Analisis Sosiologi Sastra Novel Kembali
Analisis Sosiologi Sastra Novel Kembali
Analisis Sosiologi Sastra Novel Kembali
NIM : 03020420020
Unsur-unsur intrinsik pada novel “Kembali” karya Sofia Mafaza terdapat sebuah tema
yaitu tentang percintaan seorang mahasiswa dengan teman dunia mayanya. Dalam novel tersebut
terdapat tokoh utama dalam cerita yang bernama Andin. Sedangkan tokoh sampingan lainnya
bernama Andreas, Bi Minah, Olla, Olly, Merly, dan Kak Nadia. Penokohan dalam novel tersebut
digambarkan tokoh Andin yang memiliki karakter semangat dan cuek. Tokoh Andreas yang
memiliki karakter baik dan merupakan lelaki keren. Tokoh Merly memiliki karakter baik dan
perhatian. Tokoh Bu Minah memiliki karakter yang ramah kepada siapapun. Tokoh si kembar
Olla dan Olli sama-sama memiliki karakter yang semangat dan pintar. Kak Nadia yang memiliki
karakter killer dan disiplin. Latar tempat dalam novel ini berada di kantin kampus, gazebo, dan
gedung E. Latar suasana yang disajikan dalam novel ini mengandung suasana galau dan ramai.
Sedangkan latar waktu yang terjadi pada waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari. Alur yang
diceritakan dalam novel ini menggunakan alur maju karena kisahnya membahas tentang masa
depan dari kehidupan seorang mahasiswa tingkat akhir.
Dari kisah novel ini mengandung amanat yang dapat disampaikan yaitu kita harus fokus
membagi waktu antara pekerjaan dan kewajiban sebagai mahasiswa. Sebagai orangtua, anak
harus patuh terhadapnya karena doa orangtua sangat mudah di ijabah oleh Allah untuk masa
depan kita kelak. Dalam novel ini dapat dilihat dari aspek pendekatan sosiologis sastra. Aspek
sosiologi sastra dapat meliputi kondisi sosial (kondisi sosial positif dan negatif), kondisi sosial
kemasyarakatan, kondisi sosial dari aspek keagamaan, kondisi sosial dari aspek sosial budaya,
interaksi individu dengan kelompok, dan nilai-nilai pendidikan.
Analisis Novel “Kembali” karya Sofia Mafaza dari Aspek Pendekatan Sosiologis Sastra
1. Kondisi sosial
Dalam novel “Kembali” karya Sofia Mafaza memiliki aspek kondisi sosial yang
meliputi kondisi sosial positif dan kondisi sosial negatif. Dalam aspek kondisi sosial positif
ditunjukkan pada kutipan “Olla udah jago. Sekarang gantian Olli. Ayo Olli Semangat! Pasti
bisa jadi jagoan Matematika” (hal. 42). Dalam kutipan pada kalimat percakapan tersebut,
tokoh yang bernama Nadia sedang mengajari Olla dan Olli belajar Matematika. Tak hanya
itu, Kak Nadia pula memberi semangat yang antusias kepada Olla dan Olli yang berusaha
memahami pelajaran Matematika yang menurut mereka sulit. Dalam hal ini, aspek sosial
positif yang dimiliki ialah tentang pendidikan. Sebagaimana tertuang sikap semangat Olla
dan Olli dalam belajar, dan Kak Nadia yang memberi support kepada mereka berdua dan
senantiasa tetap semangat mengajari mereka berdua sampai betul paham. Walaupun pada
tokoh Kak Nadia dalam cerita tersebut memiliki sikap yang killer, namun ia sangat disiplin
dalam hal waktu. Dan tokoh Kak Nadia juga merupakan sosok perempuan yang cerdas dalam
bidang matematika. Olla dan Olli sebagai murid les yang sedang di bimbing Kak Nadia tidak
merasa takut terhadap sikap killernya itu, justru mereka berdua tidak enak atau merasa
sungkan karena selama ini selalu merepotkan Kak Nadia.
Kondisi sosial dalam aspek negatif yang terkandung dalam novel ini yaitu tentang
tindakan kriminal zaman sekarang. Sebagaimana tercantum pada kutipan “Kamu harus hati-
hati nona manis, lihat saja sekarang di televisi, sudah banyak korban berjatuhan karena
pertemanan di dunia maya” (hal. 2). Pada kutipan tersebut, menunjukkan nilai sosial yang
negatif seiring berkembangnya zaman tindakan kriminal lebih mudah seperti penggunaan
sosial media pada pertemanan dunia maya. Oleh karena itu, harus waspada terhadap
penggunaan sosial media. Dalam menghadapi hal tersebut, sebagai pengguna sosial media
harus pandai memilah teman dunia maya karena kita sendiri tidak tahu apakah teman itu baik
atau tidak. Kita harus mengecek terlebih dahulu sampai benar-benar tidak ada info yang
mencurigakan. Banyak sekali kasus pertemanan dunia maya yang berujung tindakan criminal
seperti pelecehan seksual, perampokan, penganiayaan, dan sebagainya. Dalam teknologi
digital yang semakin mudah dengan adanya handphone serta didukungnya program sosial
media, memudahkan para kriminal untuk melakukan tindakan jahatnya. Dengan melalui
gadget para kriminal sangat mudah untuk melacak titik keberadaaan target korban. Maka dari
itu, sebagai generasi digital harus bijak dalam penggunaan sosial media terutama pertemanan
dunia maya yang dialami oleh si tokoh dalam novel diatas.
2. Kondisi sosial kemasyarakatan
Kondisi sosial kemasyarakatan pada novel “Kembali” karya Sofia Mafaza terdapat
kegiatan bakti sosial yang merupakan salah satu bentuk kegaiatan bagi sosial masyarakat
dalam upaya menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Dalam
hal tersebut diungkapkan pada kutipan “Ke anak-anak panti asuhan. Weekend ini kita mau
bagi-bagi peralatan sekolah buat mereka” (hal. 64). Dalam kutipan tersebut mengungkapkan
rasa kepedulian sosial terhadap anak-anak yatim. Para mahasiswa memberi bakti sosial
berupa sumbangan peralatan sekolah untuk anak-anak yatim. Tujuan dari hal tersebut sebagai
wujud pemberian semangat kepada anak-anak yatim atas pemberian pelatan sekolah agar
semangat dalam belajarnya. Selain sikap peduli sosial, tindakan tersebut juga sangat
dianjurkan dalam agama Islam. Dalam nilai agama, memberi hadiah dan membuat gembira
anak-anak yatim sangat besar pahalanya, karena anak-anak yatim sangat dimuliakan oleh
Allah sebagaimana kisah Nabi Muhammad yang juga merupakan yatim piatu.
Secara teoritik memaparkan bahwa relasi antara agama dan masyarakat berada dalam
dua aspek, yaitu agama dipengaruhi masyarakat, dan agama memengaruhi masyarakat.
Dalam novel tersebut terdapat kondisi sosial dari aspek keagamaan dalam kutipan “Yaudah
kamu sholat dulu, gih. Aku tunggu depan masjid” (hal. 52). Dalam kutipan kalimat
percakapan tersebut, tokoh si aku bernama Andreas mengingatkan kepada tokoh utama yaitu
Andin untuk tidak lupa melaksanakan shalat 5 waktu. Karena itu merupakan kewajiban
seorang muslim yang harus dilaksanakan. Sebagai teman yang baik juga harus saling
mengingatkan sesama temannya karena itu merupakan tanggung jawab.
Selain itu, terdapat pula kutipan lain “Tahu kan, amalan apa saja yang nggak akan
putus meskipun kita sudah meninggal dunia?” Tanya Andreas (hal. 52) “Sedekah jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shaleh” jawabku (hal. 52). Dalam kutipan tersebut, Andreas
dan Andin sedang berdiskusi tentang agama. Sebagai mahasiswa juga harus mengetahui
tentang agama. Kedua tokoh tersebut sedang berinteraksi individu dengan individu dimana
tokoh yang bernama Andreas menanyakan tentang konsep akidah yakni amalan yang tidak
putus dan tetap mengalir walaupun sudah meninggal dunia. Andin pun menyebut macam-
macam amalan yang dimaksud Andreas yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak yang shaleh. Diskusi tersebut sangat bermanfaat apalagi diamalkan oleh si tokoh dalam
novel tersebut.
Dalam novel ini membahas aspek sosial budaya dalam kutipan “Aku sendiri tidak
tahu apakah Andreas anak Minang atau bukan, yang kutahu, Andreas di sini tinggal sendiri
merantau” (hal. 66). Pada kutipan novel ini membahas unsur sosial budaya, dimana banyak
mahasiswa yang merantau dari Sumatra ke Pulau Jawa untuk menimba ilmu dan memperluas
wawasan. Dalam hal ini menjadikan mahasiswa lebih mengenal luas tentang kebudayaan
yang ada di wilayah Jawa. Dan mahasiswa perantauan pun dapat memperkenalkan budaya
daerah tempat tinggalnya kepada teman-teman maupun masyarakat sekitarnya. Sehingga,
proses difusi sangat meluas dan dapat dikenal kalangan Nusantara.
Terdapat kutipan lain yang mengandung aspek sosial budaya yaitu “Papa minta agar
kau segera menikah setelah lulus kuliah. Aku kaget, karena sebelumnya, papa sama sekali
belum pernah bicara seserius ini. Yang lebih mengejutkan lagi, papa memintaku untuk
menikah dengan putri sahabatnya, Lyta. Aku engga kenal siapa itu Lyta.Tapi kata papa, dia
dan ayahnya Lyta memang sudah direncanakan sejak dulu.Melihat kondisi papa yang sedang
sakit, aku jadi nggak bisa berbuat banyak, dengan hanya menyetujui perkataannya”(hal. 213).
Dalam kutipan tersebut seorang tokoh “aku” mengungkapkan bahwa ia akan dijdohkan oleh
orangtuanya. Dimana kondisi papanya yang sedang mengalami sakit, dikhawatirkan tidak
bisa melihat putranya menikah dan meninggal sebelum memasuki pelaminan. Tokoh si aku
pula sangat berpasrah dan menuruti permintaan sang Papanya tersebut. Dalam perjodohan
seperti itu termasuk pola aspek sosial budaya dimana masih banyak pemuda menikah dengan
hasil perjodohan orangtua mereka. Hal ini merupakan proses pewarisan budaya yang kini
masih berkembang dan diwariskan oleh pihak keluarga yang akan menjodohkan anaknya.
Interaksi sosial yang terjadi dalam novel “Kembali” karya Sofia Mafaza yaitu bentuk
interaksi sosial individu dengan kelompok. Jika tidak ada interaksi sosial maka tidak akan
nada kehidupan. Hubungan dengan seorang guru dan para siswa menyangkut individu
dengan kelompok, seperti pada kutipan “Ayo kita mulai menghiasi cookies nya begini
caranya sayang, anak-anak melihat dan mengikuti apa yang ku kerjakan” (hal. 199). Disini
seorang guru sedang memberi penjelasan kepada murid-muridnya terkait pembelajaran yaitu
mengenal pembuatan cookies. Sang guru mempraktekkan proses pembuatannya sedangkan
murid-muridnya mengikuti langkah-langkah yang dibuat oleh gurunya. Para murid
mendengarkan dan mematuhi perintah gurunya sedangkan gurunya memberi penjelasan
terkait pembuatan kue cookies.
6. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan novel ini berisi nilai pendidikan tentang seorang mahasiswa akhir
dimana mereka lebih fokus untuk mengerjakan tugas akhirnya yaitu skripsi. “Mulai sekarang,
aku mau fokus ngerjain skripsi, aku juga harus mempersiapkan diri untuk tes wawancara
beasiswa ke Prancis dalam waktu dekat ini. Mmm..kayaknya untuk sementara ini kita bakal
jarang ketemu. Kamu nggak apa-apa kan?” (hal. 124). Dalam kutipan tersebut dipaparkan
bagaimana sistem pendidikan mahasiswa terutama untuk tingkat akhir. Disini menceritakan
soal alur kehidupan mahasiswa tingkat akhir yang sedang fokus untuk mengerjakan
skripsinya sebagai tugas akhir menjadi seorang mahasiswa. Membuat skripsi tentu tidaklah
mudah, kita perlu semangat dan disiplin untuk mengerjakannya. Dengan dukungan orangtua
dan teman-teman perskripsian kita bisa mendongkrak jiwa kita untuk lebih bersemangat
dalam menyelesaikannya.
“Dua jam kemudian tugas telah terselesaikan kami berlari ngos-ngosan ke ruang
dosesn yang berada di gedung B lantai 3. Waktu menunjukan pukul 15.50 WIB. Kurang 10
menit dari waktu yang telah disepakati. Kak Nadia terkenal sebagai asisten dosen yang killer
dan disegani sehingga kami akan merasa tidak enak kalau sampai terlambat mengumpulkan
tugas. Kak Nadia memiliki bakat menjadi seorang dosen yang killer.Dia sangat disiplin
terutamas soal waktu” (hal. 42). Dalam hal ini menunjukkan nilai pendidikan yakni
kehidupan perkuliahan dimana tokoh dalam novel tersebut menggambarkan seorang
mahasiswa yang hampir saja telat mengumpulkan tugas mata kuliahnya ditambah lagi harus
menghadapi sosok tokoh Kak Nadia yang memiliki sifat killer.
KESIMPULAN UNSUR INTRINSIK DALAM BENTUK TABEL
KESIMPULAN
Dalam novel “Kembali” karya Sofia Mafaza menggunakan pendekatan sosiologi sastra dimana
novel tersebut mengisahkan tentang seorang remaja yang bernama Andini yang sedang
berhubungan interaksi dengan pertemanan dunia maya, yaitu Andreas. Andini berharap
pertemuan dunia mayanya segera berakhir dan mengawali pertemuan dunia nyata bersama
Andreas. Pada zaman digital ini memudahkan untuk bersosialisasi, namun semakin banyak pula
aspek sosial negatif seperti tindakan criminal yang dilakukannya semakin mudah.