Modul Mesin-Mesin Listrik 2021
Modul Mesin-Mesin Listrik 2021
Modul Mesin-Mesin Listrik 2021
MESIN – MESIN
LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
NAMA :……………………………………………………
NIM :…………………………………………………….
2021
LABORATORIUM MESIN LISTRIK
KARTU PRAKTIKUM
MESIN – MESIN LISTRIK
NAMA :
NIM :
TANGGAL PRAKTIKUM :
KELOMPOK :
JURUSAN :
PROGRAM STUDI :
ASISTEN :
Tugas Test
No. Percobaan Laporan Jurnal Presentasi
Rumah Awal
Mahasiswa Asisten
(..........................................) (..........................................)
Daftar Isi
DC Motor........................................................................................................................... 1
Generator DC .................................................................................................................... 31
DC MOTOR
PERMANENT MAGNET DC – CONNECTION AND DIRECTION CONTROL
I. TUJUAN
III. TEORI
Motor ini memiliki kelebihan dari pada motor arus searah jenis lainnya seperti :
- Rugi tembaga rangkaian medan tidak ada, karena tidak memiliki rangkaian medan penguat
eksternal.
- Karena tidak ada kumparan medannya, maka ukuran motor ini lebih kecil dari pada motor
searah parallel.
Adapun kerugiannya :
- Tidak dapat menghasilkan kerapatan fluks seperti pada penguat medan parallel, sehingga kopel
induksi per Ampere arus jangkar lebih rendah daripada motor arus searah parallel yang sama
ukurannya.
- Selain itu akibatnya reaksi jangkar yang membuat demagnetisasi, dapat menyebabkan panas
berlebihan ketika terjadi kondisi beban berlebih.
Karena pemilihan materi sangat mempengaruhi keandalan mesin jenis ini, kerapatan fluks (B
sisa) harus sebesar-besarnya agar dapat dihasikan kopel induksi yang leih tinggi, begitu juga dengan
koersivitas dari intensitas pemagnetan (Hc) yang tinggi, sehingga proses demagnetisasi hanya akan
dimungkinkan kalau dipasaok arus yang sangat besar.
IV. REFERENSI
V. TUGAS RUMAH
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permanent magnet,serta gambarkan rangkaian ekivalen !
EM – 3330 – 1A
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah rangkaian
apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan
tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.
1. Tempatkan Permanent-Magnet DC pada Laboratorium Table dan kemudian instal modul yang
diperlukan pada Experimental Frame. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada
gambar 1-6-1 dan diagram hubungan pada gambar 1-6-2. Mintalah asisten untuk memeriksa
rangkaian tersebut.
6. Setelah melihat arah putar, perlahan-lahan putar knob V.adj untuk meningkatkan tegangan motor E
hingga nilai pengenal 31V, 62V, 93V, 124V Vdc.
6. Secara perlahan kembalikan kenop V.adj pada DC Power Supply Module pada min.position
7. Secara berurutan matikan DC Power Supply, Three-phase Power Supply, dan 3-P Current Limit
Protection Switch Module.
13. Secara perlahan kembalikan kenop V.adj pada DC Power Supply Module pada min.position.
14. Secara berurutan matikan DC Power Supply, Three-phase Power Supply, dan 3-P Current Limit
Protection Switch Module.
Tabel 3-1-1
Posisi FORWARD Posisi REVERSE
Tabel 3-1-2
V (V) 31V 62 V 93 V 124 V
N (RPM)
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Tegangan (V)
5. Apa yang terjadi apabila tegangan pada motor melebihi 180 Vdc dan kecepatan motor melebihi
2500 rpm? Jelaskan!
DC SERIES
TORQUE SPEED CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN: Meskipun Mesin Multifungsi dapat digunakan sebagai mesin seri, shunt, dan mesin
compound , ini lebih rendah daripada mesin individual yang memiliki karakteristik.
a. Karakteristik Ta/Ia
Kita telah mengetahui bahwa Ta ≈ ϕ Ia . Didalam kasus ini, dalam kumparan medan juga
mengalir arus jangkar Ia, sehingga dapat dinyatakan bahwa ≈ ϕ I dimana I = Ia = If, sehingga
persamaan Torsi diatas dapat ditulis sebagai berikut :
Ta ≈ Ia2
Pada beban yang ringan, Ia dan ϕ bernilai kecil. Tetapi Ta akan naik dengan cepat
sebanding dengan kuadrat arus, sehingga kurva Ta / Ia memiliki kurva seperti parabola. Torsi
jangkar memiliki karakteristik yang sama dengan seperti pada gambar dibawah ini :
Ketika kecepatan tinggi, torsi menjadi kecil. Ini sangat berhubungan dengan karakteristik N/Ia
seperti dilihat pada gambar dibawah ini :
IV. REFERENSI
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang anda ketahui tentang motor DC ?
5. Sebutkan kekurangan dan kelebihan dari motor DC seri, serta contoh penggunaan yang cocok
untuk motor DC seri !
1. Siapkan motor DC seri, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor DC seri dengan unit rem bubuk magnetik
menggunakan sebuah kopling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup Delta.
Pasang pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit
rem bubuk magnetik secara elektrik menggunakan kabel. Catatan: Motor seri tidak boleh
berjalan tanpa beban mekanik hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kecepatan motor
meningkat ke nilai yang sangat tinggi yang dapat merusak motor.
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian pada gambar 4-2-1 dan diagram koneksi pada diagram 4-1-2. Mintalah Asisten
memeriksa rangkaian yang telah Anda selesaikan. Catatan: Saklar termal motor seri dan unit
rem bubuk magnetik harus dihubungkan secara bersamaan.
3. Buatlah diri Anda terbiasa dengan pengoperasian pengontrol rem dengan merujuk kepada
pengoperasian manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem
bubuk magnetik, Anda harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem
hingga 0 kg-m dengan menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit
rem bubuk magnetik dalam kondisi menyala.
4. Hidupkan modul catu daya DC, setel tombol V.adj ke posisi minimum.
5. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3 -P Current
Limit Protection Switch, Three-phase Power Supply dan DC Power Supply Module. Tekan
tombol start DC Power Supply Module.
6. Memanipulasi pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi
konstan dan mengatur torsi keluaran T ke 0,05 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara
normal, reboot dengan menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang
berat, segera tekan mati tombol merah darurat pada modul catu daya tiga fasa dan akhiri latihan
ini.
7. Pada modul catu daya DC, perlahan-lahan putar knob V.adj untuk meningkatkan tegangan
motor E hingga nilai pengenal 220 Vdc. Catatan: Kecepetan motor (diperoleh dari
pengontrol rem) tidak boleh melebihi 2,800 rpm.
8. Catat kecepatan motor N (diperoleh dari pengontrol rem), arus motor I (diperoleh dari
meter DCA digital), dan tegangan motor E (diperoleh dari meter DCV digital) pada tabel
12-2-1.
9. Perlahan-lahan kembalikan kenop V.adj pada modul catu daya DC ke posisi minimum.
10. Memanipulasi pengontrol rem untuk melepaskan pengereman. Maksudnya,
lepaskan pengereman dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol
rem
11. Ulangi langkah percobaan 6 sampai 10 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 4-2-1.
Catatan : Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 1.65 A x 1.3 =
2.145A.
14. Dengan mengunakan Tabel 4-2-1, plot kurva I vs T pada Grafik Fig. 11-2-3.
E(V)
I(A)
N(rpm)
2500
2000
1500
N (rpm)
1000
500
T (Kg-m)
2.5
1.5
I (A)
0.5
T (Kg-m)
1. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik N vs T pada fig. 4-2-3 dan jelaskan
hubungan antara kecepatan terhadap torsi pada motor DC tersebut.
2. Dari data pengamatan yang telah didapat buatlah grafik I vs T pada fig. 4-2-4 dan jelaskan
hubungan antara arus terhadap torsi pada motor DC tersebut.
3. Mengapa pada motor DC seri kecepatan motornya sangat tinggi ketika tidak dihubungkan pada
beban?
5. Dari kurva karakteristik yang didapat sebutkan kekurangan dan kelebihan motor DC seri! Dan
jelaskan penggunaan yang cocok untuk motor DC seri!
SHUNT DC
SPEED CONTROL
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN : Meskipun Mesin Multifungsi dapat digunakan sebagai mesin seri, shunt,
dan mesin compound , ini lebih rendah dari pada mesin individual yang memiliki
karakteristik
III. TEORI
Motor dc masih banyak digunakan di lingkungan industri terutama sebagai penggerak utama
mesin-mesin produksi. Jika beban yang diterapkan pada motor dc bertambah maka kecepatannya akan
turun, sehingga motor tersebut harus diatur agar kecepatannya konstan. Pengaturan motor dc dapat
dilakukan melalui tiga cara yaitu pengaturan arus medan, pengaturan tahanan jangkar dan pengaturan
tegangan masukan.
Motor dc shunt kontrol putaran motor diperoleh dengan memperlemah shunt-arus medan dari
motor dc untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi torsi output untuk angker yang diberikan
saat ini. Karena rating dari motor dc ditentukan oleh pemanasan, arus armature maksimum yang
diijinkan adalah sekitar konstan selama rentang kecepatan. Ini berarti bahwa pada saat ini dinilai, torsi
keluaran motor dc ini berbanding terbalik dengan kecepatan, dan motor dc memiliki konstan tenaga
kuda kemampuan selama rentang kecepatan. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A).
IV. REFERENSI
Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 1, Pebruari 2016, Yusmartato, Perancangan Alat
Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt Menggunakan Rangkaian DC Chopper Berbasis Komputer.
Imam M, Agus. 2011. Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt Dengan Mikrokontroler MH68HC11.
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis motor DC?
2. Gambarkan rangkaian Ekuivalen dari motor DC SHUNT?
3. Suatu mesin arus searah shunt 220 volt mempunyai resistans jangkar sebesar 0,5 ohm. Jika
pada waktu beban penuh arus jangkar sebesar 20 Ampere hitung EMF (GGL) jangkar jika
mesin bekeria sebagai :
a. Generator.
b. Motor.
4. Bagaimanakah cara mengontrol kecepatan pada motor DC SHUNT?
5. Sebutkan pengaplikasian motor SHUNT DC dalam kehidupan sehari-hari?
1. Tempatkan DC Shunt wound machine, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller
pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik DC Shunt Wound Machine dengan Magnetic
Powder Brake Unit menggunakan coupling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan
sekrup delta. Pasang coupling guard dan Shaft End Guard. Sambungkan Brake Controller
secara elektrik ke Magnetic Powder Brak Unit menggunakan kabel yang disediakan.
SELESAIKAN LATIHAN LABORATORIUM INI SECEPAT MUNGKIN
MENGHINDARI KENAIKAN SUHU DALAM KONDISI BERBEBAN.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkui sesuai circuit
diagram pada Fig. 5-3-1 dan Connection Diagram pada fig. 5-3-2. Mintalah Instruktur untuk
mengecek sirkuit tersebut. Catatan: Saklar Thermal DC Shunt Wound Machine dan Magnetic
Powder Brake Unit harus dihubung bersama.
Buat diri Anda akrab dengan pengoperasian pengontrol rem dengan mengacu pada
manual operasi EM-3320
Sebelum menggunakan Brake Controller dan Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus terlebih
dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan menyesuaikan knob
adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake Unit dengan power ON.
3. Pada DC power Supply Module, atur knob V.adj ke posisi minimal. Pada DC Motor Field ,
atur posisi knob 0Ω
4. Hidupkan secara berurutan Brake Controller,Magnetic Powder Brake Unit,3-P Current Limit
Protection Switch,Three-phase Power Supply dan DC Power Supply Modules.
5. Tekan tombol START pada DC Power Supply Module.
6. Putar perlahan knob V.adj pada DC Power Supply Module untuk meningkatkan tegangan pada
motor hingga mencapai 220 Vdc
7. Buatlah pengaturan Brake Controller untuk dioperasikan ke Mode/Closed Loop/Constant
Torque mode dan atur torsi output ke 0.1 Kg-m. Jika pengontrol tidak bisa dioperasikan secara
normal,hidupkan ulang dengan dengan menekan tombol RESET. Jika rotor terkunci oleh
pengereman torsi yang besar,lepaskan pengereman dengan menekan ESC atau tombol BACK.
8. Catat arus motor I (diperoleh dari meter DCA meter digital), Arus Medan If (diperoleh dari
meter DCA meter digital),Tegangan motor E (diperoleh dari meter DCV meter digital),
kecepatan motor N (diperoleh dari Brake Controller) pada tabel 5-3-1.
Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilainya, 1.65A x 1.3 = 2.145A
I (A)
If (A)
E (V) 220 220 220 220 220 220 220 220 220 220 220
N (rpm)
Fig. 5-3-3 N vs R
Fig. 5-3-4 If vs R
GENERATOR DC
DC SHUNT GENERATOR LOAD CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN: Meskipun Multifunction Machine dapat digunakan sebagai series, shunt, dan
compound wound machine, tetapi mutunya lebih rendah dari individual machine dalam
karakteristik.
III. TEORI
Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir sama dengan
komponen mesin – mesin listrik lainnya. Secara garis besar generator arus searahadalah alat
konversi energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik arus searah. Energi mekanik di
pergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Berdasarkan
hukum Faraday, maka pada kawat penghantar akan timbul ggl induksi yang besarnya sebanding
dengan laju perubahan fluksi yang dilingkupi oleh kawat penghantar. Bila kumparan kawat
tersebut merupakan rangkaian tertutup, maka akan timbul arus induksi. Yang membedakannya
dengan generator lain yaitu terletak pada komponen penyearah yang terdapat didalamnya yang
disebut dengan komutator dan sikat.
Prinsip kerja generator DC berdasarkan pada kaidah tangan kanan. Sepasang medan
magnet permanen utara-selatan menghasilkan garis medan magnet ∅, kawat penghantar di atas
telapak tangan kanan ditembus garis medan magnet ∅. Jika kawat digerakkan ke arah ibu jari,
maka dalam kawat dihasilkan arus listrik yang searah dengan keempat arah ibu jari tangan.
Gambar 4-3-1
Berdasarkan Hukum Imbas dari FARADAY yakni apabila lilitan penghantar atau
konduktor diputar memotong garis-garis gaya medan magnit yang diam, atau lilitan penghantar
diam dipotong oleh garis-garis gaya medan magnet yang beqputar; maka pada penghantar
tersebut timbul EMF (Elektro Motoris Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau Tegangan
Induksi.
EMF yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak-balik, tegangan
bolak-balik tersebut kemudian disearahkan oleh komutator. Tegangan searah tersebut oleh sikat
dikumpulkan kemudian diberikan ke terminal generator untuk di transfer ke beban. Arus yang
mengalir pada penghantar jangkar kanena beban tersebut akan membangkitkan medan yang
melawan, atau mengurangi medan utama yang dihasilkan oleh kutub sehingga tegangan terminal
turun, hal ini disebut reaksi jangkar.
persamaan yang menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, daya dan resistans sebagai
berikut:
Eg = Vt + Ia . Ra + ∆ v si (1-1)
Vf = If (Rf + R) (1-2)
𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Ia = I = (1-3)
𝑉𝑡
Dengan,
Eg = Tegangan yang dibangkitkan oleh jangkar dalam volt
Vt = Tegangan terminal dalam volt
Ia = Arus jangkar dalam ampere
I = Arus beban dalam ampere
Vf = Tegangan sumber arus searah untuk penguatan dalam volt
Rf = Resistansi kumparan medan dalam ohm
Ra = Resistansi kumparan jangkar dalam ohm
If = Arus medan dalam Ampere
R = Resistansi pengatur arus masuk kumparan medan dalam ohm
∆ v si = Rugi tegangan pada sikat
IV. REFERENSI
Ir. Hamzah Berahim, 1996, Pengantar Teknik Tenaga Listrik
Moh. Dahlan, ST. MT., 2018, Buku Ajar Mesin-Mesin Listrik
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan Jenis-jenis klarifikasi generator arus searah berdasarkan cara kerja pasokan fluks
medan nya?!
2. Gambarkan rangkaian ekivalen generator arus searah penguat terpisah, generator arus searah
paralel, generator arus searah seri !
3. Dapatkah motor DC digunakan sebagai generator DC, jelaskan !
4. Jelaskan macam macam belitan jangkar pada mesin DC !
5. Jelaskan Perbedaan antara generator DC dengan generator Sinkron!
Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika
terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.
7. Pada DC Generator Field Regulator, putar knob Ω dan atur arus field 𝐼𝑓 ke 0,1 A. Pada DC
Generator Load Resistor, putar knob Ω dan atur arus armature 𝐼𝑎 ke 0,3A. Catat arus armature
, arus field 𝐼𝑓, dan tegangan output generator 𝐸𝑜 pada table 8-2-1. Hitung arus output generator
𝐼𝑓(A) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
𝐼𝑎(A) 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2
𝐸𝑜(V)
𝐼𝑜(A)
𝑃𝑜(W)