Draft Skripsi Tinjauan Yuridis Ps 32 (1) ITE Andreas Jose
Draft Skripsi Tinjauan Yuridis Ps 32 (1) ITE Andreas Jose
Draft Skripsi Tinjauan Yuridis Ps 32 (1) ITE Andreas Jose
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
Andreas Jose Panangian Sinaga
NIM: 175010100111157
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Identitas Penulis :
Mengetahui :
Ketua Departemen
Hukum Pidana,
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh
175010100111157
Mengetahui :
Ketua Departemen
Hukum Pidana,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahaesa yang
senantiasa memberikan kasih dan sukacita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN UNSUR-
UNSUR DALAM PASAL 32 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK TERHADAP TINDAK
PIDANA SKIMMING (Studi Putusan Nomor: 869/Pid.B/2017/Pn.Jkt.Sel)”. Pada
proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Rudi Barita Soripada Sinaga, S.E. selaku orang tua penulis yang
selalu memberikan dukungan materiil dan moril. Terimakasih atas doa
dan segala usaha yang telah dilakukan selama ini. Berkat doa dan kasih
sayang tersebut yang membantu penulis menyelesaikan Pendidikan
sarjana;
2. Nicole Louis Brigita selaku adik penulis yang selalu menemani penulis
dalam suka maupun duka. Terimakasih atas doa dan dukungan yang
telah dilakukan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis
skripsi;
3. Bapak Dr. Muchammad Ali Safa’at, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya;
4. Ibu Eny Harjati, S.H., M.Hum selaku Kepala Departemen Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya;
5. Bapak Dr. Prija Djatmika, S.H., M.S. selaku Pembimbing Utama, yang
telah memberikan banyak waktu dan ilmu berharga selama proses
penulisan skripsi. Terimakasih atas segala kesabaran dan motivasi yang
diberikan kepada Penulis;
iii
7. Bapak Mandela Ignasius Sinaga, S.H., M.H. selaku abang dan mentor bagi
penulis. Terimakasih atas kebaikan, kesabaran, kritik dan senantiasa
membimbing Penulis;
10. Teman-teman kontrakan Dwiga Regency Blok A1.4 atau yang lebih
dikenal dengan sebutan “Warga Kons” yang senantiasa menemani penulis
dapat menjadi teman tinggal penulis saat merantau dan berkuliah di Kota
Malang;
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vii
RINGKASAN...........................................................................................viii
SUMMARY................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................9
C. Tujuan Kegiatan....................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.................................................................................9
E. Metode Penelitian................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................1
A. Kajian Umum tentang Mayantara...........................................................1
1. Definisi Mayantara.............................................................................1
2. Perkembangan Mayantara..................................................................1
B. Tinjauan Umum Kejahatan Mayantara....................................................2
1. Definisi Kejahatan Mayantara..............................................................2
C. Tinjauan Umum Hukum Mayantara.........................................................3
1. Definisi Hukum Mayantara..................................................................3
2. Perkembangan Hukum Mayantara...............................................3
D. Tinjauan Umum Mengenai Pembuktian...................................................4
1. Perkembangan Pembuktian dalam Hukum Pidana Indonesia.................4
2. Pembuktian dalam KUHAP............................................................5
3. Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim................................6
4. Kekuatan Pembuktian...................................................................7
E. Tinjauan Umum Mengenai Alat Bukti Sebagai Penerapan Pembuktian.......8
1. Alat Bukti Saksi..............................................................................8
2. Alat Bukti Keterangan Ahli............................................................8
3. Alat Bukti Surat..............................................................................8
4. Alat Bukti Petunjuk........................................................................9
5. Alat Bukti Keterangan Terdakwa..................................................9
v
F. Tinjauan Umum Mengenai Pembuktian Elektronik...................................9
G. Tinjauan Umum Mengenai Tindak Pidana Skimming..............................11
1. Definisi Tindak Pidana Skimming.......................................................11
2. Perkembangan Tindak Pidana Skimming di Indonesia.........................11
BAB III TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN UNSUR-UNSUR DALAM
PASAL 32 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK TERHADAP
TINDAK PIDANA SKIMMING...............................................................13
1. Unsur-Unsur dalam Pasal 32 Ayat (1) UU ITE........................................13
1) Unsur Setiap Orang..........................................................................13
2) Unsur Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum dengan
cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi,
merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik orang lain atau milik publik..13
2. Unsur-Unsur Perbuatan Pidana dalam Tindak Pidana Skimming..............15
3. Pasal-Pasal Yang Mengatur Dalam Rangkaian Kejahatan Skimming........21
4. Pasal 32 Ayat (1) UU ITE Tidak Dapat Diterapkan Dalam Kejahatan
Skimming..................................................................................................24
1) Unsur Subyek Hukum.......................................................................24
2) Unsur Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum dengan
cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi,
merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik orang lain atau milik publik..24
3) Pembuktian Terhadap Unsur-Unsur Perbuatan Pidana Dalam Pasal 32
Ayat (1).................................................................................................29
5. Penggunaan Pasal 32 Ayat (1) UU ITE Pada Kasus Tindak Pidana
Skimming Dalam Putusan Nomor: 869/Pid.B/2017/Pn.Jkt.Sel........................30
1) Kronologi Perkara Berdasarkan Berkas Dakwaan................................30
2) Pembuktian Terhadap Perbuatan Skimming Terdakwa...................35
6. Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Nomor: 869/Pid.B/2017/Pn.Jkt.Sel. 42
7. Hakim Salah Dan Tidak Sesuai Dalam Menerapkan Hukum....................44
1) Dalam Pertimbangan Hakim..............................................................44
2) Dalam Menerapkan Hukum...............................................................50
BAB IV PENUTUP....................................................................................53
A. Kesimpulan.........................................................................................53
B. Saran..................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................57
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………………………………18
Tabel 3.4 Pengenaan Pasal Pada Tindak Pidana Skimming Dalam Putusan
Lainnya…………………………………………………………………………………………………….74
DAFTAR GAMBAR
vii
RINGKASAN
Maka rumusan permasalahan hukum yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini
adalah apakah unsur-unsur dalam pasal 32 ayat (1) UU ITE dapat digunakan dalam
tindak pidana skimming dan bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus
perkara dalam Putusan Nomor: 869/Pid.B/2017/Pn.Jkt.Sel. Untuk menjawab
permasalahan hukum tersebut, penelitian yuridis empiris ini menggunakan
pendekatan kasus dan pendekatan perundang-undangan.
Maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur di dalam pasal 32 ayat (1) UU ITE tidak
dapat digunakan dalam tindak pidana skimming. Karena unsur-unsur dalam pasal
tersebut tidak sesuai dengan perbuatan pidana yang dilakukan oleh Pelaku.
Pertimbangan Hakim dalam mengenakan pasal tersebut ialah keyakinan berdasarkan
keterangan terdakwa dan saksi-saksi yang diperiksa sebelumnya ditingkat
penyidikan, sedangkan dalam membuktikan unsur memindahkan memerlukan
keterangan korban pemilik kartu debit ATM untuk mengetahui kegunaan kartu debit
korban setelah mengalami skimming. Sehingga menurut penelitian penulis Hakim
salah dalam menerapkan hukum.
viii
SUMMARY
Difficulty in finding evidence related to the application of the elements inside the
articles to be imposed to the felon. In skimming crime, articles that are
commonly imposed include: article 30 section (1) ITE Law; article 30 section (3)
ITE Law; and article 362 penal code. The example is on Verdict Number:
1034/Pid.Sus/2020/Pn.Brt which from the level of examination to the decision,
the articles that are indicted and imposed are the articles as mentioned above.
The writers found a skimming crime decision that is impose on the elements
from articles 32 section (1) ITE Law to the felon. It's happen on Verdict Number:
869/Pid.B/2017/Pn.Jkt.Sel where are the legal facts on it's decision almost the
same with Verdict Number: 1034/Pid.Sus/2020/Pn.Brt above.
So the formulation of the legal problem that can be put forward in this study is
whether the elements in Article 32 paragraph (1) of the ITE Law can be used in
the crime of skimming and how the judge's considerations in deciding cases in
Decision Number: 869/Pid.B/2017/Pn .Jkt.Sel. To answer these legal problems,
this empirical juridical research uses a case approach and a legal approach.
So it can be said that there is no element in Article 32 paragraph (1) of the ITE
Law that cannot be used in a skimming crime. Because the elements in the
article are not following the criminal act committed by the perpetrator. The
judge's consideration in examining the article is belief based on the statements
and witnesses examined previously at the investigation level, while in proving it
does require the victim's statement, the owner of the ATM debit card, to find out
the use of the victim's debit card after skimming. So according to the author's
research, Judge is wrong in applying the law.
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Roeslan Saleh. 1981. Beberapa Asas-Asas Hukum Pidana dalam Perspektif.
Jakarta. Aksara Baru. Hal. 9.
2
Sudaryono dan Natangsa Surbakti. 2005. Buku Pegangan Kuliah Hukum Pidana.
Surakarta. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 2
1
2
Dalam pemberian sanksi atas suatu tindak pidana, kepatutan seseorang untuk
dapat dikenakan sanksi pidana harus melalui proses-proses hukum yang dikenal
sebagai Hukum Acara Pidana. Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan hukum
yang mengatur formil atau pelaksanaan proses pemidanaan itu sendiri. Secara
sederhana, implementasi penegakan hukum pidana diatur dalam Hukum Acara
Pidana.
3
Sudikno Mertokusumo. 2003. Mengenal Hukum.Yogyakarta; Liberty Yogyakarta. Hal.
40
3
dan beberapa tindak pidana cyberspace pun diatur hanya di dalam produk
hukum tersebut.
Era Digital telah mempengaruhi segala aspek di dalam kehidupan, salah satunya
di dalam dunia hukum pidana sendiri. Di dalam penyelidikan maupun penyidikan
suatu kasus tindak pidana dalam hal ini tindak pidana siber, dikenal metode baru
pembuktian digital yang disebut Digital Forensik. Forensik digital, yang juga
dikenal sebagai forensik komputer , adalah cabang ilmu forensik yang
berhubungan dengan bukti legal berupa data-data digital yang ditemukan di
komputer, ponsel pintar, dan seperangkat media penyimpanan digital lainnya.
Dalam suatu kasus kriminal, bukti legal dibutuhkan untuk membuktikan fakta,
mengonfirmasi alibi, dan melakukan penelusuran jejak kronologi. Terdapat lima
tahap penting dalam pengimplementasian forensik digital yang terdiri dari: (a)
pengidentifikasian; (b) pemeliharaan; (c) pemulihan; (d) analisis; dan (e)
penyajian. Kelima tahap ini harus dilakukan dengan kesepahaman yang sama
oleh setiap penyelidik maupun penyidik.
4) Semua pihak yang terlibat dalam pemeriksaan harus memastikan bahwa proses
tersebut sesuai dengan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku. 4
4
https://learninghub.id/4-prinsip-dasar-dalam-digital-forensic/ diakses pada tanggal 8
April 2021
5
Tahun Penelitian
2015
Tahun Penelitian
2018
B. Rumusan Masalah
1. Apakah unsur-unsur perbuatan pidana dalam Pasal 32 ayat (1) UU ITE
dapat diterapkan dalam tindak pidana skimming?
9
C. Tujuan Kegiatan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik bagi
dunia ilmu pengetahuan hukum terkhusus dalam pengembangan keilmuan
hukum kejahatan mayantara, pengembangan bahan ajar terkait UU ITE
serta pengembangan materi kuliah terhadap mata kuliah Kejahatan
Mayantara, Hukum Acara Pidana, dan Hukum Pidana dalam segi formil dan
materiil. Serta temuan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
evaluasi dan bahan kajian secara teoritis dalam penerapan pembuktian
suatu tindak pidana mayantara terkhusus yang dimuat dalam pasal 32 ayat
(1).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
civitas akademika sebagai bahan untuk merumuskan penelitian lebih
lanjut mengenai penerapan pembuktian suatu tindak pidana siber
terkhusus dalam pasal 32 ayat (1).
b. Bagi Aparatur Persidangan Pidana (Kejaksaan Republik Indonesia)
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman penerapan
pembuktian suatu tindak pidana mayantara terkhusus unsur-unsur di
dalam pasal 32 ayat (1).
c. Bagi Masyarakat Umum
10
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
b) Bahan Hukum Sekunder, meliputi: (i) buku; (ii) jurnal; (iii) makalah; (iv)
artikel; dan sebagainya.
5
Sitti Mawar, Metode Penemuan Hukum (Interpretasi Dan Kontruksi) Dalam
Rangka Harmonisasi Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016, hlm. 12.
12
Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan ketentuan yang ada pada Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Mayantara
2. Perkembangan Mayantara
3. Jurisdiksi Mayantara
7
Subekti, Kamus Hukum (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hlm.67
3
8
Danrivanto Budhijanto, Hukum Telekomunikasi, Penyiaran, dan Teknologi Informasi:
Regulasi dan Konvergensi (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 129
9
Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Mayantara: Perkembangan Kajian Cyber Crime
di Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006).
10
Danrivanto Budhijanto, op. cit., h. 131
4
4. Kekuatan Pembuktian
Seperti alat bukti keterangan saksi dan ahli, bahwa alat bukti surat
hanya disebut dalam satu pasal saja, yakni Pasal 187.
9
Jaksa Penuntut Umum kepada terdakwa memiliki dasar hukum yang kuat
atau tidak.
Dari bentuk yang ada, karakteristik bukti elektronik ini berbeda dengan
bukti fisik sebagaimana yang telah dijelaskan dalam KUHAP. Dalam hal ini
menyebutkan bahwa alat bukti menurut KUHAP benttuknya jelas seperti
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa,
tidak mudah untuk diubah, atau mudah dilihat dan didengar.
11
Council Of Europe, Convention on Cyber Crime (ETS No.185), Budapest, 23
November 2001
12
ISO 27037 merupakan pedoman dalam melakukan identifikasi, pengumpulan, akuisisi
dan preservasi bukti elektronik yang telah menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
11
13
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum
Teknologi Informasi (Bandung: PT Refika Aditama, 2005, hlm 10)
12
14
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ab0dcf7a8cc6/cegah-kasus-skimming--
ojk-minta-perbankan-tingkatkan-manajemen-resiko-/, diakses pada 1 Mei 2021 pukul 21.30
15
https://keuangan.kontan.co.id/news/kerugian-bank-mandiri-akibat-skimming-lebih-
besar-ketimbang-bri, diakses pada 1 Mei 2021 pukul 21.35.
13
Bahwa dalam unsur kedua di dalam pasal ini terdiri dari beberapa
sub unsur yang bersifat altertanif, sehingga apabila salah satu sub
unsur telah terpenuhi atau terbukti maka perbuatan terdakwa sudah
dapat dinyatakan telah terbukti. Dalam UU ITE tidak memberikan
makna atau arti atas frasa “tanpa hak” terdapat pakar yang
memberikan makna arti atas frasa “tanpa hak” atau “melawan hukum”
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Lamintang bahwa istilah “tanpa
14
4. Tanpa kewenangan;
Atas dasar itu, makna atau arti atas frasa “tanpa hak” dalam UU
ITE dapat dimaknai sebagai perbuatan yang bertentangan dengan
hukum obyektif, perbutan yang bertentangan dengan hak orang lain,
perbuatan yang dilakukan tanpa hak yang ada pada diri seseorang atau
perbuatan yang dilakukan tanpa kewenangan.
16
https://kbbi.web.id, diakses pada tanggal 13 Mei 2021.
15
17
R. Toto Sugiharto, Tips ATM Anti Bobol: Mengenal Modus-modus Kejahatan
Lewat ATM dan Tips Cerdik Menghindarinya, Media Pressindo, 2010.
16
1) Error Omission
2) Error Comission
18
ibid hlm. 126-127.
19
Razmy Humris, Memahami Motif & Mengantisipasi Penyalahgunaan
Wewenang, Gramedia Pustaka Utama 2015.
20
Adityah Pontoh, Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Tindak Pidana
Pembobolan Re-kening Nasabah Bank,VI Lex Privatum, 2018. dikutip dari K. Wantjik Saleh,
Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Ghalia Indonesia, 1971.
21
Razmy Humris. Loc.Cit
17
a) Pemalsuan Dokumen;
b) Pembukuan ganda;
g) Cyber Malware;27
h) Skimming.
22
Adityah Pontoh. Loc.Cit
23
Frilly Margaret Wurangian, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Korporasi
Perbankan Akibat Dari Tindak Pidana pembobolan bank’, IV Lex Crimen, 2015
dikutip dari Krisna Wijaya, Kejahatan Perbankan dalam Perbankan Nasional
Catatan Kolom Demi Kolom, cet. Kedua, Kompas Media Nusantara, 2002 (selanjutnya
disebut Krisna Wijaya I).
24
Krisna Wijaya I. Op.Cit.
Dengan Menggunakan Sarana Letter Of Credit/LC’, XXI, Jurnal Hukum UNSRAT, 2013.
26
Vyctoria, Bongkar Rahasia E-Banking Security dengan Teknik Hacking dan
Carding, CV Andi Offset, 2013.
Pembobolan Internet Banking Melalui metode Malware, Diponegoro Law Jurnal, 2016.
18
1. 3.1
Perole
han
2. 3.2
Perole
han
Mesin
ATM/Debet
Pelaku
Nasabah
4. Pembuatan
Kartu Palsu
5. Transaksi
Atas Nama
33
Peroleha
Dibuat berdasarkan beberpa n
sumber: Nasabah K. A.
Detective Loc.Cit.
Farner. Kart u R. Toto Sugiharto.
Loc.Cit. Uang Palsu
21
Pasal 30
“(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik.”
Pasal 46
“(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta
rupiah).”
34
Pasal 30 ayat (2) jo. Pasal 46 ayat (2) UU ITE
22
1. Sengaja;
Pasal 31
“(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain”
Pasal 47
1. Sengaja;
35
Pasal 31 ayat (1) jo. Pasal 47 UU ITE
23
Pasal 362
1. Barang siapa;
37
Lexy Fatharany Kurniawan, Penegakan Hukum Tindak Pidana Kartu Kredit,
Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga. 2006
38
Ibid.
25
c) Melakukan Transmisi
39
Ibid.
40
Ibid.
26
d) Merusak
e) Menghilangkan
f) Memindahkan
41
Ahmad Sofian, Eksaminasi Dakwaan Tafsir Terhadap Pasal 363 KUHP, Rubric Of
Faculty Member, Binus University, November 2016
27
yang lain dan file awal tersebut masih terdapat di folder awal
tanpa peralihan apapun.
g) Menyembunyikan
http://www.pnlhoksukon.go.id/content/artikel/page/2/20170417150853209334910258f4
42
Bahwa setelah kartu ATM palsu dari Bank CIMB Niaga yang
dibuat atau digandakan oleh terdakwa siap digunakan, selanjutnya
terdakwa Edison Hutagalung, S.T. menggunakan kartu ATM palsu
tersebut untuk bertransaksi di mesin ATM Bank CIMB Niaga dan
mesin ATM Bersama di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Depok,
Tangerang, Bekasi dan Bandung, diantaranya digunakan
bertransaksi:
a) Barang Bukti
b) Alat Bukti
44
Putusan Nomor 869/Pid.B/2017/PN.Jkt.Sel. hlm 2-3.
36
1. Keterangan Korban
Pasal 39
45
Yustisia, Tim Visi. KUHP & KUHAP. VisiMedia, 2016.
40
Pasal 43
46
Pasal 43 Ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008.
41
CIMB Niaga kartu ATM Bank CIMB Niaga dan ATM Bersama
siap digunakan, selanjutnya terdakwa menggunakan kartu ATM
tersebut untuk bertransaksi di mesin ATM Bank CIMB Niaga dan
mesin ATM Bersama di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat,
Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung (vide paragraf 1
halaman 22 Putusan Nomor: 869/Pid.B/2017/PN.Jkt.Sel);
Putusan Nomor: Pasal 363 KUHP yaitu “Menimbang, bahwa menurut SR.
67/Pid.B/2018/Pn Skh. mengambil suatu Sianturi perbuatan mengambil
barang yang seluruhnya adalah memindahkan penguasaan
atau Sebagian milik nyata terhadap suatu barang ke
orang lain, dengan dalam penguasaan nyata sendiri
maksud untuk dimiliki dari penguasaan nyata orang lain
secara melawan (vide halaman 22 Putusan
hukum. Nomor: 67/Pid.B/2018/Pn Skh);”.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Melalui kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis dapat
merumuskan beberapa saran sebagai kontribusi penulis terhadap
kemajuan penelitian dan upaya optimalisasi bagi pihak-pihak penegak
hukum sebagai berikut:
BUKU
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum
Teknologi Informasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2005
57
cet. Kedua, Kompas Media Nusantara, 2002 (selanjutnya disebut Krisna
Wijaya I).
ARTIKEL ONLINE
http://www.pnlhoksukon.go.id/content/artikel/page/2/201704171508532093349
10258f4781588e77.html#_ftn2 diakses pada tanggal 17 Mei 2021.
https://keuangan.kontan.co.id/news/kerugian-bank-mandiri-akibat-skimming-
lebih-besar-ketimbang-bri, diakses pada 1 Mei 2021 pukul 21.35.
58
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ab0dcf7a8cc6/cegah-kasus-
skimming--ojk-minta-perbankan-tingkatkan-manajemen-resiko-/, diakses
pada 1 Mei 2021 pukul 21.30
JURNAL
59
Soerjono, Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo,
1997
UNDANG-UNDANG
SUMBER LAINNYA
60