di antaranya yaitu:

1) Terjadinya peningkatann kecepatan denyut jantung karena tubuh

berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan

2) Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh

berusaha menyediakan lebih banyak oksigen pada darah

3) Pusing akibat kurangnya darah ke otak

4) Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ

termasuk otot jantung dan rangka

5) Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi

6) Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunn

saraf pusat

7) Penurunan kualitas rambut dan kulit


23

g. Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Kehamilan

Faktor-faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil

1) Faktor dasar

a) Sosial dan ekonomi

Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi

ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola konsumsi

pangan dan gizi yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya,

kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki pola

konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Kondisi ekonomi

seseorang sangat menentukan dalam penyediaan pangan dan

kualitas gizi. Apabila tingkat perekonomian seseorang baik

maka status gizinya akan baik dan sebalinya (Irianto, 2014).

b) Pengetahuan

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik berisiko

mengalami defisiensi zat besi sehingga tingkat pengetahuan

yang kurang tentang defisiensi zat besi akan berpengaruh

pada ibu hamil dalam perilaku kesehatan dan berakibat pada

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi

dikarenakan ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia

(Ruqiyah, 2013).

c) Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk

mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya


24

tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan

keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan

kesehatan keluarga (Priyanti, 2020).

d) Budaya

Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan

pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,

dijumpai banyak pola pantangan. Tahayul dan larangan yang

beragam yang didasarkan kepada kebudayaan dan daerah

yang berlainan di dunia, misalnya pada ibu hamil, ada

sebagian masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak

boleh makan ikan (Priyanti, 2020).

2) Faktor tidak langsung

a) Frekuensi Antenatal Care (ANC)

Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas

kesehatan dalam memelihara kehamilannya. Hal ini

bertujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengatahui

masalah yang timbul selama masa kehamilan sehingga

kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat sampai

persalinan. Pelayanan Antenatal Care (ANC) dapat

dipantau dengan pelaksanaan kunjungan ibu hamil dalam

memeriksakan kehamilannya. Standar dalam pelayanan

kunjungan ibu hamil paling sedikit 4 kali dengan distribusi

1 kali pada triwulan pertama (K1), 1 kali pada triwulan

kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (K4). Kegiatan yang


25

ada di pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil

yaitu petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang

informasi kehamilan seperti informasi gizi selama hamil

dan ibu diberi tablet tambah darah secara gratis serta

diberikan informasi tablet tambah darah tersebut yang

dapat memperkecil terjadinya anemia selama hamil

(Depkes RI, 2019).

b) Paritas

Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan

anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Ruqiyah, 2013).

semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan maka semakin banyak kehilangan zat besi dan

semakin menjadi anemia (Priyanti, 2020).

c) Umur ibu

Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada

kelompok umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut

kurang beresiko komplikasi kehamilan serta memiliki

reproduksi yang sehat Hal ini terkait dengan kondisi

biologis dan psikologis dari ibu hamil. Sebaliknya pada

kelompok umur < 20 tahun beresiko anemia sebab pada

kelompok umur tersebut perkembangan biologis yaitu

reproduksi belum optimal. Selain itu, kehamilan pada

kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang

beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun


26

juga akan rentan anemia. Hal ini menyebabkan daya tahun

tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai infeksi

selama masa kehamilan (Fatkhiyah, 2018).

d) Usia Kehamilan

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil terus meningkat sesuai

dengan bertambahnya usia kehamilan. Apabila terjadi

peningkatan kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh

pemasukkan yang cukup, maka cadangan zat besi akan

menurun dan dapat mengakibatkan anemia (Manuaba,

2013).

e) Jarak kehamilan

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjaidnya

anemia pada wanita adalah jarak kelahiran yang pendek.

Hal ini disebabkan karena adanya kekurangan nutrisi

yang merupakan mekanisme biologis dari pemulihan faktor

hormonal (Manuaba, 2013).

f) Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah

gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan gizi seseorang. Salah satu indicator yang dapat

digunakan untuk melihat status gizi adalah dengan cara

mengukur lingkar lengan atas (LILA) (Manuaba, 2013).


27

g) Dukungan suami

Dukungan informasi dan emosional merupakan peran

penting suami, dukungan informasi yaitu dapat membantu

individu menemukan alternative yang ada bagi

penyelesaian masalah, misalnya menghadapi masalah

ketika istri menemui kesulitan selama hamil, suami dapat

memberikan informasi berupa saran, petunjuk, pemberian

nasihat, mencari informasi lain yang bersumber dari media

cetak atau elektronik, dan juga tenaga kesehatan; bidan dan

dokter. Dukungan emsional adalah kepedulian dan empati

yang diberikan oleh orang lain atau suami yang dapat

meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan

(Anjarwati, 2016)

3) Faktor langsung

a) Pola konsumsi

Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang

memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan

terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan social

(Prawirohardjo, 2016). Kejadian anemia sering

dihubungkan dengan bahaimana pola konsumsi yang

rendah kandungan zat besinya serta makanan yang dapat

memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi (Priyanti,

2020).
28

b) Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia.

Infeksi itu umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria,

karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran

sel darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan

jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung,

namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat

mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria

dapat menyebabkan anemia (Prawirohardjo, 2016)

c) Pendarahan

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan keduanya

saling berinteraksi. Pendarahan menyebabkan banyak

unsur besi yang hilang sehinggga dapat berakibat pada

anemia (Priyanti, 2020).

h. Dampak Anemia Pada Kehamilan

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-

sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil,

anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan

bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal yang mungkin

mengalami peningkat. Disamping itu, kemungkinan kejadian


29

perdarahan antepartum dan postpartum  akan lebih sering dijumpai

pada wanita yang mengalami anemia dan lebih sering berakibat fatal

sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat

ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus

imatur/prematur, gangguan proses persalinan (perdarahan), gangguan

masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang produksi ASI

rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,

cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto,

2014)

Menurut Proverawati (2013) dampak anemia pada kehamilan sampai

pasca persalinan adalah:

a) Trimester Pertama Abortus, missed abortus, dan kelainan

congenital.

b) Trimester Kedua dan Trimester III Persalinan premature,

perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam

Rahim, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), mudah terkena infeksi,

Intetlligence Guotient (IQ) rendah (Proverawati, 2013). Bahaya

anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature,

perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam

rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosisdan mudah

terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu

(Priyanti, 2020).
30

c) Saat Inpartu Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan

anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah,

gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif

(Proverawati, 2013).

d) Pascapartus Antonia uteri menyebabkan perdarahan, retensic

plasenta, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi perperalis,

gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi

peurperalis, gestrosis) (Proverawati, 2013)

i. Pencegahan Anemia

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi. Zat besi juga

dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Selain itu,

diimbangi dengan pola makan sehat dengan mengonsumsi vitamin

serta suplemen penambah zat besi untuk hasil yang maksimal (Irianto,

2014). Pencegahan anemia defisiensi zat besi dapat dilakukan dengan

4 pendekatan yaitu:

a) Meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi

b) Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi

seperti kacang hijau, kedelai,

c) Bahan makanan hewani : daging, ikan, ayam, hati, dan telur.


31

d) Bahan makanan nabati : sayur-sayuran dan buah-buahan yan

banyak mengandung vitamin C sangat bermanfaat untuk

meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Bahan

makanan tersebut, antara lain daun katuk, daun singkong,

kacang-kacangan, bayam, kurma, jambu, tomat, jeruk dan

nanas. Menurut Grober (2013) mengonsumsi bersama

vitamin C (200mg atau lebih) dapat meningkatkan absorpsi zat

besi sedikitnya 30%.

e) Pemberian tablet atau suntikan zat besi

f) Pengawasan penyakit infeksi

g) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

h) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan

asupan zat besi melalui makanan seperti edukasi pemberian sari

kacang hijau untuk penambahan kadar Hb ibu hamil. Kacang

hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan

merupakan sumber mineral penting seperti kalsiu dan

fosfor untuk memperkuat tulang serta zat besi sebesar 6,7 mg

tiap 100 gram kacang hijau yang berguna dalam pembentukan

sel darah merah.

C. Konsep Dasar Kacang Hijau

1. Pengertian

Kacang hijau juga termasuk kacang-kacangan yang dikonsumsi

masyarakat dalam berbagai bentuk hidangan. Bagian yang paling sering

diolah adalah bijinya. Setiap bagian kacang hijau yang dimanfaatkan


32

ternyata dapat memberikan manfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi secara

rutin, bahkan bisa digunakan dalam pengobatan (Nuraini, 2018).

Kacang hijau (Vigna radiata) merupakan tanaman setahun separuh-

tegak dengan tinggi 0,5-1m, dengan cabang banyak yang tertutupi bulu

pendek kecoklatan, dan daun beranak-daun-tiga yang mirip dengan

daunkacang tunggak. Ada kulvitar hari-pendek dan hari-panjang. Bunga

membuah sendiri, menghasilkan polong sepanjang 5-10cm dan diameter

0,5cm yang matang dalam waktu 20hari setelah berbunga (Nuraini, 2018).

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan

merupakan sumber mineral penting seperti kalsiu dan fosfor untuk

memperkuat tulang serta zat besi sebesar 6,7 mg tiap 100 gram kacang hijau

yang berguna dalam pembentukan sel darah merah. Dalam 100 g kacang

hijau terkandung karbohidrat sebesar 63 g, protein sebesar 24 g, dan lemak

sebesar 1,2 g. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh.

Terkandung juga berbagai vitamin seperti vitamin seperti vitamin A 114 IU,

vitamin C 4,8 mg, serta vitamin B6 0,4 mg, vitamin B1 (thiamine) yaitu

0,164 mg yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi energi,

berperan melancarkan fungsi otot, sistem syaraf dan jantung agar dapat

bekerja secara normal. Kandungan gizi kacang hijau cukup tinggi dan

komposisinya lengkap (Nisa, 2020).

Kacang-kacangan (leguminosa) merupakan protein nabati yang

harganya lebih murah dan terjangkau jika dibandingkan sumber protein

hewani seperti daging, unggas, telur ataupun susu. Di antara kacang-

kacangan tersebut, kacang hijau merupakan salah satu kacang-kacangan


33

yang cukup penting karena kacang hijau merupakan kacang-kacangan

yang digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu jenis

kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang hijau.

(vigna radiata). Kacang hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil

dan menyusui, juga untuk menunjang masa pertumbuhan anak (Akbar,

2015).

Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada

embrio dan kulit bijinya (Astawan, 2009) dengan jumlah kandungan zat

besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram kacang hijau dan

salah satu bentuk penyajian kacang hijau yang paling efektif adalah

dengan sari kacang hijau, yaitu air dan ampasnya disaring dan dipisahkan

sehingga minuman tersebut padat gizi. Kacang hijau mengandung zat besi

sebanyak 2,25 mg dalam setiap setengah cangkir kacang hijau. Kacang

hijau juga mengandung fitat sebesar 2,19%. Fitat dapat menghambat

penyerapan zat besi sehingga dianjurkan untuk merendam kacang hijau

sebelum mengolahnya. Menurut Wirakusumah (2007) asam folat, protein,

thiamin, asam pantotenat, mineral yang berupa kalium; magnesium;

fosfor; besi; dan tembaga, dalam kacang hijau dapat berperan dalam

pembentukan sel-sel daram merah pada sumsum tulang (Nisa, 2020).

Bagi ibu hamil, kandungan gizi pada kacang hijau dapat bermanfaat

dalam mencegah terjadinya anemia. Zat besi termasuk salah satu mineral

yang memiliki peran penting dalam pembentukan sel darah merah. Namun

kacang-kacangan biasanya mengandung asam fitrat yang mengikat mineral

sehingga tidak dapat diserap secara maksimal. Proses perendaman,


34

pemasakan, dan perkecambahan dapat menurunkan kandungan asam fitrat

ini dan meningkatkan zat besi yang dapat dicerna (Kuswardhani, 2016).

Berikut ini tabel kandungan gizi masing-masing jenis kacang hijau :

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%


Kalori 347kcal (1.452 kJ) –
Karbohidrat 62,62g –
Air 9.05g –
Protein 23,86g –
Gula 6,6g –
Serat 16,3g –
Lemak 1,15g –
Vitamin A 114IU 4%
Vitamin C 4,8mg 6%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 0,51mg 3%
Vitamin K 9µg 9%
VitaminB1(Thiamine) 0,621mg 54%
VitaminB2(Riboflavin) 0,233mg 19%
Vitamin B3 (Niacin) 2.251mg 15%
VitaminB5(Panthothenic acid) 1,91mg 38%
Vitamin B9 (Folat) 625µg 156%
Kalsium 132mg 13%
Zat Besi 6,74mg 52%
Magnesium 189mg 53%
Fosfor 367mg 52%
Potassium (Kalium) 1.246mg 27%
Sodium 15mg 1%
Selenium 8.2µg 15%
Seng (Zinc) 2,68mg 28%
Sumber : Kusuwardhani (2016)
Zat besi yang terkandung dalam kacang hijau cukup tinggi yaitu

sebesar 6,74 mg tiap 100 g kacang hijau dan dapat bermanfaat dalam

meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin merupakan

senyawa protein yang sangat penting dalam sirkulasi darah yaitu sebagai

pengangkat oksigen (O2) ke seluruh tubuh serta ke janin pada ibu hamil.

Apabila kadar hemoglobin kurang atau tidak tercukupi maka akan

terjadian anemia pada ibu hamil yang akan berdampak serius pada ibu

hamil tersebut, berupa perdarahan postpartum, abortus serta prematuritas.


35

Selain itu, kandungan vitamin A dan vitamin C dalam kacang hijau, juga

meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh ibu hamil.

(Kuswardhani,2016)

2. Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki kandungan protein cukup tinggi yaitu sebesar

22% dan merupakan sumber mineral penting antara lain yaitu kalsium dan

fosfor, sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.

Kandungan 27 kalsium dan phospor pada kacang hijau bermanfaat untuk

memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung lemak yang sangat baik

bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak

yang rendah pada kacang hijau menyebabkan bahan makanan dan minuman

yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau. Lemak kacang hijau

tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.

Umumnya kacang-kacangan mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan

lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang

hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan

(Kuswardhani, 2016).

Kandungan zat besi pada kacang hijau mampu meningkatkan

haemoglobin. (Nagara, 2015). Kacang hijau sangat bermanfaat bagi

kesehatan ibu hamil dan menyusui, juga untuk menunjang masa

pertumbuhan anak (Akbar, 2015). dan salah satu bentuk penyajian kacang

hijau yang paling efektif adalah dengan sari kacang hijau, yaitu air dan

ampasnya disaring dan dipisahkan sehingga minuman tersebut padat gizi.


36

3. Pengaruh Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Hemoglobin

Kandungan zat besi dalam kacang hijau cukup tinggi sehingga dapat

membantu dalam pembentukan sel darah merah dan dapat bermanfaat

dalam meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin

merupakan senyawa protein yang sangat penting dalam sirkulasi darah

yaitu sebagai pengangkut oksigen (O2) ke seluruh tubuh serta janin pada

ibu hamil. Selain itu kacang hijau mengandung vitamin A dan vitamin C

yang dapat membantu penyerapan mineral zat besi (Kuswardhani, 2016)

D. Penelitian Terkait

Penelitian yang di lakukan oleh Latifah 2018 dengan judul

“Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap Kenaikan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas

Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2018” Jenis Penelitian

Kuantitatif, rancangan penelitian metode quasi eksperimen dengan

pendekatan pretest-posttest with control group. Populasi seluruh ibu

hamil TM II yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Rawat

Inap Way Kandis adalah sebanyak 58 ibu hamil. Sampel sebanyak

30orang 15 orang sebagai kelompok intervensi dan 15 orang sebagaia

kelompok kontrol, dengan kriteria inklusi Responden yang sedang hamil

TM II, Responden dengan kesadaran penuhdan bersedia menjadi subjek

penelitian. Dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data

dengan uji Ttest. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar hemoglobin

sebelum diberikan kacang hijau dan Tablet FE sebesar9,33 gr/dl,rata-rata


37

kadar hemoglobin setelah diberikan kacang hijau dan Tablet FE sebesar

10,80 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin sebelum diberikan tablet FE

sebesar 9,27 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin setelah diberikan Tablet FE

sebesar10,33 gr/dl sesudah dilakukan intervensi sebesar 10.73. Diketahui

Ada Pengaruh Pemberian Kacang hijau Terhadap kenaikan

kadarhemoglobin pada ibu hamil Trimester II di Wilayah Kerja

Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2018. Hasil

uji t didapat p value 0,000 < a (0,05). Disarankan bagi tenaga kesehatan

khususnya bidan agar menganjurkan kepada ibu hamil untuk

mengkonsumsi kacang hijau sebagai pendamping Fe karena dapat

menaikan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

Penelitian yang di lakukan oleh Choirunisa 2019 dengan judul “

Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin

Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sirnajaya Kecamatan Serang Baru Bekasi

Tahun 2019” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian sari kacang hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil di

puskesmas sirnajaya kecamatan serang baru bekasi. Metode yang

digunakan quasi-experiment dengan pendekatan pre-test and post-test

with control design. Teknik sampling yang digunakan adalah Accendental

sampling dengan jumlah sampel 30 ibu hamil, 15 ibu hamil intervensi dan

15 kontrol dengan lembar observasi.Uji normalitas mengunakan Shapiro-

Wilk, analisa menggunakan paired samples test dan ujipengaruh

independent t- test. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata – rata kadar

Hb pada kelompok intervensi sebelum diberikan sari kacang hijau 9,993


38

g/dl dan sesudah diberikan sari kacang hijau 11,287 g/dl, rata kadar Hb

pada kelompok kontrol sebelum 9,780 g/dl dan sesudah9,967g/dl. Ada

perbedaan terhadap kelompok intervensi uji paired sampel test yaitu sig

P valueSebesar 0,000 <a 0,05. Sedangkan kelompok kontrol yang tidak

diberikan sari kacang hijau Sebesar 0,036 < a 0,05. Uji pengaruh kadar

hemoglobin pada pemberian sari kacang hijau secara uji stastistik

independent T Test didapatkan P value sebesar 0,000 < 0,05.

Simpulannya yaitu Sari kacang hijau berpengaruh terhadap kenaikan

kadar Hb. Diharapkan tenaga kesehatan dapat mengaplikasikan

pemberian sari kacang hijau pada ibu hamil untuk meningkatkan kadarHb

Penelitian yang di lakukan oleh Ahmad 2019, “dengan judul

Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Naioni” Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian kacang hijau

terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di

Puskesmas Naioni Kupang tahun 2018.Desain penelitian yang digunakan

adalah penelitian pra eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil trimester III di Puskesmas Naioni Kupang , teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, dengan

jumlah sampel sebanyak 16 orang. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah lembar observasi. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah

diberikan kacang hijau selama 7 hari dengan lembar observasi. Hasil

penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan wilcoxon.

Berdasarkan uji wilcoxon, didapatkan Asymp. Sig. (2-tailed) atau ρadalah


39

0,005 <a (0,05), sehingga H0ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa

adapengaruh pemberian kacang hijau terhadap peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamiltrimester III.

Hasil penelitian tentang pemberian kacang hijau terhadap

kadar hemoglobin yang juga pernah dilakukan oleh Dewi (2017) pada ibu

hamil trimester III, dimana 32 responden dijadikan kelompok intervensi

dan 32 responden lain sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sesudah

mendapatkan perlakuan pada ibu hamil trimester III, dimana 32

responden dijadikan kelompok intervensi dan 32 responden lain

sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata

kadar hemoglobin ibu hamil sesudah mendapatkan perlakuan pada

kelompok intervensi adalah 10,7969 dan pada kelompok kontrol adalah

10,1250. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ibu

hamil masih dibawah normal yang tergolong anemia ringan meskipun ada

peningkatan pada keduanya, pada kelompok intervensi terdapat

peningkatan 0,9063 sedangkan pada kelompok kontrol hanya meningkat

sedikit yaitu 0,0187. Hasil uji analisis data dengan uji t- test dependent

dengan hasil p value pada kelompok intervensi adalah 0,000 yang

artinya ada perbedaan kadar hemoglobin ibu hamil sebelum dan sesudah

diberikan intervensi dan pada kelompok kontrol p value 0,056 yang

artinya tidak ada perbedaan kadar hemoglobin ibu hamil pada awal

pemeriksaan dan akhir pemeriksaan kadar hemoglobin. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa setelah mengonsumsi tablet Fe dan kacang


40

hijau kadar hemoglobin ibu hamil dapat meningkat dibandingkan

dengan ibu hamil yang hanya mengonsumsi tablet Fe. Hasil uji analisis

data denganuji t-test dependent dengan hasil p value sebesar 0,000 yang

artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada pengaruh pemberian

tablet Fe dan sari kacang hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu

hamil.
41

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian

ANEMIA PADA KEHAMILAN

Tanda dan gejela: Penyebab anemia kehamilan:


1. Cepat lelah 1. Kurang zat besi
2. Pusing 2. Ibu yang mempunyai penyakit terkait
3. Mual dan muntah 3. Kehilangan banyak darah saat persalinan sebelumnya
4. Nafas pendek 4. Jarak kehamilan
5. Mata berkunang-kunang 5. Paritas
6. Ibu dengan hamil hamali dan hidromnia

Faktor yang mempemgaruhi:


1. Faktor dasar 2. Tidak Langsung
a. Sosial dan ekonomi a. ANC
b. Pengetahuan b. Paritas
c. Pendidikan c. Umur ibu
d. Budaya d. Usia kehamilan
3.langsung e.Jarak kehamilan
a. pola konsumsi f.Status gizi
b. infeksi g.Dukungan suami
c. perdarahan

Pencegahan anemia:
a) Meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi
b) Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti kacang hijau, kedelai,
c) Bahan makanan hewani : daging, ikan, ayam, hati, dan telur.
d) Bahan makanan nabati : sayur-sayuran dan buah-buahan yan banyak mengandung
vitamin C seprrti jambu, tomat, jeruk dan nanas. %.
e) Pemberian tablet atau suntikan zat besi
f) Pengawasan penyakit infeksi
g) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

Kandungan zat besi dalam kacang hijau cukup tinggi sehingga dapat
membantu dalam pembentukan sel darah merah dan dapat bermanfaat
dalam meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah

Sumber: Prawirohardjo, 2016, Manuaba 2013 dan Kuswardhani, 2016


42

F. Kerangka Konsep

Pretest intervensi posttest

Kadar Hemoglobin Pemberian sari kacang Kadar Hemoglobin


sebelum hijau sesudah

G. Hipotesis Penelitian

Ha: apakah ada pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap kadar

Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

Ho: apakah tidak ada pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap kadar

Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Ratu Lampung Tengah Tahun 2021


43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini mengunakan jenis penelitian kuantitaif, jenis

penelitian ini merupakan jenis penelitian untuk mendapatkan gambaran yang

akurat dari sebuah karakteristik masalah yang mengklasifikasikan suatu data

dan pengambilan data yang berhubungan dengan angka-angka baik yang

diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh

(Notoatmodjo, 2016).

B. Waktudan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan pada Bulan November tahun 2021

2. TempatPenelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian Pra

Eksperimental dengan pendekatan one group pretes-postes design. Ciri

dari desain penelitian one group pretes-postes design dalam penelitian

lapangan, membandingkan hasil ukur sebelum dan sesudah diberikan

intervensi pada suatu kelompok penelitian atau intervensi (Notoatmodjo,

2016)
44

Rancangan tersebut digambarkan sebagai berikut :

01-----------X---------

02
Keterangan :

01: Pengukuran kadar Hb ibu hamil terimester III sebelum intervensi

X : Pemberian terapi konsumsi sari kacang hijau

02: Pengukuran kadar Hb ibu hamil trimester III sesudah diberi intervensi.

D. SubjekPenelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Notoatmodjo, 2016). Populasi

dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester ketiga dengan anemia

kehamilan sebanyak 32 ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Ratu

Lampung Tengah Tahun 2021.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel penelitian pada penelitian ini yaitu ibu hamil trimester

III dengan anemia sebanyak 32 ibu dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria inklusi

1) Responden dengan masalah anemia kehamilan

2) Responden memasuki kehamilan trimester III


45

3) Responden bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

4) Responden dengan kesadaran penuh

5) Bersediamenjadisubjekpenelitian

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :

1) Ibu hamil tidak dengan anemia kehamilan

2) Responden de ngan anemia berat

3) Ibu dengan kehamilan trimester I dan II

4) Responden tidak kooperatif

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Quota

sampel adalah pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah

tertentu sebagai target yang harus di penuhi dalam pengambilan sampel

dari populasi yang ada (Notoadmodjo, 2016)

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang saling terkait yaitu:

variable bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas

(independent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbul variable dependent. Sedangkan variable terikat

(dependent) merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menajdiakibat,

karenaadanyavariablebebas (Nursalam,2014).

Variabel dalam penelitian ini yaitu :


46

1. Variabel bebas dalam penelitian ini ada variable bebas yaitu anemia ringan

pada ibu dengan kehamilan TM III

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian konsumsi sari

kacang hijau

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Samino, 2012)

Tabel 3.1
Definisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Hasil Skala


o Ukur Ukur

1. Dependent Kadar hemoglobin yang di Pemeriksaan Alat easy Gr/dl Nominal


dapat dari hasil pemeriksaan darah kapiler touch
Kadar Hb darah sampel yang di ambil GCHB.
dari ujung jari dengan
menggunakan alat esay touch
GCHB
2. Independent Pemberian sari kacang hijau Observasi Lembar
dengan dosis 250ml yang checklist
Konsumsi sari telah dicampur dengan gula
kacang hijau selama 14hari di pagi hari
untuk meningkatkan kadar
hemoglobin.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adala halat-alat yang digunakan untuk mengumpulan

data. Ala pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

lembar observasi dengan melihat keefektifitasan konsumsi sari kacang hijau

dan melihat nilai Hb sebelum dan sesudah di berikan konsumsi sari kcang

hijau. Penilaian yang dilakukan untuk menilai kadar Hb ibu hamil TM III
47

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan data

primer yaitu mengambil sampel pada saat dilakukan penelitian yaitu ibu

hamil trimester ketiga yang mengalami masalah anemia kehamilan

Prosedur pengumpulan data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Prosedur Administrasi

Setelah peneliti selesai melakukan sidang proposal, perbaikan proposal

penelitian, selanjutnya peneliti melakukan permohonan izin penelitian

kelahan yang akan di di tunjuk

2. Prosedur Teknis

a. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan dengan kegiatan menjelaskan tujuan dan

manfaat penelitian dan dilanjutkan dengan pengisian informed

consent.

b. Pre test

Pada tahap ini peneliti akan mengukur keadaan Hb ibu hamil TM III

sebelum di lakukan terapi konsumsi sari kacang hijau dengan cara

mengecek kadar Hb ibu dengan alat easy touch dan observasi hasil

pemeriksaan.

c. Post test

Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengkajian sesudah

dilakukan pemberian terapi konsumsi sari kacang hijau selama 14


48

hari dengan di tulis di lembar observasi, dengan cara mengecek

kembali kadar Hb ibu hamil TM III dengan alat easy touch dan

mengobservasi hasil pemeriksaan, serta bandingkan antara sebelum

dan sesudah di berikan terapi sari kacang hijau apakah ada

perubahan atau tidak ada perubahan.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Notoatmodjo, 2016, dilakukan dengan:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan

cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari

setiap jawaban dan pertanyaan.

2. Scoring

Scoring merupakan kegiatan pemberian skoring kadar Hb sebelum dan

sesudah diberikan sari kacang hijau.

3. Processing

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer.

4. Cleaning (Pembersihan data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di–Entry

terdapat kesalahan atau tidak.

J. Analisa Data

1. AnalisisUnivariat
49

Analisa univariat untuk melihat rata-rata variabel. Analisa univariat

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai mean, median, standar

deviasi pada kadar Hb pada ibu hamil trimester ketiga. Analisa univariat

menggunakan bantuan program SPSS pada komputer (Notoatmodjo,

2016).

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan anatara sebelum

dan sesudah mendapatkan perlakuan, analisa bivariat dilakukan dengan

cara : Uji t-tes dependen. Uji dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan

variabel bebas dan variabel terkait. Untuk membedakan perubahan kadar

Hb ibu hamil TM III sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada

kelompok pemberian terapi sari kacang hijau. Uji stastistik menggunakan

uji t-tes dependen dengan tingkat kebenaran 95% (α 0,05). Jika p-value <

(α0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolah, namun jika p-value > (α0.05)

maka Ho diterima dan Ha ditolak.

K. Etika Penelitian

Sebuah penelitian harus memperhatikan prinsip etik penelitian sebagai

bentuk rasa tanggung jawab terhadap upaya untuk mengenal dan

mempertahankan hak asasi manusia sebagai bagian dari sebuah penelitian.

Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini, yang melibatkan klien sebagai

responden harus memperhatikan prinsip etik penelitian yaitu prinsip hak

asasi manusia yang merujuk pada 5 (lima) aspek sesuai panduan American

Nurse Association [ANA](2001) dalam Wood & Haber (2011), yaitu:

1. Right to self-determination
50

Responden sebagai subjek penelitian memiliki hak asasi dan

kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak terlibat dalam

penelitian. Tidak boleh ada pemaksaan atau tekanan bagi responden untuk

bersedia ikut dalam penelitian. Selain itu responden berhak mendapatkan

informasi yang lengkap tentang tujuan dan manfaat penelitian serta

prosedur pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dan

melalui pertimbangan yang baik maka responden menentukan apakah

menolak atau bersedia ikut penelitian dengan menuangkannya melalui

formulir Informed Consent yang ditanda tangani oleh responden.

2. Right to privacy and dignity

Responden dalam penelitian ini memiliki hak untuk mendapatkan privasi

dalam hal menentukan waktu, tempat dan kondisi lingkungan yang

menjamin privasi responden. Peneliti tetap menjamin privasi responden

pada saat responden memberikan informasi yang bersifat pribadi dan

menjaga kerahasiaan informasi pribadi dari responden terkait sikap,

tingkah laku, dan pendapat responden.

3. Right to anonymity and confidentiality

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa responden memiliki hak untuk

tidak diketahui identitas pribadinya serta dijaga kerahasiaan pribadinya

dari data yang telah diberikan oleh responden. Peneliti tidak

mencantumkan nama responden dalam kuesioner penelitian tetapi hanya

berupa kode responden untuk tujuan identifikasi. Selain itu peneliti

menjamin kerahasiaan dari keseluruhan informasi yang diberikan

responden dalam kuesioner dan tidak akan dipublikasikan.


51

4. Right to fair treatment

Peneliti dalam memilih responden harus memperhatikan prinsip keadilan

yang berarti peneliti tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden

penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara adil berdasarkan tujuan

penelitian, bukan karena alasan-alasan tertentu. Semua responden yang

telah ditentukan sesuai kriteria inklusi di perlakukan sama selama

penelitian berlangsung.

5. Right to protection from discomfort and harm

Prinsip ini mengandung makna bahwa sebuah penelitian yang dilakukan

hendaknya tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi

responden. Pada saat penelitian dilaksanakan peneliti tetap memperhatikan

kondisi fisik klien. Penelitian yang dilakukan tidak boleh memperberat

gejala penyakit yang dirasakan seperti sesak nafas atau kelelahan.

Bila responden mengalami kondisi demikian maka penelitian dihentikan

untuk sementara waktu dan dilanjutkan kembali sesuai dengan keinginan

responden.
52

DAFTAR PUSTAKA

Amirul, 2016. Jurnal kesehatan masyarakat : Efektifitas MinumanKacang Hijau


Terhadap Peningkatan Kadar Hb

Akbar. 2015. Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi IbuHamil di


Puskesmas Poasia Kota Kendari. Karya Tulis Ilmiah.Kendari: Politeknik
Kesehatan Kendari

Ahmad 2019, “Dengan Judul Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap


Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Puskesmas
Naioni” terakhir di akses tanggal 1 Agustus 2021

Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2013). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
InfoMedia

Astria, 2019. Gizi Bagi Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Pustaka Baru

Anjarwati, 2016. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Ibu


HamilDalam Mengkonsumsi Tablet Fe. Diakses tanggal 20 September
2018.http://download.portalgaruda.org/

Buku Saku Kesehatan Provinsi Lampung 2018. Profil Dinkes Provinsi


Lampung 2018, Bandar Lampung, di akses tanggal 17 Desember 2018

Cunningham, F. G. (2013). Obstetri WiliamEdisi 23. Jakarta: EGC

Depkes RI, 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:Kemenkes RI.


Diakses pada tanggal 01Agustus 2021

Dewi, 2017. Kasus Penyakit Kritis, Komplikasi &Kedaruratan. Jakarta : Erlangga

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016, Profil Dinkes Provinsi Lampung


2018,Bandar Lampung, di akses tanggal 1 Agustus 2021

Fatkhiyah, 2018. Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil(Studi di

Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kab.Tegal). Indonesia

JurnalKebidananVol.2No.2Hal:86-
53

91.http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijb/article/download/561/343(Diu

nduh pada 5 April 2019)

Herlina, 2013. Faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil diwilayah kerja

Puskesmas Bogor. Skripsi. IPB Boor

Irianto, 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (BalancedNutrition in

Reproductive Health).Bandung:ALFABETA

Kemenkes. (2019). Laporan NasionalRISKESDAS2018. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2020. Laporan Nasional RISKESDAS 2020. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2013. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.
Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI

Kuswardhani, 2016, Sehat Tanpa Obat:Seri Apotek Hidup. Yogyakarta: AND

Manuaba, 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi edisi 2. EGC :

Jakarta.

Notoadmodjo, 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam, 2014. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan.

(Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika

Proverawati, 2011. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:Nuha Medika

Priyanti, 2020. Frequency and Factor Effectingof Antenatal Care Visit. Jurnal

Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal ofMidwifery), 6(1), 1-9

Putri, Y. R., & Hastina, E. (2020). Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Kasus

KomplikasiKehamilan, Persalinan, dan Nifas. CV. Pena Persada.

Retnorini, Widatiningsih , & Masin, 2017. Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan

Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Di akses

pada tahun 2021


54

Samino, 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Solo: Fairus medika

Sulistyoningsih, 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Tarwanto, 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto

Wiknjosastro, 2013H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta:

YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Walyanai, 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PustakaBaru

WHO, 2020. StrategietoPrevent Anaemia: Recommendations from an

ExpertGroup Consultation. World Health Organization

WHO, 2011. The Global Prevalence Of Anemia in 2011. Geneva : World Health

Organization, 2015
55

LEMBAR KONSULTASI

Nama Pembimbing I : Riona Sanjaya, SST., M.Keb

Nama Mahasiswa : Dwi Ayu Agustina

NPM : 210102026P

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dengan Kombinasi Sari


Kacang Hijau Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil Trimester Ketiga Di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

No Hari dan Catatan TDD


Tanggal Pembimbing
1. Rabu Acc judul penelitian
28-07-
2021

2. Senin Perbaiki BAB I lebih spesifik lagi dan lebih


09-08- sesuai data nya, lanjut BABII-III
2021

3. Rabu 1. dibagian judul tidak perlu


25-08- mencantumkam trimester kedua
2021 2. Tulis semua sumber yang dikutip dan
gunakan sumber yang terbaru
3. Perbaiki kembali penulisan,tanda baca
sesuai buku panduan
4. kerangka teori harus sinkron dengan
yang sudah dijelaskan sebelum nya
5. kaji kembali populasi dan sampel

4. Rabu Revisi kembali sesuai arahan sebelum nya,


15-09- karena masih banyak yang belum sesuai
2021 dengan arahan.
56

17
5 Oktober Perbaiki sesuai dengan saran
2021 ACC sidang proposal

INFORMED CONSENT
(Lembar Persetujuan Responden )

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama responden :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

P. A :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat penelitian


yang berjudul “Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dengan Kombinasi Sari
Kacang Hijau Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil Trimester Ketiga Di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Ratu Lampung Tengah Tahun 2021

Saya menyatakan *) bersedia/ tidak bersedia diikut sertakan dalam penelitian


ini. Saya percaya apa yang saya sampaikan dijamin kebenaranya.

Lampung Tengah , Oktober 2021

Pelaksana Saksi Subjek

(peneliti ) ( ) ( )

NB: *) Coret yang tidak perlu


57

SOP PEMERIKSAAN HB DENGAN HB DIGITAL PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DI PUSKESMAS PADANG RATU LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

Pengertian Pemeriksaan hemoglobin adalah tindakan klinis yang


dilakukan pada pasien untuk mengetahui kadar Hb dalam
darah
Tujuan Untuk mengetahui dan menentukan kadar hemoglobin
dalam darah
Alat dan bahan 1.Hb digital
2.Lancet
3.Stik pemeriksaan Hb
4.Kapas kering
5.Alkohol 70%
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan memakai handscoon
2. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan
kapas alkohol dan biarkan sampai kering
3. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan Hb dan strip yang
akan dipakai
4. Petugas memegang jari yang akan ditusuk dan ditekan
sedikit, tusuk dengan lancet steril sedalam 3 mm
5. Petugas menghapus tetes darah dengan kapas kering dan
tetes berikutnya diteteskan pada strip yang
sudahdimasukkan pada alat pemeriksaan Hb
6. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera
padalayar alat pemeriksaan setelah 10 detik
7. Petugas melepas handscoon dan mencuci tangan
8. Petugas melakukan pendokumentasian
58

SOP PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DI PUSKESMAS PADANG RATU LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

Pengertian Pemberian sari kacang hijau suatu metode penelitian pada ibu
hamil dengan anemia untuk memperoleh hasil Hb yang normal
Tujuan Sebagai metode penelitian dalam meningkatkan kadar Hb pada
ibu hamil dengan anemia
Prosedur 1. Pra interaksi
a. Mempersiapkan ibu
b. Melakukan pemeriksaan Hb
c. Menjelaskan manfaat sari kacang hijau pada ibu hamil
dengan anemia
d. Menjelaskan kandungan dari sari kacang hijau
e. Menjelaskan cara konsumsi kacang hijau
2. Interaksi
a. Ibu mengkonsumsi sari kacang hijau selama 2 minggu
b. Ibu mengkonsumsi sari kacang hijau 2x sehari
c. Ibu dan peneliti mengisi tabel observasi konsumsi sari
kacang hijau setiap hari
3. Post interaksi
a. Planning: memeriksa Hb ibu setelah 2 minggu
mengkonsumsi sari kacang hijau
b. Evaluasi: setelah di lakukan pemeriksaan Hb di
peroleh hasil Hb meningkat.
59

SOP PEMEMBUATAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DI PUSKESMAS PADANG RATU LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

Pengertian Untuk memudah kan ibu untuk mendapatkan dan


mengkonsumsi sari kacang hijau mandiri di rumah
Tujuan Sebagai metode penelitian dalam meningkatkan kadar Hb pada
ibu hamil dengan anemia
Alat dan bahan 1. 50 gram FiberCreme
2. 150 gram kacang hijau
3. 1000 ml air untuk merebus
4. 150 gram gula pasir
5. 1/2 sdt essens pandan
6. 2 lembar daun pandan
7. 2 cm jahe, geprek
8. 400 ml air
9. 1/2 sdt garam

Cara membuat 1. Sari Kacang Hijau : Rendam kacang hijau minimal


selama 5 jam.
2. Rebus kacang hijau dengan 1000 ml air hingga
empuk/matang dengan api sedang. Angkat dan tiriskan,
buang airnya.
3. Haluskan kacang hiijau yang sudah di rebus, blender
hingga merata.
4. Tuangkan dalam pan dan tambahkan air, daun pandan,
garam, jahe geprek kemudian rebus. Aduk terus hingga
mendidih.
5. Tambahkan essense, gula pasir dan fibercreme, aduk
hingga larut merata dan mendidih. Saring dan sisihkan.
6. Penyajian : larutkan fibercreme dengan air hangat, aduk
rata dan sisihkan.
7. Beri es batu, tuang sari kacang hijau dalam gelas saji
hingga 1/2 bagian gelas, kemudian tuangi larutan
fibercreme 1/4 bagian gelas.
60

8. Siap di sajikan sari kacang ijo tanpa santan.


1

LEMBAR OBSERVASI EFEKTIVIAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU UNTUK PENINGKATAN KADAR
HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG
RATU LAMOUNG TENGAH TAHUN 2021

No Nama Hb Konsumsi sari kacang hijau Hb setelah


sebelum Intervensi
intervensi 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai